ANALISIS PERLAKUAN ASET TETAP PADA PERUSAHAAN ROTI PRIMA DONUTS BERDASARKAN STANDART AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan dunia usaha yang semakin maju sebuah

PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP BERDASARKAN PSAK NO.16 PADA CV. METALINDO JAYA BINTAN ERDA YULIYANTI

ANALISIS SEBELUM DAN DAN SESUDAH IMPLEMENTASI SAK ETAP ATAS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT.APMS

CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 2 Mei 2013 ISSN

EVALUASI PENERAPAN PSAK 16 MENGENAI ASET TETAP PADA PENCATATAN TANAH, BANGUNAN, DAN MESIN DI PT DONG BANG INDO TENGARAN

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA CV. KRUWING INDAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PENERIMAAN KAS (STUDI KASUS PADA CV. BUKIT SURYA ABADI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS METODE PENILAIAN PERSEDIAAN UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PROFITABILITAS PADA UD. TIMBUL JAYA MOTOR KOTA KEDIRI

Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP MESIN PADA PT BABA RAFI INDONESIA OUTLET NGINDEN SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA RUGI PADA PT. GENDARIN INDONESIA CABANG PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKUNTANSI AKTIVA TETAP GUNA MENDUKUNG KEWAJARAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X PG. NGADIREDJO KEDIRI)

PERLAKUAN AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk CABANG SIDOARJO

AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT. MUJUR INDO PERFORMA

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERDASARKAN PSAK 16 PADA YAYASAN BARUNAWATI BIRU SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN HUBUNGANNYA TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT MULYA JATRA SIDOARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebutuhan transportasi pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERWUJUD PADA CV WIDITAMA MANDIRI. Hartono Saputra Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang

Materi: 12 ASET: PENGHENTIAN. (Dihapus, Dijual, Ditukar)

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP PADA PT RAK PRIMA PATAMPANUA KABUPATEN PINRANG

Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Pt.XYZ Tanjungpinang Adelyana Agness Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN PSAK NOMOR 16 TENTANG KAPITALISASI BIAYA REPARASI AKTIVA TETAP (KENDARAAN JENIS FUSO DAN PS) PADA PT. STAR CARGO SAMARINDA SYAHMI AISYAH

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SAK ETAP DI KSU KENCANA MAKMUR LAMONGAN

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, PENGUNGKAPAN, DAN PENYAJIAN ASET BIOLOGIS BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

ANALISIS PENERAPAN METODE PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN TERHADAP KEWAJARAN LAPORAN KEUANGAN PADA CV JAWA DWIPA TULUNGAGUNG SKRIPSI

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbentuk CV Hasjrat Abadi, berdiri pada tanggal 31 Juli 1952 bertempat di

JURNAL. Oleh: PUJI ASTUTIK Dibimbing oleh : 1. Dr. H. M. Anas,.S.E,.M.M,.M.Si 2. Dr. Rr. Forijati,.S.E,.M.M

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN

ANALISIS PIUTANG TAK TERTAGIH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PR. ALFI PUTRA TRENGGALEK)

PENERAPAN LAPORAN ARUS KAS YANG SESUAI DENGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (Studi Kasus Pada PT. Kent Transindo Indonesia Cabang Kediri)

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP

LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP

Oleh: TRI BAGUS BUDI SANTOSO

Sri Wahyuni Mustafa¹ Hasriani Aripin²

RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM SISTEM AKUNTANSI PENGELUARAN KAS UNTUK PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA KOPERASI UNIT DESA SUMBER MAKMUR KECAMATAN KEPENUHAN

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PERSEDIAAN MATERIAL PADA PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN DAN JARINGAN (APJ) GRESIK RANGKUMAN TUGAS AKHIR

ANALISIS DEPRESIASI KENDARAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA DHARMA DI SAMARINDA

JURNAL ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA CV. NEW WIJAYA

BAGIAN IX ASET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

ANALISIS PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA BAGI ANGGOTA KOPERASI KARYAWAN HOTEL MARGA JAYA DI SAMARINDA TAHUN

BAB VI PENUTUP. 1. Dilihat dari struktur organisasi PD. Kelautan Kabupaten Kupang yang. maka dapat menjamin terlaksananya tugas masing-masing sehingga

PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP DAN HUBUNGANNYA TERHADAP KEWAJARAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA CV. BAYU CAHAYA ABADI S K R I P S I

ANALISIS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PT. ENVIRO JAYA GLOBAL. Indo Maharani Rizki Febriyanti Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang.

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS ALAT BERAT LAPANGAN BERDASARKAN PSAK 16 PADA PT. TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA (PT. TPS) RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS ASET TETAP SESUAI SAP PADA KANWIL DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI JAWA TIMUR RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memperoleh gambaran dalam menyusun kerangka berpikir penelitian. Selain itu, Berikut ini adalah tabel penelitian terdahulu :

BAB II LANDASAN TEORITIS

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PIUTANG LANCAR BERDASARKAN SAK ETAPPADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) DELTA MAKMUR SIDOARJO

Bab 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement

Penerapan PSAK No.1 Tentang Penyajian Laporan Keuangan pada PT. LMI

Analisis Cost Of Capital dan Pengaruhnya Terhadap Laba Pada PT Bumi Jasa Utama-Kalla Rent Makassar

ANALISIS SISTEM PENCATATAN DAN METODE PENILAIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA PT. NUSANTARA SURYA SAKTI CABANG SEKAYU

Materi: 13. INTANGIBLE ASSETS (Aset Tidak Berujud)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Materi: 11 ASET (ASSETS) (PEROLEHAN, DEPRESIASI & KLASIFIKASI BIAYA ASET)

ANALISIS COST OF CAPITAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

PENERAPAN METODE DEPRESIASI AKTIVA TETAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PADA PT. PRIMA JAYA PERSADA NUSANTARA SURABAYA

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA KOSIKA AMIK INTeL Com GLOBAL INDO KISARAN

AKTIVA TETAP BERWUJUD

ANALISIS REVALUASI ASET TETAP TERHADAP PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT. SURYA SEMESTA INTERNUSA DAN ENTITAS ANAK

PENERAPAN AKUNTANSI PERKOPERASIAN MENURUT PSAK NO.27 PADA KOPERASI KARYAWAN PEMBANGUNAN PT PLN (Persero) WILAYAH KALTIM AREA SAMARINDA

Transkripsi:

ANALISIS PERLAKUAN ASET TETAP PADA PERUSAHAAN ROTI PRIMA DONUTS BERDASARKAN STANDART AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (Studi Empiris pada UMKM Prima Donuts) SKRIPSI Diajukan Umtuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Prodi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan OLEH: NOVITA SARI NPM : 12.1.01.04.0026 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016 1

2

3

ANALISIS PERLAKUAN ASET TETAP PADA PERUSAHAAN ROTI PRIMA DONUTS BERDASARKAN STANDART AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (Studi Empiris pada UMKM Prima Donut s) Novita Sari 12.1.01.04.0060 FKIP- Pendidikan Ekonomi Olivesieger.1203@gmail.com Dr. M. Anas, S.E., M.M., M.Si dan Drs. Zainal Arifin, M.M UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Novita Sari : Analisis Perlakuan Aset Tetap Pada Perusahaan Roti Prima Donuts Berdasarkan Standart Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Studi Empiris pada UMKM Prima Donuts), Skripsi, Pendidikan Ekonomi, FKIP, 2016. Penelitian ini dilatar belakangi dalam menghadapi perkembangan dunia usaha yang semakin maju sebuah perusahaan yang didirikan harus memiliki suatu tujuan agar dapat membuat perusahaan hidup dalam jangka waktu yang panjang, artinya perusahaan harus mempertahankan kelangsungan hidupnya melalui pencapaian tujuan. Sejalan dengan perkembangan perusahaan, kegiatan-kegiatan yang ada di dalam perusahaan menjadi bertambah banyak, baik jenis kegiatan maupun volume kegitan yang dilaksanakan. Seluruh kegiatan di dalam perusahaan merupakan kegiatan yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Sehingga perusahaan didalam menjalankan aktivitasnya harus berusaha bekerja seefektif dan seefisien mungkin untuk mendapatkan laba atau keuntungan yang maksimal. Dalam menghadapi persaingan usaha yang begitu keras, pimpinan perusahaan juga harus dapat menjaga biaya biaya yang dapat timbul dari penggunaan aset tetap dalam kegiatan produksi sehingga dapat diketahui hal apa saja yang menjadi penyebab dan kendalanya, sehingga produksi roti dapat berjalan sesuai dengan kapasitasnya. Dengan perlakuan Aset Tetap yang benar dan sesuai berdasarkan Standart Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik diharapkan perusahaan dapat mencapai hasil dan keuntungan yang maximal. Dan perusahaan dapat lebih berkembang serta mempunyai toko cabang pemasaran. Teknik penelitian yaitu deskriptif dengan pengambilan data kualitatif yang diambil dari laporan keuangan ada UMKM Prima Donut s. Dengan menggunakan metode Trianggulasi. Instrumen penelitian yang dipakai adalah wawancara dan dokumentasi. Sedangkan model analisis yang digunakan adalah metode eksplanatori. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi hal yang belum sesuai berdasarkan SAK ETAP dan PSAK No.16 yaitu biaya- biaya yang dikeluarkan atas servise aset tetap belum dicatat sehingga menyebabkan terjadinya kesulitan untuk menganalisis kesalahan yang pernah terjadi pada masa lalu. Penggunaan SAK ETAP sangatlah penting bagi manajemen UMKM Prima Donut s dalam perlakuan Aset Tetap yang dimiliki oleh perusahaan agar proses produksi lebih maksimal dan tujuan dari perusahaan dapat tercapai. Penulisan penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara langsung maupun tidak langsung bagi UMKM Prima Donut s dan dapat memberikan pertimbangan dan masukan bagi UMKM Prima Donut s untuk memperbaiki prosedur perlakuan aset tetap. Kata kunci : Aset Tetap, SAK ETAP 4

I. LATAR BELAKANG Melihat banyaknya permintaan untuk pengadaan standar akuntansi khusus bagi UMKM, maka pada tahun 2009 Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) mengeluarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) yang lebih sederhana dibandingkan PSAK umum yang ditujukan untuk usaha kecil dan menengah, SAK ETAP diperuntukan bagi entitas yang tidak mempunyai akuntabilitas publik yang signigfikan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi yang mengizinkan penggunaan SAK ETAP. Beberapa komponen PSAK umum yang dihilangkan di SAK ETAP antara lain : pembuatan laporan keuangan konsolidasi, kesalahan mendasar dan laba rugi luar biasa. SAK ETAP juga tidak mengijinkan adanya revaluasi nilai aset tetap dan review nilai residu. Pelaporan keuangan yang ada juga dibuat lebih fleksibel dan dapat isesuaikan dengan kondisi UMKM. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul Analisis Perlakuan Aset Tetap Pada Perusahaan Roti (Prima Donuts) Berdasarkan Standart Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) (Studi Kasus Pada UMKM Prima Donut s). II. METODE A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian bermanfaat mengarahkan kajian atau penelitian agar lebih mudah menganalisis. Selain itu, ketepatan pemilihan pendekatan dapat mencapai tujuan secara efektif. Dalam penelitian ini, menggunakan pendekatan kualitatif. Tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita empiris dari balik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas. Oleh karena itu, penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan realita empiris dengan teori yang berlaku dengan menggunakan metode deskriptif. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang menganalisa suatu fakta, gejala, dan peristiwa yang terjadi di lapangan (Mulyono,2006: 57). 2

Dalam tehnik analisis data ini akan membandingkan antara teori dan fakta prosedur secara deskriptif dari perlakuan aset tetap pada perusahaan roti Prima Donut s. 2. Jenis Penelitian Desain penelitian ini adalah metode eksplanatori, metode ini dimana jenis penelitian ini pada dasarnya merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan dan menerangkan tentang suatu gejala dan keadaan yang diteliti seperti 41 apa adanya dengan sekaligus menerangkan latar belakang yang menimbulkan gejala dan keadaan tersebut (Supardi,2005: 29). III. Hasil dan Kesimpulan 1. Perolehan Aset Tetap yang ada di UMKM Prima Donut s adalah dengan cara pembelian tunai. a. Pengakuan Aset Tetap Perusahaan mengakui Mixer sebagai aset tetap karena Mixer tersebut termasuk kelompok mesin, selain itu mixer tersebut juga dapat memberikan manfaat ekonomis dimasa mendatang karena akan dipergunakan sebagai operasional pembuatan roti. Pada tahun 2011 UMKM Prima Donut s membeli 1 unit mixer sebesar Rp 10.000.000 secara tunai. Manajemen perusahaan memutuskan masa manfaat mixer tersebut adalah 10 tahun. 1) Perolehan Aset tetap dengan pembelian tunai berdasarkan SAK ETAP Pembelian tunai adalah cara perolehan aset tetap dengan cara perusahaan mengeluarkan sejumlah uang tunai, aset yang dicatat dalam perkiraan akuntansi adalah senilai kas yang dibayarkan. Jurnal pada saat perolehan aset tetap mixer dapat dicatat sebagai berikut : Mesin Mixer Rp 10.000.000 Kas Rp 10.000.000 2) Sedangkan didalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.16 tahun 2011 menyatakan bahwa biaya perolehan aset tetap diakui sebagai aset jika dan hanya jika : 1. Kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis dari aset 3

tersebut di masa yang akan datang dan 2. Biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal. Untuk lebih memperjelas analisis mengenai perbandingan pengakuan aset tetap CV. Metalindo Jaya Bintan dengan PSAK No.16 bisa kita lihat melalui tabel dibawah ini : Tabel 4.3 Pengakuan Aset Tetap PSAK Nomor 16 UMKM Prima Donut s / Belum Kemungki nan besar perusahaa n dapat memperol eh manfaat ekonomis dimasa depan dari aset tetap tersebut. Perusahaan mengakui karena Mixer tersebut termasuk kelompok mesin, selain itu mixer tersebut juga dapat memberikan manfaat ekonomis dimasa mendatang karena akan dipergunakan sebagai Biaya perolehan dapat diukur secara andal. opera.ional pembuatan roti Perusahaan mengakui mesin mixer sebagai aset tetap karena untuk memperoleh mesin mixer tersebut perusahaan mengeluarkan biaya yang cukup banyak. Dengan demikian dalam hal pengakuan atas aset yang dibeli oleh perusahaan sebagai aset tetap telah sesuai dengan SAK ETAP dan PSAK No.16 karena untuk memperoleh aset tetap berupa mesin mixer tersebut perusahaan harus mengeluarkan biaya yang cukup tinggi. Selain itu mesin mixer tersebut juga memiliki masa manfaat lebih dari satu periode. b. Penentuan Harga Perolehan Aset Tetap 1) Penentuan Harga Perolehan Aset tetap dengan 4

pembelian tunai berdasarkan SAK ETAP Jurnal pada saat perolehan aset tetap mixer dapat dicatat sebagai berikut : Mesin Mixer Rp 10.000.000 Kas Rp 10.000.000 Biaya- biaya seperti biaya transportasi dan penambahan alat yang mendatangkan tukang servis dari luar belum dicacat oleh perusahaan. 2) Berdasarkan PSAK No.16 biaya perolehan harus dicatat sebesar nilai yang tertera pada faktur pembelian termasuk bea impor, pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan, dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai aset tersebut dapat dipergunakan dalam kegiatan operasional kantor. Apabila terdapat diskon pembelian, maka diskon tersebut tidak termasuk kedalam harga perolehan aset tetap. Dengan begitu pencatatan harga perolehan aset tetap yang sesuai dengan PSAK No.16 yaitu : (D) Aset tetap Mixer Rp 10.000.000 (K)Kas Rp 10.000.000 Tabel 4.4 Penentuan Harga Perolehan Aset Tetap PSAK Nomor 16 Harga peroleha n dicatat sebesar biaya yang tertera pada faktur pembelia n termasuk bea impor dan pajak pembelia n yang tidak dapat dikreditk an setelah dikurangi diskon pembelia UMKM Prima Donut s Perusahaa n belum mencatat harga perolehan sebesar nilai yang tertera pada faktur pajak dikurangi nilai PPN10% /B elum Belum 5

n dan tanggal bunga potongan pengakua atas lain n. Jika pembelia Setiap Perusahaa Belum pembaya n aset biaya n tidak sesuai ran tetap yang menamba ditanggu dikarenak dikeluark hkan hkan an an untuk biaya- maka pembelia mempero biaya perbedaa n secara leh aset kedalam n antara tunai dan tetap daftar. harga tidak sampai tunai dan terdapat aset total bunga. tersebut pembaya siap ran untuk diakui digunaka sebagai n akan beban ditambah bunga kan selama kedalam periode harga kredit. peroleha Artinya dalam penetapan n aset harga perolehan aset tetap yang tetap. dilakukan oleh perusahaan roti Biaya Perusahaa Prima Donut s belum sesuai dengan peroleha n tidak SAK ETAP dan PSAK No.16 n aset mencatat karena belum adanya pencatatan tetap biaya biaya-biaya yang dikeluarkan adalah bunga sampai mesin tersebut dapat setara yang digunakan. harga dikenakan c. Pengeluaran atas Aset Tetap tunai sebagai Setelah Perolehan pada biaya 6

Perusahaan menggolongkan pengeluaran setelah perolehan aset tetap kedalam pengeluaran beban karena setiap pengeluaran atas aset tetap setelah perolehan aset tetap tersebut oleh perusahaan akan dicatat sebagai biaya perawatan aset tetap. Biayabiaya tersebut mencakup biaya service berkala, pembelian komponen-komponen mesin, serta biaya-biaya lainnya yang dianggap dapat menjaga masa manfaat dari suatu aset tetap tersebut. Perusahaan belum pernah mencatat pengeluaran yang terjadi atas aset tetap kedalam penambahan nilai atas aset tetap tersebut atau mencatatnya sebagai pengeluaran modal. Pada tanggal 27 November 2013 perusahaan menserviskan mixernya karena dianggap kurang maximal dalam proses produksi, pencatatan atas biaya servis tersebut dicatat dengan jurnal : (D) By. Perawatan- mixer Rp 100.000 (K)Kas-By.servise Rp100.000 Dalam hal ini, perusahaan telah sesuai dengan SAK ETAP dan PSAK No.16 hanya saja pada saat pencatatan biaya yang dikeluarkan sebagai biaya pemeliharaaan aset tetap, ada baiknya perusahaan membuat perkiraan biaya pemeliharaaan aset per kelompok aset tetap. Misalnya, untuk biaya pemeliharaan aset tetap atas mesin, dibuatkan perkiraan biaya pemeliharaan aset mesin sehingga perusahaan dapat melihat secara rinci tentang biaya yang dikeluarkan untuk aset tetap tertentu dan bisa mengestimasi biaya yang akan muncul diperiode selanjutnya. Selain itu perusahaan juga bisa mencari solusi agar biaya yang timbul tersebut lebih diminimalisir dengan cara mencari sumber kenapa biaya tersebut sering terjadi dan apakah ada cara untuk mencegah terjadinya biaya tersebut muncul berulang kali. d. Penyusutan Aset Tetap Berdasarkan Standart Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Aset tetap yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan 7

pastinya tidak selalu bisa memberikan manfaat maksimal didalam penggunannya, maka dari itu perlu adanya perkiraan penyusutan aset tetap. Dengan adanya pencatatan atas penyusutan aset tetap secara sistematis, perusahaan bisa mengetahui nilai yang tersisa dari manfaat yang akan diberikan aset tetap tersebut setelah digunakan dalam beberapa periode. Perusahaan mencatat penyusutan aset tetap dimulai ketika aset tersebut memiliki harga perolehan dan aset tersebut juga telah siap untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Jika didalam periode tertentu suatu aset sama sekali tidak digunakan, maka pencatatan atas penyusutan aset tetap tersebut tetap akan dilakukan setiap bulannnya. Perusahaan mencatat biaya penyusutan aset tetap setiap bulan dengan mencatat seluruh jumlah beban penyusutan aset tetap yang ada. Metode penyusutan yang digunakan oleh perusahaan adalah metode garis lurus. Perusahaan mencatat beban penyusutan aset tetap tanpa nilai residu dengan menggunakan ayat jurnal penyesuaian seperti dibawah ini Penyusutan = Rp 10.000.000 10 tahun (D)Biaya penyusutan Rp1.000.000 (K)Akm.peny Rp1.000.000 Berdasarkan daftar aset tetap UMKM Prima Donut s diatas dapat dilihat bahwa perusahaan mencatat penyusutan atas aset tetap belum sesuai dengan PSAK No.16. Hal ini dikarenakan didalam PSAK No.16 diharuskan mengelompokkan pencatatan beban penyusutan suatu aset sesuai kelompok tertentu. Seharusnya perusahaan melakukan pencatatan terhadap aset tetap sesuai dengan kelompok aset tetap masingmasing. Agar akumulasi penyusutan aset tetap juga dapat dikelompokkan berdasarkan kelompok aset tetap masing-masing. Untuk lebih jelasnya apakah UMKM Prima Donut s dalam melakukan pencatatan terhadap penyusutan aset tetap tetah 8

sesuai dengan PSAK No.16 dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 4.5 Penyusutan Aset Tetap PSAK Nomor 16 UMKM Prima Donut s / Belum sesuai Setiap bagian dari Perusahaan tidak Belum sesuai aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah. melakukan pemisahan terhadap beban penyusutan dari setiap kelompok aset tetap. Beban penyusutan untuk setiap periode diakui dalam laba rugi. Perusahaan mencatat beban penyusutan kedalam laporan laba rugi. Jumlah tersusutkan dari suatu aset dialokasikan secara sistematis sepanjang umur manfaatnya Metode penyusutan meliputi metode garis lurus, metode saldo menurun, dan metode unit produksi. Perusahaan mencatat biaya penyusutan aset tetap sampai masa manfaat aset tersebut habis dan nilai buku aset tersebut nol. Metode penyusutan yang digunakan perusahaan adalah metode garis lurus. Berdasarkan perbandingan diatas berarti UMKM Prima Donut s dalam mencatat beban penyusutan aset tetap yang dimilikinya belum sesuai dengan SAK ETAP dan PSAK No.16. e. Penghentian dan Pelepasan Aset Tetap Aset tetap yang digunakan dan telah disusutkan setelah habis masa manfaatnya 9

dan sudah tidak memiliki nilai buku, oleh perusahaan tetap dimasukkan kedalam daftar aset tetap tetapi sudah tidak disusutkan lagi. Harga perolehan seluruh aset tetap akan tetap dianggap sebagai inventaris perusahaan. Untuk lebih jelasnya apakah UMKM Prima Donut s dalam penghentian pengakuan. terhadap aset tetap telah sesuai dengan PSAK No.16 dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 4.6 Penghentian dan Pelepasan Aset Tetap PSAK Nomor 16 UMKM Prima Donut s / Belum sesuai Jumlah tercatat aset tetap dihentika n pengakua nnya pada saat pelepasan atau ketika tidak terdapat lagi Perusahaa n masih mencatat aset tetap kedalam daftar aktiva tetap yang dimiliki perusahaa n. Belum sesuai manfaat ekonomis masa depan yang diharapka n dari pengguna an atau pelepasan nya. Berdasarkan pernyataan diatas dapat berarti dalam penghentian pengakuan aset tetap UMKM Prima Donut s belum sesuai dengan SAK ETAP dan PSAK No.16. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan mengenai perlakuan aset tetap berdasarkan SAK ETAP dengan PSAK No.16 pada UMKM Prima Donut s, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Perlakuan Aset Tetap yang ada pada UMKM Prima Donut s secara umum dinilai cukup baik namun masih terdapat beberapa kekurangan, diantaranya: a. Perusahaan belum mencatat pengeluaran biaya-biaya atas penambahan komponen sampai mesin siap untuk digunakan untuk proses produksi. 10

b. Perusahaan tidak melakukan pemisahan terhadap beban penyusutan dari setiap kelompok aset tetap. c. Perusahaan belum mencatat aset tetap kedalam daftar aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. 2. Perusahaan belum mencatat laporan atas aset tetapnya kedalam laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP. IV. DAFTAR PUSTAKA Baridwan, Zaki 2004. Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan. Yogyakarta:BPFE Dunia Firdaus A. 2010. Ikhtisar Lengkap Pengantar Akuntansi Edisi Ketiga. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Penerbit Alfabeta. Bandung. Hapsari, Mia. 2013. Implementasi Laporan keuangan sesuai SAK ETAP (Standart Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) pada CV. Sapta Putra Mekar. Skripsi Universitas Negeri Surabaya. Surabaya. Harahap, Sofyan Safri. 2002. Akuntansi Aktiva Tetap. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hartanto, 2004. Akuntansi Aktiva Tetap. Jakarta: Erlangga Hendriksen, Eldon, S. 1997, Teori Akuntansi, Edisi Empat, Terjemahan Nugroho Widjajanto, Penerbit Erlangga, Jakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.16, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia, 2009. Standart Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), Ikatan Akuntan Indonesia, Jakarta. Jusup, Al Haryono. 2011. Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 1. Edisi 7. Yogyakarta:STIE YKPN. Jusup, Al Haryono. 2011. Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 2. Edisi 7. Yogyakarta:STIE YKPN. Mulyani, 2013. Analisis penerapan Standart akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP) pada koperasi Mandiri Jaya Tanjung Pinang dan Koperasi Karyawan Plaza Hotel Tanjung Pinang. Skripsi Politeknik PalCom Tech. Palembang. Parnila, Evy. 2014. Perlakuan Akuntansi terhadap aset tetap dalam hubungannya dengan penyajian laporan keuangan pada PT. Gading Sakti Menara Mas Lubuk Linggau. Skripsi Politeknik PalCom Tech. Palembang. Rahayu, Dina. 2014. Penilaian perlakuan Aktiva Tetap Dalam Rangka Penghematan Pajak Pada CV. Sumber Jaya. Skripsi Universitas Negeri Surabaya. Surabaya. 70 11

Warren, Carl, M, Reeve, James and C, Fess, Philip. 2008, Pengantar Akuntansi, Buku Satu, Edisi Dua Puluh Satu, Terjemahan Aria Farahmita, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Siregar, Sofyan. 2010. Statistik Parametik, Bumi Aksara, Jakarta. Soemarso, 2004. Akuntansi Suatu Pengantar Buku 1. Edisi Kelima. Jakarta : Salemba Empat. Yuliani, Rina. 2014. Analisis penyusunan laporan laba rugi dan neraca berdasarkan Standart Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada UD. Andy Putera. Skripsi Universitas Negeri Malang. Malang. Soemarso, 2005. Akuntansi Suatu Pengantar Buku 2. Edisi Kelima. Jakarta : Salemba Empat. 12