BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta kata budhayah yaitu dari kata buddhi yang berarti budi atau akal dengan demikian kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal sedangkan kata budaya merupakan perkembangan majemuk dari budi daya yang berarti daya dari budi Koentjaraningrat (dalam Soeloeman, 2007:21). Kebudayaan dapat dikatakan sebagai hasil cipta manusia, melalui daya pikir maupun kemampuan manusia menciptakan hal-hal baru misalnya benda-benda budaya, norma maupun peraturan-peraturan, yang merupakan cerminan sikap, tingkah laku, maupun ciri masyarakatnya. Menurut Maran (2000:28), kebudayaan merupakan susunan dua konfigurasi dan komponen besar yang berhubungan, yakni kebudayaan material dan non material. Kebudayaan material segala objek fisik buatan manusia, sedangkan non material terdiri dari pengetahuan dan kepercayaan (komponen kognitif), norma atau normatif, tanda dan bahasa atau komponen simbolik. Kebudayaan kognitif menolong kita mengembangkan pengetahuan dan kepercayaan tertentu, tentang apa yang terjadi di sekitar kita. Pengetahuan ialah suatu koleksi ide dan fakta tentang dunia fisik dan sosial kita yang relatif objektif, dapat diandalkan dan dapat diverivikasi. Sedangkan kepercayaan adalah ide-ide yang lebih subjektif dan tidak dapat diverivikasi contoh dari kepercayaan adalah agama. 1
2 Komponen normatif menunjukkan bahwa setiap kebudayaan memiliki idenya sendiri, tidak hanya tentang apa yang penting di dunia tetapi bagaimana manusia harus bertindak. Komponen normatif terdiri norma dan nilai-nilai, norma merupakan peraturan-peraturan bagaimana hendaknya orang berperilaku, sedangkan nilai adalah sesuatu yang baik yang diharapkan atau yang penting. Komponen simbolik mencakup semuanya baik pengetahuan, kepercayaan, norma dan nilai-nilai. Komponen-komponen tersebut tidak akan ada tanpa adanya simbolsimbol, simbol itu bisa berupa bunyi, bahasa, gerak isyarat, atau apa saja yang mempunyai arti. Simbol-simbol memungkinkan kita untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan mengambil bagian, serta mengalihkan komponenkomponen kebudayaan kepada generasi berikutnya karena dunia ini penuh dengan simbol-simbol. Simbol-simbol hanya berarti kalau orang sepakat akan arti dari simbol simbol-simbol yang termaksud. Menurut Cassirer (dalam Sachari, 2002:14), manusia bukan saja sebagai makhluk pembuat alat, melainkan sebagai makhluk pembuat simbol melalui bahasa-bahasa visual. Manusia menciptakan suatu dunia kultural yang di dalamya terdapat bahasa, mitos, agama, kesenian dan ilmu penegtahuan. Manusia tidak dapat diartikan sebagai substansi tetapi harus dimengerti melalui gagasangagasannya yang sangat fungsional. Manusia menciptakan simbol-simbol yang dapat kita lihat dalam kebudayaan, karena kebudayaan terbentuk dari daya pikir, maupun kemampuan manusia dalam membentuk kepercayaan, bahasa, pengetahuan yang semuanya sarat akan simbol-simbol.
3 Salah satu kebudayaan yang memiliki simbol-simbol adalah kebudayaan Pasola dari Kabupaten Sumba Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kebudayaan Pasola adalah permainan perang yang selalu dilaksanakan oleh masyarakat Sumba Barat setiap tahun, latar belakang meneliti budaya Pasola Kabupaten Sumba Barat karena kebudayaan tersebut memiliki simbol-simbol budaya yang mengandung makna dan arti khusus. Penelitian terhadap kebudayaaan Pasola, dengan judul Simbolisme pada budaya Pasola Kabupaten Sumba Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur, memfokuskan pada wujud budaya Pasola dan simbolsimbol yang terdapat dalam kebudayaan tersebut, sangatlah penting. Tujuannya agar dapat memaknai segala sesuatu yang terdapat dalam Pasola, serta memiliki pemahaman dan wawasan tentang budaya Pasola mengenai simbol dan makna. Penelitian tentang kebudayaan Pasola telah dilakukan sebelumnya oleh Anisa Bamualim dalam bukunya yang berjudul Profil Budaya Sumba Barat, yang diterbitkan pada tahun 2009. Penelitian tersebut memuat seluruh kebudayaan Sumba Barat termasuk Pasola. akan tetapi buku tersebut hanya memuat tentang asal-usul kebudayaan Pasola dan serangkaian ritualnya, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti membahas atau mengungkapkan wujud budaya Pasola dan simbol-simbol yang terdapat dalam kebudayaan Pasola. 1.2 Jangkauan Masalah Peneliti memiliki jangkauan masalah tersendiri dalam meneliti budaya Pasola yang berasal dari Kabupaten Sumba Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur jangkauan masalahnya:
4 a) Wujud budaya Pasola b) latar belakang terciptanya budaya Pasola c) Simbol-simbol yang terdapat dalam budaya Pasola d) Simbol-simbol dalam tata cara pelaksanaan budaya Pasola e) Simbol-simbol yang terdapat dalam Nyale (cacing-cacing kecil) f) Simbol-simbol yang terdapat pada ayam yang dimasak untuk upacara pasola 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan jangkauan masalah peneliti menetapkan batasan masalah sebagai pengkajian berikut dalam penelitian Simbolisme dalam budaya Pasola Kabupaten Sumba Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) : a) Wujud budaya pasola b) Simbol yang terdapat dalam budaya Pasola 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah, peneliti memiliki rumusan masalah sebagai berikut: a) Bagaimanakah wujud budaya Pasola? b) Bagimanakah simbol- simbol yang terdapat dalam budaya Pasola?
5 1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum Tujuan umum penelitian budaya Pasola yang berasal dari Kabupaten Sumba Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur yaitu memahami makna atau arti dari budaya Pasola itu sendiri, serta memberi pemahaman guna memperluas wawasan masyarakat tentang budaya Pasola. 1.5.2 Tujuan Khusus Selain tujuan umum, peneliti memiliki tujuan khusus dalam penelitian budaya Pasola. Tujuan khusus peneliti: a) Menjelaskan wujud budaya Pasola b) Menjelaskan simbol-simbol yang terdapat budaya Pasola 1.6 Manfaat 1.6.1 Manfaat Teoretis Manfaat secara teoretis dalam penelitian Simbolisme pada budaya pasola kabupaten Sumba Barat Propinsi NTT, untuk mengetahui wujud budaya Pasola dan simbol - simbol itu sendiri pada budaya Pasola Kabupaten Sumba Barat. Secara teoritis memiliki manfaat yang sangat signifikan, yaitu melalui wujud budaya Pasola dan simbol-simbolnya maka dapat diketahui makna dari kebudayaan Pasola tersebut. 1.6.2 Manfaat Praktik Manfaat yang diperoleh jika dilihat dari segi praktik yaitu memperluas wawasan masyarakat sekitar, masyarakat Sumba Barat. Memberi wawasan atau
6 pengetahuan bagi masyarakat yang berasal dari daerah lain juga, tentang keberadaan budaya Pasola dan arti budaya Pasola itu sendiri yang dipaparkan melalui wujud budaya Pasola dan simbol-simbol yang terdapat dalam budaya tersebut. Manfaat lain yang diperoleh adalah secara tidak langsung menjaga eksitensi budaya Pasola dan memperkenalkan budaya ini kepada masyarakat Sumba Barat maupun warga Indonesia lainnya. 1.7 Penegasan Istilah Menghindari kesalah pahaman untuk memahami istilah dalam penelitan Simbolisme Pada Budaya Pasola Kabupaten Sumba Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur, maka diperlukan adanya penegasan istilah dalam penelitian Simbolisme pada Budaya Pasola Kabupaten Sumba Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur. Adapun istilah-istilah yang perlu ditegaskan: 1) Kebudayaan (Culture) berasal dari kata Sansekerta budhayah yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal, oleh sebab itu kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan akal sedangkan kata budaya merupakan perkembangan majemuk dari budi daya yang berarti daya dari budi sehingga dibedakan antara budaya yang berarti daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa, dengan kebudayaan yang berarti hasil dari cipta, karsa dan rasa. 2) Semiotik merupakan sesuatu yang berhubungan dengan tanda, objek dan makna.
7 3) Simbolisme adalah bentuk yang menandai sesuatu yang lain di luar perwujudan bentuk simbolik itu sendiri. 4) Pasola merupakan ritual perang adat. 5) Wujud budaya adalah sebagai suatu yang kompleks sebagai aktivitas manusia, yang merupakan perbuatan, tingkah laku, ide-ide, gagasan, nilainilai, norma-norma, peraturan-peraturan yang berasal dari manusia.