1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi Geografis Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah dataran yang sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian wilayahnya dimanfaatkan untuk kegiatan perkebunan karet dan sebagian kecil sawah tadah hujan yang merupakan sumber utama mata pencaharian sebagian besar penduduknya selain, pegawai, guru, pedagang, peternak. Mayoritas masyarakat Kecamatan Tanjung Bintang awalnya merupakan penduduk pendatang (transmigrasi lokal dari Pulau Jawa) dan cukup banyak pula yang merupakan penduduk pendatang baru yang kemudian menetap. Kecamatan Tanjung Bintang memiliki perbatasan wilayah yaitu: - Sebelah Barat dengan Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan, - Sebelah Timur dengan Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur, - Sebelah Selatan dengan Kecamatan Merbau Mataram Kabupaten Lampung Selatan, - Sebelah Utara dengan Kecamatan Tanjung Sari Kabupaten Lampung Selatan. Kondisi bidang Pertanian di Kecamatan Tanjung Bintang meliputi sawah tadah hujan 1.524,5 ha, lahan kering 4.826, 25 ha, pekarangan 1.441, 45 ha, tegalan/kebun 4.071, 25 ha, serta perkebunan seperti perkebunan karet dan
2 perkebunan coklat. Untuk bidang peternakan di Kecamatan Tanjung Bintang memiliki jumlah ternak kambing sebanyak 2.917 ekor dengan jumlah peternak sebanyak 2.320 orang dan memiliki organisasi pendukung seperti kelompok tani sebanyak 135 kelompok, jumlah KWT 14 kelompok dan jumlah taruna tani 5 kelompok (UPTD Tanjung Bintang, 2012). Usaha ternak kambing terus mengalami peningkatan seiring dengan permintaan daging yang terus meningkat. Keberhasilan suatu usaha peternakan ditentukan oleh tiga faktor yaitu pakan (feeding ), bibit unggul (breeding) dan manajemen yang baik. Penggunaan pakan yang tepat dapat mengoptimalkan pertambahan bobot badan dan produksi daging. Produktivitas ternak sebagian besar ditentukan oleh kualitas dan kuantitas pakan yang dikonsumsi. Pakan merupakan hal utama dalam tata laksana pemeliharaan, apabila kebutuhan pakan tidak terpenuhi maka akan berdampak pada status gizi ternak. Status gizi ternak merupakan ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk ternak yang diindikasikan oleh bobot tubuh dan tinggi badan ternak. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien. Status gizi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal dari status gizi yaitu cuaca, ketersediaan bahan pakan, kualitas pakan, dan kebersihan sekitar lingkungan ternak. Faktor internal meliputi umur ternak, kesehatan ternak, dan genetik. Pakan yang digunakan peternak kambing di Kecamatan Tanjung Bintang berupa hijauan antara lain rumput lapang, daun singkong, daun nangka dan daun lamtoro.
3 Pakan yang baik adalah pakan yang kandungan gizinya dapat diserap tubuh dan mencukupi kebutuhan ternak sesuai status fisiologisnya. Nilai gizi bahan pakan bervariasi, maka penyusunan ransum yang baik adalah ketepatan memasangkan satu jenis bahan pakan dengan bahan pakan lain untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. B. Identifikasi Masalah Permasalahan yang masih dihadapi saat ini adalah laju pertambahan bobot tubuh kambing Kacang di Kecamatan Tanjung Bintang yang masih rendah. Berat tubuh jantan dewasa antara 20-25 kg, serta betina dewasa antara 15-20 kg. Standard untuk kambing kacang 20-25 kg yang dicapai pada umur 1,5--2 tahun (Subandriyo, 1993). Standard tersebut dapat diupayakan oleh kambing lokal salah satunya melalui perbaikan mutu pakan. Perbaikan mutu pakan dapat diketahui setelah mengetahui hasil identifikasi status gizi kambing lokal dari beberapa daerah di Kecamatan Tanjung Bintang. C. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. mengetahui bahan pakan yang biasa digunakan oleh peternak di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan; 2. mengetahui manajemen pakan yang diterapkan oleh peternak di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan; 3. mengetahui status gizi kambing Kacang di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan.
4 D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi kepada peternak untuk melakukan perbaikan mutu pakan setelah mendapatkan informasi mengenai status gizi kambing kacang di lokasi penelitian tersebut. E. Kerangka Pemikiran Provinsi Lampung memiliki jenis ternak kambing yang cukup beragam, akan tetapi ada jenis kambing yang dominan dan umum dikenal karena sudah berkembang dengan baik di beberapa wilayah Indonesia yaitu kambing kacang. Kambing kacang merupakan kambing asli Indonesia, tersebar hampir diseluruh Indonesia dan berguna sebagai ternak penghasil daging sehingga lebih banyak diternakkan masyarakat karena produktivitasnya yang baik. Tanjung Bintang memiliki potensi untuk pengembangan kambing, karena wilayahnya yang mendukung untuk pemeliharaan ternak kambing, salah satunya dengan ketersediaan potensi hijauan pakan seperti singkong, jagung, dan kakao. Hal ini yang mendasari pemerintah setempat memiliki program khusus untuk menjadikan Tanjung Bintang sebagai sentra produksi kambing. Akan tetapi, permasalahan yang masih dihadapi adalah laju pertambahan bobot tubuh kambing kacang yang sangat rendah yakni tidak mencapai standard bobot tubuh yang ideal karena rendahnya mutu pakan. Serta kurangnya wawasan dan informasi yang dimiliki oleh peternak sehingga nutrisi dalam pakan kurang diperhatikan. Tanjung Bintang merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan
5 kawasan pertanian seperti persawahan, perkebunan seperti perkebunan karet, perkebunan coklat, dan peternakan. Luas wilayah pertanian meliputi sawah tadah hujan adalah 1.524,5 ha, lahan kering 4.826, 25 ha, pekarangan 1.441, 45 ha, tegalan/kebun 4.071, 25 ha Perbaikan laju pertumbuhan produksi ternak kambing dapat dilakukan dengan perbaikan mutu pakan. Sebelumnya peternak harus mendapatkan informasi tentang status gizi pada ternak kambing mereka. Selanjutnya perbaikan mutu pakan dapat dilakukan dengan memaksimalkan sumber daya pakan yang berlimpah di daerah tersebut. Status gizi adalah keadaan kesehatan yang merupakan interaksi antara konsumsi pakan, tubuh dan lingkungan yang bermanifestasi terhadap keadaan fisik, biokimia, dan antropometri individu. Status gizi yang baik dapat tercapai apabila terdapat keseimbangan antara konsumsi nutrisi dengan kebutuhan tubuh (Batubara, 2007). Kambing kacang yang berada di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan mengalami undernourished atau kekurangan gizi. Hal ini didasari oleh bobot tubuh kambing kacang di kecamatan Tanjung Bintang ratarata dari 10 ekor kambing tidak mencapai bobot tubuh yang ideal yaitu 17 kg. Berat tubuh jantan dewasa antara 20-25 kg, serta betina dewasa antara 15-20 kg. Standard untuk kambing kacang 20-25 kg yang dicapai pada umur 1,5--2 tahun. Status gizi ternak merupakan ukuran keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi yang diindikasikan oleh bobot tubuh ternak. Dengan kata lain, jika bobot
tubuh ternak tidak ideal menandakan ternak tersebut kekurangan gizi (Subandriyo, 1993). 6 Perkembangan informasi hasil penelitian nutrisi pada ternak ruminansia dapat dijadikan bahan untuk menentukan strategi pemberian pakan optimal sesuai dengan tingkat produktivitas ternak. Meskipun sebagian besar permasalahan nutrisi ternak ruminansia sudah sejak lama dipecahkan, namun publikasi hasil penelitian yang relatif baru masih terus dilakukan.