BAB I PENDAHULUAN. budi Koentjaraningrat (dalam Soeloeman, 2007:21). Kebudayaan dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

KEBUDAYAAN & MASYARAKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

TUJUAN PERKULIAHAN Mahasis Ma wa hasis mema wa ham mema i ham man ma usia sebaga n i usia sebaga makhluk ma buda ya buda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM, MPH.

BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar 4.2 Sistem Sosial

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB II DESKRIPSI TEORETIS DAN FOKUS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Mata kuliah : Filsafat Kebudayaan Pertemuan : 2 (K2) : Ruang Lingkup Kebudayaan 1. Pengertian Kebudayaan 2. Unsur-unsur kebudayaan 3.

1.1 Latar Belakang Budaya kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki kaitan yang sangat erat. Menurut

Pertemuan 1. Pembahasan. 1. Norma 2. Budaya 3. Etika 4. Moral 5. Struktur Etika

Kecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom


2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

UPAYA MELESTARIKAN NILAI-NILAI BUDAYA PADA MASYARAKAT DAYAK DESA SENEBAN

BAB I PENDAHULUAN. berarti tulisan, istilah dalam bahasa Jawa Kuna berarti tulisan-tulisan utama.

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

2015 TARI TUPPING DI DESA KURIPAN KECAMATAN PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

KEBUDAYAAN DALAM ILMU ANTROPOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. tradisi di dalam masyarakat. Sebuah siklus kehidupan yang tidak akan pernah

BAB I PENDAHULUAN. dalam lagi bahasa tercakup dalam kebudayaan. Bahasa menggambarkan cara berfikir

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan wilayah yang sarat dengan ragam budaya serta di dukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7

BUDAYA POLITIK ORGANISASI PEMERINTAH

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Masyarakat & Budaya

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Kebudayaan Jepang dipengaruhi oleh karakteristik geografis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

I. PENDAHULUAN. Budaya pada dasarnya merupakan cara hidup yang berkembang, dimiliki dan

BAB I PENDAHULUAN. rohaniah (Satrio Haryanto, 2006:1). Dalam kehidupan perlu adanya. dengan melestarikan nilai-nilai budaya dan memahami makna yang

MATAKULIAH BERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT (MBB)

BAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat luas sampai saat ini adalah prosa rakyat. Cerita prosa rakyat

kebudayaan Cina Peranakan bagi peneliti maupun pemba BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. Penelitian mengenai makna simbol dalam sastra lisan telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan bersama (Suwito dalam Aslinda dkk, 2010: 06). Bahasa sebagai

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. fenomena/gejala kian merenggangnya nilai-nilai kebersamaan, karena semakin suburnya

BAB I PENDAHULUAN. generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial juga makhluk budaya. Sebagai makhluk

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

BAB II KAJIAN TEORI. "Adat" berasal dari bahasa Arab,عادات bentuk jamak dari عاد ة (adah), yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan objek dari linguistik, karena linguistik merupakan

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

BAB II KERANGKA TEORI

Budaya Budaya = pikiran; akal budi (KBBI, 2002:169) Berasal dari kata Buddayah(Sansekerta), yang merupakan bentuk jamak dari kata Buddhi, artinya budi

BAB I PENDAHULUAN. dianalisis dengan kajian semiotik.semiotika adalah cabang ilmu yang semula berkembang dalam

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. anak berkebutuhan khusus sebagai bagian dari masyarakat perlu memahami

BUDAYA KERJA UNTUK KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur

KONSEP KEBUDAYAAN. Kuliah 2 - Geografi Kebudayaan

PENGERTIAN DASAR SEJARAH KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk yang. terdiri dari ribuan pulau-pulau dimana masing-masing penduduk dan suku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir,

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Manusia sebagai makhuk sosial tidak terlepas dari komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Japanese Art and Popular Culture menyebutkan bahwa daruma adalah salah

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

BAB II KAJIAN TEORI. Kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah, yaitu bentuk jamak

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang

Bab 7. Kebudayaan Islam

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. lain dalam kelompok (Bungin, 2006:43). Komunikasi yang terjalin dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. sastra memiliki kekhasan dari pengarangnya masing-masing. Hal inilah yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Anton M. Moeliono dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Analisis adalah 1.

BAB I PENDAHULUAN. Desa Setrojenar terletak di Kecamatan Buluspesantren, desa tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suryohadiprojo (1982: ), rakyat Jepang pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Komunikasi dilakukan dengan tujuan untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. selalu berinovasi dan memenuhi perkembangan kebutuhan konsumen tersebut. Bukan

Budaya. Oleh: Holy Greata. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta kata budhayah yaitu dari kata buddhi yang berarti budi atau akal dengan demikian kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal sedangkan kata budaya merupakan perkembangan majemuk dari budi daya yang berarti daya dari budi Koentjaraningrat (dalam Soeloeman, 2007:21). Kebudayaan dapat dikatakan sebagai hasil cipta manusia, melalui daya pikir maupun kemampuan manusia menciptakan hal-hal baru misalnya benda-benda budaya, norma maupun peraturan-peraturan, yang merupakan cerminan sikap, tingkah laku, maupun ciri masyarakatnya. Menurut Maran (2000:28), kebudayaan merupakan susunan dua konfigurasi dan komponen besar yang berhubungan, yakni kebudayaan material dan non material. Kebudayaan material segala objek fisik buatan manusia, sedangkan non material terdiri dari pengetahuan dan kepercayaan (komponen kognitif), norma atau normatif, tanda dan bahasa atau komponen simbolik. Kebudayaan kognitif menolong kita mengembangkan pengetahuan dan kepercayaan tertentu, tentang apa yang terjadi di sekitar kita. Pengetahuan ialah suatu koleksi ide dan fakta tentang dunia fisik dan sosial kita yang relatif objektif, dapat diandalkan dan dapat diverivikasi. Sedangkan kepercayaan adalah ide-ide yang lebih subjektif dan tidak dapat diverivikasi contoh dari kepercayaan adalah agama. 1

2 Komponen normatif menunjukkan bahwa setiap kebudayaan memiliki idenya sendiri, tidak hanya tentang apa yang penting di dunia tetapi bagaimana manusia harus bertindak. Komponen normatif terdiri norma dan nilai-nilai, norma merupakan peraturan-peraturan bagaimana hendaknya orang berperilaku, sedangkan nilai adalah sesuatu yang baik yang diharapkan atau yang penting. Komponen simbolik mencakup semuanya baik pengetahuan, kepercayaan, norma dan nilai-nilai. Komponen-komponen tersebut tidak akan ada tanpa adanya simbolsimbol, simbol itu bisa berupa bunyi, bahasa, gerak isyarat, atau apa saja yang mempunyai arti. Simbol-simbol memungkinkan kita untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan mengambil bagian, serta mengalihkan komponenkomponen kebudayaan kepada generasi berikutnya karena dunia ini penuh dengan simbol-simbol. Simbol-simbol hanya berarti kalau orang sepakat akan arti dari simbol simbol-simbol yang termaksud. Menurut Cassirer (dalam Sachari, 2002:14), manusia bukan saja sebagai makhluk pembuat alat, melainkan sebagai makhluk pembuat simbol melalui bahasa-bahasa visual. Manusia menciptakan suatu dunia kultural yang di dalamya terdapat bahasa, mitos, agama, kesenian dan ilmu penegtahuan. Manusia tidak dapat diartikan sebagai substansi tetapi harus dimengerti melalui gagasangagasannya yang sangat fungsional. Manusia menciptakan simbol-simbol yang dapat kita lihat dalam kebudayaan, karena kebudayaan terbentuk dari daya pikir, maupun kemampuan manusia dalam membentuk kepercayaan, bahasa, pengetahuan yang semuanya sarat akan simbol-simbol.

3 Salah satu kebudayaan yang memiliki simbol-simbol adalah kebudayaan Pasola dari Kabupaten Sumba Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kebudayaan Pasola adalah permainan perang yang selalu dilaksanakan oleh masyarakat Sumba Barat setiap tahun, latar belakang meneliti budaya Pasola Kabupaten Sumba Barat karena kebudayaan tersebut memiliki simbol-simbol budaya yang mengandung makna dan arti khusus. Penelitian terhadap kebudayaaan Pasola, dengan judul Simbolisme pada budaya Pasola Kabupaten Sumba Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur, memfokuskan pada wujud budaya Pasola dan simbolsimbol yang terdapat dalam kebudayaan tersebut, sangatlah penting. Tujuannya agar dapat memaknai segala sesuatu yang terdapat dalam Pasola, serta memiliki pemahaman dan wawasan tentang budaya Pasola mengenai simbol dan makna. Penelitian tentang kebudayaan Pasola telah dilakukan sebelumnya oleh Anisa Bamualim dalam bukunya yang berjudul Profil Budaya Sumba Barat, yang diterbitkan pada tahun 2009. Penelitian tersebut memuat seluruh kebudayaan Sumba Barat termasuk Pasola. akan tetapi buku tersebut hanya memuat tentang asal-usul kebudayaan Pasola dan serangkaian ritualnya, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti membahas atau mengungkapkan wujud budaya Pasola dan simbol-simbol yang terdapat dalam kebudayaan Pasola. 1.2 Jangkauan Masalah Peneliti memiliki jangkauan masalah tersendiri dalam meneliti budaya Pasola yang berasal dari Kabupaten Sumba Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur jangkauan masalahnya:

4 a) Wujud budaya Pasola b) latar belakang terciptanya budaya Pasola c) Simbol-simbol yang terdapat dalam budaya Pasola d) Simbol-simbol dalam tata cara pelaksanaan budaya Pasola e) Simbol-simbol yang terdapat dalam Nyale (cacing-cacing kecil) f) Simbol-simbol yang terdapat pada ayam yang dimasak untuk upacara pasola 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan jangkauan masalah peneliti menetapkan batasan masalah sebagai pengkajian berikut dalam penelitian Simbolisme dalam budaya Pasola Kabupaten Sumba Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) : a) Wujud budaya pasola b) Simbol yang terdapat dalam budaya Pasola 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah, peneliti memiliki rumusan masalah sebagai berikut: a) Bagaimanakah wujud budaya Pasola? b) Bagimanakah simbol- simbol yang terdapat dalam budaya Pasola?

5 1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum Tujuan umum penelitian budaya Pasola yang berasal dari Kabupaten Sumba Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur yaitu memahami makna atau arti dari budaya Pasola itu sendiri, serta memberi pemahaman guna memperluas wawasan masyarakat tentang budaya Pasola. 1.5.2 Tujuan Khusus Selain tujuan umum, peneliti memiliki tujuan khusus dalam penelitian budaya Pasola. Tujuan khusus peneliti: a) Menjelaskan wujud budaya Pasola b) Menjelaskan simbol-simbol yang terdapat budaya Pasola 1.6 Manfaat 1.6.1 Manfaat Teoretis Manfaat secara teoretis dalam penelitian Simbolisme pada budaya pasola kabupaten Sumba Barat Propinsi NTT, untuk mengetahui wujud budaya Pasola dan simbol - simbol itu sendiri pada budaya Pasola Kabupaten Sumba Barat. Secara teoritis memiliki manfaat yang sangat signifikan, yaitu melalui wujud budaya Pasola dan simbol-simbolnya maka dapat diketahui makna dari kebudayaan Pasola tersebut. 1.6.2 Manfaat Praktik Manfaat yang diperoleh jika dilihat dari segi praktik yaitu memperluas wawasan masyarakat sekitar, masyarakat Sumba Barat. Memberi wawasan atau

6 pengetahuan bagi masyarakat yang berasal dari daerah lain juga, tentang keberadaan budaya Pasola dan arti budaya Pasola itu sendiri yang dipaparkan melalui wujud budaya Pasola dan simbol-simbol yang terdapat dalam budaya tersebut. Manfaat lain yang diperoleh adalah secara tidak langsung menjaga eksitensi budaya Pasola dan memperkenalkan budaya ini kepada masyarakat Sumba Barat maupun warga Indonesia lainnya. 1.7 Penegasan Istilah Menghindari kesalah pahaman untuk memahami istilah dalam penelitan Simbolisme Pada Budaya Pasola Kabupaten Sumba Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur, maka diperlukan adanya penegasan istilah dalam penelitian Simbolisme pada Budaya Pasola Kabupaten Sumba Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur. Adapun istilah-istilah yang perlu ditegaskan: 1) Kebudayaan (Culture) berasal dari kata Sansekerta budhayah yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal, oleh sebab itu kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan akal sedangkan kata budaya merupakan perkembangan majemuk dari budi daya yang berarti daya dari budi sehingga dibedakan antara budaya yang berarti daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa, dengan kebudayaan yang berarti hasil dari cipta, karsa dan rasa. 2) Semiotik merupakan sesuatu yang berhubungan dengan tanda, objek dan makna.

7 3) Simbolisme adalah bentuk yang menandai sesuatu yang lain di luar perwujudan bentuk simbolik itu sendiri. 4) Pasola merupakan ritual perang adat. 5) Wujud budaya adalah sebagai suatu yang kompleks sebagai aktivitas manusia, yang merupakan perbuatan, tingkah laku, ide-ide, gagasan, nilainilai, norma-norma, peraturan-peraturan yang berasal dari manusia.