MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI SIKLUS ACE PADA PEMBELAJARAN KIMIA Oleh I Wayan Soma 1

dokumen-dokumen yang mirip
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

III. METODE PENELITIAN. semester genap Tahun Pelajaran Kelas yang dijadikan subjek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( classroom. bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

64 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas II SD Inpres 2 Mepanga Kecamatan Mepanga

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN LIFE SKILL SISWA DALAM PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN GAME SIMULATION

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Kemampuan Menyimak Pengumuman Melalui Metode Diskusi Siswa Kelas IV SDN Gindopo Kecamatan Basidondo

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, proses pembelajaran merupakan

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PERTUKARAN KELOMPOK IMPROVING STUDENT S LEARNING OUTCOMES WITH EXCHANGE GROUPS METHODS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action

BAB III METODE PENELITIAN

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB III METODE PENELITIAN

Disusun Oleh : Yanti Jasni, S.Pd Guru SDN 34 Gantung Ciri ABSTRAK

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research). Menurut Kemmis dan Mc.Taggart, PTK adalah studi yang

10 Media Bina Ilmiah ISSN No

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn SISWA DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Arif Firmansyah*

Oleh: Katriani SD Negeri 3 Margomulyo Trenggalek

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 SMA Negeri 15 Bandar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahun Pelajaran 2013/2014. Tabel rencana pelaksanaan penelitian

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERAIF TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII-G SMP NEGERI 9 MALANG ARTIKEL

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Action Research Literate ISSN : Vol. 1, No 1 Desember 2017

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

Penerapan Metode Eksperimen pada Materi Sifat Cahaya Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Balukang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dari 20 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Diskusi di SDN Siney

Elok Mufidah dan Amaria Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tlp: , Abstrak

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X1 semester genap SMA N 7

BAB III METODE PENELITIAN. meningkatkan prestasi belajar dan aktivitas peserta didik dalam proses dan

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 11 MATARAM

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPAMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER SMP NEGERI 7 MEDAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA UNTUK SISWA KELAS VII-F SMP NEGERI 7 MALANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di SDN Cicadas 03 Desa Cicadas Kecamatan

ISSN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 PENEBEL

Penerapan Experiential Learning

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Diterima 13 November 2006, Disetujui 10 Januari 2006

Transkripsi:

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI SIKLUS ACE PADA PEMBELAJARAN KIMIA Oleh I Wayan Soma 1 Abstrak: Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran kimia dengan strategi pembelajaran siklus ACE (activity, class discussion, exercise). Subjek penelitian adalah siswa kelas X-1 SMA Negeri 4 Singaraja tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 42 orang. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus, tiap-tiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, implementasi, observasi/evaluasi, dan refleksi. Strategi pembelajaran siklus ACE mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian siklus I menunjukkan aktivitas belajar siswa tergolong aktif dengan rerata 60,7% dan rerata skor hasil belajar sebesar 63,8. Pada siklus II, aktivitas belajar siswa tetap tergolong aktif dengan rerata 68,1% dan rerata skor hasil belajar menjadi 76,0. Siswa memberikan tanggapan positif terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan. Kata kunci: Aktivitas, hasil belajar, siklus ACE, dan pembelajaran kimia. PENDAHULUAN Berbagai upaya telah dilakukan oleh Dinas Pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti: penyempurnaan kurikulum, pelatihan guru, memberikan kesempatan pada guru untuk studi lanjut (S1 dan S2) serta usaha sekolah untuk memberikan workshop pada para guru dalam upaya memperbaiki reorientasi proses pembelajaran di kelas (Retug, 2006). Namun, upaya tersebut belum memberikan peningkatan kualitas hasil pembelajaran jika guru tidak mau mengubah paradigma dalam belajar. Guru sebagai agen pembelajaran sudah seharusnya melakukan reorientasi proses pembelajaran agar proses pembelajaran menjadi berpusat pada siswa. Proses pembelajaran berpusat pada siswa berarti memberdayakan segala kemampuan yang dimiliki siswa serta mengenali kelemahan atau kekurangan yang ada pada diri siswa, kemudian dicarikan solusinya (Sidi, 2003). Mata pelajaran kimia sebagai bagian dari pelajaran sains, yang fokus dalam mengkaji struktur, sifat dan perubahan materi memiliki karakteristik permasalahan yang berbeda dengan mata pelajaran lainnya. Oleh karena itu diperlukan strategi tertentu pula 1 I Wayan Soma adalah staf pengajar pada SMAN 4 Singaraja. 106

dalam mengatasinya. Masalah yang sering muncul pada proses pembelajaran kimia berdasarkan pengalaman penulis dalam mengelola pembelajaran antara lain: 1) aktivitas belajar siswa sangat rendah, terindentifikasi dari minat bertanya siswa kurang, kurang berani mengemukakan pendapat, kurang berani mengajukan gagasan, tidak mau mengajukan hipotesis. Aktivitas belajar merupakan kegiatan dalam proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mendiskusikan bahan ajar, mengerjakan tugas-tugas, serta interaksi siswa dengan siswa, siswa dengan bahan ajar, siswa dengan sumber belajar (Sastrawidana, 2007); dan 2) nilai hasil belajar kimia siswa cukup rendah. Fakta ini teridentifikasi dari hasil evaluasi ulangan harian, hasil tes tengah semester, dan hasil tes ulangan akhir semester 1. Tes adalah alat penilaian yang digunakan untuk memotivasi belajar siswa, sebagai umpan balik untuk perbaikan unit pembelajaran berikutnya (Zainul dan Nasution, 1993). Hasil tes menunjukkan bahwa lebih dari 60% siswa belum tuntas dalam menempuh kompetensi yang diberikan. Ketuntasan terhadap kompetensi ditentukan berdasarkan acuan standar minimal yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Standar ketuntasan belajar minimal yang dipersyaratkan adalah 75 (KTSP SMAN 4 Singaraja, 2009). Fenomena banyaknya siswa belum mencapai ketuntasan yang bermuara pada rendahnya nilai hasil belajar siswa perlu segera dicarikan pemecahan agar hasilnya menjadi lebih meningkat. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah meningkatkan penguasaan kompetensi oleh siswa melalui metode belajar yang memberikan suasana, ruang gerak, tantangan pada siswa untuk lebih mengekspresikan potensi diri. Salah satu strategi untuk meningkatkan penguasaan kompetensi adalah berlatih (exercise) dengan tekun dan berulang-ulang. Dengan latihan secara terus menerus maka akan terjadi aktivitas belajar yang lebih baik, lebih interaktif, serta memungkinkan terjadi diskusi bersama teman sejawat dan narasumber. Dengan berlandaskan pemikiran tersebut, peneliti menerapkan strategi pembelajaran dengan siklus ACE (aktivity, class discussion, exercise) sebagai upaya memperbaiki aktivitas dan hasil belajar siswa (Asiala, 2000). Strategi pembelajaran siklus ACE dilaksanakan dengan langkah-langkah: 1) siswa secara aktif menggali informasi pada bahan dan sumber belajar yang diacu, mencatat masalah, mengajukan pertanyaan, membuat hipotesis atas pertanyaan yang diajukan, 2) melakukan diskusi kelompok dan diskusi kelas atas masalah yang diajukan, 3) siswa berlatih memecahkan masalah terkait dengan topik bahasan. Langkah ini dilakukan secara berulang. Rumusan masalah yang diajukan pada penelitian tindakan ini adalah: (1) Apakah strategi pembelajaran dengan siklus ACE dapat meningkatkan aktivitas belajar kimia siswa kelas X-1 SMA Negeri 4 Singaraja? (2) Apakah strategi pembelajaran dengan siklus ACE dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas X-1 SMA Negeri 4 Singaraja? (3) Bagaimana respon siswa kelas 107

X-1 SMA Negeri 4 Singaraja terhadap implementasi pembelajaran dengan strategi siklus ACE? METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Singaraja, pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010 dengan subjek penelitian adalah siswa kelas X-1 sebanyak 42 orang yang terdiri dari 20 orang laki-laki dan 22 orang perempuan. Objek penelitian adalah aktivitas siswa, hasil belajar kimia, dan respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari 2010 sampai Maret 2010 dengan 2 siklus tindakan. Rancangan tiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, dan refleksi tindakan (Kemmis & McTaggart, 2000). Siklus pertama menyasar topik hidrokarbon jenuh dan siklus kedua menyasar topik hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna). Rencana tindakan pada siklus pertama adalah sebagai berikut: a) menyiapkan dan membuat bahan ajar, lembar kerja siswa (LKS), b) membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), c) menyiapkan bahan latihan konsep, d) membuat lembar observasi aktivitas siswa, e) menyiapkan tes hasil belajar siklus pertama. Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan strategi seperti berikut. a) Pada tahap aktivitas, siswa diberikan menggali informasi sesuai topik ajar pada bahan ajar, LKS, kemudian mencatat atau membuat daftar pertanyaan untuk konsep yang belum mereka pahami serta menuliskan jawaban sementara (hipotesis) dari pertanyaan yang diajukan, b) pada tahap diskusi kelas, siswa melakukan tanya jawab dan dialog antar-kelompok dengan guru sebagai sumber belajar terhadap masalah yang telah dicatat, c) pada tahap latihan konsep (exercise), siswa diberikan menjawab soal latihan yang telah dipersiapkan oleh guru. Saat latihan dilakukan evaluasi proses, jika belum mencapai target keberhasilan, maka kegiatan belajar kembali ke tahap awal yakni tahap aktivitas. Target keberhasilan didasarkan atas indikator ketercapaian yang telah ditetapkan untuk siklus pertama. Hasil pengamatan dan hasil tes siklus pertama digunakan sebagai bahan refleksi untuk pelaksanaan siklus kedua. Rencana tindakan siklus kedua pada prinsipnya sama dengan siklus pertama namun menyasar indikator keberhasilan topik hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna). Berdasarkan refleksi siklus pertama, pelaksanaan tindakan yang perlu perbaikan adalah teknik diskusi. Perbaikan bertujuan agar pelaksanaan diskusi kelompok dan kelas lebih efektif, efisien, dan lebih memberdayakan peserta diskusi. Di akhir siklus kedua siswa diberikan tes hasil belajar dan angket respon siswa terhadap proses pembelajaran. 108

Data dan instrumen pengumpul data pada penelitian ini adalah: 1) data aktivitas belajar siswa, dikumpulkan dengan pedoman observasi, 2) data nilai tes hasil belajar, dikumpulkan dengan tes hasil belajar, dan 3) data respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran, dikumpulkan dengan angket. Data aktivitas siswa dianalisis kemudian ditentukan persentase aktivitas siswa dengan pedoman: 1) kurang aktif jika aktivitas kurang dari 25%, 2) cukup aktif jika aktivitas 25% -50%, 3) aktif jika aktivitas 51% -75 %, dan 4) sangat aktif jika aktivitas 76% - 100%. Data nilai tes hasil belajar dianalisis dengan menentukan rerata skor tes hasil belajar, ketuntasan individu, dan ketuntasan belajar klasikal yang dibandingkan dengan standar ketuntasan yang ditetapkan. Data respon siswa terhadap proses pembelajaran dianalisis dengan menentukan skor rerata respon siswa (P) yang kemudian dibandingkan dengan kriteria yang ditetapkan yaitu: 1) jika P < 20 respon sangat kurang positif, 2) jika 20 P < 26,7 respon kurang positif, 3) jika 26,7 P < 33,3 respon cukup positif, 4) jika 33,3 P < 40 respon positif, dan 5) jika P 40 respon sangat positif. Kriteria keberhasilan tindakan adalah: 1) aktivitas belajar siswa tergolong aktif, 2) rata-rata hasil belajar siswa untuk kompetensi hidrokarbon minimal mencapai 75 dengan ketuntasan minimal 85%, dan 3) respon siswa terhadap proses pembelajaran tergolong positif. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan kompetensi dasar menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan struktur dan hubungannya dengan sifat-sifat senyawa. Siklus pertama membahas topik senyawa hidrokarbon jenuh (alkana) dan siklus kedua membahas topik senyawa hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna). Strategi siklus ACE dilakukan dengan langkah sebagai berikut. (1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan menyajikan stimulus serta memotivasi siswa untuk memasuki kesiapan belajar, (2) guru menginformasikan rancangan pembelajaran yang dilaksanakan pada siswa, (3) membagikan bahan ajar pada siswa tentang hidrokarbon, (4) siswa melakukan eksplorasi dengan membaca dan menyimak bahan ajar, menulis hal yang belum dipahami, menulis pertanyaan, menuliskan jawaban sementara (hipotesis), (5) melakukan diskusi kelas terkait dengan pertanyaan yang diajukan dengan dipandu dan dibimbing oleh guru, (6) siswa berlatih mengerjakan soal untuk menilai pemahaman yang telah disiapkan oleh guru dalam bentuk lembar kegiatan siswa. Hasil belajar yang dipantau sebagai indikator keberhasilan tindakan yang dilaksanakan dalam upaya pencapaian kompetensi adalah rata-rata aktivitas belajar, rata-rata nilai tes hasil belajar, jumlah 109

siswa yang mencapai KKM untuk kompetensi yang dibahas, dan ketuntasan klasikal serta respon siswa terhadap strategi belajar yang dilaksanakan. Hasil penelitian siklus pertama dan kedua adalah sebagai berikut. 1) Aktivitas belajar siswa ( N = 42 orang ) Siklus Perta ma Kedua Perte muan I II I II III Putaran siklus ACE Memba ca, menyi mak Berta nya Aktivitas yang dinilai % Menja Aktivitas Aktivitas ratarata wab perta dalam berlatih nyaan diskusi soal Pertama 10 1 0 10 20 19,5 Kedua 40 15 10 25 40 61,9 % rata-rata 59,5 19,0 11,9 41,6 71,4 40,7 Pertama 38 20 20 35 35 70,5 Kedua 40 35 32 42 42 90,9 % rata-rata 92,8 65,5 61,8 91,7 91,7 80,7 Pertama 20 7 8 30 25 42,9 Kedua 35 10 8 40 41 63,8 % rata-rata 65,5 20,2 19,0 83,3 78,6 53,3 Pertama 25 8 20 25 30 51,4 Kedua 40 18 25 41 42 79,0 % rata-rata 77,4 31,0 53,6 78,6 85,7 65,2 Pertama 40 20 25 40 41 79,0 Kedua 42 30 38 42 42 92,4 % rata-rata 97,6 59,5 75,0 97,6 98,8 85,7 2) Hasil belajar siswa ( N = 42 orang) No Aspek yang dinilai Siklus pertama Siklus kedua Hasil Kategori Hasil Kategori 1 Rata-rata aktivitas belajar 60,7% Aktif 68,1% Aktif 2 Rata-rata nilai tes hasil belajar 63,8 Belum memenuhi 76,0 Memenuhi kriteria 110

3 Jumlah siswa dengan nilai KKM ( 75) 21 orang 4 Ketuntasan klasikal 50% kriteria - Belum memenuhi kriteria 32 orang 76,2% - Belum memenuhi kriteria 5 Rata-rata respon siswa - 38,5 positif Siklus pertama dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, dan tiap pertemuan dilaksanakan dua putaran siklus ACE dengan di akhir siklus siswa diberikan tes hasil belajar kimia. Hasil pengamatan menunjukkan, pada putaran pertama siklus ACE pada siklus tindakan pertama, aktivitas siswa belum berjalan sesuai harapan, siswa tampak sulit menginterpretasi materi konsep yang ada pada bahan ajar, saat diberi latihan hanya 2 orang (4,7%) yang mampu menyelesaikan soal dengan baik dan persentase rata-rata aktivitas siswa sebesar 19,5%. Dengan hasil demikian, kegiatan belajar kembali ke langkah 4, 5, dan 6 sebagai putaran kedua siklus ACE. Pada kegiatan belajar putaran kedua, terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dengan persentase rata-rata 61,9%. Sehingga pada pertemuan pertama siklus tindakan pertama rata-rata aktivitas belajar siswa 40,7%. Dengan melakukan perbaikan pada sistem diskusi, pada pertemuan kedua siklus tindakan pertama terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dengan rata-rata sebesar 80,7%. Dengan demikian, strategi siklus ACE pada siklus pertama menghasilkan rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 60,7% dengan kategori aktif sesuai kriteria yang ditetapkan. Siklus tindakan kedua dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan tiap pertemuan menggunakan strategi siklus ACE masing-masing 2 kali putaran. Pada pertemuan pertama, rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 53,3%, pada pertemuan kedua naik menjadi 65,2% dan pada pertemuan ketiga menjadi 85,7%. Dengan demikian, penerapan strategi siklus ACE pada siklus kedua memperoleh rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 68,1% dengan kategori tetap aktif. Aspek hasil belajar yang dijadikan kriteria keberhasilan tindakan adalah rata-rata nilai tes hasil belajar, jumlah siswa yang mencapai KKM, ketuntasan klasikal dan respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran. Dengan strategi siklus ACE, pada siklus pertama rata-rata nilai tes hasil belajar siswa sebesar 63,8 dengan ketuntasan klasikal sebesar 50%. Jumlah siswa yang mencapai nilai sama atau lebih besar dari KKM sebanyak 21 orang (50%). Berdasarkan kriteria keberhasilan, siklus pertama belum menunjukkan keberhasilan pada nilai tes hasil belajar dan ketuntasan klasikal. Namun, aktivitas belajar telah menunjukkan keberhasilan. Dengan melakukan beberapa perbaikan terhadap kekurangan siklus 111

pertama, pada siklus kedua rata-rata nilai tes hasil belajar siswa sebesar 76,0 dengan ketuntasan klasikal sebesar 76,2%. Jumlah siswa yang mencapai nilai sama atau lebih besar dari KKM sebanyak 32 orang dan siswa memberikan respon positif terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan rata-rata 38,5. Penerapan strategi siklus ACE yang dilaksanakan pada proses pembelajaran kimia di kelas X-1 SMA Negeri 4 Singaraja secara umum dapat dikatakan berhasil karena tiga kriteria keberhasilan telah tercapai, yakni aktivitas belajar siswa berkategori aktif, nilai tes hasil belajar dicapai pada siklus kedua dengan rata-rata sebesar 76,0 dan siswa memberi respon positif terhadap proses pembelajaran. Namun, satu kriteria keberhasilan belum tercapai, yakni ketuntasan klasikal hanya dapat dicapai sebesar 76,2% di akhir siklus kedua tetapi mampu ditingkatkan dengan cukup signifikan, yaitu sebesar 52,4% dari siklus pertama ke siklus kedua, seperti pada tabel berikut. 3) Perbandingan hasil tindakan siklus pertama dan kedua. No Aspek yang dinilai Hasil siklus pertama Hasil siklus kedua Peningkatan (%) 1 Rata-rata aktivitas 60,7% 68,1% 12,2% belajar 2 Rata-rata nilai tes hasil 63,8 76,0 12,8% belajar 3 Jumlah siswa dengan 21 32 52,3% nilai KKM ( 75) 4 Ketuntasan klasikal 50% 76,2% 52,4% 5 Rata-rata respon siswa - 38,5 - Strategi siklus ACE memberi siswa untuk belajar secara sistematis, efektif dan efisien dalam menghadapi materi ajar (Nurlaelah, 2003). Siswa beraktivitas untuk mendapatkan informasi atau konsep-konsep baru melalui eksplorasi (activity), melakukan diskusi kelas untuk mengemukakan temuan konsep saat eksplorasi (class discussion), dan memantapkan konsep dengan melakukan latihan mengerjakan tugas-tugas berupa aplikasi konsep atau soal-soal latihan (Asiala, 2000). Pada siklus pertama di awal pelaksanaan strategi belajar dengan siklus ACE terungkap bahwa dari 42 orang siswa yang menjadi subjek penelitian ini ada 21 orang yang belum memenuhi persyaratan nilai ketuntasan belajar minimal, yakni 75. Hasil analisis terhadap aktivitas belajar siswa diperoleh kategori aktif dengan rata-rata 60,7%. Sedangkan nilai tes hasil belajar baru mencapai rata-rata 63,8. Hal ini menunjukkan bahwa strategi siklus ACE yang dilaksanakan belum berjalan optimal karena siswa kurang fokus terhadap persoalan yang dihadapinya. Ketika dilaksanakan proses pembelajaran, peneliti mengajak satu orang 112

guru sebagai observer. Berdasarkan temuan dan hasil pengamatannya, dilaporkan antara lain: kegiatan diskusi siswa kurang terarah, siswa kurang fokus dalam menyimak bahan ajar, siswa kurang intens menggali hal yang mereka belum kuasai, sangat sedikit siswa yang mengajukan pertanyaan dan menjawab, guru pengajar kurang memberikan bimbingan individu atau kelompok. Temuan ini menunjukkan bahwa siswa belum belajar dengan sistematis, tidak fokus, dan guru harus memperbaiki teknik diskusi sehingga diskusi kelas (class discussion) menjadikan siswa terlibat lebih aktif secara mental yang merupakan kunci belajar efektif (Fisher, 1990). Pada siklus kedua, aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan 12,2% dibandingkan dengan siklus pertama, dengan rata-rata aktivitas belajar siswa mencapai 68,1%. Strategi siklus ACE telah mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa walaupun pada awalnya ditemukan hambatan dalam pelaksanaan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya (Sastrawidana, 2007), bahwa siklus ACE mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Terkait dengan hasil temuan siklus pertama bahwa kegiatan diskusi siswa kurang terarah dan kurang fokus, pada siklus kedua diperbaiki dengan teknik diskusi kelompok kecil. Hasil menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas dalam diskusi dan hasilnya cukup signifikan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya (Selamat, 2001), bahwa pada diskusi kelompok kecil terjadi proses pembelajaran kooperatif yang lebih efektif. Nilai tes hasil belajar pada siklus kedua dapat ditingkatkan sebesar 12,8% dibandingkan dengan siklus pertama dengan rata-rata 76,0 dan ketuntasan klasikal meningkat sebesar 52,4%. Pada siklus kedua masih ditemukan adanya kendala, yakni kemampuan siswa masih kurang untuk menelaah masalah yang memerlukan keterampilan berpikir kritis dan kreatif (Redhana, 2002). Keberhasilan penelitian ini tidak terlepas dari keunggulan dan kelemahan dari strategi siklus ACE dan karakteristik siswa. Keunggulan strategi siklus ACE adalah: 1) siswa dapat merevisi konsep yang mereka pahami dengan cepat melalui penelusuran saat pertemuan belajar, 2) siswa harus melakukan aktivitas diskusi saat pembelajaran untuk memperoleh pemahaman konsep melalui elaborasi dan konfirmasi antar teman, dan 3) siswa mengujicoba pemahaman konsep yang diperoleh melalui latihan pemecahan masalah yang cepat dapat diperbaiki bila ada kesalahan (teori APOS). Kelemahannya adalah strategi siklus ACE agak sulit diterapkan pada materi ajar yang lingkupnya luas dalam satu kali pertemuan. 113

PENUTUP Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. (1) Strategi siklus ACE dalam pembelajaran kimia dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X-1 SMA Negeri 4 Singaraja, (2) Strategi siklus ACE dalam pembelajaran kimia dapat meningkatkan hasil belajar kimia kelas X-1 SMA Negeri 4 Singaraja, dan (3) Siswa kelas X-1 SMA Negeri 4 Singaraja memberikan respon positif terhadap strategi siklus ACE pada pembelajaran kimia. Sesuai dengan temuan dalam penelitian tindakan kelas ini, bahwa strategi siklus ACE mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar kimia siswa. Oleh karena itu, disarankan kepada guru-guru kimia atau guru sejawat lainnya untuk mencoba menerapkan strategi siklus ACE dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Kepada para pengembang kurikulum di sekolah, hendaknya dalam membuat pedoman bahan ajar yang tercantum dalam kurikulum dimasukkan strategi pembelajaran di antaranya strategi siklus ACE. Kepada para pembaca, jika melakukan penelitian sejenis dianjurkan untuk menggunakan materi lain yang sifatnya tidak terlalu luas agar putaran siklus ACE dapat lebih diperbanyak. Daftar Pustaka Anonim. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA Negeri 4 Singaraja. Singaraja. Asiala, Mark et al. 2000. A Framework for Research and Curriculum Development in Undergraduate Mathematics Education. Research II, CBMS Issues in Mathematics Education. Ohio. Depdiknas. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Depdiknas, Dirjenmandikdasmen. Fisher. 1990. How To Improve Your Reading Ability: The SQ3R Method. Tersedia pada www. google. com. Diakses pada 11 Juli 1992. Kemmis, S. and R. Mc Taggart. 2000. The Action Research Planner. 3 rd Edition. Victoria: Deakin University Press. Nurlaelah, Elah. 2003. Pemanfaatan Information Technologi (Program ISETL) dalam Pembelajaran Struktur Aljabar. Bandung: JICA-IMSTEP Project. Retug, IN., dkk. 2006. Implementasi Metode SQ3R Berbantuan LKS untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil belajar Kimia Siswa Kelas X4 SMA Negeri 4 Singaraja. Laporan Penelitian (tidak diterbitkan). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. 114

Redhana, I W. 2002. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMUN 4 Singaraja Kelas II 1 Semester I Tahun Ajaran 2002/2003 Pada Pembelajaran Kimia Melalui Pembelajaran Kooperatif Dengan Strategi Pemecahan Masalah. Laporan Penelitian. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja. Sastrawidana, IDK., 2007. Implementasi Pembelajaran Kooperatif Dengan Siklus ACE untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia Siswa SMAN 4 Singaraja. Laporan Penelitian. Singaraja: Undiksha. Selamat, I Nyoman. 2001. Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Bermain Menggunakan Lembar Kerja Siswa Non-Eksperimen untuk Meningkatkan Proses dan Hasil belajar Siswa SMU Laboratorium STKIP Singaraja. Laporan Penelitian. Singaraja: STKIP. Sidi, Indra Djati. 2003. Menuju Masyarakat Belajar: Menggagas Paradigma Baru Pendidikan. Jakarta: Paramadina. Zainul, A. dan N. Nasoetion. 1993. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud. 115