BAB III OBJEK PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Banceuy terletak di Jalan Soekarno

BAB IVGAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kalianda

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS I CIPINANG

Pengertian dan Sejarah Singkat Pemasyarakatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional pada dasarnya merupakan pembangunan manusia

BAB III PEREDARAN NARKOTIKA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN BANCEUY. A. Sejarah Lembaga Pemasyarakatan Banceuy Klas II A Bandung

BAB II GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA KELAS II TANJUNG GUSTA MEDAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. A. Gambaran Umum Rumah Tahanan Kelas I Surabaya. 1. Sejarah Singkat Rumah tahanan Kelas I Surabaya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum, hal tersebut tercermin dalam UUD

PROFIL PEJABAT LAPAS KELAS IIA PEKANBARU

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI PROFIL CABANG RUMAH TAHANAN NEGARA RENGAT DI TELUK KUANTAN

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP 073/J.A/07/1999

BAB III PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR TERPIDANA KASUS ASUSILA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN MEDAENG SURABAYA

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Profil Lembaga Pemasyarakatan Wanitan Kelas IIA Way Hui

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang kejahatan semakin berkembang sesuai dengan

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS RUTAN KLAS IIB MAMUJU PERIODE

PENGAWASAN PEMBERIAN REMISI TERHADAP NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) KLAS IIA ABEPURA

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA Dan BUPATI KAYONG UTARA MEMUTUSKAN :

Strategi RUTAN dan LAPAS yang ada di DKI Jakarta saat ini dalam mengatasi over capacity adalah melakukan penambahan gedung hunian dan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan undang-undang Dasar 1945 pasal 28H ayat (1) tentang Hak

TARGET CAPAIAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN SATUAN KERJA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2011 ESTIMASI PENYELESAIAN

PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN LAHAT

TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL WALIKOTA SURABAYA,

BAB III PELAKSANAAN PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR TERPIDANA NARKOTIKA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN SIDOARJO

RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS IIB DUMAI Jl. Pemasyarakatan No. 01 Bumi Ayu - Dumai RUTAN DUMAI

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMASYARAKATAN. ada penjara, namun dahulu kala orang-orang yang dianggap melakukan kesalahan

JURNAL PEMENUHAN HAK NARAPIDANA TINDAK PIDANA KORUPSI DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN WIROGUNAN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN MASA PIDANA (REMISI)

BALAI PEMASYARAKATAN KLAS II PEKANBARU PROFIL BALAI PEMASYARAKATAN KLAS II

menegakan tata tertib dalam masyarakat. Tujuan pemidanaan juga adalah untuk

MATERI LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN OSIS ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH ( OSIS )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIB ANAK PEKANBARU LAPAS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. hanya terbatas pada kuantitas dari bentuk kejahatan tersebut.

2015, No. -2- untuk melaksanakan ketentuan Pasal 50 Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan dan Pasal 47 Peraturan Pemerintah Nomor

BAB I PENDAHULUAN. para pemimpin penjara. Gagasan dan konsepsi tentang Pemasyarakatan ini

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

Denah Lokasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa KANTOR PU TEMPAT TEMU BESUK KANTIN

IV. GAMBARAN UMUM. kecamatan dan 84 kelurahan menjadi 13 kecamatan dan 98 kelurahan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini narapidana tidak lagi dipandang sebagai objek melainkan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG TUNJANGAN HAKIM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Institute for Criminal Justice Reform

BAB II GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA TANJUNG GUSTA MEDAN

LAMBANG PEMASYARAKATAN

Profile LPKA Salemba PUSANEV_BPHN. Berkomitmen Untuk Membangun Manusia Mandiri

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentia

PEMBINAAN BAGI TERPIDANA MATI. SUWARSO Universitas Muhammadiyah Purwokerto

PROFIL PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA JAYAPURA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi kebijakan..., Atiek Meikhurniawati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITAN. A. Sejarah Lapas Wanita Kelas II.A Palembang

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan hubungan hidup antara warga binaan dengan masyarakat.

: PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 60 TAHUN 2007 TANGGAL : 31 OKTOBER Mutz Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Departemen Dalam Negeri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia adalah Negara Hukum. Sebagai Negara Hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. Merebaknya kasus kejahatan dari tahun ke tahun memang bervariasi,

IV. PETA SOSIAL KELURAHAN SUKAMISKIN DAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN SUKAMISKIN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) sebagai salah satu institusi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 19 TAHUN 2000 (19/2000) TENTANG TUNJANGAN HAKIM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II URAIAN TEORITIS. Teori adalah konsep-konsep yang merupakan abstraksi dan hasil

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN KOMISI III DPR RI KE LAPAS KEROBOKAN, DENPASAR BALI NOVEMBER

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Institute for Criminal Justice Reform

Dindin Firmansyah BDK Bandung

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2014 T E N T A N G

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PER. 02 Tahun 2009 TENTANG

Struktur Organisasi Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Salemba Jakarta

DATA STATISTIK BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA BATUSANGKAR 2015

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

TARGET CAPAIAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN SATUAN KERJA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2011

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA DHARMA NUSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemasyarakatan mengalami keadaan yang jauh berbeda dibandingkan dengan

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Negeri tersebut diperlukan upaya untuk meningkatkan menejemen Pegawai. Negeri Sipil sebagai bagian dari Pegawai Negeri.

2017, No Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 31 TAHUN 1999 (31/1999) TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

BAB I PENDAHULUAN. Indie (Kitab Undang Undang Hukum pidana untuk orang orang. berlaku sejak 1 januari 1873 dan ditetapkan dengan ordonasi pada tanggal

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tempat atau kediaman bagi orang-orang yang telah dinyatakan bersalah oleh

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2906); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran N

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASAMAN,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daniati, 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA DHARMA NUSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KETENAGAAN Pengadaan Pegawai Jenjang Kepangkatan/Jabatan

FUNGSI SISTEM PEMASYARAKATAN DALAM MEREHABILITASI DAN MEREINTEGRASI SOSIAL WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN Sri Wulandari

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

I. PENDAHULUAN. Narkotika selain berpengaruh pada fisik dan psikis pengguna, juga berdampak

NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN

BAB I PENDAHULUAN. tugas pokok melaksanakan pemasyarakatan narapidana/anak didik. makhluk Tuhan, individu dan anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk norma yang hidup di masyarakat. Sebagai ultimum remedium,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1 dari 8 26/09/ :15

PROFIL LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIB BANGKINANG

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1. Sejarah Lembaga 3.1.1. Sejarah Lapas Banceuy Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Banceuy Bandung terletak di Jalan Soekarno Hatta No. 187 A Bandung, sebelumnya terletak di Jalan Banceuy No. 8 Bandung, nama Banceuy melekat pada nama Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Bandung di Jalan Soekarno Hatta No. 187 A Bandung, karena nilai historis pada saat itu mantan presiden Soekarno pernah ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Banceuy. Sebagai mana perkembangan Kota Madya DT II Bandung dengan Heterogenitas penduduknya sangat komplek yang memiliki predikat sebagai Kota Pelajar, Kota Wisata, dan Kota Industri. Seiring itu pula mendorong Wali Kota madya DT II Bandung melakukan penataan perluasan pusat perdagangan Banceuy Permai. Maka Pemerintah Kota madya DT. II Bandung bersama Ka. Lapas (Bp. Drs.Ign. Kartono) selaku wakil Departemen Kehakiman RI menetapkan lahan/ tanah di Jalan Soekarno Hatta No.187 A Bandung sebagai lokasi Lapas Banceuy Bandung (yang dibangun sejak awal abad XX). Pada tahun 1982, secara bertahap pembangunan Lapas Banceuy Bandung mulai dilaksanakan 67

Pada tahun 1985 melalui prakarsa Ka. Lapas Banceuy Bandung (R.A. Basarah) semua penghuni Lapas Banceuy Bandung (Jalan Banceuy No. 8 Bandung) dipindahkan ke Rumah Tahanan Negara (Rutan) di Jalan Jakarta No. 29 Bandung. Bangunan Lapas Banceuy yang masih ada adalah 1 (satu) kamar bekas Ir. Soekarno) ditempatkan dan 1 (satu) bangunan menara penjagaan. Hal ini, merupakan penghargaan sebagai lambang /simbul perjuangan kepahlawanan. Pada tahun 1990, setelah kebutuhan minimal standar Lapas sebagai tempat hunian Narapidana (bangunan kantor, blok hunian, listrik, dan air, serta fasilitas lainnya) tersedia. Kepala Kantor Wilayah Dep. Kehakinan Jawa Barat (Kohar Sayuti, S.H.) bersama Ka Lapas Banceuy (Marsono, Bc.IP., S.H.) Lapas Banceuy silam resmi dihuni oleh narapidana pindahan dari Rutan Kebon Waru jalan Jakarta No. 29 Bandung. Berdasarkan Surat Menteri Kehakiman RI No. W8.UM.01.06.245 A tanggal 30 september 1999 tentang Pembentukan Lapas Khusus Napi Narkoba. Hal tersebut guna memfungsikan beberapa Lapas sebagai tempat pembinaan narapidana kasus narkotika, salah satunya yaitu : Lapas Klas II A Banceuy Bandung untuk menampung narapidana kasus narkotika dari Kantor Wilayah Departemen Kehakiman DKI Jakarta dan Jawa Barat.

3.1.2. Sejarah singkat sistem Pemasyarakatan Bagi negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila, pemikiranpemikiran mengenai fungsi pemidanaan tidak lagi sekedar penjeraan tetapi juga merupakan suatu usaha rehabilitasi dan reintregasi sosial Warga Binaan Pemasyarakatan telah melahirkan suatu sistem pembinaan yang dinamakan dengan Sistem Pemasyarakatan. lstilah Pemasyarakatan untuk pertama kali disampaikan oleh alamarhum Bapak Saharjo,SH (Menteri Kehakiman pada saat itu) pada tanggal 5 Juli 1963 dalam pidato penganugrahan gelar Doktor Honoris Causa oleh Universitas Indonesia. Pemasyarakatan oleh beliau dinyatakan sebagai tujuan dari Pidana Penjara. Satu tahun kemudian, pada tanggal 27 April 1964 dalam Konferensi Jawatan Kepenjaraan yang dilaksanakan di Lembang Bandung, istilah Pemasyarakatan dibakukan sebagai pengganti Kepenjaraan. Pemasyarakatan dalam Konferensi ini dinyatakan sebagai suatu sistem pembinaan terhadap para pelanggar hukum dan sebagai suatu pengejawantahan keadilan yang bertujuan untuk mencapai reintegrasi social atau pulihnya kesatuan hubungan Warga Binaan Pemasyarakatan dengan masyarakat. Dalam perkembangan selanjutnya, pelaksanaan system Pemasyarakatan yang telah dilaksanakan sejak tahun 1964 semakin mantap dengan diundangkannya Undang- undang nomor : 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.

Dengan Undang- undang Pemasyarakatan ini maka makin kokoh usaha-usaha mewujudkan suatu sistem Pemasyarakatan sebagai tatanan mengenai arahan dan batas serta cara pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan berdasarkan Pancasila, yang dilaksanakan secara terpadu antara pembina, yang dibina dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas Warga Binaan Pemasyarakatan agar menyadari kesalahan, memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindakan pidana, sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dapat hidup secara wajar yang baik dan bertanggung jawab. 3.2.1. visi dan misi Visi dan misi dari Lapas Khusus Narkotika Klas II A Banceuy Bandung adalah sebagai berikut: VISI : Pemulihan kesatuan hubungan hidup dan penghidupan Warga Binaan Pemasyarakatan sebagai individu, anggota masyarakat dan mahluk Tuhan Yang Maha Esa. MISI : Melaksanakan pembinaan narapidana korban penyalahguna narkoba melalui program therapi terpadu agar mampu membebaskan narapidana dari ketergantungan narkoba dan tidak melanggar hukum lagi.

3.2.2. Tri Darma TRI DHARMA PETUGAS PEMASYARAKATAN 1. Kami petugas pemasyarakatan adalah abdi hukum, pembina dan pembimbing pelanggar hukum serta pengayom masyarakat. 2. Kami petugas pemasyarakatan wajib bersikap bijaksana dan bertindak adil dalam melaksanakan tugas. 3. Kami petugas pemasyarakatan bertekad menjadi suri tauladan dalam mewujudkan sistem pemasyarakatan yang berdasarkan pancasila. 3.3. Logo atau Lambang 3.3.1. Lambang direktorat jendral pemasyarakatan GAMBAR 3.1. Lambang Direktorat Jendral Pemasyarakatan Sumber : Subsi Registrasi Lapas Klas II A Banceuy, 2008.

Lambang diatas menggambarkan : 1. Lima buah garis melengkung yang berupa pelangi 2. Tujuh belas bekas sinar matahari 3. Bunga teratai berdaun bunga delapan 4. Sembilan belas buah bunga kapas dan empat puluh lima butir padi 5. Pohon beringin pengayoman 6. Pita dengan penulisan PEMASYARAKATAN 3.3.2. Makna Lambang direktorat jendral pemasyarakatan Berdasarkan pasal 4 ayat (1) hurup b dalam keputusan mentri, makna lambang direktorat jendral pemasyarakatan adalah: 1. Lima buah garis melengkung yang melambangkan pancasila, yang menjadi palsafah Negara 2. Tujuh belas bekas sinar matahari diartikan tanggal proklamasi kemerdekaan republik Indonesia 3. Bunga teratai melambangkan kesucian, daun bunga delapan diartikan bulan Agustus sebagai bulan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 4. Sembilan belas buah bunga kapas dan empat puluh lima butir padi merupakan angka SERIBU SEMBILAN RATUS EMPAT PULUH LIMA (1945). Sebagai tahun proklamasi kemedekaan Republik Indonesia. Kapas melambangkan sandang dan padi

melambangkan pangan atau sandang pangan yang berarti kemakmuran. 5. Pohon beringin merupalan pengayoman, yang menjadi lambang Departemen Kehakiman Republik Indonesia yang sekarang menjadi Departemen Hukum dan HAM. 6. Pita melambangkan kesatuan dan persatuan bagi setiap pegawai pemasyarakatan yang bernaung dibawah sangsaka merah putih. 7. Warna Hijau kuning melambangkan kepemimpinan yang berwibawa, disertai penggunaan kewenangan secara bertanggung jawab.

3.4.1. Struktur Organisasi

3.5. Job Description Perusahaan A. Keadaan Pegawai Keadaan pegawai Lapas Klas II A Bnaceuy dapat digambarkan sebagaimana tabel tingkat pendidikan, kepangkatan dan tingkat golongan, jenis kelamin, usia, pelatihan pendidikan/kursus dan tugas pokok dan fungsi. Berikut tabel rincian keadaan pegawai Lapas Klas II A Banceuy dibawah ini. Tabel 3.1. Keadaan Petugas Berdasarkan Kepangkatan Dan Tingkat Golongan NO KEPANGKATAN TINGKAT GOLONGAN JUMLAH 1 Pengatur Muda II/a 13 2 Pengatur Muda Tk.I II/b 5 3 Pengatur II/c 8 4 Pengatur Tk.I II/d 19 5 Penata Muda III/a 23 6 Penata Muda Tk.I III/b 33 7 Penata III/c 11 8 Penata Tk.I III/d 13 9 Pembina IV/a 2 TOTAL 127

Sumber data: Urusan Kepegawaian Lapas Klas II A Banceuy, 2008. Tabel 3.2 Keadaan Petugas Berdasarkan Penggolongan Jenis Kelamin NO JENIS KELAMIN JUMLAH 1 Laki-laki 99 2 Perempuan 28 TOTAL 127 Sumber data: Urusan Kepegawaian Lapas Klas II A Banceuy, 2008. Tabel 3.3 Keadaan Petugas Berdasarkan Tingkat Pendidikan NO TINGKAT PEDIDIKAN JUMLAH 1 SD 1 2 SLTP / SEDERAJAT 3 3 SLTA / SEDERAJAT 81 4 DIPLOMA 5 5 S 1 34 6 S 2 3 TOTAL 127

Sumber data: Urusan Kepegawaian Lapas Klas II A Banceuy, 2008. Tabel 3.4 Keadaan Petugas Berdasarkan Keikutsertaan Diklat/Kursus NO DIKLAT / KURSUS JUMLAH 1 Diklat Adum/ Diklat PIM Tk.IV 24 2 Diklat Kesamaptaan 15 3 Diklat Orpas 11 4 Diklat Menembak 5 5 Diklat Intelijen 3 6 Diklat Latsar Pemasyarakatan 3 7 Pendidikan Latsar Keprajuritan 3 8 Diklat arsiparis 1 9 Kursus aplikasi Pemasyarakatan 1 10 Latsar Hansip 1 11 Pendidikan tenaga teknis Pas bid. Pembinaan 2 12 Pendidikan Psiko dan Peksos bagai Petugas LP 2 13 Spada 2

14 Pendidikan tenaga administrasi bid. Kepegawaian 1 15 Latihan Hankamnas 1 16 Latihan LTDKS 1 17 Latihan Peksos 20 18 Latihan tentang wawasan dan pengetahuan dampak buruk resiko buruk penggunaan narkoba. 127 19 OSC 5 Sumber data: Urusan Kepegawaian Lapas Klas II A Banceuy, 2008. Tabel 3.5 Keadaan Petugas Berdasarkan Penggolongan Umum NO UMUR (tahun) JUMLAH 1 18 40 64 2 41 55 63 TOTAL 127 Sumber data: Urusan Kepegawaian Lapas Klas II A Banceuy, 2008. Tabel 3.6 Keadaan Petugas Berdasarkan Tugas Pokok Dan Fungsi

NO TUGAS POKOK FUNGSI Jumlah 1 Ka. Lapas 1 2 Petugas Pintu Utama (P2U) 12 3 Kasubag Tata usaha 1 a) Ka. Ur. Kepegawaian & Keuangan beserta 10 staf b) Ka. Ur. Umum dan staf 5 4 Kasi. Binadik 1 a) Kasubsi Bimkemaswat dan Staf 18 b) Kasubsi Registrasi dan Staf 6 5 Kasi administrasi Keamanan dan Ketertiban 1 a) Kasubsi Pelaporan dan staf 4 b) Kasubsi Keamanan dan staf 3 6 Kasi Bimbingan Kerja 1 a) Kasubsi Sarana Kerja dan staf 5 mbingan kerja 2 7 Ka. KPLP dan staf 5 a) Kepala Regu Pengamanan I dan anggota 12 b) Kepala Regu Pengamanan II dan anggota 13 c) Kepala Regu Pengamanan III dan anggota 12 d) Kepala Regu Pengamanan IV dan anggota 12

Sumber data: Urusan Kepegawaian Lapas Klas II A Banceuy, 2008. 3.6. Aspek sarana dan Prasarana Aspek sarana dan prasaran yang ada di Lapas Khusus narkotika Klas II A Banceuy Bandung rinciannya dapat dilihat pada table berikut ini : Tabel 3.7. Kondisi dan keadaan Lapas Klas II A Banceuy yang ada saat ini 1. Perkantoran a Kantor Wilayah Departemen Hukum & HAM : Jawa Barat b Nama UPT : Lapas Klas II A Banceuy Bandung c Tahun Berdiri : 1982 d Kapasitas Hunian : 400 orang Narapidana Jl. Soekarno Hatta No. 187 A, Kelurahan kebon e Alamat : Kalapa, Kecamatan Bojongloa Kidul. Kota Bandung

f Kode Pos : 40235 g Telepon : (022) 5202751. Ka.Lapas (022) 5202739 h Faksimili : (022) 5202739 i Luas Tanah : 49.825 m² j Luas Bangunan : 6. 696 m² k Perkantoran : 1) Gedung Bagian Depan : Terdiri 2 (dua) lantai Ruang Portir, ruang Ka. KPLP, ruang Kasi. Bimker, ruang Kasi Bnadik, ruang, Kasi a) Lantai Bawah : Administrasi Kamtib, ruang Kasubsi Pelaporan, Kamar Kecil (WC), dan ruang gudang. Ruang sataf (bendahara, Sekretariat), ruang Kasubag TU, ruang Ka.Lapas, ruang tamu b) Lantai Atas : Ka.Lapas, Kamar kecil Ka. Lapas (WC), ruang Kaur Kepegawaian, Kamar kecil (WC), dan ruang gudang. 2) Gedung Bagian Tengah : Ruang staf KPLP, koridor, ruang Satgas Kamtib, ruang Kaur Umum, ruang Kasubsi Keamanan, ruang Kasubsi Bimkemaswat, ruang kantin, ruang Kunjungan WBP, ruang dapur Komandan Jaga, kamar kecil (WC), ruang Kasubsi Sarana

Kerja, ruang Koman dan Jaga, ruang Kasubsi Registrasi. 3) Gedung Bagian Belakang : Ruang Perpustakaan, ruang rawat inap WBP a) Sebelah Barat : (Poliklinik), dan kamar kaceil (WC). Ruang pendaftaran rawat jalan (berobat), ruang dokter gigi dan tempat praktek, ruang dokter b) Sebelah Timur : umum, ruang konsultasi, ruang administrasi, ruang penyimpangan obat, ruang pengambilan sample darah/ dahak, ruang kamar kecil (WC). l Pos Keamanan 1) Pos Jaga Atas 5 Pos 2) Pos Blok 6 Pos 3) Pos Utama 1 Pos m Blok Hunian WBP : 6 (enam) Blok n Kapasitas Lapas : 400 orang WBP. 1) Kapasitas Blok A : 154 orang WBP 2) Kapasitas Blok B : 189 orang WBP

3) Kapasitas Blok C : 223 orang WBP 4) Kapasitas Blok D : 226 orang WBP 5) Kapsitas Blok E : 57 orang WBP 6) Kapasitas Gedung Baru Jumlah WBP : 64 orang WBP (belum di huni) : 864 orang WBP 2. Fasilitas Pembinaan a Fasilitas Gedung / bangunan : Banyaknya Keterangan 1) Aula /gedung Serba Guna 1 (satu) Baik 2) Masjid 1 (satu) Baik 3) Gereja 1 (satu) Baik 4) Dapur 1 (satu) Baik 5) Poliklinik 1 (satu) Baik b Fasilitas Poliklinik Lapas : Banyaknya Ketarangan 1) Klinik umum 1 (satu) Baik 2) Klinik Gigi 1 (satu) Baik 3) Ruang Rawat Inap 1 (satu) Baik 4) Ruang Konsultasi 1 (satu) Baik 5) Kamar Obat 1 (satu) Baik 6) Ruang Tunggu Pasien 1 (satu) Baik 7) Ruang Laboratorium sederhana 1 (satu) Baik

8) Ambulnce 1 (satu) Baik 9) Ruang Perawatan Putus Obat 1 (satu) Baik 10) Alat Kedokteran Umum 1 (satu) Baik 11) Alat Kedokteran Gigi 1 (satu) Baik 12) Tempat Penyimpanan Obat 1 (satu) Baik Khusus c Fasilitas Olah Raga : Banyaknya Ketarangan 1) Lapang Sepak Bola 1 (satu) Baik 2) Lapang Tenis 1 (satu) Baik 3) Lapangan Voly Ball 1 (satu) Baik 4) Lapangan Badminton 1 (satu) Baik Sumber data: Urusan Kepegawaian Lapas Klas II A Banceuy, 2008.