PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN KAWASAN PERTANIAN (SIKP) UNTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

dokumen-dokumen yang mirip
DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Powerpoint Templates

SOSIALISASI E-PROPOSAL UNTUK PERENCANAAN TAHUN 2016

Disampaikan pada: RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2018 Jakarta, Januari 2017

PENERAPAN e PROPOSAL DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

Pembangunan Agribisnis di Indonesia

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN

Perkembangan Ekonomi Makro

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

1. Penjabaran Nawacita di dalam program dan kegiatan

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN. Kepala Biro Perencanaan

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PEMANFAATAN DANA KUMK SUP-005 UNTUK MEMBIAYAI SEKTOR PERTANIAN

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TAHUN Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 31 Mei 2016

Bidang Tanaman Pangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 2015

Inovasi Pertanian 2015

Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-proposal 1

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

Medan, 2 5 April 2013

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/Permentan/KB.400/2/2016 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PERKEBUNAN BERBASIS SPASIAL

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Petunjuk Teknis Kegiatan Pengembangan Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel


Kebijakan Pengelolaan Data Komoditas Perkebunan

LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 76/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PRODUK UNGGULAN HORTIKULTURA

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA. dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan program

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

VISI DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BANDUNG

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N

MEMBANGUN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS DI NUSA TENGGARA BARAT

1. Penyempurnaan Database 2. Penyempurnaan Aplikasi

RANCANGAN PROGRAM DITJEN PERKEBUNAN PERIODE MENDUKUNG PENGEMBANGAN KOMODITAS DI KAWASAN ANDALAN

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 08/Permentan/KU.340/2/2011 TENTANG

BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN LEMBANG CAPAIAN KINERJA TAHUN No. Kegiatan Sasaran Indikator Target Realisasi % Capaian

II. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KEDELAI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

HAMDAN SYUKRAN LILLAH, SHALATAN WA SALAMAN ALA RASULILLAH. Yang terhormat :

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

2.8 Kerangka Pemikiran Penelitian Hipotesis.. 28

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012

PERUBAHAN NILAI PENDAPATAN RUMAH TANGGA TANI DI KAWASAN PRIMA TANI LAHAN KERING DATARAN TINGGI IKLIM BASAH KABUPATEN GIANYAR

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN KOMODITAS PERKEBUNAN KABUPATEN JEMBRANA

I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi

PENGANTAR. Surabaya, Desember 2015 Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

POLICY BRIEF DINAMIKA SOSIAL EKONOMI PERDESAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KAMBING-DOMBA. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

BAB I PENDAHULUAN. Strategis Kementerian Pertanian tahun adalah meningkatkan

SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK : Upaya Meningkatkan Kesejahteraan dan Daya Saing Peternak Jawa Barat

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN T.A

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan

, ,56 99, , ,05 96,70

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2010 OPTIMALISASI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERTANIAN PADA AGROEKOSISTEM LAHAN KERING

RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5.

AGRIBISNIS KAMBING - DOMBA

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2015

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU APRIL 2017 SEBESAR 103,10 ATAU TURUN 0,38 PERSEN

INDIKATOR KINERJA UTAMA

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

DUKUNGAN KEBIJAKAN PERLUASAN AREAL UNTUK PENGEMBANGAN KAWASAN TERNAK KERBAU

LAPORAN BULANAN JANUARI 2014

Transkripsi:

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN KAWASAN PERTANIAN (SIKP) UNTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN Disampaikan pada acara Sosialisasi e-proposal untuk perencanaan Tahun 2016 Bogor, 22 Januari 2015 Biro Perencanaan KEMENTERIAN PERTANIAN

KAWASAN PERTANIAN 2

PERMENTAN 50/2012 Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian 1. Telah ditetapkan komoditas dan Kabupaten/Kota yang menjadi lokasi Pengembangan Kawasan 2. Mengamanatkan Provinsi Untuk Menyusun Master Plan 3. Mengamanatkan Kabupaten/Kota menindaklanjuti Master Plan dengan menyusun Action Plan 4. Beberapa provinsi sudah ada yang menyusun Master Plan, namun sistematika dan subtansinya belum sejalan dengan konsep pengembangan kawasan yang akan dikembangkan oleh Kementan

KEPMENTAN KAWASAN PERTANIAN NASIONAL 1. Kepmentan 03/Kpts/PD.120/1/2015 tentang Penetapan Kawasan Padi, Jagung, Kedelai, dan Ubi Kayu Nasional 2. Kepmentan 43/Kpts/PD.120/1/2015 tentang Penetapan Kawasan Sapi Potong, Kerbau, Kambing, Sapi Perah, Domba, dan Babi Nasional 3. Kepmentan 45/Kpts/PD.120/1/2015 tentang Penetapan Kawasan Cabai, Bawang Merah, dan Jeruk Nasional 4. Kepmentan 46/Kpts/PD.120/1/2015 tentang Penetapan Kawasan Perkebunan Nasional

PETA SPASIAL PENDUKUNG SIKP 1. Pada tahun 2015 Biro Perencanaan bekerjasama dengan BBSDLP Badan Litbang Pertanian akan menyusun peta spasial (1:50.00) kawasan pertanian 2. Peta spasial tersebut nantinya akan diintegrasikan ke dalam SIKP

KAWASAN Gabungan dari sentra-sentra pertanian yang terkait secara fungsional baik dalam faktor sumber daya alam, sosial budaya, maupun infrastruktur, sedemikian rupa sehingga memenuhi batasan luasan minimal skala ekonomi dan efektivitas manajemen pembangunan wilayah 6

KAWASAN PERTANIAN NASIONAL 1. Mencakup pengembangan kawasan 40 komoditas unggulan nasional yang memiliki kesatuan wilayah produksi (cross cutting) dan keterkaitan fungsional sistim agribisnis (hulu, on-farm, dan hilir). 2. Kesatuan wilayah produksi dapat terdiri dari lintas provinsi dan atau lintas kabupaten/kota maupun hanya pada suatu kabupaten/kota tertentu yang dipandang telah memiliki skala ekonomi wilayah 3. Keterkaitan fungsional sistem agribisnis meniscayakan keberadaan struktur dan pola koleksi dan distribusi yang beragam dan lokasinya yang terkonsentrasi atau tersebar sejauh prasyarat efisiensi 4. Konektivitas dapat dicapai dengan dukungan keberadaaan prasarana transportasi dan komunikasi yang memadai 5. Hasil kesepakatan Musrenbangtan 2014 telah ditetapkan sebaran lokasi kabupaten yang menjadi kawasan pertanian nasional menurut sub sektor : (a) kawasan tanaman pangan nasional (b) kawasan hortikultura nasional, (c) kawasan perkebunan nasional, dan (d) kawasan peternakan nasional. 7 7

Kriteria Kawasan Tanaman Pangan - Tahun 2015-2019 akan dikembangkan adalah komodias: padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. - Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan khususnya padi, jagung dan kedelai dilakukan melalui Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP2TT). - Kriteria khusus kawasan tanaman pangan dalam aspek luas agregat kawasan untuk masing-masing komoditas unggulan tanaman pangan adalah: 1). kawasan padi = 5.000 Ha/2-4 kecamatan (fasilitasi GP2TT 2.500 Ha); 2). kawasan jagung = 3.000 Ha/2-4 kecamatan (fasilitasi GP2TT 1.500 Ha); dan 3). kawasan kedelai= 3.000Ha/2-4 kecamatan (fasilitasi GP2TT 1.500 Ha. Di samping aspek luas agregat, kriteria khusus kawasan tanaman pangan juga mencakup berbagai aspek teknis lainnya yang bersifat spesifik komoditas. 8 8

Kriteria Kawasan Hortikultura - Kawasan hortikultura adalah sebaran usaha hortikultura yang disatukan oleh faktor alamiah, sosial budaya, dan insfrastruktur fisik buatan serta dibatasi oleh agroekosistem yang sama, sedemikian rupa sehingga mencapai skala ekonomi dan efektivitas manajemen usaha hortikultura. - Kawasan hortikultura dapat berupa kawasan yang telah eksis atau calon lokasi baru yang memiliki potensi sumberdaya alam (SDA) yang sesuai dengan agroekosistem, dan lokasinya dapat berupa hamparan dan/atau spot partial (luasan terpisah) namun terhubung dengan aksesibilitas memadai. - Kriteria khusus kawasan hortikultura mencakup berbagai aspek teknis yang bersifat spesifik komoditas baik untuk tanaman buah, sayuran, tanaman obat 9 9

Kriteria Kawasan Perkebunan - Kawasan pengembangan perkebunan adalah wilayah pembangunan perkebunan sebagai pusat pertumbuhan dan pengembangan serta usaha agribisnis perkebunan yang berkelanjutan (sesuai UU No 34/2014). - Kawasan tersebut disatukan oleh faktor alamiah, kegiatan ekonomi, sosial budaya, dan infrastruktur pertanian serta dibatasi oleh agroekosistem yang sama sehingga mencapai skala ekonomi dan efektivitas manajemen usaha perkebunan. - Kawasan perkebunan dapat berupa kawasan yang telah eksis atau calon lokasi baru yang sesuai dengan persyaratan bagi masing-masing jenis budidaya tanaman perkebunan, dan lokasinya disatukan oleh agroekosistem yang sama. 10 10

Kriteria Kawasan Peternakan Kawasan peternakan adalah berupa kawasan yang telah eksis atau calon lokasi baru yang memiliki potensi SDA yang sesuai dengan agroekosistem, dan lokasinya dapat berupa hamparan dan/atau spot partial (luasan terpisah) yang terhubung secara fungsional dengan aksesibilitas yang baik dalam satu kawasan, dilengkapi dengan prasarana dan sarana pengembangan ternak yang memadai. Kawasan peternakan harus memiliki lahan padang penggembalaan dan atau hijauan makanan ternak (HMT), serta dapat dikembangkan dengan pola integrasi ternak-perkebunan, ternak-tanaman pangan dan ternak-hortikultura. Kriteria khusus kawasan peternakan mencakup berbagai aspek teknis yang bersifat spesifik komoditas yaitu satu kawasan peternakan untuk 3.000 ekor sapi pada 10 gapoktan. 11 11

PENGEMBANGAN SIKP (Permentan 41/2014) 12

SISTEM INFORMASI PERENCANAAN KAWASAN PERTANIAN (SIKP) SIKP merupakan salah satu bentuk tindak lanjut dari Permentan No 50/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian. SIKP dalam bentuk situs web ini merupakan pedoman atau alat bantu yang memberikan informasi spasial dan tabular tentang kawasan pertanian. Struktur data base SIKP disajikan secara berjenjang memuat data base pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, kawasan, provinsi, pulau hingga nasional. Informasi yang ditampilkan pada SIKP adalah data tabular statistik tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, prasarana pertanian, kelembagaan dan SDM Pertanian yang di-overlay pada peta spasial. 13

LATAR BELAKANG PENGEMBANGAN SIKP 1. Kebutuhan akan data, informasi, rekomendasi, dan arahan penataan sistem pertanian serta penetapan komoditas unggulan yang akan dikembangkan 2. Ketersediaan informasi spasial yang masih terbatas pada skala yang kurang operasional 3. Kegiatan SIKP dimaksudkan sebagai sarana/alat untuk pengambilan kebijakan dan perencanaan wilayah serta media komunikasi dan sistem informasi kawasan pertanian pada level paling bawah (kecamatan/desa) 4. Kegiatan SIKP Website ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk menyajikan informasi lengkap data spasial dan data tabular mencakup: potensi biofisik (tanah, iklim, vegetasi), sosial ekonomi, dan kesesuaian lahan berbagai komoditas pertanian unggulan 14

Lanjutan. 5. Memerlukan perencanaan yang komprensif dan pelaksanaan di lapangan yang partisipatif adalah pemilihan alternatif inovasi teknologi pertanian maju 6. Sistem Informasi yang baik dapat digunakan sebagai salah satu usaha dalam meningkatkan keberpihakan pada petani dengan meminimalkan risiko baik pengaruh alam (kekeringan, banjir, hama, penyakit) maupun fluktuasi harga 7. Data yang akurat dapat digunakan untuk memilih model pengembangan pertanian terutama dalam perakitan dan penerapan paket teknologi pertanian pada lokasi tertentu. 15

PENGEMBANGAN SIKP 1. WEBSITE untuk pengambilan kebijakan dan perencanaan wilayah serta media komunikasi dan sistem informasi pembangunan pertanian pada level paling bawah (kecamatan/desa) 2. SIKP disusun interaktif (saling mengisi/berhubungan) dengan aplikasi e-proposal 3. SIKP berbasis website ada di: /sikp 4. SIKP memanfaatkan data tabular existing level kecamatan (data luas, produksi, komoditas, infrastruktur, kelembagaan, sosek, proyek/kegt, dll) dan/ dioverlay dengan data spasial. 5. Untuk memudahkan penyusunan SIKP dengan cara integrasi SIG dan Data Tabular Kecamatan/Desa/Keltan serta titik koordinat 6. Melihat kebutuhan melalui GAP kondisi Ideal dengan data SIKP data existing. 16

PENGEMBANGAN SIKP 7. Pada daftar menu SIKP, diantara data dan informasi diberikan menu analisis kawasan. Data pada menu ini merupakan sandingan data ideal/rekomendasi dan data eksisting, sehingga dapat diketahui kebutuhan berdasarkan selisih kedua data tersebut. Jenis data yang akan masuk di menu ini diantaranya: analisis pupuk, benih, RMU, pompa, traktor, kelembagaan, SDM dll. Data ideal seperti pupuk, benih, pestisida. 17

MUATAN SISTEM INFORMASI KAWASAN PERTANIAN (SIKP) /sikp 1. SIKP berupa sistem informasi yang memuat data TABULAR yang di-overlay ke dalam Peta Spasial. 2. Peta spasial menggunakan data BIG skala 1:25.000. 3. Data Tabular mencakup database statistik/teknis komoditas (1) tanaman pangan, (2) hortikultura, (3) perkebunan, (4) peternakan, (5) sarpras, serta (6) kelembagaan dan SDM pertanian. 4. Struktur dan hirarki database yang dimuat adalah: data level kecamatan, level kab/kota, level kawasan, level provinsi, pulau dan nasional. 5. Dabatase SIKP dientry oleh SKPD kab/kota dan SKPD provinsi pada saat mengajukan/entry e-proposal. 6. Dilengkapi data keltan dan titik koordinat infarstruktur pertanian 18

BAGAN ALIR E-PROPOSAL SKPD KAB/KOTA 2015 BKP, SDMP,BARA KEGIATAN DK/TP SUB KEGIATAN EDIT PROFIL SKPD EDIT DATA UMUM & SPESIFIK SUB SEKTOR KABUPATEN NTAN TP HOR BUN NAK PENUNJANG HULU Usulan DAK Data Base Kelompok Tani/ Gapoktan NARASI ON FARM HILIR Komoditas NO. PROPOSAL VALIDASI PROPINSI CP/CL, KOORDINAT SKPD DATA TEKNIS KECAMATAN Aplikasi SIKP LEMBAR PENGESAHAN OUTPUT REKAPIT ULASI, DATA UMUM, DATA TEKNIS, LAMPIR AN (EXCEL) DATA UMUM DAN SPESIFIK PENILAIAN PUSAT DATA KINERJA SKPD

HUBUNGAN E-PLANNING DAN SIKP (database Provinsi, Kab/Kota, Kecamatan/ Desa, Keltan) e-planning: E-PROPOSAL (DATA TABULAR) SIKP (DATA SPASIAL) Analisis Spasial dan tabular untuk perencanaan /eplanning /sikp 20

SIKP UNTUK PERENCANAAN PROGRAM TAHUNAN 1. Program pembangunan pertanian agar fokus komoditas dan lokasi sebagai mengungkit produksi dalam skala kawasan. 2. Program dan kegiatan tahunan di daerah harus jelas lokasi sasaran (keltan, desa dan kecamatan). 3. Penentuan keltan petani dan proses CP/CL di lokasi kegiatan memperhatikan hasil identifikasi kebutuhan sarpras, saprotan dan pengembangan usaha petani. 4. Rancangan kegiatan tanaman pangan pada petani/keltan sasaran memperhatikan gap antara existing petani dengan rekomendasi (rencana ke depan) 5. Perencanaan operasional lapang mencakup: persiapan lapang, prakondisi keltan, mobilitas sarpras dan saprotan, kesiapan petugas lapang dan matrik tahapan pelaksanaan lapang. 21

WEBSITE SIKP KEMENTERIAN PERTANIAN 22

Struktur dan Muatan Database SIKP Tanaman Pangan level Kecamatan 23

Struktur dan Muatan Database SIKP Hortikultura level Kecamatan Ket: Data Tabular buah yaitu komoditas: mangga,pisang, jeruk, durian, manggis dan salak Ket: Data Tabular sayur yaitu komoditas: cabe,bawang merah dan kentang Ket: Data Tabular florikultura yaitu komoditas: anggrek,krisan dan melati

Struktur dan Muatan Database SIKP Perkebunan level Kecamatan Ket: Data Tabular Tanaman Tahunan yaitu komoditas Kelapa sawit, komoditas kelapa, jambu mete, karet, kemiri sunan, sagu, dan jarak pagar Ket: Data Tabular Tanaman Semusim yaitu komoditas Tebu,Nilam, Kapas, dan tembakau Ket: Data Tabular Tanaman Rempah dan Penyegar yaitu komoditas cengkeh, pala,,kakao, kopi, teh, dan lada.

Struktur dan Muatan Database SIKP Peternakan level Kecamatan

Struktur dan Muatan Database SIKP Sarpras/Infrastruktur level kecamatan

Struktur dan Muatan Database SIKP Kelembagaan dan SDM Pertanian Petani Pekebun Peternak 28

Struktur dan Muatan Database SIKP Tanaman Pangan level Kabupaten

Terima kasih