IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Umum Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa adalah satu dari sepuluh kabupaten dan kota di Provinsi Lampung. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 6 tahun 1991 tertanggal 16 Juli 1991, dan diundangkan pada 16 Agustus 1991. Luas wilayah Kabupaten Lampung Barat adalah 4950.40 Km 2 atau 13.99% dari luas wilayah Provinsi Lampung, dengan batas wilayah : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu, dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Provinsi Sumatera Selatan, b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lampung Utara Provinsi Lampung, dan Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia dan Selat Sunda, dan d. Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia (Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan Departemen Wilayah Kabupaten Lampung Barat secara administratif meliputi enam kecamatan, dan delapan perwakilan kecamatan yang terdiri dari 165 desa. Kabupaten Lampung Barat merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Lampung Utara. Luas wilayah dan ibukota masing-masing kecamatan di Kabupaten Lampung Barat disajikan pada tabel 3 berikut. Tabel 3. Luas wilayah dan ibukota masing-masing kecamatan di Kabupeten Lampung Barat tahun 2005 No. Kecamatan Ibukota Jumlah Desa Luas (Km 2 ) Persentase (%) 1. Pesisir Selatan Biha 26 1089.59 38.59 2. Pesisir Tengah Krui 28 589.54 11.55 3. Pesisir Utara Pugung Tampak 26 603.68 12.71 4. Balik Bukit Liwa 20 324.48 6.83 5. Belalau Kenali 37 978.61 20.13 6. Sumber Jaya Sumber Jaya 28 485.76 10.33 Jumlah 165 4.750.84 100 Sumber : Lampung Barat dalam Angka Tahun 2005 Penelitian dilakukan di tiga kecamatan yaitu Pesisir Utara, Pesisir Tengah, dan Pesisir Selatan. Ketiga kecamatan tersebut dipilih karena merupakan daerah sentra produksi damar di Provinsi Lampung, dengan total produksi mencapai 25.000 ton per tahun (Biro Pusat Statistik Lampung Barat 2005). Geografi dan Topografi Kabupaten Lampung Barat terletak pada koordinat 4 o 47 16 5 o 56 42 Lintang Selatan dan 103 o 35 3 104 o 33 51 Bujur Timur. Secara topografi,
24 Kabupaten Lampung Barat dibagi menjadi tiga unit topografi yaitu daerah dataran rendah (ketinggian 0 600 m dari permukaan laut), daerah berbukit (ketinggian 600 1000 m dari permukaan laut), dan daerah pegunungan (ketinggian 1000 2000 m dari permukaan laut) (Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan Departemen Keadaan wilayah sepanjang pantai Pesisir Krui umumnya datar sampai berombak dengan kemiringan berkisar antara 3 5%. Bagian Barat Laut Kabupaten Lampung Barat terdapat gunung-gunung dan bukit, yaitu Gunung Panggung (1808 m), Bukit Palawan (1735 m), dan Gunung Tababjan (1413 m). Bagian Selatan terdapat beberapa gunung dan bukit, yaitu Bukit Penetoh (1166 m), Bukit Bawanggutung (1042 m), Gunung Sekincau (1718 m). Pegunungan Labuhan Balak (1313 m), dan Bukit Sipulang (1315 m). Bagian Timur dan Utara terdapat Gunung Pesagih (2127 m), Gunung Sabhallah (1623 m), Gunung Ulumajus (1789 m), Gunung Siguguk (1779 m), dan Bukit Penataan (1688 m) (Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan Departemen Kehutanan Republik Indonesia 1997). Topografi Pesisir Krui bervariasi antara dataran pantai sampai dataran tinggi (pegunungan). Komposisi lekukan bumi di wilayah Pesisir Krui sekitar 25% terdiri dari dataran pantai Samudera Hindia, dan menaik sekitar 75% menuju pegunungan Bukit Barisan Selatan. Topografi Pesisir Krui diperkaya dengan banyaknya aliran sungai seperti Way Jambu, Way Olor, Way Hanuan, Way Palembang, Way Karwi, Way Tebakak, Way Pemancar dan lain-lain (Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan Departemen Kehutanan Republik Indonesia 1997). Iklim dan Geologi Menurut Olderman, dan Isral L. Darwis (1979) akibat dari pengaruh pegunungan Bukit Barisan, Lampung Barat memiliki dua zone iklim yaitu: 1. Zone A, yaitu wilayah yang mempunyai bulan basah lebih dari 9 bulan. Wilayah ini terdapat di bagian Barat Taman Nasional Bukit Barisan Selatan termasuk wilayah Pesisir Krui. 2. Zone B, yaitu wilayah yang memiliki bulan basah 7 9 bulan. Wilayah ini terletak di bagian Timur Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan Departemen Kehutanan Republik Indonesia 1997).
25 Berdasarkan data curah hujan dari Badan Meteorologi dan Geofisika, curah hujan di wilayah Pesisir Krui berkisar antara 2500 3000 mm/tahun. Dari pengukuran langsung di lokasi repong damar, diketahui bahwa suhu udara minimum berkisar antara 21.125 o C 23.5 o C. Suhu udara maksimum berkisar antara 27.125 o C 29.88 o C. Kelembaban udara berkisar antara 70.25 80.5 %. Berdasarkan Peta Geologi Provinsi Lampung skala 1:250 000 yang disusun oleh S.Gafoer, TC. Amin, dan Andi Mangga (1989) dalam Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan Departemen Kehutanan Republik Indonesia (1997), tanah di wilayah Kabupaten Lampung Barat tersusun atas batuan vulkan tua (Old Quartenary Young) Formasi Ranau, Formasi Bal dan batuan intrusif. Vegetasi dan satwa Keadaan hutan di wilayah Lampung Barat (Bukit Barisan) terdiri atas: 1. Hutan Hujan Dataran Rendah (Lowland Rain Forest) yang terdiri dari: a. Formasi Hutan Pantai (Littoral forest) Terdapat di semenanjung selatan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan di Pantai Barat yang terendah pada ketinggian 0-2 m dpl. Jenis-jenis vegetasinya antara lain Terminalia sp., Hibiscus sp., Barringtonia sp., Calophylum sp., Ficus sp., dan Pandanus sp (Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan Departemen b. Formasi Dataran Rendah Tipe formasi ini terletak di Semenanjung Selatan (pertengahan jalan ke Utara) Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yang memiliki ketinggian 0 500 m dpl. Jenis-jenis pohon umumnya didominasi oleh famili Dipterocarpaceae, antara lain Shorea caevis, jenis semak dan tumbuhan bawah antara lain Urophyllum sp., Phrynium sp., Korhasia sp., dan Calamus sp (Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan Departemen c. Formasi Hutan Hujan Basah Tipe hutan ini terletak di celah barat Danau Ranau bagian Barat dan Selatan pada ketinggian 500 1000 m dpl. Jenis-jenis pohon yang terdapat adalah dari Famili Dipterocarpaceae, Myrtaceae, dan Annonaceae. Jenis-jenis tersebut antara lain Neolitcea cassinefolia, Psychotria rhinocerotis, Arecea sp. Dan Globba pendelia (Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan Departemen
26 2. Hutan Hujan Tengah (Lower Montane Rain Forest) Tipe hutan ini terletak di daerah Skincau di tengah pegunungan sebelah Utara pada ketinggian 1000 1500 m dpl. Jenis-jenis tumbuhan yang mendominansi adalah dari Famili Dipterocarpaceae, Lauraceae, Myrtaceae, dan Fegaceae antara lain Quercus sp. Selain itu terdapat juga padang rumput (grazing area) di daerah Danau Menjungkut, jenis vegetasi yang dominan adalah rumput gajah (Penesetum purreum) (Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan Departemen Vegetasi yang menutupi kawasan repong damar di Pesisir krui Lampung Barat didominansi oleh spesies damar mata kucing (Shorea javanica). Jenis tumbuhan lain yang memperkaya keanekaragaman tumbuhan adalah jenis-jenis tanaman buah-buahan tahunan seperti duku, durian, petai, jengkol, jambu bol dan tupak. Sementara pada kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan vegetasi yang mendominasi adalah Famili Dipterocarpaceae, Lauraceae, Myrtaceae, dan Fegaceae (Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan Departemen Sebagian besar satwa liar yang hidup di repong damar Krui adalah dari jenis mamalia. Beberapa diantaranya merupakan satwa yang keberadaanya dilindungi karena terancam punah. Jenis satwa tersebut antara lain kubung (Cynocephalus variegatus), tupai tanah (Tupaia glis), lalangga (Ratuta bicolor), landak (Hystrix brachyura), beruang (Helarctos malayanus), harimau (Panthera tigris sumatraensis), alimawung hitam (Panthera pardus melas), tenuk (Tapirus indicus), badak (Dicerorhinus sumatraensis), dan lain-lain (Sibuea dan Herdinansyah 1993). Hidrologi Wilayah Lampung Barat di bagian Barat kaya akan sungai-sungai yang mengalir dan berjalur pendek, dengan pola aliran dendritik yang menyebabkan daerah ini ditandai dengan jarangnya banjir. Delta marine ditandai dengan agregat kasar hasil endapan aluvial vulkanik, hal ini menyebabkan bila air membesar, maka muara sungai sering berlimpah (meander). Sungai-sungai yang berukuran pendek dan mengalir di lereng terjal sangat potensial dikembangkan untuk irigasi, kecuali yang sudah mengalir di daerah delta pantai walau masih terkena pangaruh pasang surut (Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan Departemen
27 Bagian Timur Lampung Barat merupakan daerah tangkapan air (catchment area), sungai-sungai yang mengalir ke arah laut, antara lain: Way Besai, Way Seputih, dan lain-lain. Proses erosi yang sudah lanjut, besarnya material yang terangkut sedimen (sediment load) menyebabkan makin cepatnya pemiskinan hara di wilayah ini (Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan Departemen Penduduk dan Mata Pencaharian Jumlah penduduk Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2005 adalah 402 654 jiwa dengan rata-rata penduduk per rumah tangga sebesar 5.1 jiwa. Jumlah rumah tangga, jumlah penduduk, dan kepadatan penduduk di lokasi penelitian disajikan dalam tabel 4. Tabel 4. Jumlah rumah tangga, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk di lokasi penelitian No. Kecamatan Jumlah Ruamah Tangga Jumlah Penduduk Kepadatan/KM 2 1. Pesisir Utara 4842 28271 40 2. Pesisir Tengah 9067 56703 265 3. Pesisir Selatan 11815 68072 28 Sumber : Lampung Barat dalam Angka, 2005 Penduduk wilayah Pesisir Krui Lampung Barat terdiri dari penduduk asli (Lampung) dan penduduk pendatang dari luar daerah seperti Sunda, Jawa, Bali, Madura, Palembang dan Bengkulu. Sebagian besar penduduk (99.6) beragama Islam, dan 0.4% sisanya menyebar merata sebagai pemeluk agama Kristen Katolik, Kristen protestan, Budha, Penganut aliran kepercayaan, dan Hindu (Biro Pusat Statistik Lampung Barat 2005). Berdasarkan mata pencarian, sebagian besar penduduk desa di Pesisir Krui adalah petani, terutama petani damar. Selain itu ada juga yang bekerja sebagai buruh tani, penyadap (pengunduh damar), pegawai negeri, pertukangan dan wiraswasta (Biro Pusat Statistik Lampung Barat 2005).