Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 29, Nomor 3 Juli - September 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:

IbM KELOMPOK PKK DUSUN SUKAREJO DAN DUSUN KARANGHARJO DALAM PEMANFAATAN PEKARANGAN DENGAN INTRODUKSI PADI METODE SRI DI POT BERBASIS MOL PUEYEM

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu air berperan penting dalam berlangsungnya sebuah kehidupan. Air

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Teknologi Tepat Guna Penjernihan Air Dengan Biji Kelor (Moringa Oleifera) Teknologi Tepat Guna

PENERAPAN TEKNOLOGI MIKOTRIDERM BERBASIS 3 in 1 DALAM PEMBIBITAN KARET RAKYAT

BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK DI DUSUN SIDODADI DAN DUSUN SUKA MAJU DENGAN MENGGUNAKAN KOMPOS BERBASIS MOL REBUNGCOT.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Perangkat Pembelajaran a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran b. Lembar Kerja Peserta Didik c. Peta Kompetensi IPA Terpadu

KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA I IDENTIFIKASI AIR TERCEMAR

KUESIONER PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lebih cepat meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

I B M AIR BERSIH DI DESA SIRNARASA

PEMBUATAN PENGOLAH AIR KOTOR MENJADI AIR BERSIH PADA DAERAH BANJIR DI DUSUN KALIDENGEN II TEMON KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. untuk transportasi, baik di sungai maupun di laut (Wardhana, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi hidro-orologi dan fungsi lingkungan lain yang penting bagi kehidupan seluruh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

IbM Kelompok Tani Buah Naga

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Laporan Penelitian Air Bersih Menjadi Air Minum PT.SUMMIT PLAST Jl.Kruing 3 Delta Silikon - Cikarang

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

Uji Kinerja Alat Penjerap Warna dan ph Air Gambut Menggunakan Arang Aktif Tempurung Kelapa Suhendra a *, Winda Apriani a, Ellys Mei Sundari a

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air

LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

PEMANFAATAN KOMPOS AKTIF DALAM BUDIDAYA PEPAYA ORGANIK DI DESA KASANG PUDAK

PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT MELALUI PEMBERDAYAAN WANITA DALAM PEMANFAATAN PEKARANGAN DENGAN TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) DI KECAMATAN GERAGAI 1

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :

MACAM-MACAM KOLAM IKAN DIPEKARANGAN

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN:

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

BAB I PENDAHULUAN. transportasi baik di sungai maupun di laut. Air juga dipergunakan untuk. meningkatkan kualitas hidup manusia (Arya W., 2001).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

-disiapkan Filter -disusun pada reaktor koagulasi (galon dan botol ukuran 1.5 Liter) -diambil 5 liter dengan gelas ukur

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) D-157

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air (Sutrisno dan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSONAL HYGIENE,

BAB I PENDAHULUAN. setiap kebutuhannya, tidak hanya untuk makan minum melainkan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH Bujur Timur dan Lintang Utara, dengan batas. Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

I. PENDAHULUAN. di muka bumi. Tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Manusia sebagai

Kerjasama : Kementerian Kesehatan WHO Indonesia 2013 PRESETATION RENCANA PENGAMAN AIR JAKARTA, MEI 2015

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN. aktivitas mereka sehari-hari. Air memegang peranan penting bagi kehidupan

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai

Peningkatan Kualitas Air Bersih Desa Makamhaji Dengan Alat Penjernih Air

PPM PELATIHAN PENJERNIHAN AIR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT DESA BOKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurul Faqih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

Pengaruh Ukuran Efektif Pasir Dalam Biosand Filter Untuk Pengolahan Air Gambut

Pemetaan Airtanah Dangkal Dan Analisis Intrusi Air Laut

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

TEKNOLOGI BIOGAS PADA PETERNAK SAPI DI DESA KOTA KARANG KECAMATAN KUMPEH ULU

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Peneltian.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENYARINGAN (FILTRASI) AIR DENGAN METODE SARINGAN PASIR CEPAT

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

PENGOLAHAN AIR BERSIH. PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi

PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS TERNAK SAPI POTONG DI KELURAHAN MERDEKA KECAMATAN KUPANG TIMUR KABUPATEN KUPANG

Serbuk Biji Kelor Sebagai Koagulan Harimbi Mawan Dinda Rakhmawati

jiwa/km2 dan jumlah KK sebanyak KK. Jogjakarta yang memiliki jaringan

IDENTIFIKASI MANFAAT DAN KERUGIAN PERTAMBANGAN. 6.1 Indentifikasi Manfaat yang Dirasakan Masyarakat dari Kegiatan. Kabupaten. perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan,

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 2, Juni 2014

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

Transkripsi:

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGOLAHAN AIR BERSIH DI DESA RANTAU KARYA DAN KOTA BARU (Made Deviani Duaja, Elis Kartika, Gusniwati) dan Johannes Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Jambi ABSTRAK Air bersih adalah masalah utama pada sebagian besar masyarakat di daerah gambut Desa Rantau Karya dan Desa Kota Baru adalah dua desa dari sebilan desa yang ada di Kecamatan Geragai, yang masyarakatnya menggunakan air gambut untuk minum dan kebutuhan lainnya. Tujuan dari penyuluhan ini adalah untuk memberdayakan masyarakat di tingkat rumah tangga untuk mengolah air gambut menjadi air bersih. Ada dua paket yang diterapkan yaitu paket yang menggunakan biokoagulan bahan kimia (tawas) dan paket yang menggunakan tanaman biji kelor sebagai koagulator. Dari hasil penyuluhan tampak masyarakat di Desa Kota Baru dan Desa Rantau Karya, masing-masing 10 KK sudah menjadi contoh untuk rumah tangga lainnya. Penanaman tanaman kelor di pekarangan sudah dilakukan oleh sebagian besar warga yang belum mempunyai kelor. Kata kunci: Air gambut, biji kelor. PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Jambi yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari pantai dan sebagian Desa pada bulan tertentu tertutup air pasang. Daerah pasang surut ini ditandai dengan pertemuan aliran sungai yang cukup banyak (12 sungai). Selain hal tersebut Kabupaten ini juga mempunyai areal dataran rendah yang didominasi lahan gambut yang sangat luas yaitu sekitar 45 persen dari luas keseluruhan. Dengan kondisi alam yang berawarawa, mengakibatkan sebagian besar penduduk kesulitan mendapatkan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan. Masyarakat memanfaatkan air hujan dan air sungai untuk minum, mandi dan cuci. Keadaan ini tampak dengan rendahnya persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air bersih yaitu hanya 22 persen (Bappelitbangda Tanjabtim 2010). Dari 22 persen tersebut hanya 10 persen dari PDAM dan sisanya dari sumur yang airnya keruh dan kecokelatan. Keadaan di atas berpotensi meningkatkan penyakit diare dan disentri. Hal ini tampak dengan persentase masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas, sekitar 50 persen dari pasien karena disentri dan diare serta 10 persen sakit kulit (Bappelitbangda Tanjabtim 2010). Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki 11 kecamatan dengan 120 desa. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Tanjung Jabung Timur ditargetkan pada Tahun 2014, 80 persen dari jumlah penduduk sudah mengakses air bersih, dari PDAM maupun sumur. Namun hal ini mempunyai banyak hambatan karena kondisi geografis yang dibatasi oleh sungai-sungai dan didominasi oleh lahan gambut. Air yang terdapat pada lahan gambut mempunyai ciri mencolok karena warnanya merah kecoklatan, keruh, mengandung zat organik tinggi, rasanya asam, ph 2 5, dan tingkat kesadahannya rendah. Kecamatan Geragai adalah salah satu kecamatan yang masuk dalam Rencana Jangka Menengah Kabupaten Tanjabtim untuk target 80 persen akses air bersih. Kecamatan Geragai memiliki 9 desa dengan penduduk 17.088 jiwa (Tanjung Jabung Timur dalam Angka 2009), sebagian besar penduduk adalah petani kacang-kacangan dan palawija. Perkebunan sawit terdapat pada areal gambut, hanya sebagian kecil dari penduduk yang mempunyai lahan sendiri untuk sawit, sebagian besar hanyalah buruh. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengolahan Air Bersih Di Desa Rantau Karya dan Kota Baru 71

Kota Baru adalah salah satu desa yang menjadi perhatian pemerintah setempat untuk pengadaan air bersih karena desa ini didominasi oleh tanah gambut, yang berawa-rawa. Kebutuhan air penduduk di desa tergantung dari air hujan dan air sungai serta air rawa-payau yang sangat keruh dengan kualitas yang kurang baik. Penduduk belum memiliki akses air bersih, menampung air hujan untuk minum, mandi dan cuci pada waktu musim hujan, sedangkan kalau tidak ada hujan sungai yang jaraknya cukup jauh menjadi tumpuan utama untuk semua kegiatan, untuk air minum, mandi dan cuci. Berdasarkan kenyataan di atas maka perlu dilakukan pendampingan melalui penyuluhan dan demonstrasi tentang teknologi sederhana untuk mengolah dan menjernihkan air gambut menjadi air minum yang alat dan bahannya mudah diperoleh di desa, mudah dibuat dan tidak menggunakan unsur kimia. Menurut Duaja (2004), biji tanaman kelor dapat digunakan untuk menjernihkan air. Tepung biji Moringa oleifera (kelor), dapat menggumpalkan dan mengendapkan berbagai kotoran di dalam air sumur dan air di embung-embung (air hujan). Kelor banyak dijumpai di pekarangan dan kebun masyarakat. Penduduk di Desa Kota Baru memanfaatkan kelor sebagai obat diare dan asupan gizi untuk ibu menyusui karena khasiatnya dapat menambah ASI. Petani palawija dan biji-bijian memasukkan tanaman ini dalam pola tanam sebagai tanaman sisipan atau tanaman pinggiranpembatas tanah (tanaman pagar) yang pada waktu tertentu akan dipangkas untuk dibenamkan kembali sebagai pupuk hijau. Hal ini dilakukan untuk mengurangi penggunaan pupuk buatan, yang semakin mahal dan langka bagi petani di Desa Rantau Karya dan Kota Baru. Kenyataan di atas menunjukkan petani sudah mengenal kelor dan menggunakannya untuk berbagai keperluan. Namun pemanfaatannya sebagai bahan untuk penjernihan air belum pernah dilaksanakan karena petani belum mengetahui caranya. Berdasarkan kenyataan di atas maka perlu dilakukan penyuluhan dan bimbingan langsung tentang cara mengolah air hujan, air sungai dan air gambut menjadi air minum dengan koagulan alami (Moringa oleifera = kelor). Tujuan dan Manfaat Kegiatan Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani melalui penyuluhan dan demonstrasi tentang teknologi penjernihan air dengan biokoagulan kelor (Moringa oleifera), di Kecamatan Geragai, Kegiatan ini dapat mengubah kebiasaan petani mengkonsumsi air secara tradisional yang kurang baik bagi kesehatan, karena petani mengetahui manfaat tanaman kelor yang mudah diperoleh di sekitar desa untuk menjernihkan air skala rumah tangga. Manfaat kegiatan yang diharapkan setelah selesai penyuluhan dan demonstrasi adalah: (1) Dari sisi IPTEKS adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petani tentang teknologi penjernihan dan pengolahan air gambut, air sungai, air hujan dengan biokoagulan dari kelor (Moringa oleifera); (2) Keuntungannya dibandingkan dengan biokoagulan yang lain, tidak menggunakan bahan kimia, lebih mudah dilaksanakan karena bahan untuk pengolahan air berada disekitar rumah atau desa; (3) Dari sisi ekonomi adalah: (i) mengurangi pengeluaran untuk membeli bahan koagulan karena dapat memanfaatkan tanaman yang mudah diperoleh di sekitar desa; (ii) dengan mengolah sendiri air di rumah berarti mengurangi waktu dan tenaga yang harus digunakan untuk mengambil air ke sungai; (iii) masyarakat desa pada umumnya sudah mempunyai alat-alat untuk menampung air hujan atau air sungai, sehingga pelatihan ini adalah dengan memanfaatkan alat yang telah ada, tidak perlu mengeluarkan biaya (iv) mengurangi waktu dan biaya untuk berobat, karena air yang dikonsumsi lebih terjamin kebersihannya. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengolahan Air Bersih Di Desa Rantau Karya dan Kota Baru 72

Khalayak Sasaran Sasaran dalam kegiatan ini adalah: (1) Masyarakat Desa Rantau Karya dan Kota Baru (setiap Desa 30 orang), yang masih mengkonsumsi air secara tradisional; (2) Kepala Desa dan Penyuluh Pertanian Lapangan, di Kecamatan Geragai, untuk menyebarkan informasi dan senantiasa dapat mendampingi dan membimbing warga dalam melaksanakan teknologi yang telah didemonstrasikan. METODE PENERAPAN IPTEKS Metode yang digunakan adalah pendidikan kepada masyarakat melalui: (1) Mengadakan ceramah: tentang teknologi tepat guna dalam menjenihkan dan mengolah air agar layak untuk dikonsumsi; (2) Menjelaskan apa itu biokoagulan, jenisjenis bahan dan alat yang diperlukan untuk menjernihkan, mengolah air dan cara membersihkan alat-alat untuk keperluan jangka panjang; (2) Manfaat teknologi pengolahan dan penjernihan air dengan kelor (Moringa oleifera); (3) Mengadakan diskusi dan tanya jawab tentang bahan koagulan, cara mempersiapkan alat dan bahan dan cara pembersihan alat dan bahan (dari materi ceramah dan demonstrasi) yang telah diberikan; (4) Demonstrasi tentang cara mempersiapkan biokoagulan, alat dan bahan dan cara menjernihkan air. Keterkaitan Kegiatan ini ikut mendukung dalam merealisasikan RPJM Kabupaten Tanjung Jabung Timur, untuk peningkatan akses air bersih dari 20 persen menjadi 80 persen pada tahun 2014. Rancangan Evaluasi Evaluasi dilakukan sejak awal kegiatan, kriteria evaluasi adalah jumlah kehadiran dan persentase keaktifan petani pada waktu ceramah, diskusi, demonstrasi aplikasi teknologi penjernihan dan pengolahan air dengan biokoagulan kelor (Moringa oleifera). Tolak ukur dari keberhasilan penerapan IPTEKS adalah lima puluh persen dari jumlah peserta hadir dan mau aktif dari awal kegiatan yaitu dari ceramah sampai demonstrasi dan tetap melakukan pada evaluasi satu bulan kemudian. HASIL DAN PEMBAHASAN Respon Kelompok Sasaran terhadap Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat di Desa Kota Baru dan Desa Rantau Karya, Kecamatan Geragai Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi sangat menyambut positif program pelatihan teknologi penjernihan air gambut menjadi air minum dengan biokoagulan (Moringa oleifera). Selama ini seluruh masyarkat di kedua Desa mengkonsumsi air minum masih sangat tradiosional yaitu dengan air hujan sebagai sumber air minum utama, kalau tidak ada hujan maka mereka akan menggunakan air sumur sebagai sumber air minum utama. Air sumur di Desa Rantau Karya dan Kota Baru adalah air gambut, dengan kondisi keruh berwarna coklat tua kemerahan, dan berbau lumpur. Dalam menggunakan air sumur tersebut hanya beberapa orang yang sudah melakukan penyaringan yang sangat sederhana. Air masih tetap coklat, dengan istilah setempat adalah air sirup, dengan bau lumpur yang pekat. Berdasarkan keadaan tersebut maka proses penyaringan dengan cara koagulasi dan filtrasi sangat diperlukan. Selama ini mitra kelompok tani tidak pernah mengetahui tentang cara koagulasi, baik dengan menggunakan tawas ataupun dengan cara yang lain. Penyuluhan dengan menggunakan koagulasi dan filtrasi merupakan solusi yang tepat, karena dengan koagulaasi menggunakan pasta biji kelor akan menggumpalkan partikel-partikel padatan dalam air beserta mikroba sehingga membentuk gumpalan yang lebih besar yang akan mudah tenggelam, mengendap ke dasar drum/air. Setelah beberapa waktu air sudah dapat digunakan. Cara koagulasi pada dasarnya menggunakan dua bak, yaitu bak pertama sebagai tempat reaksi kimia dan bak kedua sebagai tempat filtrasi atau penyaringan. Berdasarkan indikator keberhasilan yang tertera pada Tabel 1 terlihat bahwa kegiatan pelatihan teknologi penjernihan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengolahan Air Bersih Di Desa Rantau Karya dan Kota Baru 73

biokoagulan (Moringa oleifera) di Desa Rantau Karya dan Kota baru ini sudah berhasil dengan baik. Tabel. 1. Tabel indikator keberhasilan Nomor Kegiatan Kehadiran (%) Keaktifan (%) Penilaia n 1. Penyuluhan di Kantor Desa 2. Penyuluhan di rumah mitra kelompok tani 3. Demonstrasi penerapan ipteks 4. Ikut mempersiapkan bahan dan alat 100 90 berhasil 100 100 berhasil 100 100 berhasil V V berhasil 5. Pemeliharaan V V berhasil 6. Keberlanjutan Tetap digunakan Daya Terima Masyarakat terhadap Inovasi Baru Dalam menerima inovasi baru, masyarakat Desa Rantau Karya dan Kota Baru sudah dapat menerapkan teknologi penjernihan air gambut menjadi air minum dengan biokoagulan (Moringa oleifera). Setelah kegiatan pengabdian ini diterapkan, kelompok sasaran di desa Rantau Karya dan Kota Baru sekarang ini sudah dapat menghasilkan air minum yang bersih dan layak minum. Sementara masyarakat yang lain yang belum mendapat bantuan alat untuk menerapkan teknologi tersebut, tetapi sudah mengikuti penyuluhan, mereka sudah mulai berinisiatif menerapkan dan melakukan penjernihan air gambut dengan swadaya masyarakat. Respon Masyarakat Tetangga terhadap Inovasi Baru Masyarakat dari Desa tetangga (tetangga Desa Rantau Karya dan Desa Kota Baru) seperti Desa Jati Mulyo dan Desa Rantau Pandan memberikan respon yang positif setelah melihat masyarakat Desa Kota Baru berhasil menerapkan teknologi penjernihan air gambut menjadi air minum dengan biokoagulan (Moringa oleifera). Mereka meminta tim pengabdian untuk diadakan penyuluhan hal yang sama di desa tersebut. Selain itu, beberapa aktivis berbasis gender, meminta untuk diadakan penyuluhan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang bertetangga dengan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, yang mempunyai kondisi air minum dan air sumur dan kebiasaan masayarakat dalam mengkonsumsi air minum yang sama dengan Hal di atas menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan teknologi penjernihan biokoagulan (Moringa oleifera) di Kecamatan Geragai Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi ini berhasil dengan baik. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengolahan Air Bersih Di Desa Rantau Karya dan Kota Baru 74

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Masyarakat Desa Rantau Karya dan Kota Baru, Kecamatan Geragai Kabupaten Tanjung Jabung Timur memberikan respon yang sangat positif dan memiliki animo yang sangat tinggi di dalam menerima inovasi baru tentang teknologi penjernihan biokoagulan (Moringa oleifera). Dengan adanya pelatihan teknologi penjernihan air gambut menjadi air minum dengan biokoagulan (Moringa oleifera) ini, masyarakat sudah mendapatkan air minum dan air untuk keperluan rumah tangga lainnya yang lebih layak daripada kondisi sebelumnya. Saran Perlu adanya kesinambungan kegiatan program pengabdian kepada masyarakat baik melanjutkan kegiatan yang sudah diberikan maupun kegiatankegiatan lain yang mendukung kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Geragai. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik, 2010. Tanjung Jabung Timur Dalam Angka. Kerjasama Bappeda dan Biro Pusat Statistik Tanjung Jabung Timur (diolah). Bapelitbangda, 2010. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-2025, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Bappeda Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Dapelitbangda, 2010. Rencana Pembangunan Jangka Menengah, Bappeda Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Bapelitbangda, 2010. Masterplan Pembangunan Ekonomi Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Bappeda Duaja, M. 2004. Pengukuran Laju Pengendapan dari Beberapa Sumber Koagulan terhadap Kualitas Air di Tanah Berkapur. Universitas Nusa Cendana, Kupang. Laporan Penelitian. Fahey, J.W. 2008. Moringa oleifera ; A Review of the Medical Eviedience For Its Nutritional. Trees for Life Journal. Retrieved on 2008-8-16. James A. D. 1992. Handbook of Energi Crops: Moringa oleifera From Purdue Center for New Crops Web site. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengolahan Air Bersih Di Desa Rantau Karya dan Kota Baru 75