PEMIKIRAN KETERBUKAAN ARSIP DINAMIS DALAM MENYONGSONG DITETAPKANNYA RUU KEBEBASAN MEMPEROLEH INFORMASI PUBLIK

dokumen-dokumen yang mirip
ANTROPOLOGI HUKUM DALAM IMPLIKASI UNDANG-UNDANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

ANTROPOLOGI HUKUM DALAM IMPLIKASI UNDANG-UNDANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PEMANDANGAN UMUM PEMERINTAH TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEBEBASAN MEMPEROLEH INFORMASI PUBLIK

PENGELOLAAN ARSIP dalam upaya PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

MEKANISME UNTUK MEMPEROLEH INFORMASI PUBLIK Oleh.: Yunus,S.Pd.,M.Si i

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA Menuju Masyarakat Informasi Indonesia

BUPATI BOLAANG MONGONDOW SELATAN

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 7

HAK AKSES INFORMASI PUBLIK. Oleh: Mahyudin Yusdar

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK

KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK dalam kerangka MANAJEMEN ARSIP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor P

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME KONSULTASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

MEMBANGUN KUALITAS PRODUK LEGISLASI NASIONAL DAN DAERAH * ) Oleh : Prof. Dr. H. Dahlan Thaib, S.H, M.Si**)

PENGELOLAAN ARSIP KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DALAM PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI FITRA RIAU

UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1971 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Aspek Legal dalam Akses Informasi dari Arsip

PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT KABINET

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 20/PUU-XIV/2016 Perekaman Pembicaraan Yang Dilakukan Secara Tidak Sah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 18 SERI E

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RUDI ANTON. Kepala Pusat Akreditasi Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia

Assalamualaikum Wr. Wb.

KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PT INDOFARMA (Persero) Tbk

PROSEDUR PENGELOLAAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG RAHASIA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Arsip Nasional Republik Indonesia

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG TATA KEARSIPAN DI KABUPATEN MAJALENGKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

MENGENAL UU NO. 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK. Bagian I. Oleh M.Ema Lestari Lamanepa

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN ARSIP DINAMIS SEBAGAI INFORMASI PUBLIK

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN TENTANG

POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK

PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN ARSIP DINAMIS SEBAGAI INFORMASI PUBLIK

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

3. HAK BADAN PUBLIK 1. Badan Publik berhak menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 2.

Mengingat.

TENTANG BUPATI MUSI RAWAS,

KEPUTUSAN KOMISI NO. 89/2009. Tentang Pengaturan Monopoli Badan Usaha Milik Negara

PEDOMAN UJI KONSEKUENSI INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PASAL 51 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 BAB I PENDAHULUAN. Peranan negara dalam kegiatan ekonomi dapat diwujudkan dengan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

Buku Saku Hak Atas Informasi. Pendahuluan

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI

16. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2005

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) TENTANG TATACARA PELAYANAN INFORMASI

Nomor Anggota : A-356 Assalamualaikum Wr. Wb., Salam Sejahtera bagi kita semua, Om Swastiastu MERDEKA!!!

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR UNIT ARSIP PENYEDIAAN INFORMASI ARSIP DINAMIS

KOMINFO PEMAHAMAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

SISTEM PENGARSIPAN DOKUMEN KEUANGAN NEGARA

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NO M.HH-01.PP TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMNAS HAM. Informasi. Publik. Pelayanan.

PENGENDALIAN INFORMASI BPJS KETENAGAKERJAAN

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG ARSIP DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

CATATAN KRITIS REVISI UNDANG-UNDANG MD3 Oleh : Aji Bagus Pramukti * Naskah diterima: 7 Maret 2018; disetujui: 9 Maret 2018

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BIG. Arsip. Klasifikasi Keamanan. Hak Akses. Sistem.

Prof. Dr. Maria Farida Indrati, S.H., M.H.

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. selaku pejabat publik dengan masyarakat. Dan komunikasi tersebut akan berjalan

Bab 3. Undang - Undang No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Dewan Pers

PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. tabu untuk dilakukan bahkan tidak ada lagi rasa malu untuk

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

Peranan Pemerintah dalam Implementasi UU KIP

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan keuangan negara secara konstitusional dilakukan oleh suatu badan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KI. Penyelesaian Sengketa. Informasi Pemilihan Umum. Standar Layanan. Prosedur.

PENJELASAN ATAS UNDANGUNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

Transkripsi:

PEMIKIRAN KETERBUKAAN ARSIP DINAMIS DALAM MENYONGSONG DITETAPKANNYA RUU KEBEBASAN MEMPEROLEH INFORMASI PUBLIK Drs. Sumrahyadi, MIMS A. Pendahuluan Pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kebebasan Memperoleh Informasi Publik (KMIP) sempat mengalami tanggapan yang cukup ramai dan hingga sekarang ini belum tuntas dibahas di lingkungan lembaga legislative. Pembahasan ini cukup alot karena terkait dengan peraturan perudangan yang lain termasuk RUU tentang Rahasia Negara yang nampaknya juga belum selesai diundangkan. Keterkaitan pertama dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan terutama Pasal 11 tentang Ketentuan Pidana dimana pada pasal tersebut ayat 1 disebutkan Barang siapa dengan sengaja dan dengan melawan hukum memiliki Arsip dapat dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 10 tahun. Sedangkan pada ayat 2 disebutkan bahwa Barang siapa yang menyimpan Arsip yang dengan sengaja memberitahukan hal-hal tentang isi naskah itu kepada pihak ketiga yang tidak berhak mengetahuinya sedang ia diwajibkan merahasiakan hal-hal tersebut dapat dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama-lamanya 20 tahun. Keterkaitan yang lain adalah dengan peraturan perundangan yang lebih rendah lagi misalnya Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip pada penjelasan pasal 15 disebutkan bahwa Sifat Arsip dinamis pada dasarnya tertutup, oleh karena itu pengelolaan dan perlakuannya berlaku ketentuan tentang kerahasiaan surat-surat. Dengan melihat 2 produk hukum tersebut, diharapkan ada pemikiranpemikiran yang lebih nyata lagi agar pengesahan RUU KMIP nantinya tidak bertentangan dengan produk hukum lainnya terutama UU Nomor 7 tahun 1971. Atau barangkali sebaliknya peraturan perundangan tentang kearsipan perlu disesuaikan dengan perkembangan jaman dan perkembangan system pemerintahan yang telah berubah. Dalam artikel ini juga akan dikemukakan keterkaitan antara RUU KMIP dengan produk hukum di bidang kearsipan khususnya serta perbandingan beberapa Negara yang sudah mempunyai peraturan tentang Kebebasan Memperoleh Informasi seperti USA dengan Freedom of Information Act dan Swedia dengan Freedom of Press Act yang diharapkan dapat dipadukan dengan kemungkinan pengesahan RUU KMIP di Indonesia.

B. Pengertian Informasi Publik Informasi menurut RUU KMIP Pasal 1 adalah : Bahan-bahan yang mengandung unsur-unsur yang dapat dikomunikasikan, fakta-fakta, data atau segala sesuatu yang dapat menerangkan suatu hal dengan sendirinya atau melalui segala sesuatu yang telah diatur melalui bentuk dokumen, file, laporan, buku, diagram, peta, gambar, foto, film, visual, rekaman suara, rekaman melalui computer atau metode lain yang dapat ditampilkan Dengan melihat pengertian tersebut di atas jelas bahwa pengertian informasi merupakan segala bentuk Arsip yang terekam pada berbagai media penyimpanannya yang dapat dikomunikasikan kepada pihak lain. Dengan lain perkataan, bahwa Arsip adalah salah satu bentuk dan bahan mentah informasi, sehingga RUU ini sangat erat dengan keagiatan kearsipan atau UU Nomor 7/1971. Maksudnya adalah kebebasan untuk memperoleh informasi public yang terkandung dalam Arsip, harus melihat dan mempertimbangkan norma dan aturan kearsipan. Kemudian lebih lanjut lagi dikemukakan bahwa Informasi public adalah setiap informasi yang terdokumentasi dalam bentuk elektronik atau non-elektronik yang dikuasai oleh badan public dan berkaitan dengan aktifitas penyelenggaraan Negara atau pelayanan public. Sementara itu badan public yang dimaksudkan disini merupakan badan eksekutif, legislative dan yudikatif baik tingkat pusat maupun tingkat daerah, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan Negara yang memperoleh pendanaan dari anggaran Negara termasuk BUMN, BUMD, BHMN. Dengan demikian informasi public merupakan informasi atau lebih khusus lagi merupakan Arsip dan dokumen yang tercipta oleh lembaga Negara dan badan pemerintah. Dengan melihat pengertian seperti itu, maka sekali lagi informasi public disini sangat terkait langsung dengan peraturan perundangan kearsipan yang berlaku. C. Kemungkinan Penerapannya di Indonesia. Dari substansi dan isi muatan antara RUU KMIP dengan peraturan perundangan kearsipan nampaknya ada perbedaan dan pertentangan yang sangat mendasar terutama dari sifat informasi dan aspek hukum. Dalam RUU KMIP sekali lagi bahwa pada prinsipnya informasi public yang tercipta oleh lembaga Negara dan badan pemerintah adalah dapat diakses oleh public, walaupun ada beberapa pengecualian misalnya informasi yang merugikan proses penegakan hukum, yang merugikan strategi pertahanan dan keamanan nasional, yang merugikan hubungan internasional, yang merugikan ketahanan ekonomi nasional, yang mengganggu perlindungan atas hak kekayaan intelektual dan perlindungan terhadap persaingan usaha tidak sehat, serta yang melanggar kerahasiaan pribadi seseorang (Pasal 20, RUU KMIP). Hal ini bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 7/1971 Pasal 11 tentang aspek hukum(sangsi hukum) terutama ayat 2 dimana ada sangsi hukum 20 tahun bagi yang menyampaikan informasi kepada pihak ketiga yang tidak berhak. Di dalam Undang-Undang ini tidak menjelaskan informasi arsip atau isi naskah apa yang tidak boleh disampaikan kepada pihak ketiga, kalau seandainya semua arsip/informasi maka jelas bertentangan dengan RUU KMIP. Selain itu, UU No. 7/1971 ini hanya akan memberikan sangsi kepada orang perorangan

yang menyalahgunakan atau menyampaikan informasi atau Arsip kepada pihak lain yang tidak berhak sangsi ini tidak diberikan kepada organisasi atau kelembagaannya. Sementara RUU KMIP lebih menekankan kepada kelembagaannya yaitu Badan Publik wajib membuka akses bagi setiap informasi untuk kepentingan pengguna informasi. Perbedaan ini lebih tegas lagi kalau melihat penjelasan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip dimana disebutkan bahwa sifat Arsip dinamis pada prinsipnya tertutup atau rahasia. Walaupun dalam beberapa kasus Arsip dinamis dapat dibuka untuk kepentingan kepolisian atau penyidikan misalnya Arsip tentang data keauangan atau rekening seseorang yang disimpan pada suatu bank tertentu dapat dibuka karena diduga adanya money laundry atau kemungkinan penyelahgunaan kewenangan lainnya. Menyikapi perbedaan dan pertentangan ini ada baiknya kita melihat aturan yang digunakan di negara lain, misalnya Swedia dengan undang-undang tentang Freedom of Press Act yang telah diundangkan sejak tahun 1766 mewajibkan seluruh instansi pemerintah untuk dapat membuka Arsip (baik dinamis maupun statis) untuk kepentingan public. Walaupun secara undang-undang semua informasi dapat dakses public tetapi tentu saja ada semacam pembatasan untuk jenis Arsip tertentu masih tertutup sesuai dengan undang-undang Secrecy Act misalnya sebagian dari Arsip personal file contohnya identitas alamat pegawai karena dianggap rawan untuk tindak kejahatan, Arsip tentang konsultasi pegawai yang bermasalah, psycotest dan tindak lanjutnya, kesehatan pegawai, pensiun pegawai yang disebabkan karena ketidakmampuan pegawai. Jenis Arsip lain yang tidak dapat diakses antara lain adalah medical records, system pengamanan dan system computer yang digunakan, hal-hal yang menyangkut keamanan dan sensitifitas perorangan. Jumlah Arsip yang dianggap tertutup ini juga relative masih kecil maksimal hanya sekitar 25 % dari jumlah total Arsip yang ada. Demikian pula dengan beberapa Negara maju lainnya yang telah mempunyai undang-undang Freedom of Information Act (FOIA) yang pada prinsipnya sama bahwa informasi atau Arsip yang menyangkut kepentingan public yang dihasilkan oleh instansi pemerintah prinsipnya terbuka untuk public. Hanif Suranto dalam Dari Lokal Mengepung Nasional: Dinamika Proses Legislasi Kebebasan Memperoleh Informasi Publik mengatakan bahwa sejak tahun 1996 hingga sekarang Freedom of Information Act sudah diberlakukan di Amerika Serikat dengan telah mengalami beberapa kali perubahan/amandemen. Dalam jangka waktu tersebut juga timbul polemik di lingkungan pemerintahan Amerika dimana FOIA adalah bersifat umum (Les Generalis), karena mengatur kebebasan Informasi secara umum sehingga berbenturan dengan peraturan perundangan yang lainnya yang telah muncul terlebih dahulu sehingga atas dasar itu perlu ada pengecualian. Dari hasil penelitian disebutkan ada sekitar 140 undang-undang pengecualian yang tidak termasuk dalam FOIA seperti Labor Management Reporting and Disclosure Act (1959), Atomis Energy (1954), Civil Right Act (1964). Demikian pula di India, lanjut Hanif Suranto, Freedom of Information Act yang diundangkan sejak tahun 2002 tidak berjalan sebagaimana mestinya sehingga dilakukan amandemen dengan berubah menjadi Right to Information Act 2005 agar lebih efektif dalam aplikasinya.

Bagaimana dengan di Indonesia? RUU KMIP pertama kali dikemukakan pada tahun 2000 oleh ICEL (Indonesia Center of Environmental Law) yang dalam perjalannya mengalami perubahan dan penyempurnaan terutama setelah ICEL bersama Komisi Hukum Nasional bekerjasama dengan beberapa LSM membentuk Koalisi untuk Kebebasan Informasi hingga sekarang ini masih draft yang kemungkinan baru akan dibahas pada tahun 2007 ini karena ada tarik ulur kepentingan antara pihak pemerintah dan DPR. Memang agak ironis sementara di pemerintah pusat RUU KMIP ini belum juga tuntas, di beberapa Pemerintah Daerah telah terbit Peraturan Daerah (Perda) tentang hal ini walaupun judulnya berbeda-beda, misalnya Kabupaten Lebak yang telah mengeluarkan Perda Nomor : 6 Tahun 2004 tentang Transparansi dan Partisipasi dalam Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pengelolaan Pembangunan di Kabupaten Lebak, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat mengeluarkan Perda Nomor: 2 Tahun 2005 tentang Transparansi dan Partisipasi, Kabupaten Bandung dengan Perda Nomor: 6 Tahun 2004 tentang Transparansi dan Partisipasi Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di Kabupaten Bandung kemudian Kabupaten Magelang, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Lamongan dan beberapa Kabupaten lainnya dengan nama perda yang berbeda dan tingkat pemahaman dan penerapan yang berbeda pula. Terlepas dari proses persetujuan RUU KMIP tersebut untuk menjadi Undang- Undang, kiranya perlu ada rethinking terhadap peraturan perundangan kearsipan mengenai konsep keterbukaan Arsip dinamis dan sangsi pidana seperti yang tertuang dalam UU No. 7/1971. Hal ini didasarkan pada beberapa alasan antara lain : 1. Dalam era informasi dan salah satu konsep Negara demokrasi dimana untuk mewujudkan penyelenggaraan Negara yang terbuka (transparansi) dan akuntabel maka kebebasan untuk memperoleh informasi dari kegiatan penyelenggara Negara merupakan salah satu hak asasi manusia; 2. Perlu adanya partisipasi secara aktif dari masyarakat sebagai pengguna informasi dalam proses perumusan kebijakan dan pengawasan public terhadap penyelenggaraan Negara untuk mewujudkan pemerintahan yang good and clean governance; 3. Anggaran dan pembiayaan penyelenggara Negara bersumber dari Negara yang berasal dari masyarakat sehingga masyarakat mempunyai hak untuk memperoleh informasi dari kegiatan penyelenggaraan Negara secara terbuka. Dengan melihat alasan-alasan tersebut maka perlu menyiasati atau barangkali merevisi peraturan perundangan kearsipan yang berlaku terutama pasal-pasal atau keterangan lain yang tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan kebutuhan jaman yang semakin terbuka dengan dituntut partisipasi masyarakat yang lebih aktif lagi dalam perumusan dan pengawasan penyelenggara Negara.

Kalau melihat sejarah pembentukan peraturan perundangan yang ada memang dapat dimaklumi karena kondisi pada saat itu sudah sangat jauh berbeda dengan kondisi dan kebutuhan sekarang, misalnya PP 34 tentang Penyusutan Arsip yang dibuat pada tahun 1979 yang menyebutkan dalam salah satu penjelasannya pada pasal 15 bahwa Arsip dinamis pada prinsipnya tertutup/rahasia. Hal ini disebabkan karena pengaruh politik pemerintahan dimana tidak dimungkinkan bagi penyelenggara Negara pada masa itu untuk membuka informasi dan arsipnya untuk kepentingan public. Sekali lagi dengan perkembangan jaman dan perubahan system pemerintahan yang lebih demokratis barangkali pernyataan pada penjelasan PP tersebut perlu diubah menjadi pada prinsipnya Arsip terbuka dan dapat diakses oleh masyarakat umum kecuali Arsiparsip tertentu yang diatur secara lebih khusus (seperti apa yang dituangkan dalam RUU KMIP Pasal 2). Sementara untuk Undang-Undang Nomor 7/1971 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kearsipan khususnya pasal 11 ketentuan pidana masih dapat dipertahankan hanya perlu ada penegasan bahwa bagi lembaga/instansi dan/atau perorangan yang menyampaikan informasi atau Arsip yang dikecualikan kepada pihak ketiga yang tidak berhak dapat dikenakan sangsi hukum seperti tersebut pada pasal 11. Dari uraian di atas pada dasarnya RUU KMIP perlu segera diundangkan dengan alasan-alasan seperti yang telah disebutkan di atas, sedangkan kemungkinan pertentangan atau perbedaan prinsip dengan peraturan perundangan kearsipan kemungkinan dapat dilakukan perbaikan-perbaikan. Khusus bagi Arsip Nasional RI tentunya perlu memikirkan kemungkinan revisi peraturan perudangan yang ada dengan disesuaikan kebutuhan dan perkembangan jaman yang dituntut lebih transparan dan akuntabel. Selain itu, ANRI juga perlu memikirkan standard dan kriteria jenis informasi atau arsip apa yang tidak boleh diakses oleh publik. Jakarta, 28 Februari 2007 Drs. Sumrahyadi, MIMS Kapus Jibang Siskar