AUDIT ENERGI UNTUK MENDAPATKAN PELUANG PENGHEMATAN ENERGI SISTEM PENGKONDISIAN UDARA DI SALAH SATU HOTEL DI SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA DAN PERANCANGAN AUDIT ENERGI PADA SISTEM KELISTRIKAN HOTEL CIPUTRA SEMARANG

AUDIT DAN KONSERVASI ENERGI SEBAGAI UPAYA PENGOPTIMALAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI KAMPUS KASIPAH UNIMUS

I. PENDAHULUAN. udaranya. Sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung masih

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI NILAI IKE MELALUI AUDIT ENERGI AWAL KAMPUS 3 UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

Prosedur Energi Listrik

I. PENDAHULUAN. fungsi dan luas ruangan serta intensitas penerangannya.

AUDIT ENERGI DAN ALALISIS PELUANG PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK GEDUNG MAHKAMAH KONSTITUSI JAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0

EVALUASI INTENSITAS KONSUMSI ENERGI LISTRIK MELALUI AUDIT AWAL ENERGI LISTRIK DI RSJ.PROF.HB.SAANIN PADANG

Prosedur audit energi pada bagunan gedung

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

KONSENTRASI TEKNIK ENERGI ELEKTRIK

BAB III LANDASAN TEORI

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

BAB IV ANALISIS HASIL

PERANGKAT LUNAK AUDIT SEBAGAI ALAT BANTU SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK UPAYA KONSERVASI ENERGI

Audit Energi pada Bangunan Gedung Direksi PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero)

BAB III METODE PENELITIAN

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017 LAPORAN TUGAS AKHIR

STUDI ANALISA OPTIMASI PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM TATA UDARA DI TERMINAL KARGO BANDARA SOEKARNO HATTA. Budi Yanto Husodo 1,Novitri Br Sianturi 2

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB II DASAR TEORI. konsumsi energi pada bangunan gedung dan mengenali cara cara untuk

TENTANG PENGHE. : a. Peraturan. b. menetapkan. Gubernur : 1. Pemerintah. Menimbang. tentang. Nomor ); 4. Tahun. Prov Jatim

ANALISIS EKONOMI PENGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN

BAB II. Landasan Teori

ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PENGGUNAAN PENDINGIN UDARA KAMAR DI PATRA JASA CONVENTION HOTEL SEMARANG

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK ANALISA PENGHEMATAN POMPA AIR DIHOTEL SANTIKA SEMARANG. Jalan Prof. Sudharto S.H Tembalang, Semarang

II. TINJAUAN PUSTAKA. apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu

Inpres No.10 Tahun 2005 tentang penghematan energi. Pelaksanaan audit energi untuk mengetahui penggunaan energi di Rumah sakit

ANALISIS OKUPANSI RUANG KULIAH PADA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konservasi energi listrik untuk perencanaan dan pengendalian pada gedung

ABSTRAK STUDI PENGELOLAAN ENERGI LISTRIK DI PERUSAHAAN PENGOLAHAN DAGING PT. SOEJASCH BALI

MANAJEMEN ENERGI DI RUMAH SAKIT SURYA HUSADHA DENPASAR

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2012

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pada pelaksanaan Audit Energi yang akan dilakukan pada gedung Pasca Sarajana

Audit Energi dan Analisis Penghematan Konsumsi Energi pada Sistem Peralatan Listrik di Gedung Pelayanan Unila

Optimasi dan Manajemen Energi Kelistrikan Di Gedung City of Tomorrow

STUDI ANALISA OPTIMASI PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM TATA UDARA DI TERMINAL KARGO BANDARA SOEKARNO HATTA. Budi Yanto Husodo 1,Novitri Br Sianturi 2

I. PENDAHULUAN. pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh

INTENSITAS KONSUMSI ENERGI DI UNIVERSITAS IBA. Bahrul Ilmi 1*, Reny Afriany 2. Corresponding author:

BAB III METODE PENELITIAN

PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS

Langkah mudah memilih AC yang Hemat Energi & Cara merawat AC

ANALISA DAN PERANCANGAN AUDIT ENERGI PADA PENGGUNAAN LAMPU HOTEL CIPUTRA SEMARANG

PENGELOLAAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA KAMPUS SUDIRMAN DENPASAR

ANALISIS KARAKTERISTIK ELECTRICAL MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SKALA LABORATORIUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1) PT. Indah Kiat Pulp & Paper

FORMAT LAPORAN PELAKSANAAN PENGHEMATAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK

AUDIT ENERGI LISTRIK PADA PT. X. Oleh : ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

PENGUJIAN TINGKAT PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH SEKOLAH C LANTAI III- O5

BAB 1 PENDAHULUAN. utama. Perkembangan teknologi dengan tujuan memudahkan semua aktifitas dan

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA

BAB I PENDAHULUAN. DKI Jakarta. Beberapa gedung bertingkat, pabrik, rumah sakit, perkantoran,

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Konservasi energi pada sistem pencahayaan

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

ANALISA AUDIT KONSUMSI ENERGI SISTEM HVAC (HEATING, VENTILASI, AIR CONDITIONING) DI TERMINAL 1A, 1B, DAN 1C BANDARA SOEKARNO-HATTA

AUDIT ENERGI GEDUNG FT UIBA. Bahrul Ilmi, Ratih Diah Andayani Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas IBA, Palembang

ANALISIS AUDIT ENERGI DI BENGKEL LAS POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PELAKSANAAN PENGHEMATAN ENERGI Dl LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA.

KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL

ANALISA INTENSITAS KONSUMSI LISTRIK MELALUI AUDIT ENERGI SKALA RUMAH TANGGA

Konservasi Energi Listrik di Hotel Santika Palu

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang menghubungkan aliran listrik trafo dengan mesin mesin yang ada di PT Sanwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

TEKNIKA VOL. 2 NO

Bab IV Analisis Kelayakan Investasi

AUDIT ENERGI UNTUK PEMAKAIAN AIR CONDITIONING (AC) PADA GEDUNG PERKANTORAN DAN RUANG KULIAH DI UPI Syamsuri Hasan, Maman Rakhman, dan Agus Maulana 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terus meningkat dengan pesat. Dengan semakin meningkatnya aktivitas ekonomi

III. METODE PENELITIAN. Agar efisiensi operasi AC maximum, masing-masing komponen AC harus

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK AUDIT ENERGI LISTRIK GEDUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pelaksanaan dalam Audit Energi yang dilakukan di Gedung Twin Building

BAB IV ANALISIS DATA. menentukan berapa besar energi yang dikonsumsi per tahun. Data yang diperoleh,

TIPS HEMAT ENERGI & LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. perhatian utama saat ini adalah terus meningkatnya konsumsi energi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang pada gilirannnya akan berdampak pada terhambatnya roda

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan.

AUDIT ENERGI PADA PENDISTRIBUSIAN LISTRIK DI PT PLN DISTRIBUSI APJ X DENGAN METODE MANAJEMEN TRAFO

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2015 Direktur Statistik Industri, Ir. Emil Azman Sulthani MBA NIP :

BAB IV PEMBAHASAN Data Beban Penerangan dan AC Ruangan Perlantai

Audit Sistem Pencahayaan dan Sistem Pendingin Ruangan di Gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilegon

BAB II DASAR TEORI 2.1 Audit Energi

PEMBERDAYAAN ENERGI MATAHARI SEBAGAI ENERGI LISTRIK LAMPU PENGATUR LALU LINTAS

1 Universitas Indonesia

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

Transkripsi:

AUDIT ENERGI UNTUK MENDAPATKAN PELUANG PENGHEMATAN ENERGI SISTEM PENGKONDISIAN UDARA DI SALAH SATU HOTEL DI SEMARANG Abstrak M Denny Surindra Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto, SH., Tembalang, Kotak Pos 6199/SMS, Semarang 50329 Telp. 7473417, 7466420 (Hunting), Fax. 7472396 Kegiatan audit energy merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi jenis energi, besarnya energy yang dipakai dan kemungkinan penghematan energy yang dapat dilakukan oleh management operasi suatu bangunan perhotelan, industry atau bangunan perkantoran. Oleh sebab itu paper ini bertujuan untuk menganalisa konsumsi energi dan peluang penghematan energi pada suatu hotel di Semarang. Hasil dari PEA adalah nilai IKE sebesar 190 kwh/m².year. Walaupun dibawah IKE standar yang ditetapkan tetapi biaya konsumsi energy listrik mencapai 95% dari total biaya, atau kalau dirupiahkan mencapai Rp 2.580.570.222 dan konstribusi penggunaan energy listrik paling besar adalah untuk pengkondisian udara yaitu sebesar 40,8%.. Kata Kunci : Audit Energi, Penghematan Energi, Pengkondisian Udara. 1. Pendahuluan Audit energy dapat didefinisikan sebagai kegiatan untuk mengidentifikasi jenis energi, besarnya energy yang dipakai dan kemungkinan penghematan energy yang dapat dilakukan oleh management operasi suatu bangunan perhotelan, industry atau bangunan perkantoran. Audit energy dapat dilakukan setiap saat atau sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan. Monitoring pemakaian energy secara teratur merupakan keharusan untuk mengetahui besarnya energy yang digunakan pada setiap bagian operasi selama selang waktu tertentu. Audit energi diperhotelan menjadi objek yang sangat menarik bagi banyak peneliti diantaranya Riki dkk 2010 yang melakukan penelitian tentang audit energi di Hotel Santika Bogor. Sesuai dengan hasil pengamatannya pada kondisi beban penerangan yang ada Di Hotel Santika Bogor, maka langkah konversi energi yang dapat dilakukan dengan cara pergantian lampu TL ke lampu Led Tube, mengatur penggunakan AC intern seoptimum mungkin, pembuatan penampungan air agar pompa dapat dikendalikan pengoperasiannya. Hal tersebut dapat menghemat sebesar 1.107,267 kwh perhari atau penghematan daya listrik sebesar 25.280 Watt. Kemudian di kota Semarang, Rianto 2007 menganalisa mengenai audit energi di Hotel Santika Premiere Semarang. Berdasarkan penelitiannya, intensitas konsumsi energi (IKE) di hotel tersebut mencapai 341,683 kwh/m 2 /tahun, sehingga lebih besar dari standar ASEAN-USAID yang hanya 300 kwh/m 2 /tahun. Dari hasil penelitian yang memperoleh nilai IKE yang masih cukup tinggi tersebut membuat Riant0 2007 berusaha untuk memberikan analisis penghematan energi untuk direkomendasikan ke management pengelolaan hotel tersebut. Selain perhotelan juga ada bangunan gedung yang lain yang menarik minat peneliti untuk menganalisa penggunakan energinya. Erdianta 2009, menganalisa performansi penggunaan energi listrik di gedung jurusan Teknik Fisika ITS. IKE listrik di gedung jurusan Teknik Fisika ITS tersebut mencapai 105,229 kwh/m 2 /tahun. Jika dibandingkan dengan standar IKE ASEAN yaitu 240 KWh/m 2 /tahun, IKE di gedung jurusan Teknik Fisika telah memenuhi standar kebutuhan energi. Meskipun dibawah IKE, Erdianta 2009, tetap mengimplementasikan PHE yang mengahsilkan nilai IKE berkurang menjadi 93,378 kwh/m 2 /tahun. 63

Dari hasil analisa data sekunder dan primer audit energi Gedung Rumah Sakit Dr. Karyadi Semarang, Hendra 2007 mendapatkan IKE sebesar 90,19 kwh/m 2 per tahun (2003), 117.61 kwh/m 2 /tahun (2004), 133,21 kwh/m 2 /tahun (2005), dan 127,57 kwh/m 2 /tahun (2006), masih berada di bawah standar IKE ASEANUSAID tahun 1992, dimana untuk rumah sakit 380 kwh/m 2 /tahun. Dengan semakin meningkatnya biaya subsidi pemerintah untuk penyediaan energi, sudah sewajarnya dilakukan audit energi pada bangunan yang banyak mengkonsumsi energi. Oleh sebab itu, paper ini mempunyai tujuan untuk menganalisa konsumsi energi dan peluang penghematan energi pada suatu hotel di Semarang yang telah berdiri sejak thun 1974. Bangunan gedung perhotelan ini kurang lebih berumur 40 tahun, sehingga dengan kondisi jaman yang sudah modern ini, menarik penulis untuk mengetahui apakah operasional bangunan gedung untuk hotel tersebut boros energi atau tidak. 2. Metode Penelitian Sasaran dari audit energy adalah untuk mencari cara mengurangi konsumsi energy persatuan output dan mengurangi biaya operasi. Dalam melakukan audit energy ini dilakukan aktifitas sebagai berikut: a. Survei Energi (Energy survey or Walk Through Audit) Survei energy merupakan kegiatan awal audit energy yang hanya dilakukan pada bagianbagian utama atau penggunakan energy terbesar dengan tujuan: - mengetahui pola penggunakan energy dan system yang mengkonsumsi energy. - mengidentifikasi keadaan dan kemungkinan penghematan energy (Energi Conservation Opportunity/ECO). Pada survey energy, data-data dapat diperoleh melalui wawancara dengan orangorang yang berhubungan dengan penggunakan energy pada beberapa tahun terakhir yang telah tersedia. Data-data dianalisa dan kecenderungan karakteristik pemakaian energy pada operasional hotel tersebut. b. Audit Energi Awal atau Audit Energi Singkat (Preliminary Energy Audit or Short Audit, PEA) Tujuan dari audit energy awal adalah untuk mengukur produktifitas dan efisiensi penggunaan energy dan mengidentifikasikan kemungkinan penghematan energy (ECO s). Kegiatan audit energy awal meliputi : a. Pengumpulan data-data pemakian energy yang tersedia. b. Mengamati kondisi peralatan, penggunaan energy beserta alat-alat ukur yang berhubungan dengan monitoring energy seperti : - Memeriksa kondisi isolasi yang rusak atau hilang. - Meneliti adanya kebocoran. - Mengamati alat-alat ukur adan alat kendali yang tidak bekerja. - Mengamati gas buang pembakaran. c. Mengamati prosedur operasi dan perawatan yang biasa dilakukan oleh managemen hotel tersebut. d. Survei energy manajemen yaitu untuk mengetahui kegiatan manajemen energy dan kriteria pengambilan keputusan dalam investasi penghematan energy. Hasil PEA biasanya berupa laporan mengenai sumber-sumber kebocoran atau kehilangan energy seperti adanya isolasi yang tidak sempurna, kebocoran fluida atau alat ukur pengendali yang tidak bekerja, rekomendasi perbaikan ringan yang harus dilakukan 3. Hasil dan Pembahasan Energi yang dimanfaatkan oleh salah satu hotel di Semarang antara lain listrik dan solar, sedangkan energy yang digunakan untuk penyediaan air termasuk didalam 64

perhitungan konsumsi energy karena memiliki biaya yang harus dikeluarkan cukup besar dan sangat signifikan pengaruhnya terhadap kinerja perhotelan kaitannya dengan audit energy. Berikut ini adalah data-data konsumsi energy serta alokasinya selama satu tahun : (periode bulan Januari sampai Desember 201a dan Januari sampai Oktober 201b) Tabel 1. Komposisi Luas Bangunan Kamar (Room) No HOTEL Tipe Kamar Jumlah Kamar Luas (m²) Luas Total 1 Deluxe 70 5.5 4 = 22 1540 2 Deluxe Balcony 42 7 5 = 35 1470 3 Junior Suite 7 5.5 8 = 44 308 4 Executive Suite 2 7 10 = 70 140 VILLA Sub - Total 121 3458 1 Deluxe 16 44 1 = 44 704 2 Deluxe Balcony 6 44 1 = 44 264 3 Executive Suite 2 84 1 = 84 168 4 Presidential Suite 1 220 1 = 220 220 Sub - Total 25 1356 TOTAL 146 4814 Tabel 2. Komposisi Luas Bangunan Restaurant dan Bar (Non Room) No. Ruang Ukuran (m²) 1 Coffe Shop 64 2 Lobby Lounge 48 3 Sunken Bar 25 4 Pondok Kahyangan 42 TOTAL 179 Tabel 3. Komposisi Luas Bangunan Convention (Non Room) No. Ruang Ukuran (m²) 1 Poncowati 900 2 Rama Shinta 720 3 Ramayana 335 4 Meliawan I 130 5 Mendut 90 6 Sukuh 90 TOTAL 2265 Dari Table 1,2, dan 3 total luas bangunan adalah seluas 7258 m². Tabel 4. Data Biaya Konsumsi Energi Listrik Bulan kwh PLN (rupiah) 201a 201b Januari 158000 285,676,505 240,070,905 Februari 149000 256,959,305 226,528,745 Maret 157000 300,090,665 232,554,265 April 169000 311,662,105 252,148,105 Mei 159000 288,998,825 241,675,385 Juni 168000 299,218,665 299,217,665 Juli 179000 332,607,545 267,929,125 Agustus 189000 302,427,625 284,917,865 September 156000 269,910,745 250,807,400 Oktober 174000 268,280,105 259,411,885 November 170000 315,123,945 0 Desember 170000 314,504,825 0 Maksimum 189000 332,607,545 299,217,665 Minimum 149000 256,959,305 226,528,745 Total 1998000 3,545,460,860 2,555,261,345 Rata - Rata 166.500 295,455,072 255,526,135 Tabel 5. Data Biaya Konsumsi Solar Bulan Biaya Solar 201a 201b Januari 8800000 3200000 Februari 6400000 5600000 Maret 10400000 2600000 April 14400000 2400000 Mei 9600000 2900000 Juni 12800000 6000000 Juli 13600000 4600000 Agustus 12800000 7400000 September 12000000 5600000 Oktober 10400000 3600000 November 15200000 0 Desember 13600000 0 Maksimum 15200000 7400000 Minimum 6,400000 2400000 Total 140000000 43900000 Rata - Rata 11667000 4390000 Untuk konsumsi energy yang berhubungan dengan air dapat dihitung sebagai berikut : Tabel 6. Data Biaya Konsumsi Air Bulan Biaya ABT Biaya PDAM 201a 201b 201a 201b Januari 2,405,610 2,506,500 43,800 36,861 Februari 908,740 2,226,000 43,850 766,230 Maret 1,317,550 2,011,000 43,850 36,861 April 1,985,180 2,161,500 43,850 36,861 Mei 1,566,300 2,128,500 43,850 31,174 Juni 1,247,350 2,330,000 43,850 36,861 Juli 1,721,250 2,381,500 43,850 500,690 Agustus 2,198,175 2,517,000 211,490 723,929 September 2,356,070 2,112,500 28,340 61,360 Oktober 1,831,275 2,624,500 33,510 35,150 November 2,559,849 0 28,340 0 Desember 2,372,095 0 33,510 0 Maksimum 2,559,849 2,624,500 211,490 766,230 Minimum 908,740 2,011,000 28,340 31,174 Total 22,469,444 22,999,000 624,090 2,265,977 Rata-Rata 1,872,454 2,299,900 53,508 226,598 65

Data diatas merupakan biaya konsumsi energy pada periode Januari 201a sampai Oktober 201b, namun secara garis besar berdasarkan data-data tersebut pada tahun 201b terjadi penurunan biaya konsumsi energy. Tingkat hunian Hotel x di Semarang sebagaimana hotel-hotel pada umumnya, cukup bervariasi. Namun dari data yang ada dapat dilihat bahwa tingkat hunian sangatlah dipengaruhi oleh agenda-agenda baik itu yang ada di hotel maupun agenda hari libur akhir pekanan maupun hari besar yang ada seperti hari raya, tahun baru atau liburan sekolah. Data occupancy rate berdasarkan tipe kamar dengan perhitungan kenyataan para pengunjung yang menempati kamar dibandingkan dengan budget kamar yang ditargetkan atau terhadap banyaknya kamar yang ditawarkan adalah sebagai berikut: Tabel 7. Pemakaian Kamar dari 1 Januari 201a sampai 31 Oktober 201b No HOTEL Tipe Kamar Room Night Sold YTD Okt. 201a 201b Actual Budget Actual Budget 1 Deluxe 13304 16234 10179 15543 2 Deluxe Balcony 8196 13214 7220 9499 3 Junior Suite 312 107 222 75 4 Excecutive Suite 691 320 420 268 `VILLA Sub - Total 22503 29875 18041 25385 1 Deluxe 2314 1414 1533 1183 2 Deluxe Balcony 673 575 337 473 3 Excecutive Suite 176 82 92 65 4 Presidential Suite 57 31 41 19 Sub - Total 3220 2102 2003 1740 TOTAL 25723 31977 20044 27125 Tabel 8. Occupancy Rate Hotel Patrajasa Semarang tahun 201a 201b No Tipe Kamar Occupancy Rate Occupancy Rate (%) 201a 201b 201a 201b HOTEL 1 Deluxe 0.8195 1.5949 81.95 159.49 2 Deluxe Balcony 0.6203 1.8302 62.03 183.02 3 Junior Suite 2.9159 0.4820 291.59 48.20 4 Excecutive Suite 2.1594 0.7619 215.94 76.19 Rata - rata 1.6287 1.1672 162.8 116.72 VILLA 1 Deluxe 1.6365 0.9224 163.6 92.2 2 Deluxe Balcony 1.1704 1.7062 117.0 170.6 3 Excecutive Suite 2.1463 0.8913 214.6 89.1 4 Presidential Suite 1.8387 0.7561 183.9 75.6 Rata - rata 1.6634 1.1181 166.3 111.8 Tabel 9. Prosentase Konsumsi Energi tahun 201a Energi Total Rp / Tahun Persentase (%) Listrik 3,545,460,860 99.3485 Solar 140,000 0.0039 ABT 22,469,444 0.6296 PDAM 642,090 0.0180 Total 3,568,712,394 100 Dari data Tabel 9 dapat dilihat bahwa biaya konsumsi energy listrik sangat besar yaitu mencapai 99,3485% dari total biaya atau kalau dirupiahkan mencapai Rp 3.545.460.860,00. Biaya untuk konsumsi listrik ini jelas menempati posisi pertama dalam biaya konsumsi energy dibandingkan dengan biaya konsumsi energy yang lain. Tabel 10. Prosentase Konsumsi Energy tahun 201b Energi Total Rp / Tahun Persentase (%) Listrik 2,555,261,345 99.0193 Solar 43,900 0.0017 ABT 22,999,000 0.8912 PDAM 2,265,977 0.0878 Total 2,580,570,222 100 66

Dari data Tabel 10 untuk periode tahun 201b dapat dilihat bahwa biaya konsumsi energy listrik sangat besar yaitu mencapai 99,0193 % dari total biaya atau kalau dirupiahkan mencapai Rp 2.580.570.222. Biaya untuk konsumsi listrik ini jelas menempati posisi pertama dalam biaya konsumsi energy dibandingkan dengan biaya konsumsi energy lain. Oleh karena itu beralasan jika dilakukan audit energy terutama energy listrik. Menghitung IKE Dari data luas bangunan dan konsumsi energy serta tingkat occupancy rate maka dapat dihitung besarny IKE sebagai berikut ini : kwhtotal IKE = ( Occ. Rate x Area Room + Area Non Room = 1988000 166.3% 4814 + 2444 ( x ) = 190 kwh/m².year Dengan demikian nilai IKE masih dibawah dari batasan IKE untuk perhotelan 300 kwh/m 2 per tahun. Peluang Penghematan Energi (PHE) Dari profil konsumsi energy diatas diketahui bahwa konstribusi penggunaan energy listrik paling besar adalah untuk pengkondisian udara yaitu sebesar 40,8%. Maka usahausaha yang dilakukan dalam rangka penghematan energy akan diprioritaskan ke pengkondisian udara. Untuk pengkondisian udara sendiri terbagi dalam tiga komponen utama yaitu chiller, AHU dan FCU. Chiller merupakan unit yang bertugas untuk menghasilkan air dingin yang nantinya akan disalurkan ke AHU dan FCU sebagai media pendingin dari udara (unit pembangkit). AHU dan FCU sendiri merupakan unit yang langsung berperan untuk sirkulasi udara sekaligus mengkondisikan udara dalam ruangan dimana dia bekerja. Pengamatan dengan melakukan peninjauan system operasional hotel yang telah berjalan, mendapatkan permasalahan untuk penghematan konsumsi energi sebagai berikut: a. Mempertahankan temperature udara dikamar tak lebih dingin dari 26ºC pada musim panas dan tak lebih hangat dari 20ºC pada musim dingin dalam upaya menghemat energy. b. Sistem pendinginan ini, misalnya memilih/mengganti unit AC dengan yang mempunyai EER rendah atau memperbaiki system aliran refrigant agar bisa lebih hemat listrik, dan mengurangi beban pendinginan. c. Salah satu beban pendinginan yang besar adalah sinar matahari yang langsung masuk ke dalam ruang, terutama antara jam 10.00 pagi sampai jam 15.00 dengan memasang penghalang sinar matahari pada sisi timur dan barat diluar gedung pada sudut jam 10 dan jam 14, akan bisa sangat mengurangi secara drastis beban pendinginan. Pemasangan vertical blind di dalam gedung tidak ada artinya bagi mesin AC, karena radiasi sinar matahri sudah terlanjur masuk ke dalam ruang dan akan tetap menjadi beban mesin AC. d. Dengan melakukan peninjauan ke lapangan, ke setiap ruang, selalu akan dapat diperoleh beberapa lubang kebocoran udara dingin dengan udara panas yang harus segera ditutup. Hasil pengukuran di pintu lobby hotel yang dibiarkan terbuka pada siang hari, dan udara dingin keluar, menunjukkan pemborosan sebesar 5000 watt. Pemasangan pintu tutup otomatis, pintu putar atau alat air curtain bisa mengatasi hal ini 67

4. Kesimpulan Audit energi yang dilakukan di salah satu hotel ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Nilai IKE masih dibawah dari batasan IKE untuk perhotelan 300 kwh/m 2 per tahun yaitu sebesar 190 kwh/m².year. 2) Biaya konsumsi energy listrik sangat besar yaitu mencapai 95% dari total biaya atau kalau dirupiahkan mencapai Rp 2.580.570.222 3) Konstribusi penggunaan energy listrik paling besar adalah untuk pengkondisian udara yaitu sebesar 40,8%. 5. Daftar Pustaka Erdianta, L.N., 2009, Analisa Performansi Penggunaan Energi Listrik di Gedung C, P Dan E Jurusan Teknik Fisika ITS Surabaya Berbasis SNI 03-61962000. (tesis). Surabaya: ITS Surabaya. Rianto A. 2007, Audit Energi dan Analisis Peluang Penghematan Konsumsi Energi pada Sistem Pengkondisian Udara di Hotel Santika Premiere Semarang. (tesis). Semarang: UNNES. Riki Zulfikar, Dede Suhendi, Hariansyah, 2010, Evaluasi Kebutuhan Daya Listrik Dan Kemungkinan Untuk Penghematan Energi Listrik DiI Hotel Santika Bogor, Teknik Elektro Universitas Pakuan Bogor. Hendra Rizki Hadiputra 2007, Audir Energi Pada Bangunan Gedung Rumah Sakit Dr. Karyadi Semarang 68