BAB I PENDAHULUAN. salah satu ukuran terhadap kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Fenomena buruh merupakan permasalahan yang menarik dari dahulu.

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan. tujuan dri pembangunan itu sendiri. Dalam dunia usaha yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG N0. 13 TAHUN 2003 DI PT. BATIK DANAR HADI SOLO

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat". untuk kebutuhan sendiri atau untuk masyarakat.

BAB I PENDAHALUAN. kehidupan sehari-hari entah untuk kebutuhan pokok, kebutuhan sekunder

BAB I PENDAHULUAN. sebaliknya, perkembangan suatu bank mengalami krisis dapat diartikan. Sementara itu dalam bentuk memberikan pelayanan kepada

BAB I PENDAHULUAN. produksi yang semakin komplek tidak terlepas dari adanya resiko kecelakaan jika

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan orang lain dalam hubungan saling bantu-membantu memberikan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KETENAGAKERJAAN DAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT)

TINJAUAN PELAKSANAAN HUBUNGAN KERJA DI PT. NYONYA MENEER SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan Pasal 5 Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, para wanita ikut berpartisipasi meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang dengan jumlah penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut para pelaku bisnis melakukan banyak penyesuaian yang salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai kebutuhan mulai dari kebutuhan utama ( primer), pelengkap

BAB I PENDAHULUAN. A Latar Belakang Masalah. Pekerja baik laki-laki maupun perempuan bukan hanya sekedar sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup sehari-hari sangatlah mudah untuk terwujud, meskipun kita tidak

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pengertian Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. 2 Perjanjian kerja wajib

BAB I PENDAHULUAN pada alinea keempat yang berbunyi Kemudian dari pada itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. berproduksi. Tapi dalam kenyataannya daya beli masyarakat belum bisa sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

TENAGA KERJA DAN ASURANSI. ( Studi Tanggung Jawab Karyawan Terhadap Tertanggung Di Perusahaan. AJB BUMIPUTERA 1912 Kantor Cabang Sukoharjo ) SKRIPSI

ASURANSI DAN KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi pertumbuhan bisnis sekarang ini cukup tinggi, dimana dapat

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sosialnya senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau

SKRIPSI PELAKSANAAN PERJANJIAN PENYEDIAAN JASA SATUAN PENGAMAN (SATPAM) ANTARA PT.PLN (PERSERO) CABANG PADANG DENGAN PT. CAHAYA CITRA MULIA (CCM)

PENERAPAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN KERJA UNTUK WAKTU TERTENTU DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi global dan kemajuan teknologi yang demikian

BAB I PENDAHULUAN. Istilah perjanjian baku berasal dari terjemahan bahasa Inggris, yaitu standard

STUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB KASIR TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DI SUPERMARKET WILAYAH SURAKARTA

IMAM MUCHTAROM C

TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA DAN JAMINAN SOSIAL BAGI KARYAWAN PADA PERUSAHAAN TEKSTIL PT. MUTU GADING KARANGANYAR TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

UPAYA PERLAWANAN HUKUM TERHADAP EKSEKUSI PEMBAYARAN UANG DALAM PERKARA PERDATA (Studi Kasus Pengadilan Negeri Surakarta)

SKRIPSI PERJANJIAN KERJA DI PT SURAKARTA SENTOSA SEJAHTERA DITINJAU DARI PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NO 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. kita dapat melakukan segala macam kegiatan dalam kehidupan sehari-hari, tangga, sekolah, rumah sakit, dan industri-industri.

BAB I PENDAHULUAN. asasi tenaga kerja dalam Undang-Undang yang tegas memberikan. bahkan sampai akhirnya terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

BAB I PENDAHULUAN. ini, semakin meningkat pula kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia akan

diperjanjikan dan adanya suatu hubungan di peratas (dienstverhoeding), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bekerja merupakan hak baik bagi laki-laki

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PELAKSANAAN HAK CIPTA LUKISAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti perlengkapan rumah, transportasi dan lain-lain 1.

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) (Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Karyawan)

BAB 2 TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas

PERANAN SIDIK JARI DALAM PROSES PENYIDIKAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT BUKTI UNTUK MENGUNGKAP SUATU TINDAK PIDANA. (Studi Kasus di Polres Sukoharjo)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. harus diselesaikan atas hukum yang berlaku. Hukum diartikan sebagai

2.1 Pengertian Pekerja Rumah Tangga dan Pemberi Kerja

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan kontribusi tenaga kerja dalam pembangunan serta

TINJAUAN PUSTAKA. Peran menurut Soerjono Soekanto (1982 : 60) adalah suatu sistem kaidah kaidah yang berisikan

Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro Semarang 2010

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas dan faktor produksi yang dicari oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. kedua belah pihak, yakni pembeli dan penjual.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam keadaan yang sedang dilanda krisis multidimensi seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, dinamis dan sangat prospektif dan penuh dengan persaingan

PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu wadah yang disebut masyarakat, dan untuk memenuhi kebutuhan

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA PADA PT. ASURANSI WANA ARTHA LIFE SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang sedang giat-giatnya. membangun untuk meningkatkan pembangunan disegala sektor dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan penyakit serta karena usia tua, yang dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Perundangan yang terbaru. Yaitu Undang-Undang Nomor 7 Tahun tentang Perdaganganyang terkait dengan e Commerce.

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi terjadinya peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keluarganya dengan cara pemberian upah yang sesuai dengan undang-undang dan

BAB I PENDAHULUAN. mengadakan kerjasama, tolong menolong, bantu-membantu untuk

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun

TINJAUAN YURIDIS BILYET GIRO SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN DI BANK BTN CABANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari masa ke masa pun selalu meningkat. Usaha seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang pertanahan, maka sasaran pembangunan di bidang pertanahan adalah terwujudnya. 4. Tertib pemeliharaan dan lingkungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan ini manusia mempunyai kebutuhan yang beraneka ragam,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. yang dibuat sendiri maupun berkerja pada orang lain atau perusahaan. Pekerjaan

Peran dinas perhubungan dalam mendukung peningkatan pendapatan asli daerah di Kabupaten Magelang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB II PERJANJIAN KERJA DALAM PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA. Hubungan hukum yang terjadi antara pelaku usaha dan tenaga kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja. Dalam melakukan pekerjaan harus dibedakan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. darah Indonesia. Dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

TINJAUAN YURIDIS TENTANG BENTUK PEMBAYARAN EKSPOR-IMPOR FURNITURE PADA CV.MUGIHARJO BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Di bidang ketenagakerjaan, pihak-pihak yang terlibat didalamnya, yaitu pekerja, pengusaha dan

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan tertinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Konsep Negara

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN BESARNYA SUKU BUNGA PINJAMAN DALAM SENGKETA HUTANG PIUTANG (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

PELAKSANAAN HUKUM DISIPLIN PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA PADA KOMANDO DISTRIK MILITER 0304/AGAM DI KOTA BUKITTINGGI. Oleh : NOVIALDI ZED

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri sendiri. Pembangunan ketenagakerjaan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh konstitusi Negara Indonesia yaitu UUD Tahun 1945 dalam. dengan membayar upah sesuai dengan perjanjian kerja.

BAB I PENDAHULUAN. maupun antar negara, sudah sedemikian terasa ketatnya. 3

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri serta turut aktif dalam membina kemitraan dengan Usaha Kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. iklan. Saat ini iklan telah berkembang menjadi suatu sistem komunikasi yang

PERAN KOPERASI UNIT DESA DALAM MEMBERIKAN KREDIT DI KALANGAN MASYARAKAT KLATEN (Studi Di KUD JUJUR Karangnongko)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, hal ini terlihat pada upaya pemerintah didalam melaksanakan pembangunan dan segala bidang antara lain dibidang ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi serta pertahanan dan keamanan. Salah satu pembangunan yang dilakukan pemerintah adalah pembangunan dibidang ekonomi merupakan salah satu ukuran terhadap kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat yang selalu cenderung untuk dapat hidup, baik kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Masyarakat untuk memenuhi kebutuhan tersebut diatas membutuhkan bantuan dari pemerintah, dimana pemerintah mengambil kebijaksanaan dengan memperbolehkan sekaligus menganjurkan kepada subjek hukum maupun badan hukum untuk mendirikan suatu usaha tertentu yang sesuai dengan peraturan yang berlaku, dengan begitu banyak dari subjek hukum atau badan hukum yang mendirikan usahanya kedalam bentuk Perseroan Terbatas, CV, maupun bentuk yang lain. Pada umumnya perusahaan yang bergerak dibidang masing-masing bidang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan atau laba yang sebesar-besarnya, untuk itu semua perusahaan menggunakan prinsipprinsip ekonomi yang berarti dengan mengeluarkan modal sedikit akan 1

2 memperoleh hasil keuntungan yang 1 besar. Cara lain dapat dilakukan dengan menyerap tenaga kerja yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan tidaklah selalu stabil, dimana perusahaan akan mengalami berbagai masalah yang menyangkut tentang usahanya yang berupa pekerja, produksi, pemasaran dan lain sebagainya. Istilah pekerja menurut kamus besar bahasa Indonesia mempunyai definisi yaitu orang yang bekerja pada pemerintah atau perusahaan. 1 Sedangkan pekerja menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 150 tahun 2000 menetapkan bahwa pekerja adalah tenaga kerja yang bekerja dengan pengusaha dengan menerima upah. Dari keputusan menteri tersebut pekerja mempunyai unsur-unsur sebagai berikut: a. Tenaga Kerja Sesuai dengan Pasal 1 undang-undang ketenagakerjaan nomor 13 tahun 2003 menetapkan bahwa yang dimaksud tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Dari pasal tersebut bahwa pekerja mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 1 Balai Pustaka, 2001 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta, Hal 545.

3 1. Setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan. Maksudnya orang yang mampu melakukan pekerjaan adalah orang yang cakap dalam melakukan perbuatan hukum, maksud orang dalam hal ini dapat laki-laki dan perempuan sebab setiap orang yang cakap memiliki kesempatan yang sama dan behak memperoleh perlakuan yang sama tanpa diskriminasi untuk memeperoleh pekerjaan. Menurut Undang-undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 69 ayat 1 Setiap orang disini juga dimaksudkan bahwa setiap orang yang sudah dewasa dikatakan dewasa adalah setiap orang yang berumur 18 (delapan belas) tahun keatas dan atau sudah menikah, tidak mempunyai kelainan jiwa dan tidak dibawah pengampuan. 2. Adanya suatu pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa Di dalam melakukan pekerjaan pasti akan timbul hasil dari pekerjaan itu yaitu berupa barang maupun jasa. Sebagai contoh pekerja yang bekerja diperusahaan tekstil khususnya dibidang produksi, maka produk dari pekerjaan yang dilakukan itu bukanlah rokok dan sejenisnya melaikan beberpa macam produk tekstile. 3. Tujuan melakukan pekerjaan Setiap orang melakukan pekerjaan, pastilah mempunyai tujuan yaitu upah. Pada umumnya orang yang melakukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan baik kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Dimana setiap orang yang bekerja disebabkan karena adanya beberapa

4 alasan antara lain memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, keluarganya dan membiayai keperluan sekolah anaknya serta dari hasil yang berupa barang dan jasa tersebut dapat memenuhi kebutuhan masyarakat luas. b. Bekerja pada pengusaha Pekerja dalam melakukan kewajibannya haruslah mengikuti perintah maupun aturan dari pengusaha, demikian pula pengusaha juga harus mengikuti harkat dan martabat dari pekerjaannya itu sehingga hubngan kerja dapat terjalin dengan baik. c. Adanya upah Upah diberikan kepada pekerja sebagai suatu kewajiban dari pengusaha yang telah melakukan kewajibannya. Pekerja merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam menjalankan usaha produksi, untuk itu agar rencana perusahaan dapat ditaati dan dijalankan pekerja maka timbullah peraturan-peraturan yang disebut sebagai peraturan perusahaan. Pekerja yang melakukan pelaggaran terhadap peraturan tersebut akan mendapatkan sanksi dan pada akhirnya akan diakhiri hubungan kerjanya karena dianggap telah merugikan perusahaan. Melakukan pekerjaan dapat diartikan sebagai perbuatan untuk kepentingan pengusaha, baik langsung maupun tidak langsung dan 2 W.M Noack, Simanjuntak, B. Pasaribu,Ibid, Hal. 1254 3 Djumadi, 2002, Hukum Perburuhan Perjanjian Kerja., PT. Grafindo Persada Jakarta, Hal 36

5 bertujuan secara terus menerus meningkatkan produksi baik jumlahnya maupun mutunya. 2 Pengusaha adalah orang yang melakukan suatu usaha baik didalam bidang perdagangan, industri dan lain sebagainya. 3 Pengusaha dalam melakukan pemutusan hubungan kerja pekerjanya pada umumnya dilakukan secara sewenang-wenang, sebab pekerja dianggap tidak mengetahui peraturan tentang pemutusan hubungan kerja yang pada akhirnya pekerja menerima Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tersebut secara sepihak, berat hati dan kecewa. Adanya hak dan kewajiban itu timbul setelah terjadinya kesepakatan antara pengusaha dan pekerja yang tercantum dalam perjanjian kerja. Hak dan kewajiban antara pihak yang satu dengan yang lainnya merupakan suatu kebalikan, jika disuatu pihak merupakan suatu hak maka dipihak lainnya adalah merupakan kewajiban. 4 Sesuai dengan pasal 1 ayat (1) No. 12 tahun 1964 yang berbunyi Pengusaha agar mengusahakan agar jangan terjadi pemutusan hubungan kerja. Berdasar pada peraturan tersebut bahwa pengusaha agar mengambil langkah-langkah agar pemutusan hubungan kerja tidak terjadi, mengingat akibat dari pemutusan hubungan kerja akan menimpa kedua belah pihak yaitu pengusaha dan pekerja. Bagi pengusaha akibat yang timbul dari adanya Pemutusan hubungan kerja (PHK) akan kehilangan pekerja yang telah memiliki 4 Imam Sutopo, 1994, Hukum Perburuhan Bidang Hubungan Kerja, Djambatan, Jakarta, Hal : 84

6 kemampuan serta pegalaman. Sedangkan bagi pekerja adalah kehilangan pekerjaan berarti pula akan kehilangan sumber penghidupan yang akan membawa pekerja harus menghadapi: 1. Permulaan dari berakhirnya mempunyai pekerjaan. 2. Permulaan dan berakhirnya kemampuan untuk membiayai keperluan pribadi dalam keluarga. 3. Permulaan dari berakhirnya membiayai sekolah anak-anaknya. Pekerja yang melakukan pekerjaan menurut kemauan sendiri dengan tidak mengindahkan petunjuk ataupun perintah pengusaha, maka tindakan tenaga kerja itu menyalahi perjanjian dan karena itu tidak sah. Hal ini sesuai dengan pasal 1603 v KUH Perdata hal demikian itu dapat merupakan alas an penting bagi pengusaha untuk minta kepada pengadilan agar hubungan kerja dinyatakan putus. Perjanjian kerja mengandung unsur kepemimpinan pihak pengusaha, maka pengusaha berhak untuk lamanya pekerja melakukan pekerjaan termasuk kerja lembur, dengan demikian pekerja tidak boleh menolak perintah ataupun kerja lembur tanpa alasan yang dapat diterima. 5 Hubungan kerja yang berakhir akan menimbulkan pengakhiran terhadap hak dan kewajiban kedua belah pihak, lebih daripada itu terdapat akibat yang lebih besar antara lain bagaimana pekerja yang terkena adanya pemutusan hubungan kerja dapat memperoleh pekerjaan kembali dengan 5 W.M Noack. Simanjuntak, B, Pasaribu, Ibid. Hal 92.

7 segera. Seandainya dapat, apakah jaminan yang pekerja terima iu sama besaar, lebih besar atau lebih kecil. Apabila lebih kecil, dapatkah hasil itu cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan yang paling mengkhawatirkan apabila pekerja tersebut tidak memperoleh pekerjaan lagi, bagaimana dengan nasib pekerja selanjutnya. Pekerja dalam melakukan pekerjaannya akibat kesengajaan atau karena kelalaiannya sehingga meninbulkan kerugian, kerusakan, kehilangan, atau kejadian lain yang sifatnya merugikan pengusaha. Maka kejadian tersebut, resiko yang timbul menjadi tangung jawabnya, akan tetapi dengan catatan jika kejadian tersebut karena adanya unsur kesengajaan atau kelalaian dari pekerja. Dikatakan disengaja jika perbuatan atau tindak perbuatannya bermaksud untuk merugikan kepentingan orang lain, sedangkan kelalaian terjadi jika ia kurang berhatihati merugikan kepentingan orang lain. 6 Undang-undang No. 13 tahun 2003 mencantumkan peraturan-peraturan yang bersifat mencegah dan mempersulit jalannya pemutusan hubungan kerja (PHK). Berdasar uraian singkat tersebut diatas maka tertariklah peneliti untuk mengadakan suatu pemnelitian dalam rangka penyusunan Skripsi dengan judul Praktek Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Berdasar Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 Di PT Delta Merlin Dunia Textile Karanganyar. 6 Imam Sutopo, Loc. Cit

8 B. Pembatasan Masalah. Berdasar uraian singkat pada alasan pemilihan judul tersebut diatas, serta mengingat keterbatasan pengetahuan dan pemikiran yang ada dalam diri peneliti maka perlu peneliti mengadakan suatu pembatasan masalah sehingga ruang lingkupnya tidak terlalu luas dan kabur. Hal ini peneliti maksudkan supaya tidak menemui kesulitan-kesulitan didalam penyusunan skripsi nantinya. Selanjutnya didalam membahas masalah ini peneliti membatasai hanya pada pokok permasalahannya Praktek Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Berdasar Undang-undang Ketenagakerjaan N0. 13 tahun 2003. C. Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan hal yang terpenting dalam penyusunan skripsi, karena dapat mengarahkan pada pokok permasalahan. Bahwa suatu penelitian tanpa suatu rumusan masalah yang jelas akan mengacaukan dari pada penelitian itu sendiri juga dapat menentukan arah penulisan. Berdasarkan pada uraian-uraian latar belakang masalah dan pembatasan masalah, maka perlu kiranya peneliti mencoba untuk merumuskan pokok-pokok masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Praktek Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di PT. Delta Merlin Dunia Textile karanganyar.

9 2. Hambatan-hambatan apa yang timbul didalam Praktek Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di PT. Delta Merlin Dunia Textile Karanganyar dan bagaimana penyelesaianya. D. Tujuan Penelitian Suatu penelitian itu harus mempunyai tujuan yang jelas agar tepat mengenai sasaran yang diinginkan, juga merupakan pernyataan-pernyataan tentang apa yang hendak dicapai dalam penulisan tersebut. Sementara tujuan penelitian merupakan bagian dari tulisan yang mengemukakan sifat atau karakter dari penelitian yang akan dilakukan. Tujuan inipun nantinya akan mengarahkan pada suatu hasil penulisan Skripsi. 1. Tujuan Objektif a. Untuk mengetahui Praktek Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di PT. Delta Merlin Dunia Textile Karanganyar. b. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang timbul didalam praktek Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di PT. Delta Merlin Dunia Textile Karanganyar dan mengetahui cara penyelesainnya. 2. Tujuan Subjektif Peneliti dapat menambah wawasan mengenai hukum perdata tentang Praktek Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di PT. Delta Merlin Dunia Textile Karanganyar.

10 E. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran atau masukan mengenai praktek Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara realitas tehadap hambatan yang timbul didalam pemutusan hubungan kerja (PHK) serta upaya penyelesaiannya. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi pengusaha dalam mengambil kebijaksanaan khususnya dalam penyelesaian masalah tentang pemutusan hubungan kerja dimana pengusaha yang bijaksana harus mengedepankan aspek-aspek hukum dalam melaksanakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). F. Metode Penelitian 1. Metode Pendekatan Penelitian ini mendasarkan pada penelitian hukum yang dilakukan dengan pendekatan yuridis sosiologis. Pendekatan secara yuridis dilakukan dengan mempelajari peraturan perundang-undangan, buku-buku dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pembahasan masalah. Penelitian dikatakan Yuridis sosiologi, karena hendak mengungkap masalah aspek hukum dari suatu objek penelitian. Penelitian sosiologis

11 bertujuan untuk mengidentifikasi hukum dan efektifitas hukum yang berlaku dalam masyarakat. Penelitian ini hendak mengungkap tentang Praktek Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Berdasar Undang-undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 di PT. Delta Merlin Dunia Tekstile Karanganyar adalah penelitian hukum dengan spesifikasi yuridis sosiologis. Dikatakan Yuridis karena didalam mengadakan spesifikasi penelitian terhadap objek yang diteliti menggunakan prinsip dari asas hukum, khususnya hukum Ketenagakerjaan. Dikatakan sosiologis karena pengkajiannya pada normanorma hukum yang ketentuan-ketentuan tersebut tidak dapat dilepaskan dari keadaan masyarakat yang bersifat dinamis. 2. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian Deskriptif adalah penelitian yang tata kerjanya memberikan data seteliti mungkain tentang gejala-gejala dari aktifitas, sifat-sifat dari benda dan hasil karya manusia, keadaan dan gejala-gejalanya. Oleh karena penelitian ini hendak mengungkap Praktek Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Berdasarkan Undang-undang ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 di PT. Delta Merlin Dunia Tekstile Karanganyar, maka penelitian ini menggunakan metode Deskrptif yang berguna untuk menganalisa data penelitian pada saat sekarang.

12 3. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di PT. Delta Merlin Dunia Tekstil Karanganyar. 4. Sumber Data a. Data Primer Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari lapangan untuk memperoleh penjelasan mengenai objek penelitian. Menurut Prof. Hilman Hadikusuma, termasuk sebagai data primer yaitu buku-buku atau dokumentasi yang diperoleh peneliti di lapangan. b. Data Sekunder Merupakan data yang diambil dari peraturan perundang-undangan, literatur-literatur lain dan dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan objek penelitian. 5. Metode Pengumpulan Data a. Studi Pustaka Yaitu mempelajari buku-buku, dokumen-dokumen dan peraturan perundangan-undangan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. b. Studi Lapangan Studi lapangan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: - Observasi Yaitu pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti dan melakukan pencatatan secara sistematis.

13 - Wawancara Yaitu mengajukan pertanyaan secara lisan kepada pihak yang bersangkutan, yaitu staf bagian personalia PT. Delta Merlin Dunia Tekstil. 6. Metode Analisis Data Data yang diperoleh dianalisa dengan analisa kualitatif, analisa kualitatif ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang diperoleh, kemudian dihubungkan dengan literatur yang ada atau teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, kemudian dicari pemecahannya dengan cara menganalisa dan pada akhirnya akan ditentukan kesimpulan. G. Sistematika Penulisan Skripsi BAB I : PENDAHULUAN Dalam Bab pertama penulis akan membahas tentang: A. Latar belakang masalah. B. Pembatasan masalah. C. Perumusan Masalah. D. Tujuan Penelitian. B. Manfaat penelitian C. Metode Penelitian D. Sistematika penulisan

14 BAB II : LANDASAN TEORI Pada bab kedua ini penulis akan membahas tentang: A. Pengertian Pekerja dan pengusaha B. Perjanjian Kerja C. Hubungan Kerja. BAB III : PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Bagaimana Praktek Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). B. Hambatan-hanmbatan apa yang timbul didalam praktek Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan bagaimana Penyelesaiannya. BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran