Perbaikan Faktor Daya Motor Induksi 3 fase menggunakan Mikrokontroler 68HC11

dokumen-dokumen yang mirip
Algoritma Penghematan Energi pada Motor Induksi yang dikendalikan oleh Sistem Mikrokontroler 68HC11 dengan menggunakan Pendekatan Linier

PERBAIKAN FAKTOR DAYA MOTOR INDUKSI 3 FASE

RANGKAIAN OPTIMAL UNTUK MOTOR INDUKSI 1 FASE BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 PADA APLIKASI POMPA AIR

RANCANGAN BANGUN PENGUBAH SATU FASA KE TIGA FASA DENGAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

Penurunan Rating Tegangan pada Belitan Motor Induksi 3 Fasa dengan Metode Rewinding untuk Aplikasi Kendaraan Listrik

ANALISA HARMONISA DAN PENGARUHNYA TERHADAP TORSI ELEKTROMAGNETIK PADA MOTOR INDUKSI JENIS ROTOR BELIT PADA SISTEM PEMAKAIAN SENDIRI PT PJB GRESIK

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya

Bahan Kuliah Mesin-mesin Listrik II

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri.

Analisis Pengaruh Perubahan Tegangan Terhadap Torsi Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Simulasi Matlab

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

PENGHEMATAN ENERGI PADA MOTOR INDUKSI 3 FASA NEMA-D MELALUI PERUBAHAN FREKUENSI ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro Oleh : ANTONIUS P. NAINGGOLAN NIM : DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGGERAK MULA MIKROHIDRO TERHADAP KELUARAN GENERATOR INDUKSI 1 FASE 4 KUTUB ABSTRAKSI

1 BAB I PENDAHULUAN. listrik. Di Indonesia sejauh ini, sebagian besar kebutuhan energi listrik masih disuplai

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

KAJIAN PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK DENGAN PEMASANGAN INVERTER PADA MOTOR FAN MENARA PENDINGIN RSG - GAS

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

ANALISIS PERBANDINGAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TANPA MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI DAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR

DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

Perbaikan Performa Tegangan Motor Induksi Kapasitas Besar Berbasis Hybrid Converter System

Mesin Arus Bolak Balik

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 2, Desember 2009

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa

Transformator (trafo)

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

Pembuatan Modul Inverter sebagai Kendali Kecepatan Putaran Motor Induksi

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

Pemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

Perancangan Soft Starter Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan Mikrokontroler Arduino

Karakteristik Kerja Paralel Generator Induksi dengan Generator Sinkron

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

Pengembangan Rangkaian Kendali untuk Mengoperasikan Motor Induksi3-Fasa

Tes Surja untuk Mendeteksi Kerusakan Belitan pada Motor Induksi Tegangan Rendah

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP KARAKTERISTIK KELUARAN GENERATOR INDUKSI 1 FASE ABSTRAKSI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

Perancangan Rangkaian Pengasutan Soft Starting Pada Motor Induksi 3 Fasa Berbasis Arduino Nano

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

Antiremed Kelas 12 Fisika

Protech Vol. 6 No. 1 April Tahun

PENGARUH KAPASITOR BANK TERHADAP OUTPUT DARI GENERATOR INDUKSI 1 FASA

Yanti Kumala Dewi, Rancang Bangun Kumparan Stator Motor Induksi 1 Fasa 4 Kutub dengan Metode Kumparan Jerat

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

ANALISIS PENENTUAN TEGANGAN TERMINAL, REGULASI, DAN EFISIENSI GENERATOR SINKRON 3 FASA ROTOR SALIENT POLE DENGAN METODE BLONDEL (TWO REACTION THEORY)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

BAB 4 SIMULASI DAN ANALISA

RANGKAIAN INVERTER SATU FASA BERDASARKAN PERUBAHAN FREKUENSI UNTUK PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR KAPASITOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Contohnya yaitu beban beban nonlinier, terutama peralatan listrik berbasis

BAB I PENDAHULUAN. Dengan ditemukannya Generator Sinkron atau Alternator, telah memberikan. digunakan yaitu listrik dalam rumah tangga dan industri.

SIMULASI TCSC DAN MERS UNTUK KOMPENSASI REAKTIF SALURAN 3 FASE

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

BAB I PENDAHULUAN. putaran tersebut dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover) yang dapat berupa

No Fasa/Line Tegangan(Volt) 1 Vrs Vst Vtr Vrn Vsn Vtn

ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI SATU FASA SPLIT-PHASE

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

Perbaikan Faktor Daya Motor Induksi Tiga Fase. Oleh Manan Ginting Staff Pengajar di Pendidikan Teknologi Kimia Industri (PTKI) Medan

Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No.1, April 2012 ISSN

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

Perancangan Pembuatan Pengasut Pada Motor Kapasitor 1 Phase

PENGGUNAAN MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR ARUS BOLAK BALIK. Ferdinand Sekeroney * ABSTRAK

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

MODIFIKASI ALTERNATOR MOBIL MENJADI GENERATOR SINKRON 3 FASA PENGUAT LUAR 220V/380V, 50Hz. M. Rodhi Faiz, Hafit Afandi

MESIN ASINKRON. EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien, paling sedikit memboroskan tenaga, sedangkan.

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

Motor Sinkron. Dosen Pembimbing : Bpk. Chairul Hudaya. Kelompok : 8 Cakra Wirabuana Febi Hadi Permana Ihin Solihin

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KECEPATAN PUTAR TERHADAP KELUARAN TEGANGAN DAN FREKUENSI PADA GENERATOR INDUKSI 1 FASA

BAB III PROTEKSI GANGGUAN TANAH PADA STATOR GENERATOR. Arus gangguan tanah adalah arus yang mengalir melalui pembumian. Sedangkan

Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu kondisi tertentu motor harus dapat dihentikan segera. Beberapa

Penentuan Parameter dan Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa

Transkripsi:

Perbaikan Faktor Daya Motor Induksi 3 fase menggunakan Mikrokontroler 68HC11 Bambang Sutopo *), F. Danang Wijaya *), Supari **) *) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, UGM, Yogyakarta **) Jurusan Teknik Erlektro, Fakultas Teknik, Universitas Semarang Abstrak Faktor daya motor induksi yang rendah selalu tidak dikehendaki di industri. Tetapi dalam aplikasi industri kondisi faktor daya rendah tak dapat dihindari, terutama bila disebabkan beban motor yang tidak tetap dan sebagian waktunya berbeban nol. Motor induksi dengan beban penuh dapat memberikan faktor daya tinggi seperti tercantum dalam papan namanya (name plate) sekitar 0,8 sampai dengan 0,9. Namun bila motor berbeban kecil maka faktor daya akan turun, dan bahkan bila tanpa beban, faktor daya motor bisa mencapai 0,3. Kondisi ini dapat diatasi bisa dilakukan pengaturan motor yang selalu dapat disesuaikan dengan besarnya beban setiap saat. Penelitian ini mengatur masukan motor dengan cara mengatur sudut penyalaan thyristor yang dipasang seri dengan kumparan motor. Dengan bantuan mikrokontroler dapat dideteksi besarnya faktor daya setiap saat dan sudut tak hantar selalu diatur agar faktor daya sebaik mungkin tanpa motor berada dalam kondisi tak stabil. Hasil penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa perbaikan faktor daya dapat dinaikkan sampai 0,9 dengan menurunkan besarnya masukan. Pengaturan menggunakan mikrokontroler dapat memperbaiki factor daya 0,3 saat kondisi tanpa beban menjadi 0,7. Perbaikan factor hanya efektis pada beban kurang dari 40% dari beban normal. Kata Kunci : factor daya, motor induksi mikrokontroler, thyristor 1. Pendahuluan Motor induksi merupakan penggerak utama pada sebagian besar industri. Sebagian besar motor induksi adalah motor kecil (dibawah 50 HP), biasanya berupa motor induksi yang efisiensinya tidak tinggi sehingga banyak kerugian pada rangkaian magnetisasi, saat berbeban ringan. Motor jenis ini unjuk kerjanya (termasuk faktor daya) banyak berkurang bila beban berkurang [4]. Faktor daya rendah pada motor induksi disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut : 1. Belitan motor sendiri yang bersifat induktif. 2. Dalam perancangan hampir tidak mungkin menggunakan motor yang sesuai dengan beban yang digerakkan, pasti dipilih daya motor yang lebih besar, sehingga saat berjalan motor berbeban ringan, maka akibatnya motor faktor daya motor mengecil. 3. Dalam industri bila terjadi kegagalan motor, maka selalu diganti motor yang pasti lebih besar dayanya bila tak ditemukan motor dengan yang sama, sehingga akibatnya akan lebih menurunkan faktor daya sistem listrik. 4. Karakteristik beban yang tidak konstan besarnya sehingga mengakibatkan beban selalu berubah-ubah dari beban ringan ke beban berat. Misalnya pada motor penggerak lift, eskalator, konveiyor, pompa, fan dan sebagainya. Untuk mengatasi rendahnya faktor daya, yang biasa dilakukan adalah dengan memasang motor sinkron atau bank kapasitor. Cara penambahan kapasitor dalam prakteknya banyak kesulitan karena kemungkinan terjadinya lebih, juga tidak mungkin untuk mengatasi beban yang berubah dengan cepat, karena selain memerlukan sifat pengendali yang canggih juga sifat kapasitor sendiri yang lambat tanggapannya. Dengan kemajuan dibidang elektronika daya dan mikrokontroler maka motor induksi dapat diatur besarnya faktor daya motor. Cara yang biasa dilakukan adalah dengan mengatur besarnya yang masuk ke motor, dengan pengaturan

sudut penyalaan thyristor, sehingga motor dapat mendapat sesuai dengan kebutuhan beban. Studi teoritis dengan rangkaian ekivalen, menunjukkan bahwa perbaikan faktor daya dapat mencapai sampai dengan 0,92 untuk semua beban dengan mengatur masukan motor, dan menyesuaikan slip untuk mencapai torsi yag diinginkan. Dalam studi empiris di laboratorium, pengaturan masuk dapat dilakukan dengan mengatur sudut penyalaan (trigger) thyristor yang dipasang seri dengan kumparan stator motor dan dengan bantuan mikrokontroler 68HC11. Hasil yang didapat bahwa perbaikan faktor daya saat beban nol dapat mencapai 0,7. 2. Dasar Teori Motor induksi 3 phase dapat dianalisis dengan menggunakan rangkaian ekivalen satu fase sebagai terlihat pada gambar 1. P ma I a R s jω s L ls jω s L' lr R' r s I' a I c V a jω s L ms R c E ma Gambar 1. Rangkaian ekivalen satu fase motor induksi tiga fase Faktor kerja dapat dihitung dengan menggunakan menghitung vektor impedansi masukan, namun cara ini tidak dapat memberi gambaran langsung hubungan antara penurunan masukan dengan kenaikan faktor daya [2]. Untuk analisis ini diperlukan besaran torsi dan kekecepatan putar motor yang dapat diwakili dengan besaran slip atau s. 600 V a=265.58 V 500 V a=150 V V a=200 V Torsi (N.m) 400 300 200 100 0 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 Kecepatan (rpm) Gambar 2. Hubungan torsi dan kecepatan putar rotor untuk berbagai terminal motor Pada gambar 2 diperlihatkan bila terminal motor dikurangi maka torsi maksimum motor akan berkurang. Agar torsi yang dihasilkan tetap besarnya maka kecepatan akan berkurang. Dengan tertentu torsi maksimum motor lebih kecil dibanding torsi beban, pada kondisi ini motor akan berada pada daerah kerja tidak stabil dan dengan cepat motor akan berhenti (stalling) sehingga arusnya sangat besar.

Pada keadaan yang nyata bila motor bebannya dipertahankan tetap, dan terminalnya dikurangi maka putaran akan berkurang, sehingga ekivalen hambatan rotor bertambah. Pengurangan ini akan menyebabkan berkurangnya arus rotor dan juga E ma sehingga mengurangi arus magnetisasi. Keadaan ini dapat diterangkan dengan diagram vektor sebagai gambar 2. V a V a ϕ ϕ I a I a a.tegangan nominal b. Tegangan berkurang Gambar 3. Diagram vektor dan arus Terlihat pada gambar 3 bahwa sudut ϕ bernilai kecil pada kondisi berkurang yang berarti cos ϕ (faktor daya) bernilai besar. Motor yang dikendalikan thyristor dapat dimodelkan dengan menambahkan reaktansi seri, X Th, pada setiap fase motor [1]. Model tersebut seperti ditunjukkan oleh gambar 4. P ma I R L Th R' I R s jω s L ls jω s L' r lr a I' a s I c R V R V a jω s L c ms E ma Besarnya X Th, didefinisikan : Gambar.4 Motor induksi terkendali thyristor. besaran, X Th ωlf ( γ ) ( 1 f ( γ )) = ωl = Ohm Th f(γ) = (3/2π)(γ+ sinγ) L = L ls + L lr 3 Metodologi Penelitian Untuk mempelajari sifat faktor daya motor induksi dilakukan tiga tahap. Tahap pertama adalah mempelajari secara simulasi dengan pemrograman Matlab pada rangkaian ekivalen satu fase motor induksi. Hasil simulasi ini ditunjukkan pada tabel 1, untuk model tanpa thyristor, dan tabel 2 untk model dengan thyristor.

Tahap kedua dilakukan uji laboratorium terhadap motor induksi dengan menurunkan masukannya. Hasil tahap dua ini diperlihatkan pada tabel 4. Tahap ketiga adalah menggunakan sistem kendali mikrokontroler [3], seperti diperlihatkan pada gambar 5. Mikrokontroler digunakan untuk mengatur penyalaan thyristor sehingga motor dapat bekerja selalu pada faktor daya optimal untuk beban yang berubah-ubah. Untuk menjaga agar selama operasi arus tidak melebihi arus yang diijinkan maka besarnya arus dideteksi dengan trafo arus dan besarnya dihitung oleh mikrokontroler lewat ADC dalam mikrokontroler 68HC11. V R i R T 1 i r r T 2 Source 3 phase V S i S T 3 T 4 i s s 3 phase induction motor V T i T CT T 5 i t t T 6 VT Thyristors triggering circuits Instrumentation amplifier Maximum torque detection KWH-Meter Phase sequence detection STALL PHASE SQNC ZVC ENABLE Triggering PORT D IC PORT E MC68HC11 SERIAL PORT Gambar 5. Sistem kendali motor berbasis Mikrokontroler Sistem ini juga dilengkapi untuk mendeteksi torsi maksimum malalui deteksi salah fase. Besaran torsi maksimum ini sangat diperlukan pada saat motor sedang mulai berputar pertama kali dan dapat juga digunakan sebagai parameter agar motor tidak berada pada kondisi stalling. 4. Hasil dan pembahasan Untuk simulasi digunakan parameter motor sbb : 10 hp / 220 V / 60 Hz / 4 kutub R s = 0,294 Ohm, R r = 0,144 Ohm, L ls = 0,503 mh, L lr = 0,209 mh, L ms = 13,25 mh R c = Tabel 1 diperoleh dengan cara mengurangi motor dan mengatur slip motor agar motor selalu mengahsilkan beban sesuai dengan yang diinginkan pada kolom pertama. Iterasi program akan berhenti setelah arus motor mendekati arus nominalnya atau faktor daya maksimum tercapai. Tabel 1. Kenaikan faktor daya untuk berbagai beban Beban Faktor daya sebelum Faktor daya setelah Tegangan Akhir (Volt) penurunan penurunan 0,1 0,26 0,92 56 0,2 0,45 0,92 79 0,3 0,59 0,92 96 0,4 0,59 0,92 111 0,5 0,76 0,92 124 0,6 0,81 0,92 137 0,7 0,84 0,92 164 0,8 0,87 0,90 183

Hasil simulasi untuk motor yang dikendalikan thyristor diperlihatkan pada tabel 2. Perubahan diwakili dengan besarnya sudut tak hantar thyristor γ. Digunakan motor yang sama dengan tabel 1. Tabel 2. Kenaikan faktor daya untuk berbagai beban, dengan penurunan sudut γ Faktor daya Faktor daya setelah Sudut γ Beban Sebelum penurunan penurunan (derajat) (thd nominal) 0,1 0,26 0,92 62 0,2 0,45 0,92 60 0,3 0,59 0,92 57 0,4 0,59 0,92 55 0,5 0,76 0,92 53 0,6 0,81 0,92 51 0,7 0,84 0,92 47 0,8 0,87 0,90 45 Hasil tabel 1 dan 2 terlihat sangat baik artinya faktor daya dapat ditingkatkan secara optimal. Hal ini disebabkan karena semua parameter motor dianggap mempunyai nilai yang konstan. Pada kenyataannya parameter motor ini tidak konstan tetapi fungsi dari. Rangkaian magnetisasi sangat berpengaruh pada unjuk kerja motor pada saat motor sangat berkurang nya. Perubahan arus karena aksi penurunan ini dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Perubahan arus motor Beban (thd nominal) Arus saat normal (A) Arus motor setelah penurunan (A) 0,1 9,49 10,28 0,2 10,27 14,46 0,3 11,45 17,68 0,4 12,95 20,44 0,5 14,59 22,84 0,6 16,54 25,64 Terlihat dalam tabel 3 bahwa penurunan mengakibatkan arus yang meningkat. Pada beban lebih besar dari 0,6 x torsi nominalnya, arus sudah melebihi arus nominalnya. Secara teoritis perbaikan faktor daya hanya akan efektif kalau pada motor yang bebannya kurang dari 0,6 x beban nominalnya. Untuk percobaan di lab digunakan motor tiga fase, terhubung Y, 380/220, 1,5 Hp, 4 kutub, 1420 rpm dan hasilnya diperlihatkan pada tabel 4 dibawah ini.

Tabel 4. Kenaikan faktor daya untuk berbagai beban Beban (% ) Faktor daya Faktor daya Tegangan motor akhir Sebelum penurunan setelah (V) penurunan 0 0,67 0,99 60 5 0,71 0,99 60 10 0,75 0,99 60 20 0,80 0,99 60 30 0,85 0,99 60 40 0,90 0,99 100 50 0,75 0,99 140 Akibat dari penurunan menyebabkan perubahan kecepatan motor, hal ini dapat dilihat pada tabel 5. Beban (% ) Kecepatan Kecepatan setelah Sebelum penurunan penurunan (rpm) (rpm) 0 1500 1500 5 1500 1260 10 1500 1250 20 1490 1180 30 1480 1160 40 1470 1250 Terlihat dalam tabel 4 bahwa faktor daya bisa diperbaiki dengan penurunan dan menghasilkan faktor daya yang sangat baik. Pada tabel 5 terlihat ada penurunan kecepatan putar motor dari kondisi normalnya (1420 rpm). Untuk beban yang lebih dari 40% ternyata faktor daya motor sudah baik yaitu 0,8, sehingga tak perlu perbaikan. Pada percobaan dengan menggunakan mikrokontroler didapatkan bahwa faktor daya motor pada kondisi tanpa beban dapat diperbaiki dari 0,3 menjadi 0,7. Keterbatasan faktor daya pada aplikasi nyata ini disebabkan karena adanya thyristor, yang secara teoritis berupa induktans, sehingga memperburuk factor daya. Putaran motor pada motor dengan kendali thyristor ternyata tidak sehalus dengan masukan sinus dari PLN. 5. Kesimpulan Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perbaikan faktor daya dapat dilakukan dengan mengurangi masukan motor pada saat motor berbeban ringan. Perbaikan faktor daya tidak akan efektif bila beban motor lebih besar dari 0,4 beban normal. Agar dapat bekerja secara on line maka perubahan dapat dilakukan dengan menggunakan mikrokontroler dan pemasangan thyristor pada terminal motor. Dengan mikrokontroler perbaikan faktor daya bisa mencapai 0,7 saat beban nol. Satu kelemahan sistem ini adalah motor mendapat sumber yang tidak sinus lagi, sehingga ada kemungkinan timbul banyak frekuensi harmonis. Mungkin pengendalian motor dengan inverter akan lebih baik karena bentuk yang dihasilkan bisa mendekati sinus. 5. Daftar pustaka

[1] Khater, F.M.H., Novotny, D.W., 1986, An Equivalent Circuit Model for Phase Back Voltage Control of AC Machines, III Transaction on Industry Application Vol. IA-22 No. 5, September/October 1986. [2] Riyadi, S., 2000, Simulasi perbaikan factor daya motor induksi terkendali thyristor, Skripsi S1, TE-UGM, Yogyakarta [3] Supari, 2001, Kendali Tegangan Motor Induksi untuk Penghematan Energi Berbasis Mikrokontroler, Tesis S2, TE-UGM, Yogyakarta [4] Sutopo,B, 1991, "Energy Saving Algorithm on Thyristor Controlled Induction Motor", M.Phil thesis, University of Sussex, Brighton