BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia sekarang ini sedang berada dalam masa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat melaksanakan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Tujuan pembangunan nasional Indonesia yaitu mewujudkan. sangat besar untuk pembiayaan pembangunan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Struktur Organisasi PT. Kidung Agung Jaya Perkasa

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK

BAB II TELAAH PUSTAKA. jawab atas kewajiban pembayaran pajak berada pada masyarakat sendiri untuk

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN BARANG MEWAH PPN dan PPnBM

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian

Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO

BAB I PENDAHULUAN. khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya tingkat inflasi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Kementrian Keuangan (2014)

BAB I PENDAHULUAN. merata baik dalam bidang ekonomi, kemakmuran, dan kesejahteraan rakyat.

2012, No.4 2 telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000 tentang Pel

BAB II TEORI PERPAJAKAN, PAJAK PERTAMBAHAN NILAI, PENGADILAN PAJAK DAN BANDING PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. didasarkan kepada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23 A.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam. kesadaran dan kepedulian untuk membayar pajak, salah satunya adalah Pajak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PPN TRANSAKSI LINTAS BATAS MENURUT UU PPN Oleh: Winarto Suhendro (Staf Pengadilan Pajak)

ABSTRAK. Kata kunci: Pajak Pertambahan Nilai, perencanaan pajak, PPN terutang. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan Negara dan pembangunan nasional. memenuhi kewajiban dalam bentuk fasilitas telah diberikan untuk mempermudah

BAB II LANDASAN TEORI. tentang pajak yang dikemukakan oleh para ahli di bidang perpajakan menurut Prof. Dr.

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan ini ditujukan untuk membiayai proyek-proyek yang diselenggarakan

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya bersumber dari sektor perpajakan. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas

BAB I PENAHULUAN. Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan

EVALUASI PELAKSANAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT REK DI TAHUN PAJAK 2011

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143 TAHUN 2000 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. H. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) hak Negara dan hak warga Negara pembayar pajak. Hak Negara adalah untuk

iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang undang yang dapat dipaksakan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat. Untuk melaksanakan pembangunan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. sumber utama penerimaan negara, sedangkan negara-negara miskin dan negara

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kewajiban perpajakannya, khususnya atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

BAB I PENDAHULUAN. baik material maupun spiritual. Untuk dapat merealisasi tujuan tersebut perlu

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 1.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. menyediakan pembuatan alat untuk pembangunan beton di jalan tol.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. pajak berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wajib Pajak membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak dapat prestasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab 4 PEMBAHASAN. PT. XYZ merupakan Perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pajak Pertambahan Nilai-nya sebagai Pengusaha Kena Pajak dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

pemungutan pajak dimana wajib pajak menghitung sendiri pajak terutangnya serta secara mandiri menyetorkan ke bank atau kantor pos dan melaporkannya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

BAB II LANDASAN TEORI

SANDINGAN UU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TAHUN 2000 DAN TAHUN 2009

Faktur pajak (tax invoice) merupakan sarana administrasi

BAB I PENDAHULUAN. maupun pengeluaran pembangunan. Pentingnya penerimaan pajak terhadap

PROSEDUR PERHITUNGAN, PENYETORAN, PELAPORAN DAN PENCATATAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai. IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan)

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Ketentuan Formal Pajak Pertambahan Nilai PT TRT 4.2 Analisis Faktur Pajak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum kita mengetahui pengertian with holding system kita harus

TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 79/PMK.03/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang sedang giat melaksanakan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2009 TENTANG

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 568/KMK.04/2000 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dari sektor pajak diharapkan partisipasi aktif masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Beragam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. wujud pelayanan pemerintah kepada masyarakat. berasal dari iuran rakyat yang berdasarkan Undang Undang (dapat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Nilai PT TCI. Maka penulis memberi simpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. (Yusdianto 2004). Pajak secara bebas dapat dikatakan sebagai suatu kewajiban

RESUME SANKSI PERPAJAKAN SANKSI BUNGA

OLEH: Yulazri SE. M.Ak. Akt. CPA

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. Mejoi merupakan perusahaan distributor yang bergerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 11 Th. 1994, Undang-Undang No. 18 Th. 2000, dan

BAB I PENDAHULUAN. baik perdagangan besar maupun perdagangan eceran. Sektor perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam kehidupan masyarakat seiring dengan perkembangan dan. untuk membiayai pembangunan negara dan juga merupakan sumber

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) (STUDI ATAS PENCATATAN DAN PERHITUNGAN PPN PADA PT SEMEN INDONESIA (Persero) Tbk)

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara yang berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri. yang semula dilakukan Cuma-Cuma dan sifatnya memaksa tersebut.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 45/PMK.03/2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sebagai primadona dalam membiayai pembangunan nasional. Pembangunan nasional

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) meningkatkan kualitas pendidikan dilingkungan kampus.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENERAPAN FAKTUR PAJAK, PENYETORAN DAN PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT.FLS TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Analisis Perhitungan..., Nurhasanah, Fakultas Ekonomi 2016

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT LARIS MEDIA SELARAS TAHUN 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV PEMBAHASAN. kedua atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1983, Pengusaha yang melakukan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PADA PT. SINAR BHODI CIPTA TANJUNGPINANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia sekarang ini sedang berada dalam masa pemulihan sebagai akibat terjadinya resesi ekonomi beberapa waktu lalu. Salah satu bukti pemulihan tersebut yaitu adanya perusahaan-perusahaan baik swasta maupun pemerintah yang mulai bangkit dan berkembang. Perkembangan perusahaan-perusahaan tersebut diharapkan dapat membawa kondisi perekonomian Indonesia kembali pulih seperti sediakala. Dengan demikian, maka perekonomian dan pembangunan Indonesia juga akan mengalami peningkatan. Pemerintah berusaha untuk memulihkan stabilitas ekonomi dengan cara melaksanakan pembangunan dan perbaikan di segala bidang dengan menggunakan strategi yang tepat agar dapat tercapai pemerataan ekonomi sehingga hasil-hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Strategi tersebut haruslah bertitik tolak dari sumber ideologi bangsa yaitu Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila. Untuk dapat melaksanakan usaha pembangunan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan, pemerintah tentu saja memerlukan dana yang jumlahnya tidak sedikit bahkan bisa dikatakan sangat besar. Karena keterbatasan dana yang dimiliki oleh pemerintah, pemerintah memenuhi dana pembangunannya dengan memanfaatkan dua sumber dana penerimaan, yaitu penerimaan dalam 1

Bab I : Pendahuluan 2 negeri dan penerimaan luar negeri. Penerimaan dalam negeri berasal dari hasil ekspor dan penerimaan bukan pajak dan penerimaan pajak. Sedangkan penerimaan yang berasal dari luar negeri misalnya pinjaman luar negeri. Pajak adalah salah satu sumber pendapatan negara yang paling potensial bagi kelangsungan pembangunan negara Indonesia karena penerimaan pajak meningkat seirama dengan meningkatnya perekonomian dan taraf hidup suatu bangsa. Salah satu jenis pajak yang mempunyai peranan besar dalam penerimaan pemerintah adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Menurut Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai jika pembeli membeli Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak maka pihak penjual akan memungut Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan tersebut, maka Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut pada waktu pembelian barang dagangan merupakan Pajak Masukan bagi pembeli tersebut, sedangkan sewaktu menjual Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak maka pihak penjual memungut Pajak Pertambahan Nilai yang merupakan Pajak Keluaran baginya. Walaupun Pajak Pertambahan Nilai nampaknya dikenakan beberapa kali pada setiap terjadi penjualan dan efek pajak bergandanya dapat dielimininasikan dengan adanya sistem pengkreditan pajak (Pajak Keluaran dikurang dengan Pajak Masukan) yang hasilnya dapat berupa Lebih Bayar atau Kurang Bayar yang tercantum dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai. Pajak Pertambahan Nilai terutang tersebut akan diperhitungkan, disetor, dan dilaporkan dengan menggunakan with holding system.

Bab I : Pendahuluan 3 Sarana dalam penghitungan Pajak Pertambahan Nilai adalah dengan adanya Faktur Pajak, yang terbagi atas Faktur Pajak Sederhana, Faktur Pajak Standar, maupun Faktur Pajak Gabungan. Faktur Pajak merupakan suatu bukti pemungutan Pajak Pertambahan Nilai yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak penjual karena adanya penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak, dan dapat digunakan sebagai sarana untuk pengkreditan Pajak Masukan bagi Pengusaha Kena Pajak pembeli. Pajak Pertambahan Nilai merupakan hal yang penting dalam suatu kegiatan operasional perusahaan karena terdapat transaksi jual beli Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak. Pajak Pertambahan Nilai dikenakan apabila terjadi perolehan dan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak. Dengan kegiatan Pajak Pertambahan Nilai, akan memberikan informasi bagi perusahaan untuk menghitung, membayar, dan meyetorkan Pajak Pertambahan Nilai terutang. PT. Kidung Agung Jaya Perkasa merupakan suatu perusahaan yang sudah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak yang memiliki kewajiban untuk membuat Faktur Pajak sebagai bukti pemungutan pajak dan membayar pajak yang terutang. Salah satu pajak yang terutang tersebut adalah Pajak Pertambahan Nilai. Jadi sebagai Wajib Pajak yang mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak, PT. Kidung Agung Jaya Perkasa juga wajib memperhitungkan Pajak Kurang Bayar atau Lebih Bayar, melunasi pajak kurang bayar dan melaporkannya.

Bab I : Pendahuluan 4 Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis memilih penelitian skripsi ini dengan judul Peranan Faktur Pajak dalam Pajak Pertambahan Nilai Sebagai Dasar Penghitungan Pajak. 1.1 Identifikasi Masalah Setelah meneliti lebih mendalam terhadap apa yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Apakah perhitungan, penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai pada PT. Kidung Agung Jaya Perkasa sudah sesuai dengan ketentuan peraturan per-undang-undangan perpajakan yang berlaku? 2. Seberapa besar peranan faktur pajak sebagai dasar penghitungan besarnya Pajak Pertambahan Nilai? 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah seperti yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai pada perusahaan sudah diterapkan sesuai dengan ketentuan peraturan undangundang perpajakan yang berlaku. 2. Untuk mengetahui seberapa besar peranan Faktur Pajak sebagi dasar penghitungan Pajak Pertambahan Nilai terutang.

Bab I : Pendahuluan 5 1.3 Kegunaan Penelitian Penelitian mengenai masalah yang dikemukakan di atas sangat berguna dan dapat dipergunakan oleh berbagai pihak, diantaranya : 1. Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan yang bermanfaat mengenai pelaksanaan dan sistem pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan dapat menerapkannya dalam operasi perusahaan. 2. Bagi pihak-pihak lain Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumber pemikiran dan pengetahuan ataupun sebagai sumbangan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan menaruh minat tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN). 3. Bagi penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta pengetahuan penulis dalam bidang perpajakan, khususnya Pajak Pertambahan Nilai. Selain itu juga untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti sidang sarjana lengkap Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha. 1.4 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas pertambahan nilai (value added) yang timbul akibat dipakainya faktor

Bab I : Pendahuluan 6 produksi pada setiap jalur proses produksi. Tarif perhitungan besarnya Pajak Pertambahan Nilai yang terutang berdasarkan Dasar Pengenaan Pajak (DPP) sudah diatur dalam Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai Nomor 18 Tahun 2000, pasal 7, yaitu : (1) Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh persen). (2) Tarif Pajak Pertambahan Nilai atas ekspor Barang Kena Pajak adalah 0% (nol persen). (3) Dengan Peraturan Pemerintah, tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diubah menjadi serendah-rendahnya 5% (lima persen) dan setinggi-tingginya 15% (lima belas persen). Untuk menentukan Kurang Bayar (KB) atau Lebih Bayar (LB) Pajak Pertambahan Nilai suatu perusahaan, maka digunakan mekanisme Pengkreditan Pajak Pertambahan Nilai, yaitu membandingkan antara Pajak Masukan (PM) dan Pajak Keluaran (PK). Pajak Masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak karena perolehan Barang Kena Pajak dan atau penerimaan Jasa Kena Pajak dan atau pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean dan atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean dan atau impor Barang Kena Pajak. Sedangkan Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak, atau ekspor Barang Kena Pajak.

Bab I : Pendahuluan 7 Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Keluaran lebih besar daripada Pajak Masukan, maka selisihnya merupakan Pajak Pertambahan Nilai yang harus dibayar atau Kurang Bayar oleh Pengusaha Kena Pajak. Sedangkan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan lebih besar daripada Pajak Keluaran, maka selisihnya merupakan kelebihan pajak atau Lebih Bayar yang dapat direstitusi atau diminta kembali atau dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya. Dengan terjadinya transaksi-transaksi jual beli dalam perusahaan, maka perusahaan mengadakan pembukuan, dengan menggunakan metode akuntansi. Dengan akuntansi Pajak Pertambahan Nilai dapat dengan lebih jelas menyampaikan bagaimana perlakuan akuntansi terhadap transaksi yang berhubungan dengan Pajak Pertambahan Nilai. Selain itu juga dengan akuntansi, dapat memberikan gambaran keadaan perusahaan dan menghasilkan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan. Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai memberikan informasi yang diperlukan dalam rangka pemenuhan kewajiban penyelenggaraan pembukuan dan untuk menghitung, membayar, dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai yang terutang. Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa perhitungan Pajak Pertambahan Nilai memerlukan perangkat yang dapat menjamin bahwa perhitungan Pajak Pertambahan Nilai yang ada telah dilakukan perhitungan dengan baik dan tepat. Perangkat tersebut adalah suatu bukti pemungutan Pajak Pertambahan Nilai, yaitu Faktur Pajak.

Bab I : Pendahuluan 8 Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai dapat diperoleh dari transaksitransaksi penjualan dan pembelian yang tercatat dalam Faktur Pajak dan laporan dari penjualan. Salah satu kegunaan Faktur Pajak adalah sebagai bukti baik bagi Pengusaha Kena Pajak atau penjual maupun bagi pembeli bahwa kedua belah pihak telah melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana mestinya, terutama pada pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dan pada waktu ada pemeriksaan oleh petugas pajak. Oleh karena itu, pembuatan Faktur Pajak yang benar dan baik secara formal maupun material akan mendukung penghitungan Pajak Pertambahan Nilai. Dengan adanya Faktur Pajak, diharapkan para pemakainya dapat menggunakannya sebagai dasar penghitungan Pajak Pertambahan Nilai. Berdasarkan pemikiran di atas, maka penulis merumuskan hipotesa sebagai berikut: Bahwa terdapat peranan Faktur Pajak yang signifikan sebagai dasar penghitungan Pajak Pertambahan Nilai terutang. 1.5 Metode Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metode : 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian kepustakaan dilakukan dengan mencari kerangka referensi dan landasan teori baik dalam buku, peraturan-peraturan, majalah, maupun jurnal-jurnal ilmiah yang relevan dengan ide penelitian termasuk dari

Bab I : Pendahuluan 9 media internet yang kemudian menjadi dasar kriteria dalam membahas masalah yang ditemukan dalam penelitian lapangan. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Data empiris yang diperlukan dalam penelitian diperoleh dengan teknikteknik sebagai berikut: a. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian untuk mendapatkan informasi yang penting dan berhubungan dengan masalah yang diteliti. b. Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab langsung kepada pihak-pihak yang berkompeten dari perusahaan, guna memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini. c. Dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dalam penyusunan skripsi ini. d. Kuesioner, yaitu dengan memberikan seperangkat pertanyaan tertulis yang sudah dirumuskan sebelumnya oleh penulis, sehingga diperoleh data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini. 1.6 Lokasi dan Lamanya Penelitian Penelitian dilakukan pada PT. Kidung Agung Jaya Perkasa yang berlokasi di Jalan Gn. Krakatau Nomor 197F, Medan mulai dari bulan Maret 2006 sampai dengan bulan Mei 2006.