DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 43 B. TUJUAN 43 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 44 D. UNSUR YANG TERLIBAT 44 E. REFERENSI 44 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 44

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 43 B. TUJUAN 44 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 44 D. UNSUR YANG TERLIBAT 44 E. REFERENSI 44 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 44

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 43 B. TUJUAN 43 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 44 D. UNSUR YANG TERLIBAT 44 E. REFERENSI 44 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 44

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 B. TUJUAN 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 52

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 B. TUJUAN 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 25 B. TUJUAN 25 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 25 D. UNSUR YANG TERLIBAT 26 E. REFERENSI 26 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 26

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tenaga pendidik (guru) dan tenaga

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 22 B. TUJUAN 22 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 22 D. UNSUR YANG TERLIBAT 23 E. REFERENSI 23 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 23

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 25 B. TUJUAN 25 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 25 D. UNSUR YANG TERLIBAT 26 E. REFERENSI 26 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 26

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

BAB I PENDAHULUAN 1. 5 Latar Belakang Permasalahan

MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGGAMBAR DESAIN POSTER MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS XI DKV SMK NEGERI PACITAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses)

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 36 B. TUJUAN 36 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 36 D. UNSUR YANG TERLIBAT 36 E. REFERENSI 37 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 37

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 101 B. TUJUAN 101 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 101 D. UNSUR YANG TERLIBAT 102 E. REFERENSI 102 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 102

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 22 B. TUJUAN 22 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 22 D. UNSUR YANG TERLIBAT 23 E. REFERENSI 23 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 23

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 144 B. TUJUAN 144 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 144 D. UNSUR YANG TERLIBAT 145 E. REFERENSI 145 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 145

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 144 B. TUJUAN 144 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 144 D. UNSUR YANG TERLIBAT 144 E. REFERENSI 145 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 145

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 1 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 36 B. TUJUAN 36 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 36 D. UNSUR YANG TERLIBAT 36 E. REFERENSI 37 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 37

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPDIKNAS DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 1

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inquiri ilmiah (Scientific

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Pembekalan Instruktur PLPG 2015

Instrumen Review. Instrumen Penelaahan Kurikulum Sekolah (KTSP) Dokumen 1. Terdapat logo sekolah/daerah

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

D036 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI LESSON STUDY. Ahmadi 1 1,2,3

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 52

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada saat ini sangat diperlukan, guna untuk memberikan

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU (PENYUSUNAN RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) HANDOUT PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK TAHUN 2015

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 105 B. TUJUAN 105 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 105 D. UNSUR YANG TERLIBAT 106 E. REFERENSI 106 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 106

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Nur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan Kab. Ogan Komering Ulu Prov. Sumatera Selatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 12 B. TUJUAN 12 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 12 D. UNSUR YANG TERLIBAT 13 E. REFERENSI 13 F. URAIAN PROSEDUR KERJA 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP. Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN MERENCANAKAN EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1 SIMO

DOSEN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS STKIP SILIWANGI BANDUNG

Transformasi Nilai Kepahlawanan dalam Membagun Nasionalisme

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Annie Resmisari, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 105 B. TUJUAN 105 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 105 D. UNSUR YANG TERLIBAT 106 E. REFERENSI 106 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 106

RPP DAN MATERI PKGD. Prodi PGSD Penjas FIK UNY Wawan S. Suherman, M.Ed.

I. PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik

I. PENDAHULUAN. Fokus isu-isu strategis pendidikan di Indonesia sekarang ini adalah permasalahan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB V PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dibahas hasil temuan-temuan dari masing-masing tempat

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 105 B. TUJUAN 105 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 105 D. UNSUR YANG TERLIBAT 106 E. REFERENSI 106 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 106

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

Transkripsi:

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 43 B. TUJUAN 43 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 44 D. UNSUR YANG TERLIBAT 44 E. REFERENSI 44 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 44 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 46 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA PENGEMBANGAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN 48 LAMPIRAN 2 : INSTRUKSI KERJA PENENTUAN MODEL PEMBELAJARAN SESUAI KARAKTERISTIK 49 43

A. Latar Belakang Kebijakan pemerintah di bidang pendidikan telah bergulir dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses menyatakan bahwa standar proses meliputi perencanaan proses, pelaksanaan, penilaian hasil, dan pengawasan proses. Perencanaan proses terdiri atas silabus dan rencana pelaksanaan (RPP). Pada saat mengembangkan RPP guru harus mengacu pada silabus dan standar proses. Setiap pendidik harus membuat RPP dan melaksanakan proses yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisifatif aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat minat dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Untuk melaksanakan proses dalam rangka pencapaian kompetensi peserta didik diperlukan berbagai metode dan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran. Berbagai model yang dikemukakan oleh para pakar pendidikan adalah varian yang menguntungkan guru dalam rangka pelaksanaan pemebelajaran yang menantang dan menyenangkan. Pemilihan dan penerapan strategi yang digunakan guru diakui telah mengalami pergeseran dari yang mengutamakan pemberian informasi (konsep-konsep) menuju kepada strategi yang mengutamakan keterampilan-keterampilan berpikir yang digunanakan untuk memperoleh dan menggunakan konsep-konsep. Adanya perubahan pergeseran strategi ini otomatis peran guru harus berubah yaitu dari peran sebagai penyampai bahan pelajaran (transformator) ke peran sebagai fasilitator atau dari teacher centered ke student centered. Hasil evaluasi kegiatan Bimtek KTSP Tahun 2009 dan hasil supervisi dan evaluasi RSKM/RSSN, RPBKL, RPSB dan KTSP Tahun 2009 yang dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan SMA menemukan bahwa pada umumnya sudah mulai bergeser ke student centered, tetapi guru belum termotivasi untuk memodifikasi model-model yang ada. Guru belum memahami bahwa model sangat berpengaruh terhadap kualitas, belum dapat membedakan antara pendekatan, strategi, metode, dan teknik dalam model. Guru lebih mementingkan penyampaian informasi daripada membelajarkan siswa. Bahkan ada indikasi guru menganggap bahwa model yang efektif harus menggunakan peralatan yang canggih/lengkap. Sementara itu, di beberapa sekolah belum memiliki peralatan dimaksud. Kondisi ini digunakan sebagai alasan untuk belum mengembangkan model-model yang inovatif. Berdasar berbagai kondisi di atas maka Direktorat Pembinaan SMA memandang perlu untuk menerbitkan Petunjuk Teknis Pengembangan Model Pembelajaran di SMA. B. Tujuan Petunjuk teknis ini disusun sebagai acuan bagi pendidik dan satuan pendidikan untuk mengembangkan model yang terintegrasi di dalam RPP, sehingga guru dapat melaksanakan proses yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM). 43

C. Ruang Lingkup Kegiatan Ruang lingkup petunjuk teknis ini meliputi kegiatan: 1. Mengkaji silabus terutama dalam kegiatan ; 2. Mengembangkan model-model yang terintegrasi di dalam RPP. D. Unsur yang Terlibat 1. Kepala SMA, 2. Wakil Kepala SMA, dan 3. Guru/MGMP sekolah. E. Referensi 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 19 ayat 1; 2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses; 3. Joyce Well, dan Showers (1992) dalam Indrawati, Bandung, 2000, Penggolongan model-model ; 4. Bahan presentasi model-model dari subdit Direktorat Pembinaan SMA. F. Pengertian Dan Konsep 1. Proses pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 19 ayat 1); 2. Metode digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Lampiran butir B.8.); 3. Joyce, Well, dan Showers (1992) dalam Indrawati (2000) menggolongkan modelmodel ke dalam empat rumpun yaitu sebagai berikut: a. rumpun model-model pengolahan informasi, misalnya model latihan induktif, latihan inkuari, synectics dan yang lainnya; b. rumpun model-model pribadi/individual, misal model pengajaran non direktif, sistem konseptual, dan yang lainnya; c. rumpun model-model sosial, misalnya role playing (bermain peran), dan pasangan dalam belajar (partners in learning); d. model-model perilaku, misalnya mastery learning, self control; 4. Pembelajaran diartikan sebagai proses belajar mengajar. Dalam konteks ada dua komponen penting yaitu pendidik dan peserta didik, sehingga didefinisikan sebagai pengorganisasian, penciptaan, atau pengaturan 44

suatu kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya yang memungkinkan terjadinya belajar pada peserta didik; 5. Model adalah bentuk yang menggambarkan kegiatan dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. (http://www.psbpsma.org/content/blog/pengertian-pendekatan-strategi-medote-teknik-taktik-danmodel-); 6. Model dapat diartikan sebagai rencana yang memperlihatkan pola tertentu (terlihat kegiatan guru-siswa), dan sumber belajar yang digunakan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada peserta didik; 7. Dalam model terdapat strategi pencapaian kompetensi peserta didik dengan pendekatan, metode, dan teknik tertentu.(http://www.psbpsma.org/content/blog/pengertian-pendekatan-strategi-medote-teknik-taktik-danmodel-); 8. Drs. H. Muhamad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar (bahan presentasi modelmodel, subdit Dit. Pembinaan SMA Jakarta). Tidak ada model yang paling efektif untuk semua mata pelajaran atau untuk semua materi; 9. Ciri-ciri model yang baik dalam pengembangannya harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Acuan dasar pengembangan adalah RPP yang dibuat guru dengan fokus: 1) tujuan, 2) kompleksitas materi ajar, 3) metode, dan 4) alokasi waktu; b. Tujuan tertuang secara eksplisit dalam model; c. Kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam desain model harus merefleksikan metode yang dituliskan guru dalam RPP; Contoh, jika metode yang dipilih dan ditulis guru dalam RPP adalah pengamatan, maka langkah dalam model harus ada pernyataan siswa melakukan pengamatan... (lihat materi yang dikaji) ; Contoh lain, jika metode yang dipilih dan ditulis guru dalam RPP adalah diskusi,, maka langkah dalam model harus tertulis pernyataan, siswa mediskusikan... (sesuai dengan santun diskusi); d. Persentase kegiatan siswa (belajar) lebih dominan daripada kegiatan guru; e. Eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi terakomodasi secara terpadu dan tersirat dalam rangkaian tahapan model yang dibuat; f. Model yang ditata hendaknya sistematis dan mampu menjawab keberhasilan pencapaian tujuan ; g. Adanya keterlibatan intelektual dan atau emosional peserta didik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, dan pembentukan sikap; h. Adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif selama pelaksanaan model ; i. Guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator, dan motivator kegiatan belajar peserta didik; j. Pemilihan alat, media, dan bahan harus tepat guna; 45

k. Apabila model yang akan diterapkan oleh guru dalam PBM bukan produk sendiri melainkan adopsi atau adaptasi, maka pemilihan model yang akan digunakan harus mempertimbangkan acuan dasar dalam RPP ditambah dengan kesesuaian kondisi peserta didik; 10. Pendekatan adalah suatu usaha dalam aktivitas kajian atau interaksi, relasi dalam suasana tertentu, dengan individu atau kelompok melalui penggunaan metodemetode tertentu secara efektif; 11. Strategi merupakan pendekatan dalam mengelola kegiatan, dengan mengintegrasikan komponen urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi, peralatan dan bahan serta waktu yang digunakan dalam proses untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien; 12. Metode dalam arti harfiah adalah cara teratur untuk mencapai tujuan atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan; 13. Kepala SMA bertanggungjawab atas tersusunnya KTSP (yang antara lain berisi tentang RPP untuk setiap mata pelajaran dan muatan lokal), Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan, B. 5.a butir 3); 14. Wakil kepala sekolah bertanggung jawab atas pelaksanaan penyusunan KTSP (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan, B. 5.a butir 7); 15. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, pembimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru Bab I Ketentuan Umum Pasal 1). G. Uraian Prosedur Kerja 1. Kepala SMA menugaskan kepada wakil kepala SMA dan guru/mgmp sekolah untuk menyusun rencana kegiatan dan jadwal pelaksanaan kegiatan pengembangan model, sesuai dengan ruang lingkup kegiatan pada butir C di atas; 2. Kepala SMA memberikan arahan teknis tentang pengembangan model kepada wakil kepala SMA dan guru/mgmp sekolah (unsur yang terlibat disesuaikan dengan kebutuhan dan kebijakan masing-masing satuan pendidikan), antara lain mencakup tujuan, hasil yang diharapkan, mekanisme kerja, dan unsur yang terlibat; 3. Wakil kepala SMA dan guru/mgmp sekolah menyusun rencana kegiatan dan jadwal pelaksanaan kegiatan pengembangan model ; 4. Wakil Kepala SMA dan guru/mgmp sekolah menyusun draf mekanisme pengembangan model yang akan digunakan sebagai acuan bagi para guru dalam proses pengembangan model ; 5. Kepala SMA bersama wakil kepala SMA dan guru/mgmp sekolah membahas dan menetapkan rencana kegiatan dan mekanisme pengembangan model ; 6. Guru/ MGMP sekolah di bawah koordinasi Wakil Kepala SMA mengembangkan model sesuai dengan rencana kegiatan dan mekanisme yang telah disepakati; 46

7. Kepala SMA bersama Wakil dan guru/mgmp sekolah mengkaji, membahas, dan menyempurnakan draf naskah pengembangan model seluruh mata pelajaran; 8. Kepala SMA menyetujui dan mengesahkan dokumen pengembangan model-model yang akan diintegrasikan dalam RPP. 47

Lampiran 1 : Alur Prosedur Kerja Pengembangan Model-Model Pembelajaran INPUT PROSES KEPALA SMA WAKIL KEPALA SMA GURU MAPEL/MGMP OUTPUT 1. PP No. 19 Tahun 2005 2. Permendiknas No. 41/2007 3. Panduan Penyusunan KTSP (BSNP) 4. bahan presentasi modelmodel 1. Menugaskan wakasek dan guru/mgmp untuk menyusun rencana kegiatan pengembangan model 2. Memberi arahan teknis tentang pengembangan model 1. Menyusun rencana dan jadwal kegiatan pengembangan model 2. Menyusun draf mekanisme pengembangan model Membahas dan menetapkan rencana kegiatan dan draf mekanisme pengembangan model tidak layak ya Mengembangkan model Mengkaji, membahas, dan menyempurnakan draf naskah pengembangan model seluruh mata pelajaran tidak layak ya menyetujui dan mengesahkan dokumen model-model Model yang terintegrasi dalam RPP 48

Lampiran 2 : Instruksi Kerja Penentuan Model Pembelajaran Sesuai Karakteristik Menyiapkan KD untuk penentuan model Kompetensi Dasar Analisa KKO KD Tingkat kompetensi dapat diklasifikasi dalam tiga bagian, yaitu tingkat pengetahuan, tingkat proses, dan tingkat penerapan. Kompetensi yang harus dikuasai tercermin dari KKO. Tingkatan kompetensi yang berbeda munutut pemilihan model yang berbeda Analisis muatan materi Kompetensi Dasar/ materi pokok Layak? Ya Pemilihan pendekatan/strategi metode Tidak Jenis materi : Fakta Konsep Prinsip Prosedur Sikap/nilai Masing masing jenis materi menuntut pendekatan/metode/dan strategi yang berbeda Layak? Tidak Ya Menetapkan model Layak? Tidak Model-model Pembelajaran Model dapat dipilih dari yang sudah ada atau mengembangkan sendiri Penentuan Model Pembelajaran telah selesai dan terintegrasi di RPP 49