1. Pendahuluan. *

dokumen-dokumen yang mirip
Kinerja Kompor Gasifikasi Turbo Stove

Evaluasi Kinerja Kompor Gasifikasi Forced Draft Berbahan Bakar Cangkang Sawit Nini Reflinda R, Sri Helianty*

Evaluasi Kinerja Kompor UB-03-1 Berbahan Bakar Limbah Industri Kayu Olahan, Tempurung Kelapa, Pelepah Sawit, dan Ranting Kayu Akasia

Kinerja Kompor Gasifikasi PP-Plus Berbahan Bakar Limbah Sawit

KEGIATAN JUDUL Pengujian Performa Kompor Gasifikasi Biomassa

Evaluasi Kinerja Kompor Gasifikasi Forced Draft

PENGARUH DIMENSI KOMPOR DAN KADAR AIR BIOMASSA TERHADAP KINERJA KOMPOR GASIFIKASI FORCED DRAFT

BAB I PENDAHULUAN. Sementara produksi energi khususnya bahan bakar minyak yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi biomassa adalah jumlah

BAB I PENDAHULUAN. adanya energi, manusia dapat menjalankan aktivitasnya dengan lancar. Saat

BAB I PENDAHULUAN. alternatif penghasil energi yang bisa didaur ulang secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan

BAB IV METODE PENELITIAN. Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Udayana kampus

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus akan mengakibatkan menipisnya ketersediaan bahan. konsumsi energi 7 % per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa hasil penelitian berkaitan dengan kompor masak gasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup dimasa mendatang. Jumlah penduduk yang. sangat tinggi membuat kebutuhan bahan bakar fosil semakin

Jurnal SAINS Vol.4.No.1.Januari 2015 ISSN : PERANCANGAN KOMPOR BIOMASSA YANG BEBAS POLUSI. Design of Free Pollution Biomass Stove

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di dalam menunjang kehidupan manusia. Aktivitas sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Hampir setiap manusia memerlukan bahan. Sekarang ini masih banyak digunakan bakan bakar fosil atau bahan

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia. Permasalahan energi selalu beriringan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Selain terbentuk dari jutaan tahun yang lalu dan. penting bagi kelangsungan hidup manusia, seiring dalam

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer bahan pangan, pakan

BAB I PENDAHULUAN. disegala aspek kehidupan manusia. Untuk itu pengaplikasian ilmu pengetahuan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan program Konversi minyak tanah ke LPG yang ditetapkan oleh

UJI KINERJA REAKTOR GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT PADA BERBAGAI VARIASI DEBIT UDARA

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN SMALL BATCH HUSK GASIFIER DENGAN MENGGUNAKAN VARIABLE SPEED BLOWER. Yolli Fernanda

OPTIMASI UNJUK KERJA FLUIDIZED BED GASIFIER DENGAN MEVARIASI TEMPERATURE UDARA AWAL

GASIFIKASI LIMBAH BIOMASSA. Muhammad Syukri Nur, Kamaruddin A. dan Suhendro Saputro Sekolah Pascasarjana, Energi Terbarukan,Universitas Darma Persada

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan

BAB I PENDAHULUAN. krusial di dunia. Peningkatan pemakaian energy disebabkan oleh pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.

BAB I PENDAHULUAN. Sampah menjadi masalah bagi sebagian besar masyarakat. indonesia, di daerah perdesaan banyak sekali sampah organik kebun

Bab IV Data Percobaan dan Analisis Data

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KECEPATAN UDARA PRIMER MULA TERHADAP OUTPUT POWER TUNGKU GASIFIKASI TIPE DOWNDRAFT

Pengembangan Desain dan Pengoperasian Alat Produksi Gas Metana Dari pembakaran Sampah Organik

PENGARUH TINGGI DAN JUMLAH LUBANG UDARA PADA TUNGKU PEMBAKARAN SERTA VARIASI KECEPATAN ALIRAN UDARA TERHADAP KINERJA KOMPOR GASIFIKASI BIOMASSA

ANALISIS PERFORMA KOMPOR GASIFIKASI BIOMASSA TIPE FORCED DRAFT MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH BAHAN BAKAR TONGKOL JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini

PERBANDINGAN UNJUK KERJA KOMPOR BIOETANOL TIPE SIDE BURNER DENGAN VARIASI DIAMETER FIREWALL 3 INCI DAN 2.5 INCI

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap individu untuk ikut serta di dalamnya, sehingga sumber daya

PENGARUH LAJU ALIR UDARA PADA REAKTOR GASIFIKASI BATCH TIPE DOWNDRAFT SKALA KECIL DENGAN UMPAN JANGGEL JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ketika ketergantungan manusia terhadap bahan bakar tak terbarukan

PENGARUH PEMANASAN AWAL UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan energi merupakan salah satu sumber kehidupan

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIO-COAL CAMPURAN BATUBARA DENGAN SERBUK GERGAJI DENGAN KOMPOSISI 100%, 70%, 50%, 30%

pemanfaatannya di Indonesia ialah energi biomassa. Indonesia memiliki sumber

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaa sampah dan penyediaan sumber daya alam adalah dua. membuat peningkatan konsumsi bahan bakar fosil dan membuat volume

PENGARUH UKURAN BAHAN BAKAR TERHADAP HASIL GAS REAKTOR BUBBLING FLUIDIZED BED GASIFIER

Laju Pendidihan. Grafik kecepatan Pendidihan. M.Sumbu 18. M.Sumbu 24. Temperatur ( C) E.Sebaris 3 inch. E.Susun 3 inch. E.Sususn 2 inch.

PERBANDINGAN UNJUK KERJA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI DIAMETER BURNER

OLEH : SHOLEHUL HADI ( ) DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUDJUD DARSOPUSPITO, MT.

Bab 2 Tinjauan Pustaka

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER TANPA SIRIP

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sampah selalu identik dengan barang sisa atau hasil buangan. tak berharga. Seperti sampah organik yang banyak di pedesaan, meski

Pengembangan Desain dan Konstruksi Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sampah Organik Sekam Padi

PENGARUH LUBANG SALURAN PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Ketika konsumsi domestik bahan bakar minyak terus meningkat. sehingga membawa Indonesia sebagai net oil importet, dimana kita

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah di Indonesia. menyebabkan konsumsi bahan bakar yang tidak terbarukan seperti

BAB I PENDAHULUAN. Energi alternatif yang dapat diperbarui salah satunya adalah. pengolahan sampah organik. Di Indonesia sering sekali kita jumpai

PEMANFATAN LIMBAH SERBUK GERGAJI ULIN DAN KAYU BIASA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK

I. PENDAHULUAN. ditingkatkan dengan penerapan teknik pasca panen mulai dari saat jagung dipanen

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar konvensional.

Analisa Pengaruh Kandungan Tar pada Syngas Tipe Up Draft Terhadap Perlakuan Udara Panas Masuk Reaktor Dan Variasi ER (equivalent ratio) Abstrak

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. kalangan masyarakat menengah ke bawah. Sebagai akibat kenaikan harga. Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Bahan Bakar Gas (BBG)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun yang menjadi tempat pada penelitian adalah Laboratorium Teknik

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan rumah tangga sampai dengan kebutuhan di bidang industri. Di

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetis,

Kaji Eksperimental Performa Tungku Gasifikasi Biomassa Tipe Top Lit Up-Draft pada Berbagai Kombinasi Ukuran Biomassa dan Kecepatan Udara Primer Awal

KOMPOR BIOMASS UB: MENUJU KEMANDIRIAN. Dr.. rer.nat. Muhammad Nurhuda. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Perorangan

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

Pengaruh Desain Burner Cup Terhadap Performa Hasil Pembakaran Kompor Biogas Menuju Desa Mandiri Energi di Yogyakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik. Oleh :

PEMANFAATAN KOTORAN AYAM DENGAN CAMPURAN CANGKANG KARET SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU

Prosiding Seminar Nasional XI Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

PENGEMBANGAN SERBUK GERGAJI MENJADI BIO-OIL MENGGUNAKAN PROSES PIROLISIS

PENGEMBANGAN DISAIN TUNGKU BAHAN BAKAR KAYU RENDAH POLUSI DENGAN MENGGUNAKAN DINDING BETON SEMEN

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengeringan tetap dapat dilakukan menggunakan udara panas dari radiator. Pada

UNJUK KERJA TUNGKU GASIFIKASI DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI MELALUI PENGATURAN KECEPATAN UDARA PEMBAKARAN

6/23/2011 GASIFIKASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil pengujian dan analisa limbah plastik PP (Polypropyline).

PENGARUH VARIASI PEMANASAN AWAL UDARA DAN PENAMBAHAN UDARA BANTU PADA REAKTOR TERHADAP PERFORMA KOMPOR GASIFIKASI SEKAM PADI TOP LIT UPDRAFT (TLUD)

Transkripsi:

UNJUK KERJA KOMPOR GASIFIKASI PP-PLUS BERBAHAN BAKAR LIMBAH KAYU OLAHAN Rio Sunarya, Zulfansyah*, Sri Helianti 1 Departemen Teknik Kimia, Universitas, Simpang Baru Panam, Riau, Indonesia *E-mail: zulfansyah@unri.ac.id A B S T R A K Sektor rumah tanggaa merupakan pemakai energi terbesar setelah sektor industri. Konsumsi energi untuk sektor rumah tangga di Indonesia 75% bersumber dari biomassa. Biomassa pada sektor rumah tangga digunakan untuk memasak pada kompor tradisional. Kompor gasifikasi adalah teknologi pemanfaatann biomassa sebagai bahan bakar. Limbah industri kayu olahan berpotensi dijadikan sumber energi alternatif pada kompor gasifikasi untuk memenuhi kebutuhan memasak pada sektor rumah tangga. Penelitian inii bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan limbah kayu dan variasi ukuran terhadap unjuk kerja kompor gasifikasi. Kompor gasifikasi yang digunakan yaitu kompor gasifikasi PP-Plus. Limbah kayu yang dipilih yaitu, dan. Metoda pengujian mengikuti prosedur water boiling testt (WBT), selain itu temperatur nyala api dan waktu operasi kompor menjadi parameter unjuk kerja kompor gasifikasi PP-Plus. Kadar air untuk setiap biomassa antara 11-2% basis basah. Efisiensi termal kompor gasifikasi PP-Plus yang dihasilkan sekitar 1% hingga 31%. Efisiensi termal tertinggi diperoleh mengunakan kayu yaitu 31,44% dan efisiensi termal terendah dihasilkan mengunakan kayu yaitu 1,46%. Kompor gasifikasi PP- nyala api Plus menghasilkan fire power antara 2,42 sampai 7,17 KW th. Temperatur maximum yang dihasilkan kompor yaitu 824 C mengunakan kayu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah kayu olahan memiliki unjuk kerja yang bagus pada kompor gasifikasi PP-Plus. Kata Kunci: biomassa, kompor gasifikasi, water boiling tes, efisinsi termal 1. Pendahuluan Sektor rumah tangga merupakan pemakai energi terbesar setelah sektor industri. Konsumsi energi untuk sektor rumah tangga di Indonesia mencapai 315 juta setara barel minyak (SBM) dan pada tahun 29 dengan 75% energi yang terkonsumsi bersumber dari biomassa [Sutijastoto. 21]. Salah satu kegiatan yang membutuhkan energi pada rumah tangga yaitu memasak. Sumber kebutuhan energi untuk memasak masih didominasi oleh Liquid Petroleum Gas (LPG) dan minyak tanah yang merupakan sumber energi tidak terbarukan dan distribusinya masih belum merata khususnya didaerah pedesaan. Sehingga, masyarakat pedesaan cenderung menggunakann kayu bakar untuk kebutuhan memasak secara tradisional. Kompor tradisional boros bahan bakar serta menimbulkan asap yang berbahaya bagi kesehatan. Sehingga, diperlukan teknologi pemanfaatan biomassa untuk keperluan memasak yang hemat bahan bakar dan ramah lingkungan. Kompor gasifikasi merupakan teknologi pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar. Pada kompor gasifikasi, biomassa terkonversi menjadi gas mudah terbakar yang selanjutnya

menjadi nyala api. Efisiensi termal kompor gasifikasi dua kali lebih besar dibanding efisiensi termal kompor tradisional yang hanya mencapai 5 15% [1]. Selain itu, pembakaran biomassa pada kompor gasifikasi menghasilkan lebih sedikit asap sehingga lebih ramah lingkungan. Kayu sebagai bahan bakar kompor tradisional juga dapat digunakan pada kompor gasifikasi. Selain kayu, limbah industri kayu olahan bisa menjadi bahan bakar alternatif pengganti kayu. sisa ketaman kayu dan potongan kayu yang sebagian besar belum dimanfaatkan oleh masyarakat. Indonesia memiliki limbah industri kayu olahan yang melimpah terutama di daerah Riau. Pada tahun 26 limbah industri kayu olahan di Riau mencapai 117 ribu m 3 [2]. Dengan demikian, limbah industri kayu olahan berpotensi dijadikan sumber energi alternatif pada kompor gasifikasi untuk memenuhi kebutuhan memasak pada sektor rumah tangga. Industri kayu olahan menghasilkan 4% limbah kayu berupa ranting kayu, serbuk kayu, Tabel 1. Perkembangan produksi hasil kayu daerah Riau Tahun Kayu Bulat (m 3 ) Kayu Lapis (m 3 ) Kayu gergajian (m 3 ) 2 95.134,29 651.929,83 397.635,37 21 1.386.52,52 738.861,32 538.221,72 22 2.537.244,43 452.586,94 319.468,78 23 759.12,38 44.465,75 45.58,5 24 5.471.249,26 491.353,12 285.482,13 25 8.22.9,3 26.79,33 188.281,82 26 3.372.,95 185.71,3 15.7238,71 Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Riau. 26 Kompor gasifikasi merupakan proses konversi termal biomassa menjadi gas mudah terbakar dan kemudian gas tersebut bereaksi dengan udara menjadi nyala api. Kompor gasifikasi menggunakan dua jenis pasokan udara yaitu udara primer untuk gasifikasi dan udara sekunder untuk pembakaran gas hasil gasifikasi [5]. Tipe kompor gasifikasi awalnya dikembangkan dengan nama Inverted Downdraft Gasifier (IDD), kemudian oleh beberapa peneliti seperti Paal Wendelbo, Paul Anderson dan Andreatta, kompor gasifikasi IDD lebih dikenal dengan nama kompor gasifikasi Top Lit Updraft (T-LUD) [3]. Berdasarkan pasokan udara gasifikasi, maka kompor gasifikasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kompor dengan aliran udara natural draft dan aliran udara forced draft. Suplai udara natural draft terjadi secara alami karena perbedaan tekanan udara di dalam dengan di luar kompor [4]. Sedangkan untuk forced draft aliran udara yang digunakan berasal dari alat pengalir udara seperti kipas dan blower, sehingga kompor dengan tipe forced draft akan membutuhkan energi untuk menggerakkan kipas. 2. Metodologi Penelitian unjuk kerja kompor gasifikasi PP-Plus berbahan bakar limbah kayu olahan dilakukan secara batch. Gambar 1. Menampilkan rangkaian alat percobaan kompor gasifikasi PP-Plus. Limbah kayu olahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ranting kayu, sisa ketaman kayu dan potongan kayu. Sebelum digunakan, limbah kayu olahan dikeringkan dibawah sinar matahari untuk mengurangi kadar air yang terdapat dalam limbah kayu olahan. Limbah kayu yang telah dikeringkan disimpan dalam bungkusan plastik yang ditutup.

Gambar 1. Rangkaian Alat Percobaan Variabel tetap yang dipilih pada penelitian unjuk kerja kompor gasifikasi PP- Plus adalah dimensi kompor. Adapun variabel berubah yang akan dipelajari pada penelitian ini adalah jenis bahan bakar dan ukuran bahan bakar. Bahan bakar yang digunakan yaitu ranting kayu, kayu dan kayu. Sedangkan, ukuran dari bahan bakar akan divariasikan tiga ukuran Start-up dimulai dengan memasukan bahan bakar ke dalam kompor kemudian potongan tipis biomassa dan kerosen 5-7ml untuk mempermudah waktu penyalaan kompor. Setelah nyala api stabil berarti gas sudah mulai terbentuk, dilakukan water boiling test. Temperatur air pada water boiling test diukur setiap dua menit dan temperatur air diukur sampai bahan bakar di dalam kompor habis. Shut down dilakukan setelah air mendidih merata, kemudian arang dan biomassa sisa ditimbang. Skema percobaan unjuk kerja kompor gasifikasi PP-Plus ditampilkan pada Gambar 2. Gambar 2. Skema Percobaan Unjuk Kerja Kompor 3. Hasil dan Pembahasan 1. Kadar Air Bahan Bakar Kadar air untuk semua biomassa antara 11%-2% basis basah. Kayu mempunyai kadar air paling rendah yaitu 11,95% dan ketaman memiliki kadar air paling tinggi yaitu 19,53%. Kadar air untuk bahan bakar ditampilkan pada Gambar 3. Kadar air yang dipakai pada penelitian ini sesuai dengan kadar air yang bisa digunakan pada gasifikasi biomassa yaitu 1-3% [6]. Kadar Air (%) 2 19 18 17 16 15 14 13 12 11 Gambar 3. Kadar Air Bahan Bakar 2. Start-up kompor gasifikasi Proses start-up pada kompor gasifikasi PP-plus pada penelitian dibantu dengan pemantik api berupa 5-7 ml kerosen dan serutan biomassa dengan ketebalan kurang lebih 2 mm. Proses start-up ditandai dengan nyala api yang dihasilkan kompor stabil. Start-

up pada penelitian kompor gasifikasi PP-Plus berbahan bakar limbah kayu olahan antara 1 sampai 13 menit. Start-up paling cepat di capai mengunakan ketaman yaitu 1 menit dan start-up paling lama 12,25 menit mengunakan potongan kayu ukuran besar. Start-up kompor gasifikasi PP-Plus ditampilkan pada Gambar 4. Proses start-up fase lebih cepat dibandingkan fase karena pada fase kompor sudah dalam keadaan panas sehingga tidak membutuhkan energi yang besar untuk penyalaan api. waktu start-up (mnt) 14 12 1 8 6 4 2 Gambar 4. Start-up Kompor Gasifikasi 3. Boiling time ketaman ketaman Ketaman dan tidak dapat mendidihkan 2,5 L air, ketaman hanya dapat memanaskan air sampai 84 C dalam waktu 1 menit dan ketaman sampai suhu 87 C dalam waktu 16 menit. Boiling time paling singkat diperoleh menggunakan yaitu 9,55 menit sedangkan boiling time paling lama diperoleh menggunakan ukuran kecil yaitu 44,33 menit. Boiling time untuk setiap bahan bakar ditampilkan pada Gambar 5. Boiling time fase cenderung lebih cepat dibandingkan fase. Boiling Time (mnt) 5 4 3 2 1 4. Laju Pembakaran Gambar 5. Boiling time Laju pembakaran paling besar dicapai mengunakan bahan bakar kayu ukuran kecil pada fase yaitu 22,68 gr/mnt sedangkat laju pembakaran paling kecil didapat menggunakan ketaman pada fase yaitu 7,91 gr/mnt. Laju pembakaran untuk setiap bahan bakar ditampilkan pada Gambar 6. Laju Pembakaran (gr/mnt) 3 25 2 15 1 5 ketaman Gambar 6. Laju Pembakaran 5. Efisiensi termal ketaman Efisiensi pada penelitian ini diperoleh antara 12%-31%. Efisiensi termal paling tinggi diperoleh mengunakan bahan bakar ketaman yaitu 31,44% sedangkan efisiensi termal terendah diperoleh mengunakan bahan bakar kayu ukuran kecil yaitu 12,52%. Efisiensi untuk setiap bahan bakar ditampilkan pada Gambar 7. Efisiensi termal pada fase

cenderung lebih tinggi dibandingkan fase cold start. Efisiensi termal (%) Gambar 7. Efisiensi Termal 6. Fire power Fire power paling tinggi diperoleh menggunakan bahan bakar kayu ukuran kecil yaitu 7,18 KW th sedangkan fire power paling rendah diperoleh menggunakan bahan bakar ketaman yaitu 2,43 KW th. Gambar 8 menampilkan fire power yang dihasilkan kompor gasifikasi PP-Plus. 8 6 Fire Power (KWth) 4 2 35 3 25 2 15 1 5 ketaman ketaman ketaman ketamankul im Gambar 8. Fire power 7. Waktu Operasi Waktu operasi pada kompor gasifikasi paling lama didapat menggunakan bahan bakar kayu ukuran kecil yaitu 72 menit ini disebabkan bulk densiti kayu ukuran kecil besar dibandingkan biomassa lainnya. Ketaman hanya dapat menyalakan kompor 8 menit karena bulk densiti ketaman sangat kecil. Gambar 8 menampilkan Waktu operasi untuk setiap biomassa. Waktu Operasi (menit) 8 7 6 5 4 3 2 1 Gambar 9. Waktu Operasi Kompor 4. Kesimpulan 1. Variasi bahan bakar mempengaruhi efisiensi termal dari kompor gasifikasi PP- Plus. Penelitian kompor gasifikasi PP-Plus berbahan bakar limbah kayu olahan menghasilkan efisiensi termal antara 9-31%. 2. Ukuran biomassa berpengaruh pada waktu start-up dan waktu operasi kompor. Semakin kecil ukuran biomassa maka semakin cepat waktu start-up kompor dan semakin lama waktu operasi kompor. Ucapan Terima Kasih Penelitian ini didanai Universitas Riau melalui Pusat Kegiatan Mahasiswa tahun anggaran 212. Daftar Pustaka ketaman ketaman [1] Bhattacharya, S.C., S.S. Hla, M.A. Leon, dan K. Weeratunga, 2, An improved gasifier stove for institutional cooking, http://www.retsasia.ait.ac.th, 1 Januari 211. [2] Sutijastoto, 21, Handbook of Energy and Economic statistics of Indonesia, Indonesia [3] Anderson, P.S., 211, Construction Plans for the Champion-28 TLUD Gasifier CookStove, http://www.bioenerylist.org, 14 Mei 211. [4] Andreatta, D., 27, A Report on Some Experiments with Top-Lit Up Draft (TLUD)

Stove, presented at the ETHOS 27 Conference, Washington, 27 January [5] Mukunda, H.S., S. Dasappa, P.J. Paul, N.K.S. Rajan, M. Yagnaraman, D.R. Kumar, M. Deogaonkar, 21, Gasifier stovescience, technology and field outreach, Current Science, vol. 98, no. 5, pp. 627-638 [6] Rajvansi, A.K., 1986, Biomass Gasfication, in DY Guswani (ed), Alternatif Energy in Agriculture, vol. 2, no. 4, pp. 83-12.