BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN SENGKETA Nomor Permohonan: 008/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013

dokumen-dokumen yang mirip
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN SENGKETA Nomor Permohonan:007/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013

P U T U S A N No. 20/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 73, Tamb

PUTUSAN I. IDENTITAS PENGADU DAN TERADU. : Jl. Genteng Muhammadiyah 2B Surabaya

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 31 Tahun 2008 tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum;

- 2 - Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 30 Juli 2012; MEMUTUSKAN :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 2 - Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 25 Oktober MEMUTUSKAN :

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014

BAB III BAWASLU DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA PEMILU. A. Kewenangan Bawaslu dalam Menyelesaikan Sengketa Pemilu

2012, No.1048A 2 Mengingat : 1.Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Tahun 2006 Nomor

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN SENGKETA Nomor Permohonan:015/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI

P U T U S A N. No. 179/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Keterwakilan Perempuan Di Lembaga Legislatif

Pertimbangan Putusan DKPP Kab. Parigi Moutong-Sulteng Selasa, 25 Juni 2013 No. 54/DKPP-PKE-II/2013

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN

P U T U S A N. No. 192/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. No. 89/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. Perkara Nomor : 032/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

P U T U S A N No. 279/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PUTUSAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU Diunduh dari laman :

2017, No Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 186, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5729); 4. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahu

PENYELESAIAN SENGKETA TATA USAHA NEGARA PEMILU. Oleh; YOSRAN,S.H,M.Hum

PUTUSAN. Nomor 37/PHPU.A-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

Lampiran Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor : 15 Tahun 2012 Tanggal : 25 Oktober 2012

PUTUSAN. Nomor 120/DKPP-PKE-V/2016 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN I. IDENTITAS PENGADU DAN TERADU

P U T U S A N. No. 165/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Pertimbangan Putusan DKPP Kab. Lumajang

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

P U T U S A N Perkara Nomor : 019/PHPU.A-II/2004

SALINAN PUTUSAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU Diunduh dari laman :

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

ISU STRATEGIS DAN KETENTUAN DALAM PERATURAN KPU

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN SENGKETA. Nomor Permohonan: 009/SP-2/Set. Bawaslu/I/2013

i. akuntabel; j. efektif; k. efisien; dan l. integritas.

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

P U T U S A N NO.190/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BAB IV SENGKETA VERIFIKASI PARTAI KEADILAN DAN PERSATUAN INDONESIA MENURUT UU NO.15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILU

P U T U S A N No. 142/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

SALINAN PUTUSAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU Diunduh dari laman :

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

SALINAN PUTUSAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU Diunduh dari laman : PUTUSAN

I. PARA PIHAK A. Pemohon Saul Essarue Elokpere dan Alfius Tabuni, S.E. (Bakal Pasangan Calon)

PUTUSAN No. 26/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

UNTUK DITERBITKAN SEGERA Jakarta, 03 Mei PRESS RELEASE KY Terima 1060 Laporan Masyarakat pada Caturwulan I Tahun 2016

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

Lampiran Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor : 14 Tahun 2013 Tanggal : 26 Juli 2013 TANDA TERIMA BERKAS PERMOHONAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PUTUSAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU Diunduh dari laman : PUTUSAN

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN SENGKETA Nomor Permohonan: 016/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013

Pertimbangan Putusan DKPP Lembata, NTT No. 61/DKPP-PKE-II/2013

Pertimbangan Putusan DKPP Kota Sawahlunto

KOMISI PEMILIHAN UMUM,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

P U T U S A N No. 132/ DKPP-PKE-II/2013 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N 111/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK TEKNIS VERIFIKASI PARTAI POLITIK CALON PESERTA PEMILU ANGGOTA DPR, DPRD PROVINSI DAN DPRD KABUPATEN/KOTA TAHUN 2014

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 18/PUU-IX/2011 Tentang Verifikasi Partai

Tahap Penetapan Hasil. Pemungutan Suara. Kampanye. Tahap Jelang Pemungutan Dan Penghitungan Suara. Tahap Pencalonan. Tahap Pendaftaran Pemilih

PUTUSAN Perkara Nomor : 051/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

PUTUSAN I. IDENTITAS PENGADU DAN TERADU

2016, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang; b. bahwa Pasal 22B huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tent

PEDOMAN TEKNIS VERIFIKASI SYARAT CALON PENGGANTI ANTARWAKTU ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH PEMILIHAN UMUM TAHUN 2009

P U T U S A N No. 35/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

2017, No Tahun 2008 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4884); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerinta

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR: 024/BAN PAUD DAN PNF/AK/2017

I. IDENTITAS PENGADU DAN TERADU

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG

KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PRESS CONFERENCE. 3 Mei 2016 PENYAMPAIAN INFORMASI CATURWULAN I PENANGANAN LAPORAN PENGADUAN MASYARAKAT

P U T U S A N Nomor 128/DKPP-PKE-VI/2017 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Banten) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN No. 61/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

P U T U S A N No. 34/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH

Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187);

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N 131/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N 131/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN SENGKETA Nomor Permohonan: 008/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA, BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM MENIMBANG : a. Bahwa Bawaslu telah mencatat dalam Buku Registrasi Penyelesaian Sengketa Pemilu, permohonan dari : Nama Alamat Kewarganegaraan Pekerjaan/Jabatan : Ny. Zakariani Santoso : Jalan Cipinang Cempedak II/3 : Indonesia : Ketua Umum Partai Kongres Nama Alamat Kewarganegaraan Pekerjaan/Jabatan : Hikmat Subiadinata : Jalan Tebet Timur Dalam IV H/1A : Indonesia : Sekretaris Jenderal Partai Kongres bertindak untuk dan atas nama Partai Kongres dengan surat permohonan bertanggal 10 Januari 2013 yang diterima di Bidang Penyelesaian Sengketa pada hari Kamis, tanggal 10 Januari 2013, berdasarkan Berita Acara Penerusan Berkas Permohonan Nomor 008/SP- 1/Penerusan Permohonan/Set.Bawaslu/I/2013 dan dicatat dalam Buku Registrasi Perkara Penyelesaian Sengketa Pemilu Nomor 008/SP- 2/Set.Bawaslu/I/2013 perihal keberatan terhadap Keputusan KPU Nomor 05/Kpts/KPU/Tahun 2013 tentang Penetapan partai politik Peserta Pemilihan Umum Tahun 2014. Bahwa Partai Kongres berdasarkan Keputusan KPU Nomor 05/Kpts/KPU/Tahun 2013 Tentang Penetapan partai politik Peserta Pemilihan Umum Tahun 2014 dinyatakan tidak memenuhi syarat oleh KPU dengan rincian sebagai berikut: - 1 -

Kepengurusan, Keterwakilan Kepengurusan, Keterwakilan Perempuan, Kepemilikan Kantor, dan Keanggotaan partai politik Perempuan, Tingkat Kab/Kota No Wilayah Kesimpulan dan Syarat Jumlah Kepemilikan Jumlah Minimal Memenuhi Kantor Kab/Kota 75% Syarat Kab/Kota PUSAT Memenuhi Syarat Tidak 1 Aceh Memenuhi Syarat 23 17 0 Memenuhi 2. Sumatera Memenuhi Syarat Syarat 33 25 3 Utara 3. Sumatera Memenuhi Syarat Barat 19 14 0 4. Riau Memenuhi Syarat 12 9 1 5. Jambi Memenuhi Syarat 11 8 0 6. Sumatera Memenuhi Syarat Selatan 15 11 0 7. Bengkulu Memenuhi Syarat 10 8 1 8. Lampung Memenuhi Syarat 14 11 0 9. Kep. Memenuhi Syarat Bangka Belitung 7 5 1 10. Kepulauan Memenuhi Syarat Riau 7 5 0 11. DKI Jakarta Memenuhi Syarat 6 5 2 12. Jawa Barat Memenuhi Syarat 26 20 1 13. Jawa Tidak Memenuhi Tengah Syarat 35 26 0 14. DI Memenuhi Syarat Yogyakarta 5 4 0 15. Jawa Timur Memenuhi Syarat 38 29 0 16. Banten Memenuhi Syarat 8 6 0 17. Bali Tidak Memenuhi Syarat 9 7 0 18. Nusa Memenuhi Syarat Tenggara Barat 10 8 1 19. Nusa Memenuhi Syarat Tenggara 21 16 0 Timur 20. Kalimantan Memenuhi Syarat Barat 14 11 0 21. Kalimantan Memenuhi Syarat Tengah 14 11 1 22. Kalimantan Tidak Memenuhi Selatan Syarat 13 10 0 23. Kalimantan Memenuhi Syarat Timur 14 11 1 24. Sulawesi Memenuhi Syarat 15 11 0-2 -

Utara 25. Sulawesi Memenuhi Syarat Tengah 11 8 0 26 Sulawesi Memenuhi Syarat Selatan 24 18 0 27. Sulawesi Memenuhi Syarat Tenggara 12 9 2 28. Gorontalo Memenuhi Syarat 6 5 0 29. Sulawesi Memenuhi Syarat Barat 5 4 0 30. Maluku Memenuhi Syarat 11 8 5 31. Maluku Memenuhi Syarat Utara 9 7 0 32. Papua Memenuhi Syarat 29 22 9 33. Papua Memenuhi Syarat Barat 11 8 0 b. Hasil Pemeriksaan Bahwa Bawaslu telah melakukan pemeriksaan pengambilan keputusan dengan hasil sebagai berikut: 1. Bahwa Bawaslu telah menerima, memeriksa, dan memutus permohonan dari Partai Kongres sebagai berikut: Nama : Ny. Zakariani Santoso Alamat : Jalan Cipinang Cempedak II/3 Kewarganegaraan : Indonesia Pekerjaan/Jabatan : Ketua Umum Partai Kongres Nama Alamat Kewarganegaraan Pekerjaan/Jabatan : Hikmat Subiadinata : Jalan Tebet Timur Dalam IV H/1A : Indonesia : Sekretaris Jenderal Partai Kongres bertindak untuk dan atas nama Partai Kongres Dalam hal ini diwakili dan/atau didampingi oleh Kuasanya 1). David M. Agung Aruan, S.H,. 2). Novalina, S.H,, 3). Marthen Y Siwabessy, S.H. berdasarkan Surat Kuasa Nomor: 01/OR/LBHCB/I- 2013 tanggal 10Januari 2013 dari Advokat/Penasehat Hukum pada Kantor Lembaga Bantuan Hukum Cerdas Bangsa, beralamat di Jalan Pramuka Raya Nomor 137, Jakarta Timur, bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa. - 3 -

Selanjutnya disebut sebagai -------------------------------------- Pemohon dengan surat permohonan bertanggal 10 Januari 2013 yang diterima di Bidang Penyelesaian Sengketa pada hari selasa, tanggal 10 Januari 2013, berdasarkan Berita Acara Penerusan Berkas Permohonan Nomor: 008/SP-1/Penerusan Permohonan/Set.Bawaslu/I/2013 dan dicatat dalam Buku Registrasi Perkara Penyelesaian Sengketa Pemilu Nomor: 008/SP- 2/Set.Bawaslu/I/2013 perihal keberatan terhadap Keputusan KPU Nomor: 05/kpts/KPU/Tahun 2013 Tentang Penetapan Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Tahun 2014. Terhadap KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU) berkedudukan di Jalan Imam Bonjol Nomor 29 Jakarta Pusat, dalam hal ini berdasarkan Surat Kuasa Nomor: 30/KPU/I/2013 tertanggal 15 Januari 2013 memberi kuasa kepada 1). Prof. Dr. Adnan Buyung Nasution dan 2). Ali Nurdin, S.H., S.T., 3) Rasyid Alam Perkasa Nasution, dkk.; Para Advokat yang tergabung dalam Tim Advokasi KPU bertindak baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dalam hal ini memilih kediaman (domisili) hukum di Jalan Imam Bonjol Nomor 29 Jakarta Pusat. Selanjutnya disebut sebagai ---------------------------------------- Termohon A. Kewenangan Bawaslu terkait Penyelesaian Sengketa Pemilu Bahwa Pasal 259 ayat (2) dan ayat (3) menegaskan Sengketa Pemilu yang berkaitan dengan verifikasi Partai Politik Peserta Pemilu dan Daftar Calon Tetap anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota diselesaikan terlebih dahulu di Bawaslu. Dalam sengketa tidak dapat diselesaikan, para pihak yang merasa kepentingannya dirugikan oleh Keputusan KPU dapat mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara. Bahwa Pasal 269 ayat (1) dan ayat (2) menegaskan Pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha negara pemilu ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara dilakukan setelah seluruh upaya - 4 -

administratif di bawaslu sebagaimana dimaksud dalam pasal 259 ayat (2) telah digunakan. Pengajuan gugatan dilakukan paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah dikeluarkannya Keputusan Bawaslu. B. Kedudukan Hukum Partai Kongres adalah Partai Politik Calon Peserta Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD tahun 2014 yang telah terdaftar di Komisi Pemilihan Umum atas nama Partai Kongres. C. Pokok Permohonan Pada pokoknya kebijakan yang diterapkan oleh KPU tidak sesuai dengan penerapan yang dilakukan di lapangan. Bahkan terindikasi adanya penyimpangan-penyimpangan yang merupakan konspirasi dari sebuah skenario untuk membatalkan 24 partai politik sebagai peserta pemilihan umum Tahun 2014 mendatang. (Vide; Keputusan KPU No.5/Kpts/KPU/2014). Pasal 8 Ayat 2 Huruf (e) UU No. 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum, Parpol menyertakan keterwakilan sekurangkurangnya 30%, namun karena partai-partai parlemen tidak menyetujui hal ini, maka KPU mengeluarkan formulir F13 untuk Parpol yang tidak memenuhi 30% keterwakilan perempuan. Namun disatu sisi, dengan adanya verifikasi keanggotaan, jika tidak terpenuhi mengapa KPU tidak mengeluarkan formulir F14 atau F15 untuk menganulir hal tersebut. Sudah jelas pendapat Bapak Hadar Navis Gumay selaku Komisioner KPU, jika dilakukan verifikasi anggota, maka seluruh partai yang ada tidak lolos (Vide; Tempo, Rabu, 31 oktober 2012). Dengan pernyataan ini jelas tersirat bahwa partai-partai parlemen tidak dilakukan verifikasi keanggotaan. Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Pemohon mohon kepada Bawaslu Republik Indonesia menjatuhkan keputusan sebagai berikut: 1. Membatalkan Keputusan KPU Nomor 05/KPTS/KPU/Tahun 2013 tentang Penetapan Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Tahun 2014. 2. Memerintahkan Kepada Termohon (KPU) untuk melaksanakan putusan ini. - 5 -

2. Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil Pemohon sebagaimana dimaksud di atas, Pemohon mengajukan bukti-bukti tertulis sebagai berikut: 1. Fotocopy Pernyataan Keberatan Atas Pleno Rekapitulasi Hasil Verifikasi Faktual partai politik di Tingkat KPU Provinsi Sumatera Utara yang berhubungan dengan pelaksanaan verifikasi faktual persyaratan ditingkat Kabupaten/Kota. 2. Fotocopy Pernyataan Keberatan kepada KPU Provinsi Sumatera Utara yang berhubungan dengan perlakuan KPU Kabupaten Nias yang melakukan penolakan atas berkas kelengkapan persyaratan yang diserahkan DPC Partai Kongres Kabupaten Nias. 3. Fotocopy Pernyataan Keberatan dalam Pleno Rekapitulasi Hasil Verifikasi Faktual partai politik di Tingkat KPU Provinsi Jawa Barat yang berhubungan dengan pelaksanaan verifikasi faktual persyaratan ditingkat Kabupaten/Kota. 4. Fotocopy Pernyataan Keberatan kepada KPU yang berhubungan dengan perlakuan KPU Kota Palu dan KPU Kabupaten Donggala yang tidak melakukan verifikasi faktual terhadap DPC Partai Kongres Kota Palu dan Kabupaten Donggala. 5. Fotocopy Pernyataan Keberatan dalam Pleno Rekapitulasi Hasil Verifikasi Faktual partai politik di Tingkat KPU Provinsi Kalimantan Selatan yang berhubungan dengan pelaksanaan verifikasi faktual persyaratan ditingkat Kabupaten/Kota. 6. Fotocopy Pernyataan Keberatan kepada KPU yang berhubungan dengan pelaksanaan Verifikasi Faktual Keanggotaan partai politik di Tingkat KPU Kabupaten Bengkulu Selatan dan KPU Kota Bengkulu. 7. Fotocopy Pernyataan Keberatan kepada KPU yang berhubungan dengan permintaan oknum KPU Kabupaten Dompu yang meminta uang Rp. 10 Juta guna meloloskan DPC Partai Kongres Kabupaten Dompu dalam pelaksanaan verifikasi Faktual Partai Politik di Tingkat KPU Kabupaten. 8. Fotocopy Pernyataan Keberatan kepada KPU yang berhubungan dengan permintaan oknum KPU Kabupaten Lombok Utara yang meminta uang guna meloloskan DPC Partai Kongres Kabupaten Lombok Utara dalam pelaksanaan verifikasi Faktual partai politik di Tingkat KPU Kabupaten. 9. Fotocopy Pernyataan Keberatan kepada KPU yang berhubungan - 6 -

dengan tidak dilayaninya keberatan Pemohon kepada KPU Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam pelaksanaan verifikasi Faktual Partai Politik di Tiga Kabupaten. 10. Fotocopy Pernyataan saksi pemohon dalam Pleno Rekapitulasi Hasil Verifikasi Faktual Partai Politik di Tingkat KPU Provinsi Papua yang berhubungan dengan pelaksanaan verifikasi faktual persyaratan ditingkat Kabupaten/Kota. 3. Bahwa selain bukti-bukti tertulis, Pemohon mengajukan saksi-saksi yang diperiksa tanggal 22 Januari 2013, 23 Januari 2013 dan tanggal 28 januari 2013 dengan hasil pemeriksaan saksi sebagai berikut: a) Ny. Zakariani Santoso - Pemberi Keterangan adalah Ketua Umum Partai Kongres - Pemberi Keterangan mengatakan banyak pelanggaran yang terjadi di daerah. - Pemberi Keterangan mengatakan Berkas Administrasi DPC Partai Kongres Kabupaten Donggala dan Kota Palu adalah lengkap namun KPU Kabupaten Donggala dan Kota Palu tidak melakukan verifikasi terhadap kedua DPC Partai Kongres di Kabupaten/Kota yang bersangkutan dengan alasan tidak adanya data Partai Kongres di Kabupaten/Kota tersebut. - Pemberi Keterangan menegaskan sudah menjadi kewajiban bagi Bawaslu untuk menindaklanjuti pelanggaran-pelanggaran yang terjadi. - Pemberi Keterangan mengatakan Ketua DPC Partai Kongres dan Majelis Pertimbangan DPC Partai Kongres sudah beberapa kali mendatangi KPU Kota Palu untuk menyerahkan berkas dokumen kelengkapan persyaratan administrasi DPC Partai Kongres, namun KPU Kota Palu tetap bersikukuh tidak mau menerima berkas dokumen kelengkapan tadi. - Pemberi Keterangan mengatakan berkas dokumen kelengkapan persyaratan administrasi DPC Partai Kongres Kabupaten Donggala adalah lengkap sebagaimana berkas dokumen persyaratan yang telah diberikan DPP Partai Kongres kepada KPU yang terdapat dalam tanda terima penerimaan dokumen persyaratan yang diberikan KPU bagi Partai Kongres. - 7 -

b) Hikmat Subiadinata - Pemberi keterangan adalah Sekjen Partai Kongres - Pemberi Keterangan mengatakan Termohon di Sulawesi tidak pernah melakukan komunikasi kepada DPD maupun DPC Partai Kongres baik melalui Surat maupun telepon. c) Ny.Novalina - Pemberi keterangan adalah Kuasa Hukum Pemohon. - Pemberi Keterangan mengatakan Pemohon tidak akan mengajukan penambahan saksi dalam rangka pemeriksaan, sehingga Pemohon tidak akan melakukan perbaikan berkas permohonan. - Pemberi Keterangan mengatakan Pemohon akan fokus dalam pembuktian pelanggaran-pelanggaran yang terjadi Dua DPC saja, DPC Kabupaten Donggala dan DPC Kota Palu, dimana sudah jelas terbukti KPU di kedua Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud tidak melakukan verifikasi faktual. d) Ivan A. Azis M. - Pemberi keterangan adalah Ketua Cabang DPC Partai Kongres Kota Palu. - Pemberi Keterangan mengatakan pada tanggal 6 Desember 2012, saksi telah berusaha mendatangi kantor KPU Kota Palu untuk menyerahkan berkas dokumen kelengkapan persyaratan administrasi untuk kemudian bisa dilakukan verifikasi faktual atas berkas dokumen tersebut. - Pemberi Keterangan mengatakan KPU Kota Palu menolak untuk menerima berkas dokumen kelengkapan persyaratan administrasi DPC Partai Kongres Kota Palu dikarenakan tahap pendaftaran telah ditutup. - Pemberi keterangan mengatakan, pada tahap perbaikan pemohon datang kembali ke KPU Kota Palu untuk menyerahkan berkas dokumen kelengkapan persyaratan administrasi namun kembali ditolak oleh KPU Kota Palu. - Pemberi keterangan menyatakan memberikan keberatan secara lisan di Pleno rekapitulasi verifikasi faktual di KPU Kota Palu. - Pemberi keterangan mengatakan bahwa saat mendatangi KPU Kota Palu, dengan membawa SK Kepengurusan dan - 8 -

KTA berjumlah 200 KTA dari 400 Jumlah KTA yang dipersyaratkan. Hal ini dikarenakan penggunaan e-ktp yang pada akhirnya menyulitkan DPC Partai Kongres Kota Palu dalam mengumpulkan anggota. 4. Bahwa terhadap permohonan Pemohon, Termohon menjawab sebagai berikut: a. KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota telah melaksanakan verifikasi sesuai peraturan perundang-undangan. Verifikasi partai politik calon peserta Pemilu berpedoman pada UU Nomor 8 Tahun 2012, Peraturan KPU Nomor 7 Tahun 2012 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan KPU Nomor 18 Tahun 2012, Peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2012 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan KPU Nomor 14 Tahun 2012, Petunjuk Teknis Verifikasi Partai Politik dan Surat Edaran KPU; b. Memperhatikan permohonan Pemohon yang tidak secara spesifik menyebut obyek sengketa kelengkapan persyaratan Pemohon sebagai calon peserta pemilu, pada mediasi, Mediator memberi kesempatan pada Pemohon untuk memperbaiki materi Permohonan disampaikan pada Bawaslu sesuai batas waktu yang telah ditentukan; c. Dalam Ajudikasi yang dilaksanakan tanggal 22 Januari 2013, Majelis Pemeriksa menyampaikan pertanyaan kepada Pemohon tentang kesanggupan untuk memperbaiki permohonan. Secara tegas Pemohon menyatakan tidak menggunakan kesempatan melengkapi permohonan secara tertulis. Pemohon hanya bersedia menyampaikan secara lisan keberatan Pemohon terhadap pelaksanaan verifikasi faktual di Kabupaten Donggala dan Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah; d. Meskipun Pemohon tidak mematuhi hukum acara Bawaslu dalam penyelesaian sengketa pemilu, sebagai bentuk penghormatan Termohon terhadap Pemohon, menjunjung tinggi etika penyelenggara Pemilu serta perwujudan transparansi dan akuntabilitas penyelenggara Pemilu, Termohon besedia memberi penjelasan terhadap keberatan Pemohon tersebut; e. Permasalahan pelaksanaan verifikasi di Kabupaten Donggala dan Kota Palu disanggah dan dibuktikan oleh KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota menjadi fakta hukum yang patut dipertimbangkan Majelis Pemeriksa. - 9 -

5. Berdasarkan hasil pemeriksaan perkara Nomor 008/SP- 2/Set.Bawaslu/I/2013 yang diajukan oleh Partai Kongres, Pemohon menuangkan dalam Kesimpulan Partai Kongres adalah sebagai berikut; a. Telah terjadi kesimpangsiuran dalam pelaksanaan verifikasi faktual terkait pengalokasian data dari tingkat pusat ketingkat provinsi dan Kabupaten/Kota yang secara nyata tidak dilaksanakan. Sehingga hal ini menimbulkan KPU Provinsi maupun KPU Kabupaten/Kota tidak mau melakukan verifikasi faktual dikarenakan tidak adanya berkas data yang mereka terima dari KPU. b. Terjadi diskriminasi terhadap partai-partai kecil atau partai-partai baru. Hal ini tergambar dari pengakuan dari KPU Donggala yang dibetulkan KPU Provinsi Sulawesi Tengah yang mengatakan mereka hanya menerima data partai-partai besar dari KPU. Hal ini menimbuklan kerugian bagi parpol, antara lain; - KPU Kabupaten/kota tidka mau menerima perbaikan dokumen yang diserahkan parpol tingkat Kabupaten/Kota pada masa perbaikan sesuai PKPU yaitu pada periode 27 November 3 Desember 2012. - Banyak KPU Daerah yang memverifikasi parpol dengan menggunakan data dari dokumen lama dan menolak menerima dokumen baru pada masa perbaikan verifikasi faktual. - Banyak anggota parpol pemegang KTA yang tidak didatangi KPU Daerah saat verifikasi faktual. - Dengan alasan alamat anggota partai tidak ditemukan, banyak KPU Daerah yang meminta parpol mendatangkan anggotanya dengan waktu yang singkat yang membuat parpol kewalahan dikarenakan letak geografis, keadaan cuaca, waktu kerja, biaya dan lain-lain. Hal ini berbeda dengan SE No. 538 dan SE No. 681 dimana parpol tidak memeiliki kewenangan untuk memanggil anggota parpol untuk diverifikasi, namun hal tersebut adalah kewajiban dari KPU Daerah untuk menemui anggota parpol secara tatap muka. Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Pemohon mohon kepada Bawaslu Republik Indonesia menjatuhkan keputusan sebagai berikut: - 10 -

1. Bahwa sesuai UU Nomor 15 Tahun 2011 Pasal 73 ayat 4 huruf a, b dan f, Bawaslu berwenang untuk menerima dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu, menerima laporan adanya dugaan pelanggaran adminsitrasi Pemilu, mengkaji laporan dan temuan, serta merekomendasikannya kepada yang berwenang, serta melaksanakan wewenang lain yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan. 2. Pelaksanaan tahapan pemilu berupa verifikasi faktual adminsitrasi sesuai berita acara hasil verifikasi administrasi persyaratan partai politik calon peserta pemilu 2014 tanggal 28 Oktober 2012 maupun verifikasi faktual yang dilakukan KPU dengan data dokumen yang tidak Valid (direkayasa). Karenanya Laporan Rekapitulasi dalam rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil verifikasi faktual partai politik tingkat pusat yang dibacakan dalam rapat pleno KPU tanggal 7-8 Januari 2013 TIDAK MEMILIKI KEBENARAN dan CACAT HUKUM, karenanya putusan tersebut HARUS DICABUT (Keputusan KPU Nomor. 05/kpts/KPU/Tahun 2013) DAN BATAL DEMI HUKUM. 3. Bawaslu segera memerintahkan KPU, melalui keputusan Bawaslu tentang pencabutan terhadap keputusan KPU Nomor. 05/kpts/KPU/Tahun 2013, tanggal 8 Januari 2013, karena bertentangan dengan UU Nomor 15 tahun 2011 Pasal 2 dan UU Nomor 8 Tahun 2012 pasal 8 ayat 2 dan pasal 16 ayat 1. 6. Berdasarkan hasil pemeriksaan perkara Nomor 008/SP- 2/Set.Bawaslu/I/2013 yang diajukan oleh Partai Kongres, maka dengan ini Termohon menyampaikan kesimpulan sebagai berikut: a. Berdasarkan rekapitulasi hasil verifikasi faktual partai politik, Partai Kongres tidak memenuhi persyaratan di tingkat provinsi pada 16 (enam belas) provinsi dan tidak memenuhi persyaratan minimal 75% (tujuh puluh lima persen) Kabupaten/Kota di 33 (tiga puluh tiga) Provinsi. b. Dalam permohonannya, Pemohon hanya mempersoalkan regulasi yang dibuat oleh Termohon dimana persoalan regulasi tersebut bukan merupakan kewenangan dari sengketa penyelesaian pemilu, sehingga tidak relevan untuk dibahas dan oleh karenanya harus dikesampingkan. c. Termohon secara tegas telah menolak seluruh dalil Pemohon dan membantah semua argumentasi Pemohon. Selama proses - 11 -

persidangan, Pemohon tidak pernah menghadirkan saksi-saksi dan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Pemohon telah melakukan kekeliruan dalam melakukan verifikasi faktual pada 16 (enam belas) Provinsi dimana Pemohon tidak memenuhi syarat. Begitu juga mengenai persyaratan minimal 75% (tujuh puluh lima persen) Kabupaten/Kota di Provinsi, Pemohon tidak mampu menghadirkan saksi maupun bukti-bukti yang membuktikan bahwa Pemohon telah memenuhi syarat minimal 75% (tujuh puluh lima persen) Kabupaten/Kota pada 33 (tiga puluh tiga) Provinsi. d. Oleh karena Pemohon tidak mampu membuktikan dalil-dalilnya maka permohonan penyelesaian sengketa pemilu yang diajukan oleh Pemohon seharusnya ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima. 7. Bahwa untuk memperkuat dalil-dalil jawaban Termohon, Termohon telah memberikan tanggapan serta mengajukan saksi-saksi yang diperiksa pada tanggal tanggal 23 Januari 2013 sebagai berikut: a) KPU Provinsi Sulawesi Tengah, - Pemberi keterangan adalah Anggota KPU Provinsi Sulawesi Tengah. - Pemberi keterangan mengatakan dalam melakukan verifikasi partai politik, KPU Provinsi Sulawesi Tengah sudah melakukan verifikasi faktual terhadap persyaratan kelengkapan partai Kongres. Dalam verifikasi faktual tersebut, Partai Kongres dinyatakan memenuhi syarat atas Kepengurusan, Keterwakilan Perempuan dan Domisili Kantor. - Pemberi keterangan mengatakan dalam pelaksanaan verifikasi faktual ditingkat Kabupaten/Kota, semua diserahkan kepada KPU Kabupaten/Kota, hal ini dikarenkan berkas untuk 18 partai politik diserahkan masing-masing DPC partai politik ke KPU sesuai tingkatannya. - Pemberi keterangan mengatakan berdasarkan dokumen pleno rekapitulasi verifikasi faktual di Kota Palu tidak ada keberatan yang dilayangkan DPC Partai Kongres Kota Palu terkait pelaksanaan verifikasi faktual di Kota Palu. - 12 -

b) Andi S.H, M.H. - Pemberi keterangan adalah Anggota KPU Kabupaten Donggala Divisi Hukum. - Pemberi keterangan menyatakan bahwa KPU Kabupaten Donggala tidak ada data dokumen apapun terkait berkas adminstrasi DPC Partai Kongres Kabupaten Donggala. - Pemberi keterangan menyatakan adapun DPC Partai Kongres Kabupaten Donggala menyerahkan data pada saat masa perbaikan verifikasi faktual telah usai. - Pemberi keterangan menyatakan Data dari 18 Parpol diserahkan masing-masing DPC ke KPU Kabupaten/Kota masing-masing sesuai tingkatannya. c. Pertimbangan Bawaslu 1. Kewenangan Untuk Menyelesaikan Pokok Permohonan Sengketa; Bahwa berdasarkan pasal 258 ayat (1) dan Pasal 268 ayat (2) huruf a Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD jo Pasal 3 ayat (2) huruf a Peraturan Bawaslu Nomor 15 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD menyatakan bahwa Bawaslu menyelesaikan sengketa Pemilu yang timbul antara KPU dan partai politik Calon Peserta Pemilu yang tidak lolos verifikasi sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan KPU tentang penetapan partai politik Peserta Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Undang- Undang Nomor 8 tahun 2012 tentang pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD; 2. Kedudukan Hukum Pemohon a) Bahwa Partai Kongres sebagai partai politik Calon Peserta Pemilu yang tidak lolos sebagai peserta pemilu akibat dikeluarkannya Keputusan KPU Nomor: 05/Kpts/KPU/Tahun 2013 tentang Penetapan partai politik Peserta Pemilihan Umum Tahun 2014; b) Bahwa Partai Kongres tercantum dalam daftar partai politik yang tidak lolos sebagai peserta pemilu sebagaimana Lampiran II Keputusan KPU Nomor 05/Kpts/KPU/Tahun 2013 angka 10. c) Bahwa berdasarkan Pasal 258 ayat (1) jo pasal 268 ayat (2) huruf a Undang-Undang Nomor 8 tahun 2012 tentang Pemilu - 13 -

Anggota DPR, DPD, dan DPRD dan Pasal 9 ayat (1) huruf a Peraturan Bawaslu Nomor 15 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD, Pemohon memiliki kedudukan hukum untuk mengajukan permohonan penyelesaian sengketa Pemilu kepada Bawaslu. 3. Jangka waktu Bahwa Pemohon mengajukan permohonan setelah Termohon mengumumkan Keputusan KPU Nomor: 05/Kpts/KPU/Tahun 2013, yakni pada tanggal 10 Januari 2013. Oleh karena itu, pengajuan permohonan memenuhi syarat waktu pengajuan permohonan. 4. Pertimbangan Hukum a) Menimbang bahwa terhadap dalil Pemohon yang menyatakan ada indikasi penyimpangan berupa konspirasi dari sebuah skenario untuk membatalkan keikutsertaan 24 partai politik sebagai peserta Pemilu 2014, Bawaslu berpendapat bahwa berdasarkan fakta persidangan Pemohon tidak dapat membuktikan dalilnya di dalam persidangan bahwa telah terjadi skenario untuk membatalkan keikutsertaan 24 partai politik dan dalil tersebut hanya merupakan asumsi Pemohon karena tidak didukung oleh alat bukti. b) Menimbang bahwa terhadap dalil Pemohon yang menyatakan KPU seharusnya mengeluarkan formulir F-14 atau F-15 untuk menganulir persyaratan jumlah keanggotan, bagi partai politik yang tidak bisa memenuhi persyaratan keanggotaan sebagaimana terjadi pada persyaratan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30%, Bawaslu berpendapat bahwa hal tersebut tidak mungkin dilaksanakan, mengingat syarat keanggotaan merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi. c) Menimbang bahwa Pemohon telah dinyatakan tidak memenuhi persyaratan di 33 Provinsi oleh Termohon berdasarkan Rekapitulasi Hasil Verifikasi Faktual partai politik sebagaimana Keputusan KPU Nomor: 05/KPTS/KPU/Tahun 2013, maka Bawaslu berpendapat bahwa Pemohon tidak memenuhi syarat yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. - 14 -

d. Kesimpulan bahwa Bawaslu terhadap hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud huruf c, mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Bawaslu berwenang menyelesaikan sengketa pemilu sebagaimana permohonan a quo. 2) Pemohon memiliki kedudukan hukum untuk mengajukan permohonan a quo. 3) Permohonan a quo diajukan masih dalam jangka waktu pengajuan permohonan. 4) Pemohon tidak memenuhi syarat memiliki kepengurusan di seluruh Provinsi sebagaimana dimaksud Pasal 8 ayat (2) huruf b Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD. 5) Pemohon tidak memenuhi syarat memiliki kepengurusan di 75% Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud Pasal 8 ayat (2) huruf c Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD. MENGINGAT : a. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu. b. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD. c. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD. Menetapkan : Menolak Permohonan Pemohon Untuk Ditetapkan Sebagai Peserta Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD Tahun 2014 Demikian diputuskan di dalam rapat pleno Bawaslu pada hari Rabu, tanggal 30 Januari 2013 oleh 1) Dr.Muhammad, S.IP., M.Si., 2) Nasrullah, S.H., 3) Endang Wihdatiningtyas S.H., M.H., 4) Daniel Zuchron, dan 5) Ir.Nelson Simanjuntak masing-masing sebagai Anggota Bawaslu dan diucapkan dihadapan para pihak serta terbuka untuk umum pada hari Rabu, tanggal 30 Januari 2013 oleh 1) Dr.Muhammad, S.IP., M.Si., 2) Nasrullah, S.H., 3) Endang Wihdatiningtyas S.H., M.H., 4) Daniel Zuchron, dan 5) Ir.Nelson Simanjuntak masing-masing sebagai anggota Bawaslu. - 15 -