FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA AKTIVITAS MANUAL HANDLING OLEH KARYAWAN MAIL PROCESSING CENTER MAKASSAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Gambaran risiko..., Tati Ariani, FKM UI, 2009

GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

Riana Gustarida Jamal 1 Hendra 2. Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja

sesuatu dari satu tempat ke tempat lainnya. Pentingnya transportasi terlihat pada

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2020 mendatang, di mana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan persyaratan yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN UMUR DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN SAMUDERA BITUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

HUBUNGAN INTENSITAS GETARAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TENAGA KERJA UNIT PRODUKSI PAVING BLOCK CV. SUMBER GALIAN MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI

Kata kunci : Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal Disorder

BAB 1 PENDAHULUAN. mendukung satu sama lain dari tiap-tiap bagian yang ada di dalamnya. Sistem

As'Adi, et al, Hubungan Antara Karakteristik Individu dan Manual Material Handling dengan Keluhan...

FAKTOR RISIKO KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BERAS DI PT BUYUNG POETRA PANGAN PEGAYUT OGAN ILIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

BAB I PENDAHULUAN. harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan ilmu dan

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja pada industri

Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDS) Pada Aktivitas Manual Handling Pekerja Jasa Pengiriman Barang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembuluh darah dimana keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian

Kata kunci: Status Gizi, Umur, Beban Kerja Fisik, Keluhan Muskuloskeletal.

HUBUNGAN POSTUR KERJA TIDAK ERGONOMIS DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN MUSCOLOSKELETAL DISORDERS

HUBUNGAN POSISI KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA UNIT PENGELASAN PT. X BEKASI

Disusun Oleh : FREDYLA J PROGRAM FAKULTAS

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA POSISI KERJA DENGAN KELUHAN MUKULOSKELETAL PADA EKSTREMITAS BAWAH TENAGA KERJA MATAHARI MEGA MALL DI MANADO

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANNGUANMUSKULOSKELETAL PADA CLEANING SERVICE

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN OTOT SENDI PADA OPERATOR KOMPUTER BAGIAN KEUANGAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

PENILAIAN POSTUR OPERATOR DAN PERBAIKAN SISTEM KERJA DENGAN METODE RULA DAN REBA (STUDI KASUS)

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

HUBUNGAN TEKNIK ANGKAT BEBAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DI INDUSTRI PAVING BLOK DESA MEKARWANGI KECAMATAN CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA 2014

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PENGEPAKAN DI PT. DJITOE INDONESIA TOBAKO

ANALISIS POSTUR KERJA PADA MEKANIK BENGKEL SEPEDA MOTOR HIDROLIK X DAN NON-HIDROLIK Y KOTA SEMARANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tipe masalah ergonomi yang sering dijumpai ditempat kerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

BAB I PENDAHULUAN. permanen dalam bekerja. Pada tahun 2010 World Health Organization

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat

Hubungan Tingkat Risiko Ergonomi Dan Masa Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja Pemecah Batu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

PERBANDINGAN PENILAIAN RISIKO ERGONOMI DENGAN METODE REBA DAN QEC (Studi Kasus Pada Kuli Angkut Terigu)

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN MASA KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

ABSTRACT. Key words : age, length of employment, vibration, musculoskeletal complaints ABSTRAK

BAB V PEMBAHASAN. yang cukup kuat untuk menyebabkan peningkatan resiko keluhan low back

GAMBARAN BEBAN KERJA BERDASARKAN DENYUT JANTUNG PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) PELABUHAN SAMUDERA BITUNG.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari jenis produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan,

Perbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014)

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Bekerja sebagai tenaga kesehatan merupakan suatu profesi yang

MUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kesehatan kerja, yang merupakan perlindungan tenaga kerja terhadap

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Nur Ngaeni NIM :

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN INDEKS KESEGARAN KARDIOVASKULER PEGAWAI PEMADAM KEBAKARAN KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manual yang memerlukan tuntutan dan tekanan secara fisik yang berat. Aktivitas

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

HUBUNGAN SIKAP KERJA DINAMIS DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PERAWAT BAGIAN BANGSAL KELAS III DI RSUD DR. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia masih didominan dengan penggunaan tenaga

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. manual (Manual Material Handling/MMH). Kelebihan MMH bila

BAB I PENDAHULUAN. PT. Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. Health Association) adalah beberapa kondisi atau gangguan abnormal

BAB I PENDAHULUAN. penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling sering

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR

IDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

terjadi karena kerja berlebihan (ougkverexertion) atau gerakan yang berulang

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pekerjaannya adalah keluhan musculoskeletal disorders(msds).

ANALISIS FAKTOR RISIKO GANGGUAN MUSKULOSKELETAL PADA PENGAYUH BECAK (STUDI KASUS DI PASAR PAGI KABUPATEN PEMALANG)

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI

Transkripsi:

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA AKTIVITAS MANUAL HANDLING OLEH KARYAWAN MAIL PROCESSING CENTER MAKASSAR FACTORS ASSOCIATED WITH THE EVENT MUSCULOSKELETAL DISORDERS MANUAL HANDLING ACTIVITIES OF EMPLOYEES BY MAIL PROCESSING CENTER MAKASSAR Januar Ariyanto 1, Masyitha Muis 2, Yahya Thamrin 2 1 Alumni K3, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UNHAS, Makassar 2 Bagian K3, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UNHAS, Makasssar (petjodz@yahoo.com/087837981255) ABSTRAK Salah satu yang perlu diperhatikan dari ilmu ergonomi adalah manual material handling. Meskipun proses industri telah maju pada saat ini namun, kebutuhan untuk menggunakan tenaga manusia masih dibutuhkan. Salah satunya yaitu pekerjaan mengangkat dan membawa beban secara manual. Aktivitas tersebut masuk kedalam aktivitas matterial manual handling (MMH) atau manual handling yang sering dilakukan. Apabila aktivitas tersebut dilakukan dengan cara yang salah atau melebihi kapasitas pengangkatnya akan menimbulkan ketidaknyamanan dan cedera mulai yang ringan hingga yang cukup parah seperti cacat permanen. Penelitian ini menggunakan rancangan Cross Sectional Studi yang bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian musculoskeletal disorders pada aktivitas manual handling seperti umur, posisi tubuh saat bekerja, kebiasaan merokok, kebiasaan berolahraga, masa kerja, lama kerja dan berat barang pada karyawan Mail Processing Center Makassar. Pengukuran keluhan MSDs menggunakan Nordic Body Map (NBM) dan postur tubuh menggunakan Rapid Entire Body Assessment (REBA). Berdasarkan hasil uji statistik, hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara umur (p=0.009) dan masa kerja (p=0.012) terhadapa kejadian MSDs pada aktivitas manual handling oleh karyawan Mail Processing Center. Sedangkan untuk posisi tubuh saat bekerja, kebiasaan merokok, kebiasaan berolahraga, lama kerja dan berat barang tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian MSDs. Saran untuk pihak Mail Processing Center sebaiknya membuat Standart Operational Procedure (SOP), memperhatikan karyawan yang bekerja pada shift malam dengan memberikan makanan tambahan untuk menjaga status gizi dan agar menambah jumlah shift per harinya. Kata Kunci : Musculoskeletal Disorders, MSDs, REBA, Manual Handling. ABSTRACT One thing to note from the science of ergonomics is a manual material handling or handling loads manually. Although the industry has advanced at this time however, the need to use human labour is still needed. One was the work of lifting and carrying loads manually. These activities into the material manual handling activities (MMH) or manual handling is often done. If the activity is done the wrong way or exceeds the capacity of the lifter will cause discomfort and injury from mild to quite severe permanent disability. This study uses a cross sectional study design that aims to identify factors associated with the incidence of musculoskeletal disorders in manual handling activities, such as age, body position at work, smoking habits, exercise habits, employment, working long and hard goods at the Mail Processing Centre employee Makassar. MSDs complaints measurements using the Nordic Body Map (NBM) and posture using the Rapid Entire Body Assessment (REBA). Based on the results of statistical tests, the results showed that there is a relationship between age (p = 0009) and years (p = 0012) the incidence of MSDs to manual handling activities by employees of Mail Processing Centre. As for the body position at work, smoking habits, exercise habits, work long and hard goods do not have a significant association with the incidence of MSDs. Advice to the Mail Processing Centre should make a Standart Operational Procedure (SOP), pay attention to employees working on night shift to provide additional food to maintain nutritional status and to increase the number of shifts per day. Keywords: Musculoskeletal Disorders, MSDs, REBA, Manual Handling. 1

PENDAHULUAN Kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Oleh karena itu kesehatan dan keselamatan kerja pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan. Salah satu akibat yang ditimbulkan dari manual handling adalah MSDs yang diantaranya menyebabkan kerusakan otot, tendon, ligamen, saraf, dan pembuluh darah. Efek jangka panjang MSDs dapat menyebabkan sakit menahun, cacat, perawatan medis, dan kerugian keuangan bagi mereka yang menderita stres karena mengalami MSDs (Tarwaka, dkk. 2004). Dari penelitian yang dilakukan oleh Juntura, dkk (1996) di Scandinavia dengan menggunakan kuesioner yang dibagiakan pada 2756 pekerja di departemen kehutanan setempat menunjukan persepsi nyeri pada otot skeletal akibat pekerjaan yang bersifat heterogen bias terhadap beban kerja. Di Amerika Serikat, terjadi sekitar 6 juta kasus pertahun atau rata-rata 300-400 kasus per 100 ribu pekerja. MSDs ini juga menimpa 22% pekerja pemakai komputer. Masalah ini mengakiatkan pekerja harus istirahat dirumah (lost day) selama rata-rata 20 hari, dengan variasi mulai dari cacat ringan hingga cacat permanen. (Tim Ergoinstitute, 2008). Menurut laporan dari International Labour Office (ILO), 2009 kasus kejadian MSDs merupakan salah satu kegagalan dari penerapan ergonomi di tempat kerja. Di beberapa negara, 40 persen dari biaya kompensasi pekerja dan 1,6 persen dari National Gross Domestic Product (GDP) merupakan kompensasi biaya yang berkaitan dengan MSDs. Penelitian yang dilakukan oleh Octarisya tahun 2009 pada pekerja jasa pengiriman barang terdapat enam jenis aktivitas manual handling yang berisiko tinggi pada tangan dan pergelangan tangan, bahu kiri dan kanan, leher serta punggung. Keluhan MSDs terbanyak yang dirasakan oleh 27 pekerja adalah leher, punggung dan kaki yang dirasakan lebih dari 60% pekerja. Pekerja yang lebih dari 15 tahun mempunyai keluhan pada tangan dan pergelangan tangan baik kiri maupun kanan sebesar 33,3%, pada siku kiri dan kanan sebesar 33,3%, pada bahu baik kiri dan kanan sebesar 66,7%. Hasil penelitian pada pekerja panen kelapa sawit oleh Raharja tahun 2009 menunjukan bahwa pekerjaan pemanenan kelapa sawit dan pemuatannya ke atas truk memiliki risiko yang tinggi dan memerlukan tindakan perbaikan segera. Keluhan MSDs dialami pada bagian leher dan punggung bawah dengan responden berjumlah 98. Penelitian yang dilakukan Ariani, 2009 pada pekerja porter menunjukan bahwa dari 100% respondennya 91% memiliki kebiasaan merokok. Hal tersebut berbanding terbalik dengan 2

kebiasaan berolahraga, yang mana kebiasaan merokok ini dapat meningkatkan keluhan musculoskeletal disorders. Mail Processing Center merupakan salah satu anak dari PT. Pos Indonesia yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa pengangkutan barang dan persuratan baik domestik maupun internasional yang mempunyai banyak aktivitas manual handling. Oleh karena itu maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui tingkat risiko musculoskeletal disorders (MSDs) pada aktivitas manual handling oleh karyawan Mail Processing Center Makassar tahun 2012. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan di mail processing center makassar. Waktu pengumpulan data dilakukan sejak tanggal 28 mei sampai 15 juni 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan mail processing center. Adapun responden dipilih dengan cara purposive sampling yakni petugas bagian distribusi mail processing center sebanyak 37orang. Penelitian ini menggunakan cross sectional study (Notoatmodjo, 2012). Data primer diperoleh melalui wawancara langsung menggunakan kuesioner dan pengukuran nilai risiko postur tubuh menggunakan Rapid Entire Body assessment (REBA). Pengelolaan data menggunakan sistem komputerisasi melalui SPSS. Analisis data kuantitatif terdiri atas analisis univariat dan tabulasi silang. HASIL Tabel 1 menunjukan disteribusi responden berdasarkan kategori umur paling banyak berada pada kategori 44-47 tahun yaitu sebanyak 9 orang (24.3%). Adapun berdasarkan tingkat pendidikan, lebih banyak responden dengan tingkat pendidikan SMA yaitu 31 orang (83.8%). Analisis Univariat Hasil penelitian mengenai kejadian musculoskeletal disorders padaaktivitas manual handling oleh karyawan mail processing center makassar menunjukan lebih banyak karyawan dengan kategori umur tua ( 30 Tahun) yaitu 30 orang (81.1%) dibandingkan dengan responden dengan kategori umur muda (20 29 tahun) yaitu sebanyak 7 orang (18.9%). Untuk karyawan dengan kategori posisi tubuh saat bekerja lebih banyak yang tidak ergonomis (REBA skor 4 sampai <11) yaitu jumlahnya 32 orang (86.5%). Sedangkan jumlah karyawan dengan posisi tubuh saat bekerja ergonomis (REBA skor 1 sampai 3) 5 orang 3

(13.5%). Adapun responden dengan kategori kebiasaan merokok atau mantan perokok dengan jumlah 35 orang (94.6%), sedangkan jumlah karyawan yang tidak memiliki kebiasaan merokok yaitu 2 orang (5.4%). Responden dengan kategori kebiasaan berolahraga lebih banyak yaitu 26 orang (70.3%) dibandingkan dengan karyawan yang tidak memiliki kebiasaan berolahraga sebanyak 11 orang (29.7%). Pada kategori masa kerja menunjukan bahwa karyawan yang bekerja < 5 tahun lebih banyak yaitu 27orang (73%) dibandingkan dengan pekerja yang bekerja 5 tahun yaitu 10 orang (27%). Sedangkan pada kategori lama kerja menunjukan karyawan yang memiliki lama kerja lebih dari 4 jam lebih banyak yaitu 32 orang (86.59%) dibandingkan dengan karyawan yang memiliki lama kerja kurang dari 4 jam yaitu 5 orang (13.5%). Adapun responden dengan kategori berat barang menunjukan bahwa jumlah karyawan yang mengangkat barang >18kg (berat) lebih banyak yaitu 32 orang (86.5%) dibandingkan dengan karyawan kategori tidak berat ( 18 kg) yaitu 5 orang (13.5%). Jumlah yang tidak memenuhi syarat berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No.: PER. 01/Men/1978 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Penebangan dan Pengangkutan Kayu lebih besar daripada yang memenuhi syarat. Analisis Bivariat Hasil penelitian mengenai kejadian musculoskeletal disorders pada aktivitas manual handling oleh karyawan mail processing center makassar dengan responden sebanyak 37 orang, terdapat 30 orang dengan kategori umur tua dan 7 orang dengan kategori umur muda. Dari kedua kategori umur tersebut responden yang mengalami kejadian musculoskeletal disorders paling tinggi dialami oleh responden dengan kategori umur tua yakni 25 orang (83.3%) sedangkan responden yang tidak mengalami kejadian musculoskeletal disorders paling tinggi terdapat pada responden dengan kategori umur muda yakni 5 orang (71.4%). Adapun dengan kategori posisi tubuh saat bekerja dengan jumlah responden sebanyak 37 orang, terdapat 5 orang dengan posisi tubuh saat bekerja ergonomi (skor REBA 1 sampai 3) dan posisi tubuh tidak ergonomi (skor REBA 4 sampai >11) sebanyak 32 orang. Responden yang mengalami kejadian musculoskeletal disorders tertinggi yaitu responden dengan posisi tubuh saat bekerja tidak ergonomi sebanyak 24 orang (75%) dan yang tidak mengalami kejadian musculoskeletal disorders tertinggi yaitu responden dengan posisi tubuh saat bekerja tidak ergonomi sebanyak 8 orang (25%). Dari tabel 3 menunjukan bahwa kategori kebiasaan merokok dengan jumlah responden sebanyak 37orang, terdapat 35 orang memiliki kebiasaan merokok atau mantan 4

peerokok dan yang tidak memiliki kebiasaan merokok sebanyak 2 orang. Responden yang mengalami kejadian musculoskeletal disorders tertinggi yakni responden dengan kategori kebiasaan merokok perokok atau mantan perokok sebanyak 26 orang (74.3%) dan yang tidak mengalami kejadian musculoskeletal disorders terjadi pada responden dengan kategori perokok atau mantan peokok sebanyak 9 orang (25.7%). Kemudian pada kategori kebiasaan berolahraga terdapat 11 orang yang memiliki kebiasaan olahraga pada waktu luangnya dan sebanyak 26 orang lainnya memilih untuk beristirahat atau tidak berolahraga. Responden yang mengalami kajadian musculoskeletal disorders tertinggi yaitu terdapat pada responden dengan kategori kebiasaan berolahraga yang tidak berolahraga yakni sebanyak 19 orang (73.1%) dan responden yang tidak mengalami kejadian musculoskeletal disorders tertinggi terdapat pada responden dengan kategori kebiasaan berolahraga yang tidak berolahraga yaitu 7 orang (26.9%). Pada kategori masa kerja terdapat 10 respondengan kategori masa kerja lama ( 5 tahun) dan 27 orang dengan kategori masa kerja tidak lama (<5tahun). Responden yang mengalami kejadian musculoskeletal disorders tertinggi terdapat pada responden dengan kategori masa kerja tidak lama yakni sebanyak 23 orang (85.2%) sedangkan responden yang tidak mengalami kejadian musculoskeletal disorders tertinggi terdapat pada responden dengan kategori masa kerja lama sebanyak 6 orang (60%). Tabel 3 menunjukan kategori lama kerja dengan jumlah responden sebanyak 37orang, terdapat 32orang dengan lama kerja <4jam bekerja dengan manual handling dan yang lama kerjanya >4 jam bekerja dengan manual handling yaitu 5 orang. Responden yang mengalami kejadian musculoskeletal disorders tertinggi terdapat pada kategori lama kerja >4 jam yakni 25 orang (78.1%) sedangkan responden yang tidak mengalami kejadian musculoskeletal disorders tertinggi terdapat pada kategori lama kerja <4 jam yaitu 3 orang (60%). Adapun pada kategori berat barang terdapat 32 orang dengan kategori berat barang berat (>18 kg) dan sebanyak 5 orang dengan kategori berat barang tidak berat ( 18 kg). Responden yang mengalami kejadian musculoskeletal disorders tertinggi terdapat pada responden dengan kategori berat barang berat yakni 24 orang (75%) dan responden yang tidak mengalami kejadian musculoskeletal disorders paling tinggi terdapat pada responden dengan kategori berat barang berat 8 orang (25%). 5

PEMBAHASAN Kejadian Musculoskeletal disorders Pada Aktivitas Manual Handling Oleh Karyawan Mail Processing Center Makassar Berdasarkan Umur Berdasarkan hasil distribusi responden menurut umur dengan dua kategori yaitu kategori tua ( 30 tahun) dan kategori muda (20 sampai 29 tahun), sebagian besar karyawan Mail Processing Center Makassar yang menjadi responden dalam penelitian ini berada pada kategori umur tua atau sebanyak 30 orang (81.1%), dan sebagian lainnya dari 37 responden berada pada kategori umur muda yaitu 7 orang (18.9%). Untuk hasil penelitian mengenai tabulasi umur dengan kejadian musculoskeletal disorders pada aktivitas manual handling, responden yang mengalami kejadian musculoskeletal disorders lebih dominan pada responden dengan kategori umur tua yakni sebanyak 25 orang (83.3%). Dari hasil uji statistik yang dilakukan menggunakan Fisher s Exact Test diperoleh (nilai p = 0.009), karena nilai p < 0.05 maka terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian musculoskeletal disorders pada aktivitas manual handling. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian tentang musculoskeletal disorders yang dilakukan oleh Sakke (2008), bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian musculoskeletal disoreders pada karyawan PT. Panca Usaha Palopo Plywood. Adanya hubungan antara umur dengan kejadian musculoskeletal disorders pada penelitian ini sejalan dengan apa yang telah didapatkan Betti e, et al, 1989 dalam Tarwaka 2004 dalam penelitiannya yang menunjukan bahwa umur diatas 30 tahun mengalamipenurunan kekuatan otot statis sehingga risiko terjadinya musculoskeletal disorders lebih besar. Kejadian Musculoskeletal disorders Pada Aktivitas Manual Handling Oleh Karyawan Mail Processing Center Makassar Berdasarkan Posisi Tubuh Saat Bekerja Berdasarkan hasil distribusi responden menurut posisi tubuh saat bekerja dengan dua kategori tidak ergonomis (skor REBA 4 - <11) dan ergonomis (skor REBA 1 3) sebagian besar karyawan Mail Processing Center yang menjadi responden dalam penelitian ini berada pada kategori posisi tubuh saat bekerja tidak ergonomis atau sebanyak 32 orang (86.5%), dan sisanya bekerja dengan posisi tubuh yang ergonomis. Hasil mengenai tabulasi posisi tubuh saat bekerja dengan kejadian musculoskeletal disorders pada aktivitas manual handling pada penelitian ini menunjukan bahwa responden dengan kategori posisi tubuh saat bekerja yang tidak ergonomis lebih dominan mengalami kejadian musculoskeletal disorders yakni sebanyak 24 orang (75%). Hasil uji statistik yang dilakukan menggunakan Fisher s Exact Test diperoleh (nilai p = 0.597 ), karena nilai p > 6

0.05 maka tidak terdapat hubungan yang bermakna antara posisi tubuh saat bekerja dengan kejadian musculoskeletal disorders pada aktivitas manual handling. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri L, 2011 bahwa ada hubungan yang bermakna antara posisi tubuh saat bekerja dengan kejadian musculoskeletal disorders. Adanya hubungan antara posisi tubuh saat pekerja pada penelitian yang dilakukan oleh Sri L karena objek kerja yang dihadapi oleh responden dalam penelitiannya adalah pasien pada salah satu rumah sakit, sehingga dimungkinkan terdapat hubungan karena faktor stres kerja yang ada lebih tinggi. Penelitian yang sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Kusrini, 2005 yang menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara posisi tubuh saat bekerja dengan kejadian musculoskeletal disorders pada petugas cleaning service. Dalam penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna mungkin dikarenakan faktor lingkungan kerja yang terhindar dari terik matahari dan dimungkinkan karena karyawan yang tidak memiliki kegiatan olahraga rutin melakukan peregangan otot dengan melakukan aktivitas kerjanya ini. Menurut Pheasant, 1991 dalam Octaristya yang menyebutkan bahwa postur tubuh yang baik dalam bekerja adalah postur yang mengandung tenaga otot statis paling minimum, atau secara umum dapat dikatakan bahwa variasi dari postur saat bekerja lebih baik dibandingkan dengan satu postur saja saat bekerja. Kenyamanan melakukan aktivitas manual handling dengan postur janggal (tidak ergonomis) akan mengakibatkan suatu kebiasaan yang berdampak pada pergerakan atau pemendekan jaringan lunak dan otot. Yang mana apabila pekerja akan melakukan kegiatan selain kegiatan pekerjaan yang ditekuni akan terlihat bahwa terdapat keanehan pada gerakannya akibat adanya pemendekan jaringan lunak atau otot (Suma mur, 1987). Kejadian Musculoskeletal disorders Pada Aktivitas Manual Handling Oleh Karyawan Mail Processing Center Makassar Berdasarkan Kebiasaan Merokok Berdasarkan hasil distribusi responden menurut kategori kebiasaan merokok dengan dua kategori yaitu perokok atau mantan perokok dan tidak tidak merokok/tidakmemiliki kebiasaanmerokok, bahwa sebagian besar karyawan Mail Processing Center yang menjadi responden berada pada kategori kebiasaan merokok perokok atau mantan perokok dengan jumlah 35 orang atau sebesar (94.6%). Hasil tabulasi data pada penelitian ini antara kebiasaan merokok dengan kejadian musculoskeletal disorders pada aktivitas manual handling menunjukan bahwa responden yang mengalami kejadian musculoskeletal disorders tertinggi terdapat pada responden 7

dengan kategori kebiasaan merokok perokok atau mantan perokok yaitu sejumlah 26 orang (74.3%) yang mengalami kejadian musculoskeletal disorders. Hasil uji statistik yang dilakukan menggunakan Fisher s Exact Test diperoleh (nilai p = 0.473), karena nilai p > 0.05 maka tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok dengan kejadian musculoskeletal disorders pada aktivitas manual handling. Kemungkinan yang muncul akibat tidak adanya hubungan bermakna antara kebiasaan merokok dengan kejadian musculoskeletal disorders pada aktivitas manual handling pada penelitian ini adalah karena sebagian besar karyawan memiliki status gizi yang baik, sehingga kebutuhan energi untuk otot melakukan aktivitas bisa tercukupi meskipun responden memilikikebiasaan merokok. Jika dilihat dari data penelitian ini, kejadian musculoskeletal disorders dominan dialami oleh responden yang memiliki kebiasaan merokok atau mantan perokok. Banyaknya responden dengan kategori perokok atau mantan perokok yang mengalami kejadian musculoskeletal disorders sejalan dengan teori menurut Bridger, 1995 dalam Aprilia, 2009 bahwa Asap rokok mengandung 4% carbon monoxide (CO) didalamnya. CO dapat mengikat hemoglobin 200 kali lebih besar dibandingkan dengan oksigen. Rokok dapat menyebabkan penurunan kemampuan kerja dengan menghambat aliran oksigen dalam darah. Hal ini berdampak pada kerusakan yang kronik pada sistem pernafasan yang berpengaruh pada ventilasi udara di para-paru dan mengganggu transfer oksigen dari darah ke dalam darah. Rokok juga mengandung banyak racun dan bahan kimia lainnya yang bersifat karsinogen yang akibatnya dapat menekan kemampuan fisik perokok. Kejadian Musculoskeletal disorders Pada Aktivitas Manual Handling Oleh Karyawan Mail Processing Center Makassar Berdasarkan Kebiasaan Berolahraga Berdasarkan hasil distribusi responden menurut kategori kebiasaan berolahraga terdapat dua kategori yaitu kategori memiliki kebiasaan berolahraga yang rutin dan tidak memiliki kebiasaan berolahraga. Sebagian besar responden pada penelitian ini berada pada kategori kebiasaan berolahraga yang tidak memiliki kebiasaan berolahraga dengan jumlah 26 orang (70.3%) dan sisanya berada pada responden dengan kategori berolahraga sebanyak 11 orang (29.7%). Data hasil penelitian yang mentabulasikan hubungan kebiasaan berolahraga dengan kejadian musculoskeletal disorders pada aktivitas manual handling diperoleh data bahwa kejadian musculoskeletal disorders dominan dirasakan oleh responden dengan kategori kebiasaan berolahraga yang tidak berolahraga yakni 19 orang (73.1%) dan yang tidak 8

mengalami kejadian musculoskeletal disorders paling banyak terdapat pada kategori tidak berolahraga. Hasil uji statistik yang dilakukan menggunakan Fisher s Exact Test diperoleh (nilai p = 1.000), karena nilai p > 0.05 maka tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan berolahraga dengan kejadian musculoskeletal disorders pada aktivitas manual handling. Tidak adanya hubungan dalam penelitian ini mungkin dikarenakan responden dengan kategori tidak memiliki kebiasaan olahraga yang rutin memiliki status gizi yang baik, sehingga asupan yang dibutuhkan oleh otot melakukan pekerjaan dengan manual handling dan beban yang berat tercukupi. Hal ini bertolak belakang dengan teori yang dikemukakan Betti e et al. (1989) dalam Tarwaka, 2004 bahwa terdapat hubungan yang erat antara kejadian musculoskeletal disorders dengan tingkat kesegaran tubuh, yang mana pada tingkat kesegaran tubuh rendah (sering berolahraga) sangat rentan terjadi keluhan musculoskeletal disorders. Kejadian Musculoskeletal disorders Pada Aktivitas Manual Handling Oleh Karyawan Mail Processing Center Makassar Berdasarkan Masa Kerja Berdasarkan hasil distribusi responden menurut kategori masa kerja terdapat dua kategori yaitu lama ( 5 tahun) dan tidak lama (<5 tahun) sebagian responden berada pada kategori umur tidak lama yaitu sebanyak 27 orang (73%)dan sisanya berada pada kategori umur lama sebanyak 10 orang atau sebesar 27%. Untuk hasil penelitian yang mentabulasikan hubungan antara masa kerja dengan kejadian musculoskeletal disorders pada aktivitas manual handling responden yang lebih tinggi mengalami kejadian musculoskeletal disorders berada pada kategori masa kerja tidak lama yakni 23 orang (85.2%) dan tidak terjadi keluhan paling banyak dirasakan pada kategori masa kerja lama sebanyak 6 orang (60%). Hasil uji statistik menggunakan Fisher s Exact Test diperoleh (nilai p = 0.012), karena nilai p < 0.05 maka terdapat hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan kejadian musculoskeletal disorders pada aktivitas manual handling. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian tentang kejadian musculoskeletal disorders yang dilakukan oleh Sakke T, 2008 bahwa masa kerja erat kaitannya dengan kejadian musculoskeletal disorders disalah satu perusahan tahun 2007. Dan juga sejalan dengan penelitian tentang kejadian musculoskeletal disorders pada perawat disalah satu rumah sakit yang dilakukan olrh Sri L, 2011 terdapat hubungan antara masa kerja dengan kejadian musculoskeletal disorders. 9

Teori tentang penyakit akibat kerja menurut Wahyu, 2002 bahwa penyakit akibat kerja dipengaruhi olehmasa kerja. Semakin lama seseorang bekerja disuatu tempa semakin besar kemungkinan mereka terpapar oleh faktor faktor lingkungan kerja baik fisik maupun kimia yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan /penyakit akibat kerja sehingga akan berakibat menurunnya efisiensi dan produktivitas kerja seorang tenaga kerja. Hal ini sejalan dengan penelitian ini bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan musculoskeletal disorders. Kejadian Musculoskeletal disorders Pada Aktivitas Manual Handling Oleh Karyawan Mail Processing Center Makassar Berdasarkan Lama Kerja Dari hasil distribusi responden menurut lama kerja, dengan kategori lama (>4 jam kerja dengan manual handling) dan tidak lama (<4 jam kerja dengan manual handling). Sebanyak 32 responden (86.5%) berada pada kategori lama kerja lama dan yang lainnya sebanyak 5 orang (13.5%) berada pada kategori lama kerja yang tidak lama. Untuk hasil penelitian yang mentabulasikan hubungan antara lama kerja dengan kejadian musculoskeletal disorders pada aktivitas manual handling responden yang lebih tinggi mengalami kejadian musculoskeletal disorders berada pada kategori lama kerja lama yaitu sebanyak 25 responden (78.1%) dan yang tidak mengalami kejadian musculoskeletal disorders paling banyak berada pada kategori lama kerja yang lama yaitu 7 orang (21.9%). Hasil uji statistik menggunakan Fisher s Exact Test diperoleh (nilai p = 0.110), karena nilai p > 0.05 maka tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lama kerja dengan kejadian musculoskeletal disorders pada aktivitas manual handling. Meskipun tidak terdapat hubungan melalui uji statistik, namun dapat dilihat dari hasil tabulasi antara lama keja dengan kejadian musculoskeletal disorders bahwa responden dengan kategori lama kerja lama lebih dominan mengalami kejadian musculoskeletal disorders, namun jumlah responden terbanyak yang tidak merasakan keluhan pada kategori lama kerja juga berada pada kategori lama. Kemungkinan yang muncul akibat tidak adanya hubungan antara lama keja dengan kejadian musculoskeletal disorders meskipun jumlah keluhan di dominasi oleh responden dengan lama kerja dengan manual handling lebih dari 4 jam yaitu karena kondisi lingkungan kerja yang nyaman, sehingga mengurangi munculnya stress kerja yang nantinya akan memicu terjadinya musculoskeletal disorders. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sri L, 2011 pada perawat di salah satu rumah sakit di palopo bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara 10

lama kerja dengan kejadian musculoskeletal disorders. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nursyamsi, 2010 bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara lama kerja dengan kejadian musculoskeletal disorders pada penenun sutra yang dijadikan objek penelitiannya. Kejadian Musculoskeletal disorders Pada Aktivitas Manual Handling Oleh Karyawan Mail Processing Center Makassar Berdasarkan Berat Barang Sesuai dengan ketetapan yang dikeluarkan oleh Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi tentang Keselamatan Kerja Penebangan dan Pengangkatan Kayu bahwa beban maksimal yang diperbolehkan untuk pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang adalah 15 18 kg. Namun dari daftar distribusi menurut kategori berat barang pada penelitian ini dari 37 karyawan yang menjadi responden 32 orang (86.5%) berada pada kategori yang berat. Sedangkan yang lainnya sebanyak 5 orang (13.5%) berada pada kategori tidak berat. Besarnya dominasi kategori berat pada kategori berat barang diakibatkan karena Mail Processing Center merupakan pintu gerbang keluar masuknya barang yang dikirim melalui PT. POS baik barang yang dikirim untuk skala domestik maupun internasional. Hal ini tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No.: PER. 01/Men/1978 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Penebangan dan Pengangkutan Kayu. Data hasil tabulasi antara berat barang dengan kejadian musculoskeletal disorders menunjukan bahwa kategori berat barang yang berat lebih banyak mengalami kejadian musculoskeletal disorders yaitu sebanyak 24 orang (75%) dan kategori ini juga paling tinggi pada tidak terjadinya kejadian musculoskeletal disorders yaitu sebanyak 8 orang (25%). Hasil uji statistik menggunakan Fisher s Exact Test diperoleh (nilai p = 0.597), karena nilai p > 0.05 maka tidak terdapat hubungan yang bermakna antara berat barang dengan kejadian musculoskeletal disorders pada aktivitas manual handling. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kusrini, 2005 bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kejadian musculoskeletal disorders dengan beban kerja pada cleaning service. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Widyastuti, 2010 menunjukan bahwa terdapat hubungan antara berat beban dengan kejadian musculoskeletal disorders pada buruh angkut sayur di Pasar Johar. Kemungkinan yang muncul dengan tidak adanya hubungan antara beban dengan keluhan pada penelitian yang dilakukan Widyastuti adalah karena faktor lingkungan dengan suhu yang tidak nyaman (panas pada saat matahari terik dan 11

dingin pada saat hujan) pada pekerja yang menjadi respondennya sehingga keluhan akibat pembebanan pada otot tubuh mudah terjadi. KESIMPULAN Umur dan masa kerja menunjukan hubungan yang signifikan dengan kejadian musculoskeletal disorders pada aktivitas manual handling oleh karyawan mail processing center makassar tahun 2012. Berdasarkan data hasil penelitian menunjukan Sebanyak 25 orang (83.3%) dengan kategori umur tua dan 2 orang (28.6%) dari kategori umur muda mengalami kejadian musculoskeletal disorders. Berdasarkan hasil uji statistik (Fisher s Exact Test) nilai p= 0.009 < 0,05. Maka terdapat hubungan antara umur dengan kejadian musculoskeletal disorders pada aktivitas manual handling. Sedangkan Sebanyak 23 orang (85.2%) dengan kategori masa kerja tidak lama dan 4 orang (40%) dengan kategori masa kerja lama mengalami kejadian musculoskeletal disorders. Hasil uji statistik dengan menggunakan Fisher s Exact menunjukan nilai p=0.012< 0,05. Maka terdapat hubungan antara masa kerja dengan kejadian musculoskeletal disorders pada aktivitas manual handling. SARAN Bagi pihak Mail Processing Center Makassar membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pekerjaan di Mail Processing Center. Sebaiknya lebih memperhatikan kondisi karyawan yang bekerja pada shif malam dengan cara memberikan makanan tambahan untuk menjaga agar status gizi tidak menurun. Melakukan penambahan shif kerjayang tadinya dua shif menjadi tiga shif agar produktifitas pekerja tidak terganggu oleh pekerjaan dengan istirahat yang tidak cukup. 12

DAFTAR PUSTAKA Ariani, Tati. 2009. Gambaran Risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs) Dalam Pekerjaan Manual Handling Pada Buruh Angkut Barang (Porter) Di Stasiun Kereta Jatinegara Pada Tahun 2009. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. ILO. 2009. Promoting a safe and healthy working environment. [e-book]. Geneva, Switzerland : International Labour Office http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/--- ed_norm/---relconf/documents/meetingdocument/wcms_103485.pdf [diakses 7 May 2012]. Juntura, dkk. 1996. Validity of self-reported physical work load in epidemiologic studies on musculoskeletal disorders. [online] Scandinavian Journal of Work, Environment & Health 22(4), hal, 251-259. http://www.sjweh.fi/download.php?abstract_id=139&file_nro=1 [diakses 19 April 2012]. Kusrini, Ina. 2005. Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Muskuloskeletal Disorders Petugas Cleaning Service Rumah Sakit X Kota Semarang. [online] http://eprints.undip.ac.id/7377/1/2707.pdf [diakses tanggal 24 Juni]. Octarisya, Mega. 2009. Tinjauan Faktor Risiko Ergonomi Terhadap Keluhan Musculoskeletal Disorders (Msds) Pada Aktivitas Manual Handling Di Departemen Operasional HLPA Station PT Repex Tahun 2009. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Octarisya, M & Hendra., 2010. Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDS) Pada Aktivitas Manual Handling Pekerja Jasa Pengiriman Barang. National Conference On Applied Ergonomics. [online] http://staff.ui.ac.id/internal/132255817/publikasi/hendra_fkmui.pdf [ diakses 11 April 2012] Riyadina, Woro., 2008. Keluhan Nyeri Musculoskeletal Pada Pekerja Industri di Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta. [online] Majalah Kedokteran Indonesia, 58 (1), hal. 8-12. http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/download/563/556 [diakses tanggal 19 April 2012]. Sri L, Gita. 2011. Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Muskuloskeletal Pada Perawat Rumah Sakit Umum Sawerigading Kota Palopo Tahun 2011. Skripsi Tidak di terbitkan. Makassar:Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin. Suma mur. 1987. Hiperkes Keselamatan Kerja dan ergonomi. Jakarta : Bp. Dharma Bhakti. Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi Untuk Kesehatan dan Keselamatan Kerja, dan Produktivitas. Surakarta: UNIBA Press. Wahyu, Atjo. 2002. Higiene Perusahaan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar. 2002 WHO. 2010. Healthy Workplace Framework and Model:Background and Supporting Literature and Practices. [e-book]. Geneva, Switzerland : WHO Headquarters http://www.who.int/occupational_health/healthy_workplace_framework.pdf [diakses 7 Mei 2012]. Widyastuti. 2010. Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Buruh Angkut Sayur Di Jalan Pedamaran Pasar Johar. [online] http://lib.unnes.ac.id/5626/ [diakses tanggal 24 Juni 2012]. 13

LAMPIRAN Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Karyawan Mail Processing Center Makassar Tahun 2012 Karakteristik n % Kategori Umur 23-27 tahun 6 16.2 28-32 tahun 2 5.4 33-37 tahun 6 16.2 38-42 tahun 6 16.2 44-47 tahun 9 24.3 48-52 tahun 8 21.6 Tingkat Pendidikan SMP 5 13.5 SMA 31 83.8 PT 1 2.7 Total 37 100 Sumber : Data Primer, 2012 Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur, Posisi Tubuh Saat Bekerja, Kebiasaan Merokok, Kebiasaan Berolahraga, Masa Kerja, Lama Kerja, Beban Barang Di Mail Processing Center Makassar 2012 Variabel Penelitian n % Umur Tua ( 30 Tahun) 30 81.1 Muda (20 29 tahun) 7 18.9 Posisi Tubuh Saat Bekerja Tidak ergonomis (REBA skor 4 sampai <11) 32 86.5 Ergonomis (REBA skor 1 sampai 3) 5 13.5 Kebiasaan Merokok Perokok atau mantan perokok 35 94.6 Tidak merokok 2 5.4 Kebiasaan Berolahraga Berolahraga 11 29.7 Tidak berolahraga 26 70.3 Masa Kerja Lama ( 5 tahun) 10 27 Tidak lama (< 5 tahun) 27 73 Lama Kerja Lama (> 4 jam) 32 86.5 Tidak lama (< 4 jam) 5 13.5 Berat Barang Berat (> 18 kg) 32 86.5 Tidak berat ( 18 kg) 5 13.5 Jumlah 37 100 Sumber : Data Primer, 2012 14

Tabel 3. Kejadian Musculoskeletal Disorders Berdasarkan Umur, Posisi Tubuh Saat Bekerja, Kebiasaan Merokok, Kebiasaan Berolahraga, Masa Kerja, Lama Kerja, Beban Barang Di Mail Processing Center Makassar 2012 Kejadian MSDs Pada Aktivitas Manual handling Tidak terjadi Terjadi MSDs Variabel MSDs n % n % n % Umur Tua 25 83.3 5 16.7 30 100 Muda 2 28.6 5 71.4 7 100 Posisi Tubuh Saat Bekerja Tidak ergonomi 24 75 8 25 32 100 Ergonomi 3 60 2 40 5 100 Kebiasaan Merokok Perokok atau mantan perokok 26 74.3 9 25.7 35 100 Tidak merokok 1 50 1 50 2 100 Kebiasaan Berolahraga Tidak berolahraga 19 73.1 7 26.9 26 100 Berolahraga 8 72.7 3 27.3 11 100 Masa Kerja Lama 4 40 6 60 10 100 Tidak lama 23 85.2 4 14.8 27 100 Lama Kerja Lama 25 78.1 7 21.9 32 100 Tidak lama 2 40 3 60 5 100 Berat Barang Berat 24 75 8 25 32 100 Tidak berat 3 60 2 40 5 100 Jumlah 37 100 Sumber : Data Primer, 2012 15