HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI DI DESA BONTO MARANNU

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan Pendidikan dan Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian Mp-Asi Dini Pada Balita Usia 6-24 Bulan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

PENDIDIKAN ORANG TUA, PENGETAHUAN IBU, PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN TAROADA KABUPATEN MAROS

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDAPATAN KELUARGA IBU NIFAS DAN STATUS GIZI BAYI DI WILAYAH SUDIANG RAYA KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 6-11 BULAN DIKELURAHAN KARUWISI UTARA KOTA MAKASSAR

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-24 BULAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 6-12 BULAN DI TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. masalah gizi utama yang perlu mendapat perhatian. Masalah gizi secara

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BAYI DI KELURAHAN BIRA KOTA MAKASSAR TAHUN 2010

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

225 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014,

Ardina Nur Rahma 1, Mulyo Wiharto 2. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul 2

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN SETABELAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013

HUBUNGAN POLA ASUH DAN ASUPAN ZAT GIZI PADA BADUTA STUNTING DAN ATAU WASTING DI KELURAHAN ALLEPOLEA KECAMATAN LAU KABUPATEN MAROS

PERBEDAAN. NASKAH an. Diajukan oleh : J FAKULTAS

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari

Nia khairida 1, Dini Rahmayani 2, Muhammad Arief Wijaksono 3. *Korespondensi Penulis. Telepon: ,

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan nutrisinya baik dalam segi mutu ataupun jumlahnya. Untuk bayi 0-

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

BONA F. P. BANJARNAHOR

HUBUNGAN POLA PEMBERIAN MAKANAN DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-11 BULAN DI KELURAHAN INDRALAYA MULYA OGAN ILIR

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

PENELITIAN. MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PRIMIPARA Di Wilayah Kerja Puskesmas Jetis, Ponorogo. Oleh: NIA TRI HIDAYANA NIM:

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan ERLIAN AWAL SETIANI R

STUDI BEBERAPA KARAKTERISTIK KELUARGA DALAM PENGGUNAAN SUSU FORMULA UNTUK BALITA DI KOTA TASIKMALAYA Oleh : Jumli 1, Lilik Hidayanti 2, Nur Lina 3

GAMBARAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KABUPATEN BULUKUMBA; STUDI ANALISIS DATA SURVEI KADARZI DAN PSG SULSEL 2009

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI BAYI UMUR 6-24 BULAN DI POSYANDU KARYAMULYA JETIS JATEN.

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU BERSALIN TERHADAP METODE PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG

[ ARTIKEL PENELITIAN ]

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Putri, et al, Hubungan Antara Faktor Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI... Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat 2

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI DI BPS NY M DESA WONOSARI KECAMATAN NGORO MOJOKERTO HELMI NUR SEFAULITA

PENDAHULUAN Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan bayi (Arisman,

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PALEBON KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

Ika Endar Ariyana 1,Machmudah 2,

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KARTASURA SKRIPSI

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

ABSTRAK PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

GLADHYA DHYMASANDY Subject : Pengetahuan, Motivasi, Makanan Pendamping ASI. Description : ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan

KNOWLEDGE RELATIONSHIP WITH MOTHER OF CONDUCT GIVING FOOD COACH ASI (MP-ASI) IN THE VILLAGE KEMUNING, NGARGOYOSO, KARANGANYAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI ABSTRAK

KARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF

ANALISIS PERILAKU IBU MENYUSUI DI KELURAHAN PAROPO KECAMATAN PANAKUKKANG KOTA MAKASSAR. * Ignata Apolonia B * Dosen tetap Prodi Kebidanan Sandi Karsa

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN TENTANG PEMBERIAN MP-ASI DI KELURAHAN SOREANG KECAMATAN LAU KABUPATEN MAROS

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

Transkripsi:

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI DI DESA BONTO MARANNU Syerlia Darman, Lydia Fanny 2, Hj. Fatmawaty Suaib 2, Nadimin 2 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar 2 Alumni Diploma III Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar Abstract Background: Good feeding practices and the right is essential for survival, growth and development, as well as health and nutrition for infants. Objective: This study aims to determine the relationship of education, knowledge, and work with the mother giving complementary feeding early in Bonto Marannu, Moncongloe District, Maros. Methods: This research is analytic. The sample is a mother who has children aged 6-24 months, amounting to 42 people were selected by sampling purposive. Primary data were collected through direct interviews using questionnaires and the data was processed using SPSS computer program then the data level of knowledge, education and maternal employment that provides complementary feeding early compared with those not providing early complementary feeding. Relationships between unknown variables through the chi square test. Results: The results showed that highly educated mothers are % which gives an early complementary feeding and the % who do not provide the same early complementary feeding by mothers with low education is %, which gives an early complementary feeding and the % who do not give MP -ASI early. Mothers who have a good knowledge about complementary feeding are 44.% which gives an early complementary feeding and 55.2% who did not give an early complementary feeding while mothers who have less knowledge there is 6.5%, which gives an early complementary feeding and 3.5 which does not give an early complementary feeding, and for mothers who work in the home there is 52.9% which gives an early complementary feeding and 47.% who did not give an early complementary feeding while mothers work outside the home are 37,5% which gives an early complementary feeding and 62.5% who do not give complementary feeding early. The results of statistical tests between the variables of education, knowledge, and work with the administration of early complementary feeding showed that there was no meaningful relationship. Suggestion: It is recommended that health workers give a deeper understanding to the mother in Complementary feeding (MP-ASI) for infants and retain knowledge about complementary feeding mothers. Keywords: Education, Knowledge, Work and Early complementary feeding PENDAHULUAN Di awal kelahiran bayi makanan utama yang diberikan adalah Air Susu Ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan bayi dalam segala hal dimana apabila kebutuhan bayi dimasa sekarang terpenuhi akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM) dimasa yang akan datang (Arisman, 2009). ASI diberikan kepada bayi hingga berumur 24 bulan sebab ASI mempunyai keunggulan yang tak tergantikan oleh makanan apapun. ASI mengandung zat kekebalan yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit dan mengandung semua zat gizi yang tepat dan lengkap dengan komposisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi. Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa 3

anak-anak yang semasa bayi mendapatkan utamanya ASI eksklusif umumnya memiliki daya tahan tubuh yang kuat serta lebih cerdas sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas (Prabantini 200). Bayi umur 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya sangat pesat yang sering kali disebut sebagai periode kritis sekaligus periode emas, dimana periode kritis akan terjadi apabila bayi pada masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, dan periode emas akan terjadi apabila bayi memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Pencapaian tumbuh kembang yang optimal di dalam Global Strategy for Infant and Young Child Feedin, WHO/UNICEF telah merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan yaitu : pertama memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah lahir, kedua memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara ekslusif sejak lahir hingga bayi berumur 6 bulan, ketiga memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berumur 6 bulan sampai 24 bulan, dan yang keempat meneruskan pemberian air susu ibu (ASI) sampai anak berumur 24 bulan (DEPKES, 2006). Praktek pemberian makan yang baik dan tepat sangat penting untuk kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan, serta kesehatan dan gizi bagi bayi. Pada umur enam bulan bayi sudah mulai diberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Sebagian besar pemberian MP- ASI belum sesuai dengan umur bayi dan anak seperti pemberian MP-ASI dini dan terlambat memberikan MP-ASI yang keduanya sama-sama menimbulkan resiko atau efek negatif bagi bayi (KEMENKES, 200). Banyak orang tua menganggap bahwa kebutuhan makanan bayi tidak tercukupi jika hanya dengan memberikan ASI sehingga pemberian MP-ASI berupa susu formula dan makanan lainnya pada kalangan orang tua sudah biasa namun tidak memperhatikan beberapa resiko apabila ibu memberikan makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP- ASI) terlalu dini pada bayi, seperti MP-ASI akan menggantikan ASI sehingga dapat menimbulkan efek negatif seperti sulit memenuhi kebutuhan bayi, dapat menimbulkan resiko diare karena MP-ASI tidak sebersih dan tidak mudah dicerna seperti ASI, kurang mengonsumsi zat anti infeksi pada ASI sehingga bayi rentang terkena penyakit, dan masih banyak efek negatif yang ditimbulkan dari pemberian MP- ASI dini pada bayi (KEMENKES, 200). Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ibu dalam pemberian MP-ASI dini pada bayi, seperti faktor dari ibu sendiri atau faktor dari luar. Faktor dari ibu yaitu pengetahuan ibu, sosial budaya, pendidikan, sikap ibu dan ibu yang bekerja diluar rumah sedangkan faktor dari luar seperti promosi susu formula, promosi kesehatan, fasilitas kesehatan dan sebagainya (Padang, 200). Berdasarkan hasil RISKESDAS 20, pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dini di Indonesia sudah tergolong tinggi karena pada umur bayi masih 0 bulan sudah diberikan makanan atau minuman selain ASI saja selama 24 jam terakhir sebanyak 47,3 %, dan pada umur dibawah 6 bulan rata-rata pemberian MP-ASI dini sebanyak 66, 4 %. Ini berarti lebih dari setengah bayi di Indonesia sudah diberikan MP-ASI terlalu dini. Pada profil kesehatan Kabupaten Maros terdapat 2,0% bayi dibawah 6 bulan sudah mendapatkan MP-ASI terlalu dini. Kecamatan yang memiliki tingkat tertinggi yaitu Kecamatan Turikale sebesar 47, % dan tingkat terendah terdapat pada Kecamatan Bantimurung yaitu sebesar 7,27 %. Untuk kecamatan Moncongloe masih terdapat 23,6 % bayi yang mendapatkan MP- ASI terlalu dini (Dinkes, Maros 202). Berdasarkan data dan uraian di atas peneliti tertarik melakukan penelitian guna mengetahui hubungan pendidikan, pengetahuan, dan pekerjaan dengan pemberian Makanan Pendamping ASI (MP- ASI) dini di Desa Bonto Marannu, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros. METODE PENLITIAN Penelitian ini adalah penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional yang akan menilaihubungan pendidikan, pengetahuan, dan pekerjaan ibu dengan pemberian MP-ASI dini di Desa Bonto Marannu KecamatanMoncongloe, Kabupaten Maros. Waktu penelitian pada bulan Januari sampai bulan Juli 204. Sampel adalah ibu yang mempunyai anak balita umur 6-24 bulan di Desa Bonto Marannu, Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros yang memberikan MP-ASI dini dan tidak memberikan MP-ASI dini sebanyak 42 orang, dengan kriteria Bersedia menjadi responden, Ibu dalam keadaan sehat dan tidak memiliki hambatan menyusui saat bayi umur 0-6 32

bulan. Dan penduduk tetap di desa tersebut. Teknik yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah Purpossive Sampling yaitu salah satu teknik pengumpulan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan oleh peneliti. Instrumen penelitian yang digunakan adalah menggunakan lembar kuesioner untuk mendapatkan data tentang pendidikan, pengetahuan, dan pekerjaan ibu. dan setelah data terkumpul peneliti melakukan pengolahan data antara lain editing, coding, tabulasi dan narasi. HASIL PENELITIAN Karakteristik Sampel Tabel 03 Distribusi Karakteristik Ibu di Desa Bonto Marannu Karakteristik n=42 % Umur <20 tahun 20 30 tahun >30 tahun 2 36 4 4, 5,7 9,5 Bekerja di rumah Bekerja di luar rumah 0,9 9, Karakteristik n=42 % Umur 20 30 tahun >30 tahun 26 6,9 3, Bekerja di rumah Bekerja di luar rumah Sekolah Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat Perguruan tinggi Suku Bugis Makassar 4 2 7 9 3 2,4 97,6 4,,7 26,7,0 2,4 26,2 73, Berdasarkan penelitian ini diketahui umur ayah 20-30 tahun sebanyak 26 orang (6,9%). pada umumnya bekerja di luar rumahyaitu sebanyak 4 orang (97,6%). terakhir ayah pada umumnya Tamat SMA yaitu sebanyak 9 orang (45,2%) suku ayah pada umumnya suku Makassar yaitu 3 orang (73,%). Agama orang tua adalah Islam yaitu sebanyak 42 orang (00%). Sekolah Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat Perguruan tinggi 2,4 3, 26,2 3,0 2, Tingkat, Pengetahuan, Sampel Serta Pemberian MP- ASI Dini Tabel 05 Distribusi, dan Pengetahuan Ibu di Desa Bontomarannu Suku Bugis Makassar 9 33 2,4 7,6 Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa umur ibu pada umumnya 20-30 tahun sebanyak 36 orang (5,7%). Pada umumnya ibu bekerja di dalam rumah yaitu sebanyak orang (0,9 %), pendidikan terakhir ibu pada umumnya tamat SD sebanyak orang (3,%) Suku ibu pada umumnya suku Makassar yaitu sebanyak 33 orang (7,6%) dan sebanyak 2 ibu yang memberikan MP- ASI dini (%). Tabel 04 Distribusi Karakteristik Ayah di Desa Bonto Marannu Karakteristik n=42 % rendah tinggi Pengetahuan Kurang Baik Bekerja dirumah Bekerja di luar rumah Pemberian MP-ASI Dini 30 2 29 2 2 7,4 2,6 3,0 69,0,0 9,0,0,0 Pada umumnya tingkat pendidikan terakhir ibu yaitu 30 orang (7,4%), tingkat pengetahuan pada umumnya baik yaitu 33

sebanyak 29 orang (69,0%), sebagian besar ibu bekerja di dalam rumah yaitu orang (,0%) dan ibu memberikan MP-ASI dini sebanyak 2 orang (%). Hubungan Ibu Terhadap Pemberian MP-ASI Dini Tabel 06 Distribusi Ibu Terhadap Pemberian MP-ASI Dini di Desa Bontomarannu Tinggi rendah Pemberian MP-ASI dini Total n % n % n % 6 5 6 5 2 30 2,5 7,5 Total 2 2 42 00 p,00 Tabel 06 menunjukkan bahwa dari ibu yang berppendidikan tinggi terdapat % yang memberikan MP-ASI dini dan % yang tidak memberikan MP-ASI dini sama dengan ibu yang berpendidikan rendah yaitu % yang memberikan MP-ASI dini dan % yang tidak memberikan MP-ASI dini. Hubungan Pengetahuan Ibu Terhadap Pemberian MP-ASI Dini Tabel 07 Distribusi Pengetahuan Ibu Terhadap Pemberian MP-ASI Dini di Desa Bontomarannu Pengetahuan Baik Kurang Pemberian MP-ASI dini Total n % n % n % 44, 6,5 5 55,2 3,5 29 69 3 Total 2 2 42 00 p 0,37 Tabel 07 menunjukkan bahwa dari ibu yang berpengetahuan baik tentang MP- ASI terdapat 44,% yang memberikan MP- ASI dini dan 55,2% yang tidak memberikan MP-ASI sedangkan ibu yang berpengetahuan rendah yaitu 6,5% yang memberikan MP-ASI dini dan 3,5% yang tidak memberikan MP-ASI dini. Distribusi Ibu Terhadap Pemberian MP-ASI Dini Tabel 0 Distribusi Terhadap Pemberian MP-ASI Dini di Desa Bonto Marannu Di rumah Di luar rumah Pemberian MP-ASI dini Total n % n % n % 3 52,9 37,5 5 47, 62,5 9 Total 2 2 42 00 Nilai p,00 Berdasarkan tabel 0 menunjukkan bahwa ibu yang bekerja di rumah terdapat 52,9% yang memberikan MP-ASI dini dan 47,% yang tidak memberikan MP-ASI dini sedangkan ibu yang bekerja di luar rumah terdapat 37,5% yang memberikan MP-ASI dini dan 62,5% yang tidak memberikan MP- ASI dini. PEMBAHASAN Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan yang diberikan saat bayi mulai berumur 6 bulan. Makanan

pendamping ASI bukan merupakan makanan pengganti ASI tetapi hanya membantu melengkapi kebutuhan bayi saat umur mulai memasuki 6 bulan setelah pemberian ASI eksklusif sejak umur 0-6 bulan. Ada berbagai macam alasan yang dikemukakan ibu untuk memberikan MP-ASI dini, misalnya karena ibu bekerja sehingga tidak sempat memberikan ASI saja kepada bayi dan mengambil jalan lain seperti memberikan MP-ASI terlalu dini pada bayinya. Selain itu ada faktor lainnya seperti pengetahuan dan pendidikan ibu. Hubungan Ibu Dengan Pemberian MP-ASI Dini membantu seseorang untuk menerima informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan bayi, misalnya memberikan Makanan Pendamping ASI (MP- ASI) di usia bayi memasuki 6 bulan. Proses pencarian dan penerimaan informasi akan lebih cepat jika ibu berpendidikan tinggi (Amiruddin, 2007). Uji statistik dengan menggunakan komputer dengan program SPSS dengan uji Chi-square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara faktor pendidikan ibu dengan pemberian MP-ASI dini pada usia bayi 6-24 bulan, dengan nilai p =.00 > α 0,05. Hasil analisa statistik tersebut menunjukkan bahwa faktor pendidikan tidak mempengaruhi seorang ibu dalam pemberian MP-ASI terlalu dini pada bayinya. Berdasarkan hasil wawancara, banyak ibu yang berpendidikan tinggi, namun mereka belum tahu dan mengerti tentang MP-ASI. Ada pula ibu yang berpendidikan tinggi dan memiliki pengetahuan yang baik tentang MP- ASI tetapi tidak menerapkan pemberian MP- ASI tepat pada waktunya hal ini disebabkan karena ketidaktahuan dan kurangnya informasi tentang MP-ASI itu sendiri. Ibu dengan pendidikan rendah belum tentu tidak memberikan MP-ASI tepat pada waktu kepada bayinya karena meskipun berpendidikan rendah, kalau ibu tersebut rajin mendengarkan atau melihat informasi mengenai MP-ASI, tidak mustahil pengetahuan mereka akan lebih baik. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian MP-ASi Dini Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh seseorang tanpa syarat tertentu, misalnya sesuatu yang didapatkan secara alami ataupun dengan metode ilmiah. Seseorang bisa saja mendapatkan pengetahuan tanpa adanya unsur kesengajaan. Uji statistik dengan menggunakan komputer dengan program SPSS yaitu uji chi-square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara faktor pengetahuan ibu tentang MP-ASI dengan pemberian MP-ASI terlalu dini pada anak umur 6-24 bulan, dengan nilai p = 0,37 > α =0,05. Berdasarkan hasil analisa statistik diketahui bahwa pengetahuan tidak berpengaruh terhadap pemberian MP-ASI dini, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Asdan (200) yang menunjukkan bahwa meskipun pengetahuan ibu namun tidak mempengaruhi ibu untuk memberikan MP-ASI yang tepat waktu pada bayinya. Banyak faktor yang bisa mempengaruhi hal tersebut misalkan faktor keluarga dan kebudayaan yang sangat mempengaruhi ibu untuk tetap memberikan ASI saja saat usia bayi 0-6 bulan. Ibu yang baru melahirkan lebih percaya kepada kebiasaan-kebiasaan keluarganya atau orang tuanya yang dilakukan secara turun temurun dari pada mengaplikasikan informasi dari petugas kesehatan. Pada umumnya meningkatnya pengetahuan diikuti dengan meningkatnya keterampilan dan sikap seseorang. Ibu yang memiliki pengetahuan serta sikap yang baik dapat memahami dan mengerti tentang arti penting pemberian MP-ASI, sehingga akan lebih cerdas dalam memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan bayinya (Elyawati, 2009). Hubungan pekerjaan ibu dengan pemberian MP-ASI dini bukan merupakan halangan bagi ibu untuk memberikan ASI saja atau tidak memberikan MP-ASI terlalu dini untuk bayinya yang masih berumur 0 sampai 6 bulan, ada berbagai cara yang dapat dilakukan seorang ibu agar tetap memberikan ASI saja seperti memerah ASI kemudian di simpan pada lemari es dan dukungan lingkungan kerja sehingga seorang yang bekerja tetap dapat memberikan ASI saja kepada bayi tanpa Makanan tambahan lainnya. Uji statistik dengan menggunakan program komputer program SPSS dengan uji Chi-square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna dalam memberikan MP-ASI dini pada bayi umur 6-24 bulan, hal ini di buktikan dengan nilai p=0,432 > α = 0,05. 35

Hal ini disebabkan karena adanya faktor yang lebih dominan seperti faktor sosial budaya yang bisa mempengaruhi ibu untuk memberikan MP-ASI dini saja pada bayinya di antaranya ibu berfikiran dengan ASI saja maka pertumbuhan anak akan lambat dan tidak merasa kenyang sehingga responden berfikir untuk memberikan makanan tambahan. Ibu yang hanya bekerja di rumah dan mempunyai banyak waktu di rumah tidak selamanya memberikan MP-ASI tepat pada waktunya, ini terbukti dari hasil penelitian dimana banyak ibu yang bekerja di rumah atau hanya sebagai ibu rumah tangga sudah memberikan makanan tambahan sebelum waktu yang di anjurkan. Banyak ibu yang bekerja di rumah dan bekerja di luar rumah yang mengkombinasikan ASI dengan makanan tambahan seperti bubur instan, walaupun bayi belum layak diberikan MP- ASI. KESIMPULAN. ada hubungan antara pendidikan ibu dengan pemberian MP-ASI dini di Desa Bonto Marannu Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros. 2. ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian MP-ASI dini di Desa Bonto Marannu Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros 3. ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian MP-ASI dini di Desa Bonto Marannu Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros. SARAN. Diharapkan Petugas Kesehatan yang ada diwilayah kerja Desa Bonto Marannu Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros dapat melakukan pemantauan terhadap ibu Balita agar lebih memperhatikan kebutuhan yang lebih baik untuk anaknya. 2. Diharapkan pada peneliti lain untuk melanjutkan penelitian yang serupa dengan faktor lainnya seperti dukungan keluarga sikap ibu dan jarak rumah responden dengan sarana kesehatan DAFTAR PUSTAKA Ali, Mohammad. (2009). untuk Pembangunan Nasional. Jakarta; Grasindo. Arisman. (2004). Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta; Buku Kedokteran EGC. Arisman. (2009). Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta; Buku Kedokteran EGC. Depkes. (2006). Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Lokal tahun 2006. Jakarta: Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat. Depkes. (2006). Glosarium data dan informasi. Jakarta: Depertemen Kesehatan Republik Indonesia. Dinkes Kab. Maros (202). Profil Kesehatan Kabupaten Maros pada Tahun 202. Dinkes Kab. Maros Sulawesi- Selatan. Fanny, Lydia, dkk. (2009). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Makassar; Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan Gizi. Hasnidar. (202). Faktor-faktor yang Mempengaruhi pemberian ASI ekslusif di Kelurahan Mangasa Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Karya Tulis Ilmiah Program D-III Jurusan Gizi Poltekkes Makassar. Husnaria. (20). Hubungan dan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Mekar Sulawesi Tenggara. Karya Tulis Ilmiah Program D-III Akademi Pelita Ibu Kendari. KEMENKES. (200). Pelatihan Konseling Makanan Pendamping Air Susu Ibu. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Litbangkes. (20). Penyajian pokok-pokok hasil Riset Kesehatan Dasar 20. www.litbang.depkes.go.id Mutmainnah, Fithriatul. (200). http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bi tstream/25679/239//fithria TUL%20MUTHMAINNAH-FKIK.pdf. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Padang, Asdan. (200). henyratna.files.wordpress.com/202/ 06/0e00.pdf. Universitas Sumatera Utara. (di akses 25 september 20) Prabantini, Dwi. (200). A To Z Makanan Pendamping ASI. Yogyakarta; Andi Offeset. Rahmadi, Antun. (202). http://nutrisicare.wordpress.com/20 2/04//pentingnya-mp-asi/ 36

Pentingnya MP-ASI (di akses 2 februari 204) Santoso, Budi. (202). Definisi. http://inisantoso.wordpress.com/202 /09/25/definisi-pekerjaan/ (diakses pada 5 Januari 204) Yuliarti, Nurheti. (200). Keajaiban ASI- Makanan Terbaik untuk Kesehatan, Kecerdasan dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta ; Andi Offeset. 37