BAB IV PILOT PLANT PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN JEAN MENGGUNAKAN KOMBINASI PROSES PENGENDAPAN KIMIA DENGAN PROSES BIOFILTER TERCELUP ANAEROB-AEROB

dokumen-dokumen yang mirip
Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

BAB 13 UJI COBA IPAL DOMESTIK INDIVIDUAL BIOFILTER ANAEROB -AEROB DENGAN MEDIA BATU SPLIT

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA

PENDAHULUAN. Latar Belakang

III.2.1 Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit Makna Ciledug.

BAB 11 CONTOH PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DOMESTIK KAPASITAS 150 M 3 PER HARI

BAB 4 PAKET INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT KAPASITAS 30 M 3 PER HARI. 4.1 Lokasi dan Kapasitas IPAL

PEMBANGUNAN IPAL & FASILITAS DAUR ULANG AIR GEDUNG GEOSTECH

BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL

BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

A. Regulasi IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) atau Sewage Treatment Plant Regulation

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

PERENCANAAN TEKNIS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT PROSES BIOFILTER ANAEROB-AEROB KAPASITAS 200 M 3 PER HARI

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEKSTIL

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

RANCANG BANGUN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH POTONG HEWAN (RPH) AYAM DENGAN PROSES BIOFILTER

BAB 3 METODA PENELITIAN

BAB IV PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEKSTIL

PAKET TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT YANG MURAH DAN EFISIEN

Sistem Aerasi Berlanjut (Extended Aeratian System) Proses ini biasanya dipakai untuk pengolahan air limbah dengan sistem paket (package treatment)

DESAIN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BIOFILTER UNTUK MENGOLAH AIR LIMBAH POLIKLINIK UNIPA SURABAYA

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT KAJIAN ASPEK PEMILIHAN TEKNOLOGI

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB 5 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN PROSES FILM MIKROBIOLOGIS (BIOFILM)

BAB 10 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL ATAU SEMI KOMUNAL

ANALISIS KUALITAS AIR WADUK RIO RIO DENGAN METODE INDEKS PENCEMARAN DAN TEKNOLOGI UNTUK MENGURANGI DAMPAK PENCEMARAN

INSTALASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH (IPAL)

ALAT PENGOLAH AIR LIMBAH RUMAH TANGGA INDIVIDUAL ATAU SEMI KOMUNAL

TEKNOLOGI PENGOLAHAAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN SISTEM BIOFILTER ANEROB-AEROB

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

LAMPIRAN. Peta Curah Hujan Kabupaten Magelang

EVALUASI HASIL PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAH AIR LIMBAH DOMESTIK TIPE KOMUNAL DI WILAYAH KOTAMADYA JAKARTA PUSAT

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI SIRUP, KECAP DAN SAOS

BAB 6 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN PROSES TRICKLING FILTER

EVALUASI DIMENSI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAHDOKTER RUBINI MEMPAWAH

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN / RESTORAN

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA SKALA INDIVIDUAL

PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit dalam kegiatannya banyak menggunakan bahan-bahan yang

TUGAS MATA KULIAH PENGELOLAAN LIMBAH MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT STUDI KASUS: CUT MEUTIA DI KOTA LHOKSEUMAWE

Menentukan Dimensi Setiap Peralatan yang Diperlukan Sesuai Proses yang Terpilih Menentukan Luas Lahan yang Diperlukan Menentukan Biaya Bangunan

ALAT PENGOLAH AIR LIMBAH RUMAH TANGGA SEMI KOMUNAL KOMBINASI BIOFILTER ANAEROB DAN AEROB

RANCANG BANGUN PAKET IPAL RUMAH SAKIT DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROB-AEROB, KAPASITAS M 3 PER HARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 INSTRUKSI KERJA (IK)

Sewage Treatment Plant

PERENCANAAN IPAL BIOFILTER DI UPTD KESEHATAN PUSKESMAS GONDANGWETAN KABUPATEN PASURUAN. Siti Komariyah **) dan Sugito*)

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG

BAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS Sistem Daur Ulang

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. IV.1 Karakteristik Air Limbah

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA IPAL INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT BTIK LIK MAGETAN

BAB V PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI FARMASI DAN RUMAH SAKIT

BAGIAN 9. Teknologi Pengolahan Limbah Cair Rumah Makan. Oleh : Ir. Sutiyono, M.Si. dan Ir. Sri Rahayu, MT.

[Type text] BAB I PENDAHULUAN

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

kimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat

BAB 3 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 9 KOLAM (PONDS) DAN LAGOON

Desain Alternatif Instalasi Pengolahan Air Limbah Pusat Pertokoan Dengan Proses Anaerobik, Aerobik Dan Kombinasi Aanaerobik Dan Aerobik

PERENCANAAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM TERPUSAT (STUDI KASUS DI PERUMAHAN PT. PERTAMINA UNIT PELAYANAN III PLAJU SUMATERA SELATAN)

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI PERHOTELAN

ANALISIS KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK STUDI KASUS PT. UNITED CAN Co. Ltd.

3 METODOLOGI PENELITIAN

Pengolahan Air Bersih dengan Saringan Pasir lambat Up Flow BAB IV PENGOLAHAN AIR BERSIH DENGAN SARINGAN PASIR LAMBAT UP FLOW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

TL-4140 Perenc. Bangunan Pengolahan Air Limbah L A G O O N / P O N D S

PEMULIHAN KUALITAS AIR LIMBAH LAUNDRY DENGAN MEMBANDINGKAN REAKTOR BIOFILTER DAN SLOW SAND FILTER. Oleh : Satria Pratama Putra Nasution

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 6 PERAWATAN DAN PERMASALAHAN IPAL DOMESTIK

Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Hotel X di Surabaya

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang

SNI METODE PENGUJIAN KINERJA PENGOLAH LUMPUR AKTIF

BAB III PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN JEAN DENGAN PROSES BIOFILTER TERCELUP ANAEROB-AEROB UJI COBA SKALA LABORATORIUM

Pengolahan Limbah Rumah Makan dengan Proses Biofilter Aerobik

PERENCANAAN SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK DI KELURAHAN ISTIQLAL KOTA MANADO

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM

Universitas PGRI Adi Buana Surabaya Abstrak. Abstract

PENGATURAN IPAL PT. UNITED TRACTOR TBK

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

APLIKASI TEKNOLOGI BIOFILTER UNTUK MENGOLAH AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG PERKANTORAN

TUGAS UAS SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN. Reduce Industri Makanan : Pengolahan Limbah Industri Tempe. Oleh : Yayuk Sugianti

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Portable untuk Kegiatan Usaha Pencucian Mobil di Kota Surabaya

Abstarct

4.1. Baku Mutu Limbah Domestik

DAUR ULANG AIR LIMBAH DOMESTIK KAPASITAS 0,9 M 3 PER JAM MENGGUNAKAN KOMBINASI REAKTOR BIOFILTER ANAEROB AEROB DAN PENGOLAHAHAN LANJUTAN

Kajian Pengolahan Air Gambut Dengan Upflow Anaerobic Filter dan Slow Sand Filter. Oleh: Iva Rustanti Eri /

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB IV PILOT PLANT PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN JEAN MENGGUNAKAN KOMBINASI PROSES PENGENDAPAN KIMIA DENGAN PROSES BIOFILTER TERCELUP ANAEROB-AEROB 129

IV.1 Rancang Bangun IPAL IV.1.1 Proses Pengolahan Air limbah yang berasal dari limbah ipencucian jean serta limbah domestik dialirkan melalui saluran terbuka yang dilengkapi dengan bak pemisah pasir, dan selanjutnya air limbah dialirkan ke bak penampung yang berfungsi sebagai bak ekualisasi. Bak ekualisasi ini dilengkapi dengan saringan kasar dan saringan halus pada bagian inletnya, yang berfungsi untuk menyaring kotoran padat yang ikut di dalam air limbah. Dari bak ekualisasi, air limbah dipompa ke bak pengendapan kimia sambil diinjeksi dengan bahan koagulan ferosulfat. Efluen limbah dari bak pengendapan kimia selanjutnya dialirkan secara gravitasi ke reaktor biofilter anerob, selaqnjutna efluen dari reaktor biofilter anaerob dialirkan ke reaktor biofilter anaerob-aerob yang terdiri dari bak pengendapan awal, biofilter zona anaerob, biofilter zona aerob dan bak pengendapan akhir. Efluen dari biofilter anerob pertama masuk ke bak pengendapan awal, dan dari bak pengendapan awal air limbah dialirkan ke biofilter zona anaerob dengan arah aliran dari atas ke bawah, dan dari bawah ke atas. Di dalam bak biofilter anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastik tipe sarang tawon. Jumlah bak kontaktor anaerob terdiri dari dua buah ruangan. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau facultatif aerobik. Setelah beberapa 130

hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikro-organisme. Mikroorganisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap Air limpasan dari bak biofilter anaerob dialirkan ke bak biofilter aerob. Di dalam bak biofilter aerob ini diisi dengan media dari bahan pasltik tipe rarang tawon, sambil diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media. Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, deterjen serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan ammonia menjadi lebih besar. Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung massa mikro-organisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh micro-organisme patogen. Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum. 131

Dengan menggunakan kombinasi proses pengendapan kimia dengan proses biofilter anaerob dan aerob tersebut selain dapat menurunkan zat organik (BOD, COD), ammonia, deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya. Diagram proses pengolahan air limbah pencucian jean menggunakan kombinasi proses pengendapan kimia dengan biofilter anaerob-aerob dan skenario penurunan konsentrasi BOD dapat dilihat pada Gambar IV.1, sedangankan Diagram proses biofilter anaerob-aerob dan skenario penurunan konsentrasi BOD dapat dilihat pada Gambar IV.2. IV.1.2 Keunggulan Proses Proses dengan Biofilter Anaerob-Aerob ini mempunyai beberapa keuntungan yakni : Adanya air buangan yang melalui media kerikil yang terdapat pada biofilter mengakibatkan timbulnya lapisan lendir yang menyelimuti kerikil atau yang disebut juga biological film. Air limbah yang masih mengandung zat organik yang belum teruraikan pada bak pengendap bila melalui lapisan lendir ini akan mengalami proses penguraian secara biologis. Efisiensi biofilter tergantung dari luas kontak antara air limbah dengan mikro-organisme yang menempel pada permukaan media filter tersebut. Makin luas bidang kontaknya maka 132

Biofilter juga berfungsi sebagai media penyaring air limbah yang melalui media ini. Sebagai akibatnya, air limbah yang mengandung suspended solids dan bakteri E.coli setelah melalui filter ini akan berkurang konsentrasinya. Efesiensi penyaringan akan sangat besar karena dengan adanya biofilter up flow yakni penyaringan dengan sistem aliran dari bawah ke atas akan mengurangi kecepatan partikel yang terdapat pada air buangan dan partikel yang tidak terbawa aliran ke atas akan mengendapkan di dasar bak filter. Sistem biofilter anaerob-aerb ini sangat sederhana, operasinya mudah dan tanpa memakai bahan kimia serta tanpa membutuhkan energi. Poses ini cocok digunakan untuk mengolah air limbah dengan kapasitas yang tidak terlalu besar. 133

134 Gambar IV.1: Diagram proses pengolahan air limbah pencucian jean menggunakan kombinasi proses pengendapan kimia dengan biofilter anaerob-aerob dan skenario penurunan konsentrasi BOD.

Gambar IV.2 : Diagram proses biofilter anaerob-aerob dan skenario penurunan konsentrasi BOD. 135

Dengan kombinasi proses Anaerob-Aerob, efisiensi penghilangan senyawa phospor menjadi lebih besar bila dibandingankan dengan proses anaerob atau proses aerob saja. Selama berada pada kondisi anaerob, senyawa phospor anorganik yang ada dalam sel-sel mikrooragnisme akan keluar sebagai akibat hidrolosa senyawa phospor. Sedangkan energi yang dihasilkan digunakan untuk menyerap BOD (senyawa organik) yang ada di dalam air limbah. Selama berada pada kondisi aerob, senyawa phospor terlarut akan diserap oleh bakteria atau mikroorganisme dan akan sintesa menjadi polyphospat dengan menggunakan energi yang dihasilkan oleh proses oksidasi senyawa organik (BOD). Dengan demikian dengan kombinasi proses anaerob-aerob dapat menghilangkan BOD maupun phospor dengan baik. Proses ini dapat digunakan untuk pengolahan air limbah dengan beban organik yang cukup besar. Pengelolaannya sangat mudah. Biaya operasinya rendah. Dibandingkan dengan proses lumpur aktif, Lumpur yang dihasilkan relatif sedikit. Dapat menghilangkan nitrogen dan phospor yang dapat menyebabkan euthropikasi. Suplai udara untuk aerasi relatif kecil. Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang cukup besar. 136

Dapat menghilangan padatan tersuspensi (SS) dengan baik. IV.1.3 Rancang Bangun dan Spesifikasi Teknis IPAL Kkapasitas 20 m 3 per hari IV.1.3.A Perhitungan Teknis Dalam desain unit pengolahan limbah tekstil kapasitas individual ini ada beberapa kriteria desain yang ditetapkan, dengan mempertimbang kondisi air baku (campuran dengan domestik waste) dan kualitas air keluaran yang ditetapkan adalah sebagai berikut : Kapasitas Pengolahan : 20 m3/hari Influent BOD : 1500 mg/l Effluent BOD : < 50 mg/l Effluent SS : < 50 ppm Efisiensi pengolahan : 90-95 % 1. Bak Ekualisasi Debit Air Limbah = 20 m 3 /hari = 835 lt/jam = 0,835 m 3 /jam 137

Konsentrasi BOD din dalam air limbah = 1500 mg/l Waktu Tinggal = 10 Jam Volume Efektif = 10/24 x 20 m 3 = 8,34 m 3 Dimensi : Lebar : 1,5 m Panjang : 4 m Kedalaman : 1,38 m ----> dibulatkan 1,5m Tinggi Ruang Bebas : 0,5 m Jadi : Dimensi Bak ekualisasi = 1,5 m x 4 m x 2 m Disain bak dapat dilihat seperti pada Gambar IV.3. 2. Bak Pengendapan Kimia Tipe Bak Pengendap adalah Pengendapan dengan papan miring. Efisiensi Penurunan BOD = 45 % Konsentrasi BOD Masuk = 1500 mg/l Konsentrasi BOD Keluar = 825 mg/l Waktu tinggal di dalam bak = 6 jam Volume Efektif = 5 m 3 Dimensi Bak : Lebar : 1,5 m Panjang : 2,5 m Kedalaman : 1,3 m Tinggi ruang bebas : 0.2 m Dimensi Bak : 1,5 m x2,5 m x1,5 m Disain bak dapat dilihat seperti pada Gambar IV.4. 138

Kebutuhan Bahan Kimia (Koagulan) Bahan kimia yang digunakan : ferosulfat (FeSO 4.n H 2 O) Tipe : butiran (granular) Dosis Ferosulfat = 400 mg/l Debit Limbah = 20 m 3 /hari. Laju alir pompa dosing = 10-15 liter/jam = 0,24 0,36 m 3 /hari Untuk menentukan konsentrasi Ferosulfat di dalam larutan Ferosulfat (larutan koagulan) dapat dihitung berdasarkan ilustrasi sepeti pada Gambar IV.. Berdasarkan ilustrasi tersebut di dapatkan persamaan : Q1 x C1 + Q2 x C2 = Q3 x C3 ------> dimana : Q1 = Debit air limbah (m 3 /hari) C1 = Konsentrasi ferosulfat awal di dalam air Limbah Q2 = Laju alir larutan ferosulfat yang diinjeksikan ke dalam air limbah (m 3 /hari) C2 = Konsentrasi ferosulfat di dalam larutan (gr/m 3 ) Q3 = Laju alir total (m 3 ) C3 = Konsentrasi ferosulfat yang diharapkan (400 gr//m 3 ) 139

Gambar IV. ferosulfat. : Ilustrasi perhitungan injeksi Q1 = 20 m 3 /hari Ci = 0 Q2 = 0,24 m 3 /hari C2 = belum diketahui Q3 = 20,24 m 3 /hari C3 = 400 gr/m 3 Jadi : 20,24 X 400 C2 = gr/m 3 = 33.733 gr/m 3 0,24 Dengan demikian untuk mendapatkan konsentrasi injeksi ferosulfat sebesar 400 mg/l dilakukan dengan cara menginjeksikan larutan ferosulfat 140

dengan konsentrasi 33.733 mg/l ke dalam air limbah dengan laju injeksi 0,24 m 3 /hari atau 10 liter/jam. Untuk membuat larutan ferosulfat dengan konsentrasi 33.733 gr/m 3 dilakukan dengan cara melarutkan 6.750 gr ferosulfat ke dalam 200 liter air. 3. Bak Biofilter Anaerob Debit Air Limbah = 20 m 3 /hari = 835 lt/jam = 0,835 m 3 /jam Efisiensi Penurunan BOD = 70 % Konsentrasi BOD Masuk = 825 mg/l Konsentrasi BOD Keluar = 330 mg/l Berdasarkan percobaan seperti pada Bab III, Gambar III. 12, unntuk beban BOD Volumetrik 1-4 kg/m 3 -reaktor.hari didapatkan efisiensi penghilangan BOD 85-90 %. Ditetapkan : Beban BOD volumetrik 3,5 kg-bod/m 3.hari. Jumlah BOD masuk Reaktor = 20 m 3 /hari x 825 gr/m 3 = 16.500 gr-bod/hari =16,5 kg-bod/hari. 16,5 kg-bod/hari Volume Efektif Reaktor = = 3,5 kg-bod/m 3.hari = 4,7 m 3 141

Dimensi Reaktor Biofilter Anaerobik : Lebar : 1,5 m Panjang : 1,5 m Kedalaman air : 2,0 m Tinggi ruang bebas : 0,3 m Reaktor Biofilter Anaerobik tersebut diisi dengan media dari bahan plastik tipe sarang tawon. Ratio volume media dengan volume efektif Reaktor adalah 0,6. Volume media = 0,6 x 4,7 m 3 = 2,82 m 3 Beban BOD per volume media = = 5,85 kg-bod/m 3.hari. 16,5 kg-bod/hari 2,82 m 3 Chek : Untuk standar High Rate Trickiling Filter beban BOD berkisar antara 0,4 4,7 kg- BOD/m 3.hari dengan efisiensi pengolahan sekitar 80 %. Disain Reaktor Biofilter Anaerob dapat dilihat seperti pada Gambar IV.5. 3. Bak Biofilter Anaerob-Aerob (Pengolahan Lanjut) 142

Diagram proses biofilter anaerob-aerob dan skenario penurunan konsentrasi BOD di dalam reaktor dapat dilihat seperti pada Gambar IV.2. Reaktor terdiri dari beberapa bagian yakni : bak pengendapan awal, bak biofilter anaerob, bak biofilter aerob dan bak pengendapan akhir. Gambar IV.2 : Diagram proses biofilter anaerob-aerob dan skenario penurunan konsentrasi BOD a. Ruang Pengendapan Awal Debit Air Limbah = 0,835 m 3 /jam = 20 m 3 /hari = 835 lt/jam Waktu Tinggal = 1,4 Jam Efisiensi Penurunan BOD = 25 % Konsentrasi BOD Masuk = 330 mg/l Konsentrasi BOD Keluar = 250 mg/l 143

Volume Efektif = 1,4/24 x 20 m 3 = 1,18 m 3 Dibulatkan menjadi 1,2 m 3 Dimensi Bak : Lebar : 1 m Panjang : 0,6 m Kedalaman air : 2 m Tinggi ruang bebas : 0,1 m Chek Waktu Tinggal rata-rata = 1,44 Jam Beban permukaan (surface loading) rata-rata = 20 m 3 /hari = = 33 m3/m2.hari (0,6 x 1) m 2 Standar JWWA : Beban permukaan = 20 50 m3/m2.hari. (JWWA) b. Bak Biofilter Anaerob (Zona Pengolahan lanjut anoksik ) Debit Air Limbah = 20 m 3 /hari = 835 lt/jam = 0,835 m 3 /jam Konsentrasi BOD Masuk = 250 mg/l Konsentrasi BOD Keluar = 100 mg/l Efisiensi Penurunan BOD = 60 % Jumlah BOD masuk Reaktor = 20 m 3 /hari x 250 gr/m 3 144

= 5000 gr-bod/hari = 5 kg-bod/hari. Ditetapkan : Beban BOD volumetrik 2,0 kg- BOD/m 3.hari. 5 kg-bod/hari Volume Efektif Reaktor = = 2,0 kg-bod/m 3.hari = 2,5 m 3 Dimensi Bak : 1 m X 1,2 m X 2 m Lebar : 1 m Panjang : 0,6 m Kedalaman air : 2 m Tinggi ruang bebas : 0,1 m Di bagi menjadi dua ruangan yakni masing-masing dengan ukuran ; Lebar : 1 m Panjang : 0,6 m Kedalaman air : 2 m Tinggi ruang bebas : 0,1 m Waktu Tinggal Total = 3 Jam Tiap-tiap ruang diisi dengan media biofiloter dati bahan plastik tipe sarang tawon. Ratio volume media terhadap volume reaktor = 0,7 Volume media yang diperlukan = 0,7 x 2,5 m 3 = 1,75 m 3 145

5 kg-bod/hari Beban BOD per volume media = = 1,75 m 3 = 2,85 kg-bod/m 3.hari. Chek : Untuk standar High Rate Trickiling Filter beban BOD berkisar antara 0,4 4,7 kg- BOD/m 3.hari dengan efisiensi pengolahan sekitar 80 %. c. Bak Biofilter Aerob (Zona Pengolahan lanjut Aerob) Debit Air Limbah = 20 m 3 /hari = 835 lt/jam = 0,835 m 3 /jam Konsentrasi BOD Masuk = 100 mg/l Konsentrasi BOD Keluar = 50 mg/l Efisiensi Penurunan BOD = 50 % Jumlah BOD masuk Reaktor = = 20 m 3 /hari x 100 gr/m 3 = 2000 gr-bod/hari = 2 kg-bod/hari. BOD yang dihilangkan = 0,5 x 2 kg-bod/hari = = 1,0 kg-bod/hari Ditetapkan : Beban BOD volumetrik 1,7 kg- BOD/m 3.hari. 146

2 kg-bod/hari Volume Efektif Reaktor = = 1,7 kg-bod/m 3.hari = 1,2 m 3 Dimensi Bak : 1 m X 1,2 m X 2 m Lebar : 1 m Panjang : 0,6 m Kedalaman air : 2 m Tinggi ruang bebas : 0,1 m Waktu Tinggal = 1,5 Jam Reaktor diisi dengan media biofiloter dari bahan plastik tipe sarang tawon. Ratio volume media terhadap volume reaktor = 0,7 Volume media yang diperlukan = 0,7 x 1,2 m 3 = 0,84 m 3 2 kg-bod/hari Beban BOD per volume media = = 0,84 m 3 = 2,38 kg-bod/m 3.hari. kebutuhan Oksigen (udara) : Kebutuhan oksigen di dalam reaktor biofilter aerob sebanding dengan jumlah BOD yang dihilangkan. Kebutuhan teoritis = Jumlah BOD yang dihilangkan 147

= 1,0 kg/hari. Faktor keamanan ditetapkan + 1,4 ------> Kebutuhan Oksigen Teoritis = 1,4 kg/hari. = 1,4 x 1,0 kg/ hari Temperatur udara rata-rata = 28 o C Berat Udara pada suhu 28 o C = 1,1725 kg/m 3. Di asumsikan jumlah oksigen didalam udara 23,2 %. Jumlah Kebutuhan Udara teoritis = = 1,4 kg/hari 1,1725 kg/m 3 x 0,232 g O 2 /g Udara = 5,15 m 3 /hari. Efisiensi Difuser = 1 % (tipe pipa berlubang) 5,15 m 3 /hari Kebutuhan Udara Aktual = = 0,01 = 515 m 3 /hari = 0,330 m 3 /menit. = 330 liter per menit. Chek : Ratio Volume Udara /Volume Air Limbah = 25,75 148

Blower Udara Yang diperlukan : Spesifikasi Blower : Kapasitas Blower Head Jumlah Tipe blower Listrik = 500 liter/menit = 2800 mm-aqua = 1 unit = HIBLOW = 60 watt, 220 volt. d. Ruangan Pengendapan Akhir Debit Air Limbah = 20 m 3 /hari = 835 lt/jam = 0,835 m 3 /jam Waktu Tinggal = 1,4 Jam Volume Efektif = 1,4/24 x 20 m 3 = 1,18 m 3 dibulatkan 1,2 m 3 Dimensi = 1 m X 0,6 m X 2 m Konsentrasi BOD Masuk = 50 mg/l Konsentrasi BOD Keluar = 50 mg/l Chek Waktu Tinggal rata-rata = 1,44 Jam Beban permukaan (surface loading) rata-rata = 20 m 3 /hari = = 33 m3/m2.hari (0,6 x 1) m 2 Standar JWWA : 149

Beban permukaan = 20 50 m3/m2.hari. (JWWA) IV.1.3.B Spesifikasi Teknis Dari hasil perhintungan di atas ditentukan spesifikasi teknis bangunan IPAL serta peralatan pendukung sebagai berikut : 1. Bak Penampung Air Limbah Dimensi : 150 cm X 400 cm X 200 cm Bahan : Beton semen cor Volume Efektif : 10 M3 Lebar : 1,5 m Panjang : 4 m Kedalaman : 1,5m Tinggi Ruang Bebas : 0,5 m Waktu Tinggal : 10 jam 2. Bak Pengedapan dengan Bahan Kimia Dimensi : 150 cm X 250 cm X 150 cm Lebar : 1,5 m Panjang : 2,5 m Kedalaman : 1,3 m Tinggi ruang bebas : 0.2 m Bahan Volume Efektif : Fiber glass : 5 M3 150

Total Retention Time : 4 jam 3. Unit Reaktor Biofiloter Anaerob Dimensi : 150 cm X 150 cm X 230 cm Bahan : Fiber glass Volume Efektif : 4,5 M3 Total Retention Time : 5 jam Tipe media biofilter : Sarang tawon, Bahan : PVC Volume Media : 2,8 m 3 4. Unit Reaktor Biofilter Anaerob-Aerob Dimensi : 100 cm X 310 cm X 225 cm Bahan : Fiber glass Volume Efektif : 6 M3 Total Retention Time : 7,2 jam Tipe media biofilter : Sarang tawon Bahan : PVC Volume Media biofilter: 2,7 M3 5. Media Pembiakan Mikroba Material Ketebalan Luas Kontak Spsesifik Diameter lubang Warna Berat Spesifik : PVC sheet : 0,15 0,23 mm : 200 226 m2/m3 : 2 cm x 2 cm : bening transparan : 30-35 kg/m3 151

Porositas Rongga : 0,98 4. Blower Udara Tipe Listrik Head Q udara Jumlah : Hi Blow : 60 watt, 220 volt. : 2 m air : 500 liter/menit : 1unit 5. Pompa Air Baku Tipe Kapasitas Listrik Total Head Jumlah :Submersible Pump : 20 liter/menit : 250 watt, 220 volt : 8 meter : 1 unit 6. Pompa Sirkulasi Tipe Kapasitas Listrik Total Head 7. Bak Kontrol Dimensi bahan Jumlah : Submersible Pump : 10 liter/menit : 60 watt : 6 meter : 50 cm x 50 cm x 50 cm : bata-semen : 1 unit. 8. Pompa Dosing 152

Tipe : Pulsa Feeder 150/100 Tekanan : 7 Bar Kapasitas : 15 liter per jam Jumlah : 1 unit 9. Chemical Tank Volume Bahan Perlenkapan Listrik : 200 liter : Polyethylene : Motor Pengaduk : 200 watt, 220 volt 153

154 Gambar IV.3 : BAK EKUALISASI IPAL PENCUCIAN JEAN (VOL. 8 M3) Dimensi : 1 m x 4 m X 2 m

Gambar IV.4.A : BAK KOAGULASI DENGAN BAHAN KIMIA (Potongan Melintang) 155

156 Gambar IV.4.B : BAK KOAGULASI DENGAN BAHAN KIMIA (Tampak Atas)

Gambar IV.5.A : Reaktor Biofilter Anaerob 157

158 Gambar IV.5.B : Reaktor Biofilter Anaerob

Gambar IV.6 : Reaktor Biofilter Anaerob-Aerob (Reaktor Pengolahan Lanjut). 159

160 Gambar IV.7 : Diagram proses pengolahan air limbah pencucian jean dengan menggunakan kombinasi proses pengendapan kimia dengan proses biofilter anaerob-aerob.

Gambar IV.8 : TATA LETAK PERALATAN IPAL 161

IV.2 Peralatan IPAL Peralatan utama IPAL industri kecil tekstil yang digunakan untuk pembangunan pilot plant terdiri dari bak pengendapan kimia, reaktor biofilter anaerob, reaktor biofilter aerob, pompa air baku limbah, pompa dosing bahan kimia, tangki bahan kimia, blower udara serta media biofilter tipe sarang tawon. Foto peralatan dapat dilihat seperti pada gambar berikut. 1. Bak Pengendapan Dengan Bahan Kimia Gambar IV.9.a : Bak Pengendapan kimia (dilihat dari samping) 162

Gambar IV.9.b : Bak Pengendapan kimia (dilihat dari depan) Gambar IV.9.c : Bak Pengendapan kimia (dilihat dari atas) 163

2. Bak Reaktor Anaerob Gambar IV.10 : Reaktor Bofilter Anaerob 3. Bak Reaktor Aerob Gambar IV.11.a : Reaktor Bofilter Aerob (dilihat dari samping) 164

Gambar IV.11.b : Reaktor Bofilter Aerob (dilihat dari depan) 4. Pompa Air Limbah Gambar IV.12 : Pompa Air Limbah 165

5. Blower Udara Gambar IV.13 : Blower Udara 6. Media Pembiakan Mikroba (Plastik Sarang Tawon) Gambar IV.14 : Media Biofilter darai bahan palstik tipe sarang tawon 166

7. Pompa Dising 8. Chemical Tank Gambar IV.15 : Pompa Dosing Gambar IV.16 : Tangki Bahan Kimia 167

IV.3 Pembangunan dan pemasangan IPAL Proses pembangunan dan pamasanganipal dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini. Gambar 17: Pembuatan Bak Ekualisasi 168

Gambar 18: Bak Ekualisasi 169

Gambar 19 : Pilot Plant IPAL industri pencucian jean kapasitas 20-30 m 3 per har 170

Gambar 20: Bak Pengendapan Kimia 171

Gambar 21: Pemasangan Media biofilter di dalam Reaktor Biofiloter Anaerob dan Reaktor Biofilter Anaerob-Aerob (Raktor Pengolahan Lanjut) 172

Gambar 22 : IPAL Tekstil Kapasitas 20-30 M3 per hari yang telah terpasang 173

IV.4 Perkiraan Biaya Operasional Pengolahan Limbah Kapasitas 20 m 3 /hari Biaya untuk pembangunan unit pengolah limbah individual dihitung berdasarkan kebutuhan biaya listrik dan kebutuhan bahan kimia yang digunakan dlam hal ini menggunakan ferrosulfat dengan konsentrasi 400 mg/l. Rincian biaya litrik dan biaya bahan kimia per hari dapat dilihat pada Tabel IV.1. dari tabel tersebut dapat diperkirakan biaya operasional IPAL industri kecil tekstil kapasitas 20 m 3 per hari adalah Rp. 21.520,- per hari atau Rp.1.076,- per m 3 limbah. Tabel IV.1 : Perkiraan Biaya Operasional IPAL per Hari No Pengeluaran 1 Kebutuhan Listrik Pompa Limbah 250 watt Pompa sirkulasi 100 watt Pompa Dosing 50 watt Blower Udara 60 watt Total 460 watt Jumlah 11,04 Kwh Harga Satuan Total (Rp) 500 5.520 2 Bahan kimia Dosis 400 gr/m 3 x 20 m 3 8 kg 2000 16.000 TOTAL 21.520 Jika diasumsikan tiap mesin menghasilkan limbah 3000 liter dan dapat mencuci 400 potong 174

jean maka air limbah sebesar 20 m 3 merupakan air limbah yang dikeluarkan untuk mencuci jean sebanyak = (20 m 3 /3 m 3 )x400 potong = 2666 potong. Dengan demikian biaya limbah tiap potong jean yang dicuci yakni = 21520,- / 2666 potong = Rp. 8,07 per potong jean. 175