PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA AKIBATPEKERJA MELAKUKAN PELANGGARAN PERJANJIAN KERJA DI KOPERASI SAMUAN AMERTHA DENPASAR

dokumen-dokumen yang mirip
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) PADA PT. TRICON BANGUN SARANA DI JAKARTA UTARA

PERLINDUNGAN TERHADAP PEKERJA/BURUH YANG DIPUTUS HUBUNGAN KERJANYA AKIBAT PELANGGARAN PERJANJIAN KERJA

PERLINDUNGAN TERHADAP HAK-HAK NORMATIF KARYAWAN AKIBAT PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PADA PERUSAHAAN PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE DENPASAR

PEMBERIAN UANG PESANGON TERHADAP PEKERJA KONTRAK WAKTU TERTENTU YANG DIBERHENTIKAN PADA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI BALI

Oleh Anak Agung Lita Cintya Dewi I Made Dedy Priyanto Ida Bagus Putu Sutama. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA OUTSOURCING PADA BANK CIMB NIAGA DI DENPASAR

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA SETELAH TERJADINYA PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA SECARA SEPIHAK PADA HOTEL FOUR SEASONS RESORT BALI DI SAYAN

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) SEBAGAI AKIBAT PELANGGARAN PERJANJIAN KERJA DI BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) CABANG GIANYAR

PERLINDUNGAN HUKUM KARYAWAN PERIHAL PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PADA PERUSAHAAN HOTEL LEGIAN BEACH RESORT & SPA DI KABUPATEN BADUNG

Key word : Application, Safety Protection, Factorr, workers.

MOGOK KERJA YANG MENGAKIBATKAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) MASSAL PADA HOTEL PATRA JASA BALI

Oleh: Putu Ayu Yulia Handari S. Suatra Putrawan Hukum Keperdataan, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

NIKODEMUS MARINGAN / D

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) JENIS-JENIS PHK

AKIBAT HUKUM BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA PADA PERUSAHAAN YANG DINYATAKAN PAILIT

KESEPAKATAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) MELALUI PERJANJIAN BERSAMA DITINJAU DARI ASPEK HUKUM KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pekerjaan. Pada dasarnya, memiliki pekerjaan merupakan hak yang

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA DALAM PERJANJIAN KERJA DENGAN SISTEM OUTSOURCING DI INDONESIA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KESELAMATAN DAN KESEHATAN BAGI PEKERJA DI DALAM PROSES PRODUKSI PADA PT SATYALOKA TIRTA AMERTA DI KABUPATEN BANGLI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEREMPUAN YANG DIPEKERJAKAN PADA MALAM HARI Oleh Gede Kurnia Uttara Wungsu I Ketut Wirawan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA YANG MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA MEMPUNYAI IKATAN PERKAWINAN DALAM PERUSAHAAN

BAB III UPAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERKAIT TENAGA KERJA PEREMPUAN PADA CITY HOTEL


PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL ANTARA PEKERJA DAN PENGUSAHA

AKIBAT HUKUM PERJANJIAN KERJASAMA KEPEMILIKAN MODAL ANTARA PT. AMBARA PRANATA DENGAN PT. MACCARONI APABILA TERJADI WANPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan Serikat Pekerja (yang selanjutnya akan ditulis SP). Pada dasarnya SP

TUNJANGAN HARI RAYA KEAGAMAAN (THR) BAGI PEKERJA YANG DI PHK OLEH PENGUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas

BENTUK PERJANJIAN YANG DIBUAT ANTARA PEKERJA TOKO DAN PENGUSAHA PEMILIK TOKO DI DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. selalu berkebutuhan dan selalu memiliki keinginan untuk dapat memenuhi

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI DENPASAR NOMOR: 01/PDT.SUS-PHI/2015/PN.DPS

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

WANPRESTASI TERHADAP PELAKSANAAN KONTRAK KERJA OLEH KLUB TERHADAP PEMAIN SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya manusia mempunyai berbagai kebutuhan yang harus. dipenuhi untuk melangsungkan kehidupannya. Kebutuhan manusia dapat

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK PEKERJA/BURUH YANG MENGUNDURKAN DIRI ATAS KEMAUAN SENDIRI Taufiq Yulianto, SH

CLARA PETRA PRATHITA NPM

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Manusia sebagai makhluk sosial (zoon politicon)

BAB I PENDAHULUAN. untuk bermasyarakat serta berkumpul dengan sesama merupakan kebutuhan. otonomi untuk menentukan nasibnya sendiri.

KONSTRUKSI HUKUM PERUBAHAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU MENJADI PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA WANITA YANG BEKERJA PADA MALAM HARI DI HARD ROCK CAFE KABUPATEN BADUNG

UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

ABSTRACT. * Tulisan ini bukan merupakan ringkasan skripsi **

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dan Rumusan Masalah

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. tidak bertentangan dengan Undang-undang dan Peraturan-peraturan

CONTOH SURAT PERJANJIAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN

Lex Privatum, Vol.II/No. 1/Jan-Mar/2014

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KARYAWAN OUTSOURCING JIKA PERUSAHAAN TIDAK MEMBERIKAN TUNJUNGAN HARI RAYA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO 13 TAHUN 2003

Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum, Universitas Udayana

PELAKSANAA PASAL 106 UNDUNG-UNDANG NO 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DI MERCURE RESORT SANUR BALI

BAB II PERLINDUNGAN HAK-HAK PEKERJA KONTRAK YANG DI PHK DARI PERUSAHAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA YANG BEKERJA MELEBIHI WAKTU JAM KERJA PADA PERUSAHAAN PT BALI SUCI TOUR DAN TRAVEL

PELAKSANAAN BATAS WAKTU PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL MELALUI MEDIASI PADA DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA DENPASAR

PENERAPAN OUTSOURCING

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

2.1 Pengertian Pekerja Rumah Tangga dan Pemberi Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD

BAB I PENDAHULUAN. yang dibuat sendiri maupun berkerja pada orang lain atau perusahaan. Pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Konstitusi bangsa Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia merupakan proses dari kelangsungan hidup yang. uang yang digunakan untuk memenuhi tuntutan hidup mereka akan

BAB I PENDAHULUAN. Ketenagakerjaan tidak dimungkinkan terhadapnya. modal dan tanggungjawab sendiri, sedangkan bekerja pada orang lain maksudnya

BAB I PENDAHULUAN. pertentangan tersebut menimbulkan perebutan hak, pembelaan atau perlawanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman dewasa ini, Indonesia mengalami berbagai

PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA KONSUMEN DENGAN PELAKU USAHA MELALUI MEDIASI DI BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) KOTA DENPASAR

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJA, PERLINDUNGAN HUKUM DAN TENAGA KONTRAK

Oleh: Marhendi, SH., MH. Dosen Fakultas Hukum Untag Cirebon

PELAKSANAAN PERJANJIAN WARALABA (FRANCHISE) KUCH2HOTAHU DI DENPASAR. Oleh Gusti Ayu Mirah Handayani I Made Sarjana I Made Dedy Priyanto

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA DI MERTHA SUCI BANGLI

RINGKASAN PERATURAN KETENAGAKERJAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 Oleh: Irham Todi Prasojo, S.H.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK TERTANGGUNG DALAM ASURANSI DEMAM BERDARAH PADA PT. ASURANSI CENTRAL ASIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pengamatan dan analisis mengenai Sistem Pemutusan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HAL PERSYARATAN GELAR SARJANA HUKUM... HAL PENGESAHAN OLEH PEMBIMBING... HAL PENGESAH OLEH PENGUJI... KATA PENGANTAR...

HUKUM KETENAGAKERJAAN

PELAKSANAAN PENGATURAN KARYA CIPTA POTRET DALAM PRAKTIK DI KOTA DENPASAR

Oleh : Made Dwi Pranata A.A. Sri Indrawati Dewa Gede Rudy Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

PERLINDUNGAN BAGI PEKERJA YANG MENGALAMI SAKIT SETELAH BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA

TANGGUNG JAWAB PT. ROYAL EKSPRESS INDONESIA ATAS KERUSAKAN BARANG BERDASARKAN PERJANJIAN PENGIRIMAN BARANG

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA HARIAN LEPAS DITINJAU DARI PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang sering muncul dalam hubungan kerja adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Pelindungan Hukum Terhadap Pekerja Yang Mengalami Pemutusan. Undang Dasar Alinea pertama yaitu:

STIE DEWANTARA Aspek Ketenagakerjaan Dalam Bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013)

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA PARUH WAKTU APABILA TERJADI KECELAKAAN KERJA

BAB III PENUTUP. 1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai Pelaksanaan. Hotel Poncowinatan, dapat disimpulkan bahwa pihak pemberi

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA

TANGGUNG JAWAB KURATOR PADA TENAGA KERJA YANG DI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) AKIBAT DARI PERSEROAN TERBATAS YANG DINYATAKAN PAILIT

JURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor 9 (2014) Copyright 2014

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

AKIBAT HUKUM TERHADAP PENGUSAHA YANG MELAKUKAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KEPADA PEKERJA YANG SAKIT

BAB III PENUTUP. dapat diperoleh kesimpulan bahwa : bekerja selama 12 (dua belas). ini berhak untuk mendapatkan cuti tahunan.

DEFINISI DAN TUJUAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Lex Privatum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013. Artikel skripsi. Dosen Pembimbing Skripsi: Soeharno,SH,MH, Constance Kalangi,SH,MH, Marthen Lambonan,SH,MH 2

Transkripsi:

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA AKIBATPEKERJA MELAKUKAN PELANGGARAN PERJANJIAN KERJA DI KOPERASI SAMUAN AMERTHA DENPASAR Oleh I Gede Jiyestha Rika Putra I Ketut Markeling I Made Dedy Priyanto Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Denpasar is the provincial capital of Bali so the position is as a center of the economy. Various businesses including cooperatives are often found in the city of Denpasar and among these cooperatives is KoperasiSamuanAmertha Denpasar who was never a case of employment termination unilateral in the sense that the cooperative is to fire one of its employees without giving advance warning, and without giving severance pay for employees who are laid off. It is known by the data pre-study. There fore, I'm interested to write ajournal by lifting the title " Employment Termination Due to Breach Covenant Workers Doing Work In KoperasiSamuanAmertha Denpasar" Keywords : Termination Of Employment, Labour, Violations, Employment Agreements ABSTRAK Denpasar merupakan ibukota provinsi Bali sehingga kedudukannya adalah sebagai pusat perekonomian. Berbagai usaha termasuk koperasi banyak dijumpai di kota Denpasar dan diantara koperasi-koperasi tersebut terdapat koperasi Samuan Amertha Denpasar yang ternyata pernah mengalami kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak dalam artian pihak koperasi ini memphk salah satu karyawannya tanpa memberikan peringatan terlebih dahulu, dan tanpa disertai pemberian pesangon bagi karyawan yang diphk tersebut. Hal ini diketahui berdasarkan data pra penelitian. Oleh sebab itu penulis berminat untuk menulis jurnal dengan mengangkat judul Pemutusan Hubungan Kerja Akibat Pekerja Melakukan Pelanggaran Perjanjian Kerja Di Koperasi Samuan Amertha Denpasar Kata kunci : Pemutusan Hubungan Kerja, Pekerja, Pelanggaran, Perjanjian Kerja.

I. PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Di era pembangunan nasional saat ini, masalah ketenagakerjaan juga sangat penting sebagai sumber daya manusia, khususnya bagi negara Republik Indonesia. Bahkan faktor tenaga kerja adalah sarana yang dominan di dalam kehidupan suatu bangsa, oleh karena itu tenaga kerja juga dapat dikatakan sebagai faktor penentu bagi kemajuan suatu bangsa. Dalam pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945, yang disebutkan bahwa : Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.hal tersebut berkaitan dengan kewajiban negara untuk memberikan warga negara agar dapat memperoleh pekerjaan yang layak. 1 Pada prakteknya penyelesaian pemutusan hubungan kerja (PHK) tidak selalu ditetapkan melalui keputusan Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI), hal ini dikarenakan ada kalanya pemberhentian suatu hubungan kerja bisa diselesaikan dan disepakati oleh pengusaha dan pekerja dengan musyawarah mufakat. 1.2. Tujuan Adapun tujuan yang ingin disampaikan dalam penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui bentuk konsekuensi dari pelanggaran perjanjian kerja di Koperasi Samuan Amertha Denpasar dan mengetahui apakah pelanggaran dari ketentuan perjanjian kerja bisa menjadi alasan untuk mem- PHK pekerja di Koperasi Samuan Amertha Denpasar. II. ISI MAKALAH 2.1. Metode Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian iniadalahpenelitian hukum jenis yuridis empiris, yakni penelitian hukum 1 Adrian Sutedi, 2009, Hukum Perburuhan, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, Hal. 1

yang mempelajari bagaimana hukum diterapkan dalam masyarakat, pendekatan yang lebih diarahkan kepada kenyataan di lapangan. 2 2.2. Hasil Dan Pembahasan Pemutusan hubungan kerja sesuai dengan pasal 1 angka 25 Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagaakerjaan adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja/buruh dan pengusaha. Bagi tenaga kerja sendiri, pemutusan hubungan kerja (PHK) merupakan suatu awal dari hilangnya mata pencaharian mereka, yang artinya adalah awal dari kesengsaraan, karena mereka telah kehilangan pekerjaan dan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. 3 Oleh karena itu, masing-masing pihak harus berusaha agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja dan perusahaan dapat berjalan dengan baik. 4 Seperti yang terjadi pada Koperasi Samuan Amertha Denpasar yang beralamat di Jalan Kenyeri Nomor 4 Denpasar Bali, dimana pihak Koperasi melakukan PHK terhadap salah satu tenaga kerjanya yang bernama I Made Janardana karena dianggap mangkir atau tidak melaksanakan tugas sebagaimana mestinya. Akibat ketidakhadirannya yang berkali-kali tersebut, maka akhirnya Koperasi Samuan Amertha Denpasar mengeluarkan Surat Pemutusan Hubungan Kerja kepada I Made Janardana pada tanggal 16 Juli 2011 dengan nomor surat : SA/180219898/765/PHK. Disini pihak Koperasi Samuan Amertha Denpasar melakukan pemanggilan terhadap I Made Janardana untuk menandatangani Surat Pemutusan Hubungan Kerja tersebut, dan I Made Janardana memenuhi pemanggilan untuk menandatanganinya. Apabila dikaji secara yuridis empiris (wawancara Hal.20. 2 Abdulkadir Muhammad, 1992, Hukum Perikatan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 3 Iman soepomo, 1987,Pengantar Hukum Perburuhan, Cet. VIII, Penerbit Djambatan, Jakarta, Hal. 65. 4 F. X. Djumialdji, 2005, Perjanjian Kerja, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, Hal. 22.

dengan bapak I Made Suardika sebagai Wakil Ketua Koperasi Samuan Amertha Denpasar pada tanggal 11 Agustus 2012) terdapat ketidaksesuaian antara dasssollen dengan dass sein (antara peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan pelaksanaan dilapangan), yaitu tidak diberikan surat peringatan terlebih dahulu sesuai dengan pasal 161 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang seharusnya mewajibkan pelaku usaha untuk memberikan peringatan sebelum keputusan PHK. Disisi lain, melalui penelitian ini juga ditemukan fakta/kenyataan bahwa tidak diberikannya pesangon sebesar 1 kali upah bulanan kepada pihak yang di PHK hal ini tidak sesuai dengan pasal 161 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Sesuai Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, perusahan diwajibkan memberikan hak-hak yang seharusnya didapatkan oleh karyawan yang di-phk. Adapun hak-hak yang diberikan pihak Koperasi Samuan Amertha Denpasar terhadap karyawan yang di-phk karena mangkir bekerja selama lima (5) hari berturut-turut seharusnya telah tertuang dengan jelas, tidak hanya dalam peraturan perundang-undangan, namun juga tertuang dalam Aturan Koperasi Samuan Amertha Denpasar dalam bentuk SK.No.Kep.SA.18-DIR/SDM/07/2010, yaitu: a. Uang penghargaan masa kerja, diberikan sesuai dengan lamanya masa kerja karyawan yang bersangkutan ketika masih bekerja. b. Uang penggantian hak. c. Uang penggantian perumahan, pengobatan, serta perawatan. d. Uang ongkos pulang. Namun pada kenyataannya pihak yang di PHK tidak mendapatkan hak-hak tersebut. Perlindungan terhadap tenaga kerja pada prinsipnya bertujuan untuk menjamin berlangsungnya sistem hubungan kerja secara harmonis tanpa disertai adanya tekanan dari pihak yang berkuasa terhadap pihak yang lemah dalam hal ini tenaga kerja. Berdasarkan temuan di lapangan, ketidak efektifan pelaksanaan peraturan yang berlaku disebabkan oleh lemahnya

pengawasan pemerintah yang tidak pernah mengawasi pelaku usaha namun hanya menunggu laporan dari pekerja yang dirugikan. III. KESIMPULAN Dari hasil uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut ini : Bentuk konsekuensi dari pelanggaran perjanjian kerja di Koperasi Samuan Amerta adalah terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawan yang melanggar perjanjian kerja. Pelanggaran dari ketentuan perjanjian kerja dapat dijadikan dasar untuk mem-phk pekerja di Koperasi Samuan Amertha Denpasar. Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 161 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. DAFTAR PUSTAKA Abdulkadir Muhammad, 1992, Hukum Perikatan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Adrian Sutedi, 2009, Hukum Perburuhan, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta. Iman Soepomo, 1987, Pengantar Hukum Perburuhan, Cet. VIII, Penerbit Djambatan, Jakarta. F. X. Djumialdji, 2005, Perjanjian Kerja, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagaakerjaan. Aturan Koperasi Samuan Amertha Denpasar: SK No.Kep SA.18- DIR/SDM/07/2010.