KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 288/DIRJEN/2004 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
DASAR TEORI. Merupakan jaringan packet-switched yang ditumpangkan (overlaid) ke jaringan

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III. KONFIGURASI MSC DAN MSS PT. INDOSAT, Tbk.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 267 / DIRJEN / 2005 TENTANG

Oleh : Budi Nugroho ( L2F )

TUGAS AKHIR PENGARUH KAPASITAS LOCATIONS AREA CODE (LAC) PADA KUALITAS CSSR YANG DIAMATI DI MSS PADA JARINGAN KOMUNIKASI BERGERAK GENERASI KE 3(3G)

Universal Mobile Telecommunication System

BAB II TEORI DASAR 2.1 GLOBAL SISTEM FOR MOBILE (GSM)

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS

Arsitektur Jaringan GSM. Pertemuan XIII

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI GSM. Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI

BAB II LANDASAN TEORI

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 23 / DIRJEN / 2004 TENTANG

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

TUGAS AKHIR ANALISA MESSAGE ISUP TRUNK INTERKONEKSI INDOSAT-TELKOM PASKA MIGRASI GATEWAY INTERKONEKSI PSTN TELKOM SEMARANG

BAB II LANDASAN TEORI

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 297 / DIRJEN / 2004 TENTANG

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI

Makalah Seminar Kerja Praktek. PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG

BAB III DASAR TEORI. atas tiga subsistem yaitu Base Station Subsystem (BSS), Network Switching

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data

II. TINJAUAN PUSTAKA. (proses handover dari macrocell ke femtocell) telah dilakukan secara luas dalam

PERANGKAT SGSN R7 ( SERVING GPRS SUPPORTING NODE

B A B III 3G DIRECT TUNNEL ( 3GDT)

MOBILITY MANAGEMENT DALAM SISTIM NIRKABEL BERGERAK

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA


PENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

TEKNOLOGI SELULER ( GSM )

ANALISIS KUALITAS PANGGILAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN. GSM PT. INDOSAT, Tbk

ANALISIS PENGARUH KAPASITAS LOCATION AREA CODE TERHADAP PERFORMANSI PADA JARINGAN 3G Cornelis Yulius Ganwarin, [1] Rendy Munadi [2], Asep Mulyana [3]

BAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang

OCHAN FRIMA SUGARA PURBA NIM :

: RANCANG BANGUN SIMULASI ENKRIPSI PADA KOMUNIKASI GSM

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM

PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN KOMUNIKASI SEKTOR INDUSTRI DENGAN INTELLIGENT NETWORK SEBAGAI UPAYA PERLUASAN DAERAH PEMASARAN

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Abstrak

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI

ANALISIS KINERJA SWITCHING MENGGUNAKAN MOBILE SOFTSWITCH. Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan dalam menyelesaikan

ANALISA TEKNIK OTENTIKASI EAP-SIM PADA 3G WIFI

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 09/DIRJEN/2004 T E N T A N G PERSYARATAN TEKNIS BLUETOOTH

Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

GSM Attack (IMSI Catch and Fake SMS) Arif Wicaksono & Tri Sumarno

BAHAN SIDANGTUGAS AKHIR RIZKI AKBAR

PENGANTAR TELEKOMUNIKASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Makalah Seminar Kerja Praktek PENGGUNAAN SOFTSWITCH PADA VOICE OVER INTERNET PROTOCOL

BAB 2 TEKNOLOGI DAN TREN PERTUMBUHAN WCDMA/HSPA

BAB II DASAR TEORI. jaringan. Masing-masing subsistem jaringan ini yaitu : GSM merupakan salah satu standar sistem selular digital.

Arsitektur Jaringan UMTS

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI

BAB II TEORI ANTENA. Penemuan teknologi radio adalah kemajuan besar dunia telekomunikasi.

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI PT. HUTCHISON 3 INDONESIA EXECUTIVE SUMMARY

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI

adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data

ANDRIAN SULISTYONO. GPRS dan UMTS ROAMING. Penerbit Telekomunikasikoe

DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA TENTANG

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULAR UTRA-TDD

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus

BAB II TEORI DASAR. Public Switched Telephone Network (PSTN). Untuk menambah kapasitas daerah

BAB II DASAR TEORI. Awal penggunaan dari sistem komunikasi bergerak dimulai pada awal tahun 1970-an.

AUTOMATIC METER READING (AMR) MENGGUNAKAN JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE (GSM) SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI

TUGAS AKHIR ANALISIS HANDOFF JARINGAN UMTS DENGAN MODEL PENYISIPAN WLAN PADA PERBATASAN DUA BASE STATION UMTS

Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications

Model Komunikasi. Sumber-sumber. Alat Pengirim. Sistem Trasmisi. Alat Penerima. Tujuan (Destination) Menentukan data untuk dikirim

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR ANALISIS PENERAPAN BASEBAND HOPPING PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER GSM DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PANGGILAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

Oleh : Slamet Joyo Mulyono ( L2F )

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI

Overview. Tujuan. Pengantar. Pengantar 12/10/2016. Pertemuan ke 10

TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BTS GSM/DCS NOKIA DI SEKITAR AREA UNIVERSITAS MERCU BUANA

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI

PEMANFAATAN PONSEL SEBAGAI PERANGKAT MONITORING JARINGAN GSM BERBASIS PERSONAL KOMPUTER

PERENCANAAN DAN ANTISIPASI REVOLUSI MASIF JARINGAN SELULER DI INDONESIA

IMPLEMENTASI SHORT MESSAGE SERVICE PADA JARINGAN 3G MENGGUNAKAN OPENBTS-UMTS v1.0

PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT,

Transkripsi:

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI JL. MEDAN MERDEKA BARAT 17 TEL : (021) 3835931 FAX : (021) 3860754 JAKARTA 10110 3835939 3860781 3844036 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 288/DIRJEN/2004 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS SENTRAL PERANGKAT JARINGAN WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)-CORE NETWORK DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pelaksanaan pembinaan, pengawasan, perlindungan dan pengamanan penyelenggaraan telekomunikasi, alat dan perangkat jaringan Wideband Code Division Multiple Access (WCDMA)-Core Network; b. Bahwa sehubungan dengan butir a tersebut di atas, dipandang perlu ditetapkan Persyaratan Teknis Sentral Perangkat Jaringan WCDMA-Core Network dengan Keputusan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3881); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3980); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3981); 4. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 2 Tahun 2001 tentang Tata Cara Penerbitan Sertifikat Tipe Alat dan Perangkat Telekomunikasi; 5. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 3 Tahun 2001 tentang Persyaratan Teknis Alat dan Perangkat Telekomunikasi;

MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI TENTANG PERSYARATAN TEKNIS SENTRAL PERANGKAT JARINGAN WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)-CORE NETWORK PERTAMA KEDUA KETIGA : Mengesahkan persyaratan teknis sentral perangkat jaringan WCDMA- Core Network, sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini. : Memberlakukan persyaratan teknis sentral perangkat jaringan WCDMA- Core Network, sebagaimana tersebut dalam Diktum PERTAMA, sebagai pedoman dalam melaksanakan sertifikasi dan pengujian alat/perangkat telekomunikasi. : Setiap perangkat jaringan WCDMA-Core Network, yang akan digunakan dan atau diperdagangkan di Wilayah Republik Indonesia wajib mengikuti persyaratan teknis sentral perangkat jaringan WCDMA-Core Network, dan memperoleh sertifikat dari Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi. KEEMPAT : Apabila setelah ditetapkannya keputusan ini ternyata dalam perkembangan teknologi terdapat perubahan pada persyaratan teknis sentral perangkat jaringan WCDMA-Core Network, maka keputusan ini dapat ditinjau kembali. KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : J A K A R T A Pada tanggal : 2004 -------------------------------------------------------------------------- DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI ttd DJAMHARI SIRAT Salianan Keputusan ini disampaikan kepada Yth : 1. Menteri Perhubungan; 2. Sekjen Dephub; 3. Irjen Dephub; 4. Ka. Badan Litbang Dephub; 5. Para Direktur di lingkungan Ditjen Postel; 6. Para Direksi Penyelenggara Telekomunikasi; 7. Para Kepala UPT/Dinas Postel. 8. Industri Perangkat Sentral Jaringan WCDMA-Core Network

1. DESKRIPSI UMUM 1.1 Ruang Lingkup Persyaratan teknis ini merupakan persyaratan teknis untuk perangkat-perangkat Core Network jaringan Wideband Code Division Multiple Access (W-CDMA). Persyaratan teknis ini meliputi ruang lingkup, definisi, istilah, singkatan, arsitektur dan perangkat, persyaratan umum, persyaratan pensinyalan dan antarmuka, persyaratan pengujian dan referensi. 1.2 Definisi Perangkat-perangkat Core Network terdiri atas Domain Circuit Switch (CS) dan Domain Packet Switch (PS) dan dibedakan atas mekanisme kerja mereka terhadap trafik. Sebuah PLMN boleh hanya menerapkan salah satu Domain atau keduanya. Domain CS adalah perangkat-perangkat yang merujuk pada penyediaan koneksi tipe sirkit bagi trafik dan pensinyalannya, seperti : MSC, GMSC, VLR Domain PS adalah perangkat-perangkat yang merujuk pada penyediaan koneksi tipe paket bagi trafik dan pensinyalannya, seperti : SGSN dan GGSN 1.3 Istilah 1.3.1 Public Land Mobile Network (PLMN) Suatu usaha yang didirikan dan dijalankan oleh sebuah badan usaha yang mempunyai tujuan khusus menyediakan jasa telekomunikasi bergerak bagi masyarakat 1.3.2 Core Network (CN) dan Access Network (AN) Sebuah PLMN secara logika terbagi atas infrastruktur Core Network (CN) dan Access Network (AN) seperti terdefinisi dalam TS 23.101 dan TS.110. Core Network terdiri dari kesatuan fisik yang menyediakan dukungan untuk fitur network dan jasa telekomunikasi. Dukungan yang disediakan meliputi kemampuan seperti manajemen pada informasi lokasi pengguna, pengendalian pada fitur dan jasa jaringan, mekanisme perpindahan (switching dan transmission) untuk signalling dan untuk pengguna menghasilkan informasi. Access Network terdiri dari kesatuan fisik yang mengatur sumber daya dari akses network dan pengguna menyediakan suatu mekanisme untuk mengakses Domain core network. 1.3.3 Circuit Switch (CS) dan Packet Switch (PS) Domains CN terdiri atas CS dan PS Domain dan dibedakan atas mekanisme mereka terhadap trafik. Dua Domain tersebut dapat dan bisa memiliki node yang secara bersama-sama. PLMN boleh hanya menerapkan salah satu Domain atau keduanya. 1

1.3.3.1 Circuit Switch Domain Seperangkat alat-alat yang merujuk pada penyediaan koneksi tipe sirkit bagi trafik dan pensinyalannya, seperti : MSC, GMSC, VLR 1.3.3.2 Packet Switch Domain Seperangkat alat-alat yang merujuk pada penyediaan koneksi tipe paket bagi trafik dan pensinyalannya, seperti : SGSN dan GGSN 1.3.4 Location Register Suatu fungsi yang menyimpan informasi pelanggan, seperti lokasi mobile station (telepon selular) saat berkomunikasi. Fungsi Location Register dilakukan oleh 4 entiti : - Home Location Register (HLR) - Visitor Location Register (VLR) - Serving GPRS Support Node (SGSN) - Gateway GPRS Support Node (GGSN) 1.3.5 Location Area (LA) Lokasi di mana MS dapat bergerak tanpa harus memberitahukan keberadaannya ke VLR. LA dapat terdiri atas satu atau beberapa cell. 1.3.6 Routing Area (RA) Lokasi di mana MS dapat bergerak tanpa harus memberitahukan keberadaannya ke SGSN. RA dapat terdiri atas satu atau beberapa cell dan berada didalam LA 1.3.7 MSC area Bagian dari PLMN yang hanya di tangani oleh sebuah MSC. MSC area dapat terdiri atas satu atau beberapa LA dan BSC area. 1.3.8 VLR area Bagian dari PLMN yang hanya di tangani oleh sebuah VLR. VLR area dapat terdiri atas satu atau beberapa MSC area. 1.3.9 SGSN area Bagian dari PLMN yang hanya di tangani oleh sebuah SGSN. SGSN area dapat terdiri atas satu atau beberapa routing area dan BSC area. 1.3.10 Home Location Register (HLR) Suatu database yang berfungsi menyimpan data-data informasi pada suatu area yang tercakup pada sebuah MSC. HLR juga menyimpan lokasi dimana pelanggan berada dan layanan apa yang dapat mereka akses. 2

1.3.11 Authentication Centre (AuC) Perangkat yang berfungsi dan bekerja sama dengan HLR untuk menyimpan identity key untuk setiap Mobile Station yang tesimpan pada HLR tersebut. 1.3.12 UTRAN Universal Terrestrial Radio Access Network adalah suatu istilah konseptual yang mengidentifikasi bahwa bagian dari network terdiri dari RNC S dan Node B S antara antarmuka l u dan U u 1.3.13 MSISDN Mobile Subscriber ISDN Number 1.4 Singkatan W-CDMA : Wideband Code Division Multiple Access 3GPP : Third Generation Partnership Project AAL : ATM Adaptation Layer AN : Access Network ATM : Asynchronous Transfer Mode AuC : Authentication Centre BICC : Bearer Independent Call Control BSC : Base Station Controller BSS : Base Station System CN : Core Network CS : Circuit Switched EIR : Equipment Identity Register EMC : Electromagnetic Compatibility ETS : European Telecommunication Standard ETSI : European Telecommunications Standards Institute GGSN : Gateway GPRS Support Node GMSC : Gateway MSC GPRS : General Packet Radio Service GSM : Global System for Mobile communications GT : Global Title GTP : GPRS Tunneling Protocol HLR : Home Location Register ID : Identifier IEC : International Electrotechnical Commission IETF : Internet Engineering Task Force IMSI : International Mobile Subscriber Identity IP : Internet Protocol ISDN : Integrated Services Digital Network ISUP : ISDN User Part ITU : International Telecommunication Union I u : Interconnection point between an RNC and a Core Network I ub : Antarmuka between an RNC and a Node B I ur : A logical antarmuka between two RNC LA : Location Area LMSI : Local Mobile Station Identity MAP : Mobile Application Protocol MGW : Media GateWay MS : Mobile Station MSC : Mobile Switching Centre MSISDN : Mobile Subscriber ISDN Number MSRN : Mobile Station Roaming Number 3

NMS : Network Management Subsystem PDN : Public Data Network PDP : Packet Data Protocol PLMN : Public Land Mobile Network PS : Packet Switched PSTN : Public Switched Telephone Network RA : Routing Area RNC : Radio Network Controller RNS : Radio Network Subsystem RTP : Real Time Protocol SCCP : Signalling Connection Control Part SGSN : Serving GPRS Support Node SS7 : Signalling System No. 7 TMSI : Temporary Mobile Subscriber Identity TS : Technical Specification TUP : Telephone User Part (SS7) UDP : User Datagram Protocol UTRAN : Universal Terrestrial Radio Access Network VLR : Visitor Location Register 1.5 Arsitektur dan Perangkat 1.5.1 Arsitektur Dasar Konfigurasi dasar secara umum untuk sistem jaringan W-CDMA yang menyediakan CS, PS dan interkoneksi ke PSTN/ISDN dan PDN terlihat pada gambar di bawah ini. Konfigurasi tersebut memperlihatkan antarmuka sinyal dan trafik pelanggan yang ada pada sebuah sistem. Implementasinya dapat berbeda-beda, beberapa fungsi khusus mungkin disatukan pada suatu peralatan. Beberapa antarmuka dapat berupa antarmuka internal. 4

5 BSS BSC RNS RNC CN Node B Node B IuPS Iur Iub USIM ME MS or SIM SIM-ME i/f Uu cell Abis RNC Um BTS BTS MSC server SGSN Gs GGSN GMSC server Gn HLR Gr Gc C D Nc H EIR F Gf Gi PSTN IuCS Gp VLR B VLR G MSC server B PSTN CS-MGW CS-MGW A Gb E Mc Nb Mc AuC Nc Nb CS- MGW PSTN PSTN Mc Cu

Keterangan: Garis tebal : antarmuka mendukung user traffic; Garis tipis : antarmuka mendukung signalling. CATATAN 1 :Gambar menunjukkan interkoneksi langsung antar kesatuan. Links yang ada dapat juga disediakan oleh network yang mendasarinya. (contoh; SS7 atau IP): butuh studi lebih lanjut. CATATAN 2: Ketika MSC dan SGSN terintegrasi dalam suatu kesatuan fisik yang tunggal, kesatuan ini disebut UMTS MSC (UMSC). CATATAN 3: A (G)MSC server dan gabungan CS-MGW dapat diimplementasikan sebagai suatu single node: (G)MSC. CATATAN 4: Gn antarmuka (antara dua SGSNs) adalah juga bagian pada referensi arsitektur, tapi tidak menunjukkan untuk layout yang dimaksud saja. Gambar 1: Konfigurasi dasar pada suatu PLMN yang mendukung services dan antarmuka CS dan PS 1.5.2 Perangkat perangkat Umum Core Network. 1.5.2.1 Home Location Register (HLR) Perangkat ini berfungsi sebagai database yang bertanggung jawab atas pelanggan mobile. PLMN dapat terdiri atas satu atau beberapa HLR, tergantung dari kapasitas dari equipment dan design network. Beberapa informasi yang di simpan di HLR : - info pelanggan - beberapa info lokasi untuk keperiuan charging dan routing dari percakapan pelanggan (contoh MSRN, nomor VLR, nomor MSC, indentitas pelanggan) - beberapa info lokasi untuk keperiuan charging dan routing dari pesan di SGSN (contoh nomor SGSN) - IMSI - MSISDN - PDP address - Info Teleservis dan bearer service pelanggan - service restrictions (contoh. roaming limitation); - daftar grup ID untuk voice group dan broadcast callinfo - GGSN untuk keperiuan dynamic allocation PDP address 1.5.2.2 Visitor Location Register (VLR) Perangkat ini bertanggung jawab atas satu atau beberapa area MSC. VLR adalah database yang terdiri atas informasi yang diperiukan untuk call setup atau call received. VLR terdiri atas : - International Mobile Subscriber Identity (IMSI); - Mobile Station International ISDN number (MSISDN); - Mobile Station Roaming Number (MSRN), lihat TS 23.003 untuk Allocation Principles; - Temporary Mobile Station Identity (TMSI), jika dibutuhkan; - Local Mobile Station Identity (LMSI), jika digunakan; - area lokasi di mana MS ter-register - SGSN ID di mana MS ter-register; - lokasi terakhir dan lokasi awal MS VLR juga terdiri atas parameter supplementary service dari MS dan yang diterima dari HLR Pengaturan dari data pelanggan diatur oleh TS 23.008. 1.5.2.3 Authentication Centre (AuC) Perangkat ini berfungsi dan bekerja sama dengan HLR dan menyimpan identity key untuk setiap MS yang tesimpan pada HLR tersebut. Identity key digunakan untuk menghasilkan: 6

- data yang digunakan untuk membuktikan International Mobile Subscriber Identity (IMSI); - cipher communication over the radio path antara MS dengan jaringan. 1.5.3 Perangkat-perangkat Domain CS 1.5.3.1 Mobile-services Switching Centre (MSC) MSC merupakan penghubung antara radio system dengan PSTN networks. MSC melakukan semua fungsi yang diperiukan untuk melakukan CS service menuju dan dari MS MSC merupakan exchange yang melakukan semua fungsi switching dan pensinyalan untuk MS. MSC sekurang-kurangnya dapat melakukan prosedur-prosedur sbb: - prosedur untuk location registration (TS 23.012); - prosedur untuk handover (TS 23.009). Jika dibutuhkan, MSC dapat diimplementasikan sebagai 2 (dua) perangkat yang berbeda, MSC Server yang menangani proses pensinyalan dan CS-MGW yang menangani data/trafik pelanggan. MSC Server dan CS-MGW melakukan semua fungsi-fungsi dari sebuah MSC. 1.5.3.2 MSC Server MSC Server tugas utamanya menangani fungsi-fungsi kontrol dan fungsi mobility control. MSC Server melakukan kontrol dari mobile-originated dan mobile-terminated pada Domain CS. MSC Server juga merupakan akhir dari user-network sinyal dan menterjemahkannya kepada pensinyalan antar network yang berkaitan. 1.5.3.3 CS-MGW Perangkat ini merupakan terminasi akhir dari PSTN/PLMN menuju network dimana MS berada, dan antarmuka menuju UTRAN ke CN melaiui I u. CS-MGW dapat pula berfungsi sebagai terminasi untuk kanal pembawa bagi CS network dan media stream bagi paket network. I u pada CS-MGW juga dapat mendukung konversi media, kontrol media pembawa dan fungsi proses dari trafik (seperti : codec, echo canceller). Fungsi CS-MGW : - interaksi dengan MSC Server dan GMSC untuk keperiuan control resource - control resource untuk echo canceller - Codec 1.5.3.4 Gateway MSC Perangkat ini berfungsi sebagai gerbang trafik bagi PLMN menuju dan/atau dari jaringan eksternal. GMSC akan menginterogasi HLR dan memberikan route terhadap trafik tersebut menuju MSC yang dituju. Jika dibutuhkan, GMSC dapat diimplemetasikan sebagai 2 perangkat yang berbeda, GMSC Server dan CS-MGW. 1.5.3.5 Gateway MSC Server GMSC Server tugas utamanya menangani fungsi-fungsi kontrol dan fungsi mobility control dari GMSC. 1.5.3.6 Perangkat-perangkat Domain PS 7

Perangkat GPRS Support Node terdiri dari GGSN dan SGSN. Mereka secara bersamasama menjadi antarmuka antara Access network terhadap jaringan Paket Data. 1.5.3.7 Serving GPRS Support Node (SGSN) Perangkat ini berfungsi sebagai register lokasi pada GSN yang menyimpan informasi subskripsi dan informasi lokasi yang diperiukan untuk komunikasi paket data 1.5.3.8 Gateway GPRS Support Node (GGSN) Perangkat ini berfungsi sebagai register lokasi pada GSN yang menyimpan informasi data pelanggan yang diperoleh dari HLR dan SGSN. 8

2. PERSYARATAN UMUM 2.1 Persyaratan Disain dan Konstruksi Perangkat harus memenuhi persyaratan disain dan konstruksi sebagai berikut : a. Bagian- bagian perangkat harus dibuat dalam bentuk modul dan disusun dengan kuat, baik, rapi, serasi dalam bentuk kabinet yang kompak. (IEC 917-2, ETS 300 119) b. Perangkat terlindungi dari kemungkinan masuknya benda-benda lain yang tidak dikehendaki. c. Perangkat harus dilengkapi dengan terminal-terminal pengukuran/ pemeliharaan d. Perangkat harus dilengkapi dengan terminal untuk mendukung kebutuhan operasional, pemeliharaan, administrasi dan pengukuran (termasuk didalamnya laporan statistik) e. Perangkat harus dilengkapi terminasi grounding 2.2 Catu daya a. Bagi perangkat yang bekerja dengan catu daya searah (dc power supply), harus dapat bekerja pada catu daya nominal -48 VDC dengan rentang antara -40.5 sampai - 57.0 VDC b. Dilengkapi dengan sistem catu daya cadangan (battery) yang memenuhi dan IuIus uji spesifikasi perangkat yang berlaku. c. Dilengkapi pengaman terhadap kondisi arus lebih 2.3 Kondisi lingkungan mampu bekerja pada : Suhu ruang : 5-40 ºC Kelembaban relative : 5-85 % dan sesuai dengan spesifikasi ETS 300 019-2-3 dan Telcordia Generic Requirement GR- 63-CORE, zone 4, 2.4 Alarm a. Sistem harus dapat menghasilkan Alarm untuk semua gangguan operasional. b. Tergantung daripada situasinya, sistem harus mempunyai 3 tingkat gangguan, yaitu, - Minor - Major - Kritis c. Alarm harus dalam bentuk bunyi dan/atau indikasi lampu sesuai dengan prioritas dari masalah yang terjadi. d. Alarm harus dapat dikirim ke Network Management System (NMS) e. Alarm harus dapat disimpan dalam Log File. 9

2.5 Persyaratan Antarmuka Transmisi Antarmuka transmisi dari perangkat harus memenuhi standar seperti tabel dibawah ini: Kecepatan Nama Standard 2 Mbit/s E1 ETS 300 420 ITU G.703/G.704 155 Mbit/s STM-1 ITU I.432.2 G.703 ITU G.957 10/100 Mbits/s Ethernet IEEE 802.3u 2.6 Kompatibilitas Elektromagnetik Perangkat harus memenuhi spesifikasi dari EMC Directive 89/336/EEC dan telah dites sesuai dengan ETSI EN 300 386 2.7 Dokumen Teknik Perangkat harus dilengkapi dengan petunjuk penggunaan dan petunjuk spesifikasi baik untuk perangkat dan Software perangkat. 10

3. PERSYARATAN PENSINYALAN DAN ANTARMUKA 3.1 Antarmuka Core Network terhadap Access Network 3.1.1 MSC ke BSS (A-antarmuka) Signalling antara MSC dan BSS (A-antarmuka) mengacu pada standard teknik GSM seri 08. 3.1.2 MSC ke RNS ( I u _CS-antarmuka) Signalling antara MSC dan RNS (I u _CS-antarmuka) mengacu pada standard teknik 3GPP seri 25.41X. 3.1.3 SGSN ke BSS ( Gb-antarmuka) Signalling antara SGSN ke BSS (Gb-antarmuka) mengacu pada standard teknik GSM seri 08.14, 08.16 dan 08.18. 3.1.4 SGSN ke RNS ( I u _PS-antarmuka) Signalling antara SGSN ke RNS (I u _PS-antarmuka) mengacu pada standard teknik 3GPP seri 25.41X. 3.2 Antarmuka Internal Core Network 3.2.1 HLR ke MSC Server (C-antarmuka) Signalling antara HLR ke MSC Server (C-antarmuka) menggunakan Mobile Application Protocol (MAP) dan mengacu pada standard teknik 3GPP seri 29.002 dan 23.078. 3.2.2 HLR ke VLR (D-antarmuka) Signalling antara HRL ke VLR (D-antarmuka) menggunakan Mobile Application Protocol (MAP) dan mengacu pada standard teknik 3GPP seri 29.002 dan 23.078. 3.2.3 Antar MSC Server (E-antarmuka) Signalling antara MSC Server (E-antarmuka) menggunakan Mobile Application Protocol (MAP) dan mengacu pada standard teknik 3GPP seri 23.009 dan 29.0002. 3.2.4 Antar VLR (G-antarmuka) Signalling antar VLR (G-antarmuka) menggunakan Mobile Application Protocol (MAP) dan mengacu pada standard teknik 3GPP seri 29.002 3.2.5 GMSC ke CS-MGW (Mc-antarmuka) Signalling antara GMSC ke CS-MGW (Mc-antarmuka) mengacu pada standard H.248, sebagai dasar kerja pada ITU-T SG 16 bersama IETF MEGACO WG 3.2.6 MSC Server ke GMSC sever (Nc-antarmuka) Signalling antara MSC Server ke GMSC sever (Nc-antarmuka) mengacu pada standard ISUP atau Bearer Independent Call Control (BICC) yang merupakan evoiusi dari ISUP. Merujuk pada 3GPP R 00 arsitektur, berbagai macam alternatif media transport untuk pensinyalan ini harus dapat dilakukan termasuk IP. 3.2.7 Antar CS-MGW (Nb-antarmuka) Sistem transport pensinyalan ini dapat berupa RTP/UDP/IP atau AAL2 11

3.2.8 SGSN ke HLR (Gr-antarmuka) Signalling antara SGSN ke HLR (Gr-antarmuka) menggunakan Mobile Application Protocol (MAP) dan mengacu pada standard teknik 3GPP seri 29.002 3.2.9 SGSN ke GGSN ( Gn-antarmuka dan Gp-antarmuka) Signalling antara SGSN ke GGSN (Gn-antarmuka) menggunakan UDP, UDP/IP dan mengacu pada standard teknik 3GPP seri 29.060. 3.2.10 GGSN ke HLR ( Gc-antarmuka) Terdapat 2 alternatif untuk pensinyalan ini, - Jika mengunakan SS7 pada GGSN, Signalling antara GGSN ke HLR (Gc-antarmuka) menggunakan Mobile Application Protocol (MAP) dan mengacu pada standard teknik 3GPP seri 29.002 - Jika tidak mengunakan SS7 pada GGSN, GSN lain dalam satu PLMN dapat di gunakan protokol konversi dari GTP ke MAP. 3.2.11 MSC/VLR ke SGSN (Gs-antarmuka) Signalling antara MSC/VLR ke SGSN (Gs-antarmuka) menggunakan SCCP (tanpa TCAP). SCCP Global Title (GT) digunakan sebagai alamat dan mengacu pada standard teknik 3GPP seri 29.016 dan 29.018 3.3 Antarmuka ke Jaringan Eksternal 3.3.1 PSTN ke MSC Signalling antara PSTN ke MSC menggunakan SS7 User Parts TUP dan ISUP 12

4. PERSYARATAN PENGUJIAN 4.1 Cara Pengambilan Contoh Uji Pengambilan benda uji dilakukan secara random (acak). 4.2 Cara Uji Cara pengujian ditetapkan oleh institusi penguji yang harus mampu memperlihatkan secara kualitatif dan kuantitatif bahwa benda uji dilakukan pengukuran menurut prosedur uji dan persyaratan dalam standar ini. 4.3 Syarat IuIus Uji Hasil pengujian dinyatakan LULUS UJI, jika semua benda yang diuji memenuhi ketentuan seperti tercantum dalam persyaratan teknis ini. 4.4 Syarat Keselamatan dan Kesehatan Perangkat W-CDMA harus dirancang bangun sedemikian rupa sehingga pemakai terlindungi dari gangguan listrik, dan elektromagnetik. 4.5 Syarat Penandaan Setiap perangkat wajib ditandai, memuat nama pabrik dan negara pembuat, merk/type dan nomor seri serta memenuhi ketentuan sertifikasi. 4.6 Cara Pengemasan Ukuran pengemasan tergantung pabriknya, keselamatan, estetika dan efisiensi ruangan. tetapi harus memperhatikan unsur Ditetapkan di : J A K A R T A Pada tanggal : 2004 -------------------------------------------------------------------------- DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI ttd DJAMHARI SIRAT 13

5. REFERENSI 3rd Generation Partnership Project Technical Specification Seri, 3GPP Series Release 4 14