UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

dokumen-dokumen yang mirip
UNIT II INSTALASI PENERANGAN RUANG PENTAS SATU FASE

UNIT IV MENJALANKAN DAN MEMBALIK PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR DALAM HUBUNGAN-BINTANG

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP

UNIT V MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR SECARA BINTANG-DELTA

UNIT III MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Jwb : Volt Meter

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN

ANALISA SISTEM INSTALASI LISTRIK DAN PEMBAGIAN DAYA 900 WATT PADA RUMAH 2 TINGKAT

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PROPOSAL INSTALASI PERUMAHAN. MERANCANG INSTALASI LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA (Rumah Tinggal, Sekolah dan Rumah Ibadah)

JOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

SOAL DAN PEMBAHASAN. : SMK Negeri Nusawungu. KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik : Siswanta, S.

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN KOMPONEN INSTALASI LISTRIK

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK

PRAKTIKUM I N S T A L A S I L I S T R I K

JOBSHEET PRAKTIKUM 5 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH

FUNGSI DAN JENIS GAMBAR DALAM PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK

Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan

PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI LISTRIK. Lembar Informasi

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

SOAL PRAKTIK KEJURUAN

PERAWATAN DAN PERBAIKAN PERLENGKAPAN INSTALASI LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangannya.dalam kehidupan sehari hari kita tidak pernah lepas

LATIHAN 1 MENGERJAKAN BERBAGAI MACAM SAMBUNGAN KABEL

CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : INSTALASI ELEKTRIK / IT SEMESTER / SKS : IV / 2

Peralatan Instalasi Listrik Rumah Tangga dan Fungsinya

MATERIAL / PERALATAN INSTALASI DOMESTIK & NON DOMESTIK

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

KETENTUAN PEMASANGAN INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SESUAI PUIL 2000

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SOAL PRAKTIK KEJURUAN

JOBSHEET PRAKTIKUM 3 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kelistrikan

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN

DESAIN DAN INSTALASI TENAGA LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

Studi Kelayakan Instalasi Penerangan Rumah Di Atas Umur 15 Tahun Terhadap Puil 2000 Di Desa Pancur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang

BENGKEL LISTRIK SEMESTER III INSTALASI PENERANGAN 3 FASA

DAFTAR ISI BAB I (Pendahuluan) BAB II (Landasan Teori) Rizky Maulana S, 2014 Perencanaan Instalasi Listrik Hotel Prima Cirebon

MERANGKAI INSTALASI LISTRIK PENERANGAN SEDERHANA F.20.07

Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin

LISTRIK DALAM RUMAH TANGGA

instalasi listrik diduga akan mengalami perubahan parameter listrik. baik secara kualitas maupun kuantitas. 1. LATAR BELAKANG

BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)

BAB III PERANCANGAN DAN PERAKITAN ALAT

LANGKAH LANGKAH MERANCANG INSTALASI. Langkah langkah dalam merancang instalasi yaitu sebagai berikut :

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN

ASPEK KESELAMATAN DALAM LINGKUNGAN KERJA LISTRIK

PK.TPL.J.02.M PENGOPERASIAN INSTALASI LISTRIK PADA KAPAL PERIKANAN

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

PENYEDIA DAYA CADANGAN MENGGUNAKAN INVERTER

JOBSHEET PRAKTIKUM 2 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris

JOBSHEET PRAKTIKUM 7 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

Commercial Wiring / Electrical Installation. LKS SMK Tingkat Provinsi Bali. Tahun 2012 KISI-KISI SOAL BIDANG LOMBA : Tingkat Provinsi Bali

Komponen instalasi tenaga listrik

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

JOBSHEET PRAKTEK INSTALASI LISTRIK RESIDENTIAL

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar

Gambar 3.1 Kostruksi dasar meter listrik

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya

PANDUAN PELAKSANAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BIDANG LOMBA : COMMERCIAL WIRING [LKS SMK TINGKAT PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA] FT UNY 2014

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK. Pengukuran Daya 3 Fasa Beban Semester I

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK

KOMPONEN INSTALASI KOMPONEN UTAMA

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Tim Penyusun. Tim Penyusun :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Tujuan pembelajaran ini mengacu pada kompetensi dasar yang dijabarkan dari stkalianr kompetensinya. Tujuan pembelajaran tersebut sebagai berikut.

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT MANDIRI PELATIHAN INSTALASI LISTRIK PENERANGAN PADA RUMAH TINGGAL

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN

STUDI ANALISIS HARGA SATUAN BAHAN INSTALASI LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). b. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan.

BAB IV PEMBAHASAN. P 1 P 2. Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Rasio Trafo Arus S 2 S 1. Alat Uji Arus 220 V

Lab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa. Universitas Negeri Makassar On Line) Tanggal :

BAB II LANDASAN TEORI

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :

MODUL PEMBELAJARAN PANEL KENDALI PROGRAM STUDI KEAHLIAN KOMPETENSI KEAHLIAN. : XII (Duabelas) Penyusun : SISWANTA, S.Pd NIP

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

Pemasangan Komponen PHB Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu :

BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA. Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang

DIKAN TEKNOLOGI DASAR

MODUL PENDIDIKAN TEKNOLOGI DASAR

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam

RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET

B. TUJUAN PEMBELAJARAN LISTRIK RUMAH TANGGA

TINGKAT PENGETAHUAN DASAR MASYARAKAT PERUMAHAN POKOK PONDASI DI KOTA SEMARANG TENTANG INSTALASI RUMAH TINGGAL

PENGERTIAN KWH METER, JENIS-JENIS DAN PRINSIP KERJANYA

Transkripsi:

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis saklar, pemakaian saklar cara kerja saklar. 2. Praktikan dapat memahami ketentuanketentuan instalasi listrik perumahan yang terdapat pada buku PUIL. 3. Praktikan dapat membaca gambar-gambar pelaksanaan instalasi listrik perumahan satu fase. II. ALAT DAN BAHAN 1. KWH Meter 2. MCB (Main Circuit Breaker) 3. Sakelar berbagai jenis 4. Fitting lampu 5. Lampu pijar berbagai ukuran daya 6. Lampu TL 7. Stop Kontak 8. Jumper 9. Multimeter 10. Megger tester 11. Papan rangkaian modul Unit I III. LANDASAN TEORI Untuk pemasangan suatu instalasi listrik, terlebih dahulu harus dibuat gambar-gambar rencana berdasarkan denah bangunan dimana instalasinya akan dipasang. Selain itu spesifikasi dan syarat-syarat pekerjaan yang diterima dari pemilik bangunan atau pemesan harus juga diperhatikan. Spesifikasi dan syarat-syarat pekerjaan ini menguraikan syarat-syarat yang harus dipenuhi pihak pemborong, antara lain mengenai pelaksanaannya, material yang harus digunakan, waktu penyerahannya, dan lain sebagainya. Gambar-gambar denah harus mudah dibaca dan jelas. Gambar denah bangunan biasanya disederhanakan. Dinding-dinding digambar dengan garis tunggal agak tipis. Saluran listriknya, karena lebih penting dibuat agak jelas dan tebal. Menurut ayat 401 B3, gambar-gambar yang 1

biasanya diperlukan adalah sebagai berikut : Gambar situasi, untuk menyatakan letak bangunan, dimana instalasinya akan dipasang, serta rencana penyambungannya dengan jaringan PLN a. Gambar instalasi, meliputi : rencana penempatan semua peralatan listrik yang akan dipasang dan sarana pelayanannya, misalnya titik lampu, sakelar, kontak-kontak, perlengkapan hubung bagi dan sebagainya. rencana penyambungan peralatan listrik dengan alat pelayanannya misalnya antara lampu dengan sakelarnya, motor dengan pengasutnya, dan sebagainya. hubungan antara peralatan listrik dan sarana pelayanannya dengan perlengkapan hubung bagi yang bersangkutan data teknis yang penting dari setiap peralatan listrik yang akan dipasang. b. Diagram garis tunggal, meliputi : diagram perlengkapan hubung bagi, dengan keterangan mengenai ukuran atau daya nominal setiap komponennya. keterangan mengenai beban yang terpasang dan pembagiannya ukuran dan jenis hantaran yang akan digunakan sistem pentanahan c. Gambar perincian atau keterangan yang diperlukan, mengenai : perkiraan ukuran fisik perlengkapan hubung baginya cara pemasangan alat-alat listriknya cara kerja instalasi kontrolnya, kalau ada Bagian-bagian Instalasi Perumahan Bagian-bagian dari instalasi perumahan, yaitu : 1. Moof (bulusan cabang) kabel Bulusan cabang kabel adalah salah satu bagian daripada instalasi rumah dimana untuk mencabangkan kabel-tanah dilakukan dengan pertolongan katup-katup cabang yang ditempatkan pada urat-urat kabel 2. Peti sekering (sekering kast) Peti sekering atau biasa disebut almari pasang rumah berguna untuk memasang instalasi rumah pada kabel -tanah dari perusahaan listrik negara (PLN) 2

3. Almari instalasi Almari instalasi dapat diperoleh untuk satu kelompok atau lebih. Alat ini melalui suatu pengamanan penghubung kutub tunggal atau penghubung kutub berganda untuk mencegah adanya hubung singkat dari hantaran-hantaran pemasukan ke seluruh alat-alat pemakaian dan lampu-lampu penerangan. Sebagai titik awal instalasi, bulusan kabel (moof), peti sekering, dan KWH meter dipasang oleh PLN. Sedangkan papan pembagi, biasanya terbuat dari pualam atau bahan isolasi lain, dipasang oleh juru instalasi (instalateur). Pengukur Kilowatt Jam (KWH Meter) Kilowatt Jam meter (KWH meter) digunakan untuk menghitung besarnya jumlah tenaga listrik yang dipakai. KWH meter dapat disebut juga pengukur daya listrik (Power Rates Counter). Penghitungan KWH meter tergantung pada berapa lama kita memakai daya (tenaga) listrik untuk keperluan alat-alat listrik yang terdapat dirumah-rumah. Prinsip kerja alat ini berdasarkan azaz induksi atau azaz ferraris. Pada alat ini dipasang sebuah cakram alumunium yang dapat berputar, didepan sebuah kutub elektro magnetik. Magnet listrik ini diperkuat oleh kumparan tegangan dan kumparan arus. Dengan adanya perubahan dari medan magnet yang ditimbulkan, cakram alumunium akan berputar dan menggerakkan penghitungnya. Pada pembebanan bebas, induksi kecepatan putaran cakram sangat bergantung pada hasil kali dari tegangan (E) dengan kuat arus (I) dalam satuan watt. Jumlah putaran tergantung pada kecepatan dan lamanya putaran. Dengan demikian besarnya daya listrik yang dihasilkan dapat kita rumuskan sebagai berikut : Tegangan x Kuat arus x waktu = E x I x t (dalam satuan watt) Pemasangan instalasi listrik terikat pada peraturan-peraturan pada buku PUIL. Tujuan peraturan-peraturan ini ialah : a. Pengamanan terhadap manusia dan barang. b. Penyediaan tenaga listrik yang efisien dan aman. Pengaturan pemasangan instalasi listrik terdapat pada buku PUIL yang diterbitkan sebagai peraturan umum instalasi listrik oleh LIPI, sesuai dengan keputusan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi dinyatakan berlaku ditempat kerja. Dan oleh Menteri Pekerjaan Umum, PUIL dinyatakan berlaku dalam lingkungan Perusahaan Umum Listrik Negara. 3

Peralatan yang digunakan dalam instalasi listrik banyak sekali ragamnya. Jenis peralatan yang digunakan tergantung dari sifat dan ruangan dan keadaan lingkungan dimana instalasi akan dipasang. Dari sekian banyak peralatan instalasi yang ada, maka dalam praktikum kali ini dipelajari beberapa bagian saja. A. Benda Isolasi Benda isolasi atau isolator digunakan untuk menunjang hantaran listrik dimanapun diperlukan. Isolator ini digunakan sebagai penyekat atau pemisah antara satu hantaran dengan hantaran lain. Sesusi dengan ketentuan PUIL 1977, isolator harus dibuat dari porselen atau bahan lain yang sederajat (ayat 730 C1). Permukaannya harus licin dan sudutsudut serta lekukannya harus tidak tajam (ayat 730 C2 sub a). Pemasangan isolator harus cukup kuat dan harus sedemikian rupa sehingga tidak ada gaya mekanis lebih pada hantaran yang ditunjang (ayat 730 E4). B. Sakelar Sakelar digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan rangkaian listrik baik dalam keadaan berbeban ataupun tidak (ayat 110 P3). Sakelar harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain : a. Harus dapat dilayani secara aman tanpa memerlukan alat bantu. b. Jumlahnya harus sedemikian sehingga semua pekerjaan pelayanan, pemeliharaan dan perbaikan pada instalasi dapat dilakukan dengan aman. c. Dalam keadaan terbuka, bagian-bagian sakelar yang bergerak harus tidak bertegangan (ayat 206 B1) d. Harus tidak dapat menghubungkan dengan sendirinya karena pengaruh gaya berat (ayat 630 B2) e. Kemampuan sakelar sekurang-kurangnya harus sesuai dengan daya alat yang dihubungkan, tetapi tidak boleh kurang dari 5 A (ayat 840 C6) C. Kotak Hubung Bagi Kotak hubung bagi dipasang didekat alat ukur PLN. Kotak hubung bagi harus dibuat dari bahan yang tidak dapat terbakar, tahan lembab dan kuat (ayat 610 A1). D. Kabel rumah dan kabel instalasi Jenis hantaran yang paling banyak dipakai untuk instalasi rumah tinggal ialah kabel NYA (dahulu NGA) dan kabel instalasi NYM. Tentang penggunaan kabel NYA berlaku ketentuan-ketentuan sebagai berikut : 4

- untuk pemasangan tetap dalam jangkauan tangan, NYA dan NGA harus dilindungi dengan pipa instalasi - di ruang lembab, NYA dan NGA harus dipasang dalam pipa PVC (ayat 742 A9) - NYA dan NGA tidak boleh dipasang langsung menempel pada plesteran atau kayu, atau ditanam langsung di dalam plesteran atau kayu, tetapi harus dilindungi dengan pipa instalasi (ayat 742 A1) - kalau dipasang diluar jangkauan tangan, NYA dan NGA boleh dipasang terbuka dengan menggunakan isolator jepit atau isolator rol; cara pemasangannya harus sedemikian rupa hingga ada jarak bebas minimum 1 cm dari dinding dan terhadap bagian lain dari bangunan atau konstruksi (ayat 742 A2) - NYA dan NGA boleh digunakan dalam alat listrik, perlengkapan hubung bagi dan lain sebagainya - NYA dan NGA tidak boleh digunakan diruang basah, dialam terbuka atau ditempat kerja atau gudang dengan bahaya ledakan atau kebakaran Sedangkan penggunaan kabel NYM harus mengikuti aturan sebagai berikut (ayat 742 B1) : - NYM boleh dipasang langsung menempel pada plesteran atau kayu atau ditanam langsung dalam plesteran, juga diruang lembab atau basah, bahkan ditempat kerja dengan bahaya ledakan atau kebakaran. - NYM juga boleh dipasang langsung pada bagian-bagian lain dari bangunan, konstruksi, rangka dan sebagainya, asalkan cara pemasangannya tidak merusak selubung luar kabel. - NYM tidak boleh dipasang didalam tanah. - Kalau dipasang diruang lembab harus digunakan kotak sambung yang kedap air dan kedap lembab (ayat 742 B3) Selain jenis-jenis kabel, pembacaan diagram, dan lain-lain, pembacaan warna untuk hantaran juga harus diperhatikan agar dapat memudahkan perawatan. Mengenai penggunaan warna untuk identifikasi hantaran, berlaku ketentuan-ketentuan dibawah ini (pasal 720) : a. untuk hantaran pentanahan hanya boleh digunakan warana majemuk hijau-kuning. Warna ini tidak boleh digunakan untuk tujuan lain. b. pada instalasi dengan hantaran netral atau kawat tengah, hantaran netral atau kawat tengahnya harus digunakan warna biru. Hanya pada instalasi tanpa hantaran netral atau kawat tengah, warna biru boleh digunakan untuk maksud lain, kecuali untuk menandai hantaran pentanahan. 5

c. pada instalasi tiga fasa, warna-warna yang harus digunakan untuk menandai masing-masing hantaran adalah sebagai berikut : - Fasa 1 (Fasa R) : merah - Fasa 2 (Fasa S) : kuning - Fasa 3 (Fasa T) : hitam d. ketentuan-ketentuan diatas berlaku untuk semua instalasi pasangan tetap ataupun sementara, termasuk dalam perlengkapan hubung bagi. Untuk pengawatan didalam peralatan listrik dianjurkan untuk menggunakan satu macam warna, khususnya hitam, kecuali untuk hantaran pentanahan dan netral. Bila dipandang perlu, penggunaan warna dan warna majemuk lain didalam peralatan listrik tidak dilarang. e. kabel berselubung berurat tunggal boleh digunakan untuk hantaran fasa, netral ataupun pentanahan, asalkan isolasinya yang terlihat dikedua ujung kabel (yaitu bagian yang dikelupas selubungnya), dibalut dengan pita berwarna yang sesuai dengan warna kabel tersebut (ayat 720 F1). ketentuan-ketentuan diatas berlaku untuk hantaran berisolasi tunggal seperti NYA dan NGA, maupun untuk kabel berurat banyak seperti NYM, NYY dan sebagainya. 6

IV. LANGKAH KERJA Amati Modul Unit I KWH FUSE MCB F N G Lp1 Lp2 Lp3 balast S tukar 1 seri tunggal tukar 2 TL Stop kontak Gambar 1.1. Diagram pengawatan modul 1 Pastikan MCB dan kotak hubung-bagi dalam keadaan OFF. Hubungkan Modul dengan sumber tegangan 220 V dan ukur tegangan yang ada pada titik F - N, F - G, N - G. F N = V F G = V N G = V Pertanyaan : 1. Jelaskan fungsi dari ground (tegangan pentanahan)! 7

Percobaan 1 1. Amati daerah yang diarsir garis putus-putus pada diagram pengawatan di bawah ini! KWH FUSE MCB F N G Lp1 Lp2 Lp3 balast S tukar 1 seri tunggal tukar 2 TL Gambar 1.2. Diagram pengawatan percobaan 1. A B Stop kontak 2. Pastikan MCB dan Fuse dalam keadaan OFF. Hubungkan titik-titik pada modul percobaan di sakelar tunggal, lampu pijar ke-3 dan stop kontak. Pasang lampu pijar dengan daya 15 Watt. (Periksakan pekerjaan anda kepada assisten Lab.) 3. Ukur tahanan isolasi pada rangkaian dilihat dari titik A (untuk fasa) dan B (untuk netral). Gunakan Megger Tester dan tanyakan pada asisten yang bertugas mengenai prosedurnya. Tahanan Isolasi rangkaian : MΩ Jelaskan kesimpulan yang didapat dari hasil pengukuran tersebut! 8

4. Ukurlah tegangan dan arus yang jatuh pada masing-masing beban lampu. Lengkapi tabel dibawah ini! Daya Lampu 15 W 60 W 75 W 100 W Tegangan pada lampu (Volt) Arus yang mengalir (Ampere) Perhitungan Daya (V.I) Percobaan 2 1. Amati daerah yang diarsir garis putus-putus pada diagram pengawatan di bawah ini! FUSE KWH MCB F N G Lp1 Lp2 Lp3 balast S tukar 1 seri tunggal tukar 2 TL Stop kontak Gambar 1.3. Diagram pengawatan percobaan 2 2. Pastikan MCB dan Fuse dalam keadaan OFF. Hubungkan titik-titik pada modul percobaan di sakelar tunggal, lampu pijar ke-3 dan stop kontak. Pasang lampu pijar dengan daya yang tidak ditentukan. (Periksa pekerjaan anda kepada assisten Lab.) 3. Hubungkan rangkaian dengan tegangan sumber 220 V. Pastikan MCB dan fuse masih dalam keadaan OFF. Posisikan saklar dua kutub ke posisi 0 (tengah). 9

4. MCB dan FUSE masih dalam keadaan OFF. Tarik saklar seri ke posisi 1. Ukur tahanan isolasi pada rangkaian dilihat dari titik A (untuk fasa) dan B (untuk netral). Gunakan Megger Tester dan tanyakan pada asisten yang bertugas mengenai prosedurnya. Ulangi untuk hal yang sama pada saat saklar seri diposisi 2. Tahanan Isolasi rangkaian pada saat saklar diposisi 1 : Tahanan Isolasi rangkaian pada saat saklar diposisi 0 : Tahanan Isolasi rangkaian pada saat saklar diposisi 2 : Jelaskan kesimpulan yang didapat dari hasil pengukuran tersebut! MΩ MΩ MΩ 5. Nyalakan MCB dan Fuse. Lengkapi data pengamatan di bawah ini No. Posisi Lampu pijar yang menyala 1. Tengah... 2. Atas... 3. Bawah... Percobaan 3 1. Amati daerah yang diarsir garis putus-putus pada diagram pengawatan di bawah ini! FUSE KWH MCB F N G Lp1 Lp2 Lp3 balast S tukar 1 seri tunggal tukar 2 TL Gambar 1.4. Diagram pengawatan percobaan 3 Stop kontak 10

2. Pastikan MCB dan Fuse dalam keadaan OFF. Hubungkan titik-titik pada modul percobaan di sakelar tunggal, lampu pijar ke-3 dan stop kontak. Pasang lampu TL dengan daya 20 Watt. (Periksa pekerjaan anda kepada assisten Lab.). 3. Hubungkan rangkaian dengan sumber tegangan tegangan 220 V. MCB dan Fuse dalam keadaan ON. Lengkapi data pada tabel percobaan dibawah ini. N0. Posisi Sakelar Tukar 1 dan 2 Keadan Lampu TL 1. S 1 dan S 2 ON... 2. S 1 ON dan S 2 OFF... 3. S 1 OFF dan S 2 ON... 4. S 1 dan S 2 OFF ON OFF Pertanyaan : 1. Apa fungsi balast dan starter pada lampu TL? 2. Jelaskan prosedur untuk mengukur tahanan isolasi pada percobaan 3 diatas! 11