Model Kurva Pertumbuhan Sapi Madura Betina dan Jantan Dari Lahir Sampai Umur Enam Bulan. Karnaen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

dokumen-dokumen yang mirip
KORELASI GENETIK DAN FENOTIPIK ANTARA BERAT LAHIR DENGAN BERAT SAPIH PADA SAPI MADURA Karnaen Fakultas peternakan Universitas padjadjaran, Bandung

MODEL KURVA PERTUMBUHAN ITIK TEGAL JANTAN SAMPAI UMUR DELAPAN MINGGU

RESPON PERTUMBUHAN ANAK ITIK JANTAN TERHADAP BERBAGAI BENTUK FISIK RANSUM (GROWTH RESPONSE OF MALE DUCK RESULTING FROM DIFFERENT SHAPE OF RATIONS)

I PENDAHULUAN. dari generasi ke generasi di Indonesia sebagai unggas lokal hasil persilangan itik

Muhamad Fatah Wiyatna Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

ESTIMASI OUTPUT SAPI POTONG DI KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH

Peta Potensi Genetik Sapi Madura Murni di Empat Kabupaten di Madura. Nurgiartiningsih, V. M. A Bagian Produksi Ternak Fakultas Peternakan UB, Malang

Kajian Produktivitas Sapi Madura Study On Madura Cattle Productivity

Kajian Produktivitas Sapi Madura (Study on Productivity of Madura Cattle)

Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan...Firdha Cryptana Morga

Pertumbuhan Dimensi Tinggi Tubuh Pedet Sapi Bali

Respon Seleksi Domba Garut... Erwin Jatnika Priyadi RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT

A. I. Purwanti, M. Arifin dan A. Purnomoadi* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro

SISTEM BREEDING DAN PERFORMANS HASIL PERSILANGAN SAPI MADURA DI MADURA

PENGARUH BANGSA PEJANTAN TERHADAP PRODUKTIVITAS PEDET SAPI POTONG HASIL INSEMINASI BUATAN

L a j u P e r t u m b u h a n D o m b a L o k a l 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk yang secara turun-temurun dikembangkan masyarakat di

PROPORSI KARKAS DAN KOMPONEN-KOMPONEN NONKARKAS SAPI JAWA DI RUMAH POTONG HEWAN SWASTA KECAMATAN KETANGGUNGAN KABUPATEN BREBES

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. selain ayam adalah itik. Itik memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan,

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk membajak sawah oleh petani ataupun digunakan sebagai

ESTIMATION OF GENETIC PARAMETERS, GENETIC AND PHENOTYPIC CORRELATION ON MADURA CATTLE. Karnaen Faculty of Animal Husbandry University of Padjadjaran

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA

VIII. PRODUKTIVITAS TERNAK BABI DI INDONESIA

Kata kunci : Pendapatan, rentabilitas, titik impas, masa pengembalian modal

Pemotongan Sapi Betina Produktif di Rumah Potong Hewan di Daerah Istimewa Yogyakarta

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Betina Silangan... Henry Geofrin Lase

ANALISIS POTENSI SAPI POTONG BAKALAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

HUBUNGAN BOBOT HIDUP INDUK SAAT MELAHIRKAN TERHADAP PERTUMBUHAN PEDET SAPI PO DI FOUNDATION STOCK

Pertumbuhan Dimensi Lebar Tubuh Pedet Sapi Bali

PENGARUH LINGKAR SCROTUM DAN VOLUME TESTIS TERHADAP VOLUME SEMEN DAN KONSENTRASI SPERMA PEJANTAN SIMMENTAL, LIMOUSINE DAN BRAHMAN

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Penggemukan Sapi (Kasus di Kelurahan Ekajaya, Kecamatan Jambi Selatan Kotamadya Jambi)

Contak person: ABSTRACT. Keywords: Service per Conception, Days Open, Calving Interval, Conception Rate and Index Fertility

POLA PERTUMBUHAN DAN KORELASI UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA LOKAL KOTA PADANG SUMATERA BARAT PADA JENIS KELAMIN YANG BERBEDA

Pertumbuhan Dimensi Panjang Tubuh Pedet Sapi Bali

POLA PERTUMBUHAN KAMBING JAWARANDU BETINA DI KABUPATEN REMBANG (Growth Pattern of Female Jawarandu Goat in Rembang Regency)

BIRTH WEIGHT, WEANING WEIGHT AND LINEAR BODY MEASUREMENT OF ONGOLE CROSSED CATTLE AT TWO GROUP PARITIES ABSTRACT

STATUS REPRODUKSI DAN ESTIMASI OUTPUT BERBAGAI BANGSA SAPI DI DESA SRIWEDARI, KECAMATAN TEGINENENG, KABUPATEN PESAWARAN

POLA PERTUMBUHAN KAMBING KACANG JANTAN DI KABUPATEN GROBOGAN (The Growth Pattern of Kacang Goat Bucks in Grobogan District)

BAB 2 LANDASAN TEORI. bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel eksplanatorik, variabel

HUBUNGAN ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUH DENGAN BOBOT BADAN DOMBOS JANTAN. (Correlation of Body Measurements and Body Weight of Male Dombos)

POLA PERTUMBUHAN BOBOT BADAN KAMBING KACANG BETINA DI KABUPATEN GROBOGAN (Growth Pattern of Body Weight of Female Kacang Goats in Grobogan Regency)

MORFOMETRIK ANAK SAPI BALI HASIL PERKAWINAN ALAMI DAN INSEMINASI BUATAN YANG DIPELIHARA SECARA SEMI INTENSIF DI KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

PENGARUH UMUR TERHADAP PERFORMA REPRODUKSI INDUK DOMBA LOKAL YANG DIGEMBALAKAN DI UP3 JONGGOL SKRIPSI AHMAD SALEH HARAHAP

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh adalah spesies atau subspecies dari genus Coturnix yang tersebar di

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemotongan Sapi Impor...Disan Narundhana

KAJIAN PERFORMANS REPRODUKSI SAPI ACEH SEBAGAI INFORMASI DASAR DALAM PELESTARIAN PLASMA NUTFAH GENETIK TERNAK LOKAL

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Burung puyuh yang dipelihara di Amerika disebut dengan Bob White Quail,

PENDUGAAN BOBOT BADAN SAPI PASUNDAN MENGGUNAKAN RUMUS WINTER PADA BERBAGAI SKOR KONDISI TUBUH DI KECAMATAN TEGAL BULEUD KABUPATEN SUKABUMI

DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... ABSTRACT... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

PENGARUH BANGSA PEJANTAN TERHADAP PERTUMBUHAN PEDET HASIL IB DI WILAYAH KECAMATAN BANTUR KABUPATEN MALANG

Kata kunci : Sapi Peranakan Ongole, Bobot Badan, Ukuran-ukuran Tubuh Keterangan : 1). Pembimbing Utama 2). Pembimbing Pendamping

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

PERBANDINGAN DUA METODE PENDUGAAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH BERDASARKAN CATATAN SEBULAN SEKALI

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

PENDAHULUAN. komoditas utamanya adalah telur. Jenis puyuh peteur ini mayoritas diternakan di

Korelasi Antara Nilai Frame Score Dan Muscle Type... Tri Antono Satrio Aji

HUBUNGAN ANTARA BOBOT POTONG DENGAN YIELD GRADE DOMBA (Ovis aries) GARUT JANTAN YEARLING

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

Animal Agriculture Journal 4(2): , Juli 2015 On Line at :

KEMAJUAN GENETIK SAPI LOKAL BERDASARKAN SELEKSI DAN PERKAWINAN TERPILIH

BIRTH WEIGHT AND MORPHOMETRIC OF 3 5 DAYS AGES OF THE SIMMENTAL SIMPO AND LIMOUSINE SIMPO CROSSBREED PRODUCED BY ARTIFICIAL INSEMINATION (AI) ABSTRACT

POLA DAN PENDUGAAN SIFAT PERTUMBUHAN SAPI FRIESIAN-HOLSTEIN BETINA BERDASARKAN UKURAN TUBUH DI KPSBU LEMBANG SKRIPSI RIVA TAZKIA

KAJIAN KEPUSTAKAAN. pertama kali diternakkan di Amerika Serikat pada tahun 1870.

SKRIPSI OLEH : RINALDI

Revenue Analysis Of Cattle Farmer In Sub District Patebon Kendal Regency

TINJAUAN PUSTAKA Kurban Ketentuan Hewan Kurban

TINJAUAN PUSTAKA. Pemeliharaan Sapi Pedet

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan terhadap 50 orang karyawan pada perusahaan Filter PT.

E. Kurnianto, I. Sumeidiana, dan R. Yuniara Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat... Dandy Dharma Nugraha KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT

HUBUNGAN BODY CONDITION SCORE (BCS),SUHU RECTAL DAN KETEBALAN VULVA TERHADAP NON RETURN RATE (NR) DAN CONCEPTION RATE (CR) PADA SAPI POTONG

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Jantan...Rina Ratna Dewi.

PENDAHULUAN. terbang tinggi, ukuran relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar

Hubungan Umur, Bobot dan Karkas Sapi Bali Betina yang Dipotong Di Rumah Potong Hewan Temesi

Pengaruh Pembedaan Kualitas Konsentrat pada Tampilan Ukuran-Ukuran Tubuh dan Kosumsi Pakan Pedet FH Betina Lepas Sapih

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dengan kemajuan teknologi membawa pengaruh pada

PENDUGAAN HERITABILITAS, KORELASI GENETIK DAN KORELASI FENOTIPIK SIFAT BOBOT BADAN PADA SAPI MADURA

ANALISIS PROFFITABILITAS USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu bangsa sapi lokal asli

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI KECAMATAN JELBUK KABUPATEN JEMBER

EVALUASI KARAKTERISTIK SAPI PERAH FRIES HOLLAND (Studi Kasus pada Peternakan Rakyat di Wilayah Kerja KPSBU Lembang)

ABSTRAK. Kata kunci : Prevalensi, Intensitas, Leucocytozoon sp., Ayam buras, Bukit Jimbaran.

PENDAHULUAN. Beberapa jenis ayam broiler parent stock yang mempunyai sifat yang baik dan

LABORATORIUM PEMULIAAN DAN BIOMETRIKA FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADAJARAN JATINANGOR 2009

DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

KETERANDALAN PITA DALTON UNTUK MENDUGA BOBOT HIDUP KERBAU LUMPUR, SAPI BALI DAN BABI PERSILANGAN LANDRACE

Perangkat Lunak Untuk Pengolah Data. Nur Edy

ABSTRAK PENELITIAN BERBASIS HIBAH UNGGULAN PERGURUAN TINGGI (U.P.T) TAHUN 2015

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at :

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

UKURAN ORGAN REPRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN PADA UMUR YANG BERBEDA

MATERI DAN METODE PENELITIAN

PERFORMANS PERTUMBUHAN DAN BOBOT BADAN SAPI PERAH BETINA FRIES HOLLAND UMUR 0-18 Bulan

Regresi Linier Berganda

HASIL DAN PEMBAHASAN. Puyuh mengkonsumsi ransum guna memenuhi kebutuhan zat-zat untuk

PENAMPILAN REPRODUKSI SAPI PERANAKAN SIMMENTAL DI KABUPATEN TULUNGAGUNG JAWA TIMUR

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI PADA USAHA AYAM NIAGA PEDAGING DI KABUPATEN PURBALINGGA

HUBUNGAN BODY CONDITION SCORE (BCS),

Hubungan Antara Bobot Potong... Fajar Muhamad Habil

Transkripsi:

Model Kurva Pertumbuhan Sapi Madura Betina dan Jantan Dari Lahir Sampai Umur Enam Bulan Karnaen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran ABSTRAK Kurva pertumbuhan merupakan pencerminan kemampuan suatu individu untuk menampilkan potensi genetic dan perkembangan bagian-bagian tubuh mencapai dewasa. Penelitian mengenai model kurva pertumbuhan sapi Madura betina dan jantan dari lahir sampai umur 6 bulan telah dilaksanakan di kabupaten Bangkalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kurva pertumbuhan sapi madura periode pra sapih. Penelitian ini menggunakan metode observasi dengan sample acak sebanyak 57 ekor sapi. Data yang diperoleh dianalisis regresi. Hasil analisis menunjukkan bahwa model kurva pertumbuhan sapi madura betina dan jantan dari lahir sampai 6 bulan mengikuti model persamaan regresi alometrik dengan koefisien determinan R 2 = 0,9950 dan R 2 0,8054 = 0,990 dengan persamaan regr esi Y ˆ 5, 2306( X ) dan ˆ 7, 9075( ) 0,7926 Y X. Kata Kunci : Pertumbuhan Sapi Madura Betina Dan Jantan ABSTRACT Curve growth represent mirroring of availability and individual to present genetic potency and growth is parts of body reach adult. Research concerning curve model growth female and male Madura cattle from delivering birth old age 6 months have been executed at Bangkalan district. Target of this research is to know curve model growth female and male Madura cattle pre wearing period. The method of research was observation counted the cattle random sample were 57 heads. Obtained to be data to be analyzed by using regression analysis. Result of showed analysis that curve model growth female and male Madura cattle from delivering birth old age 6 month follow model equation of allometric regression with determinant coefficient R 2 = 0,9950 and R 2 0,8054 = 0,990 with equation obtained regression that is Y ˆ 5, 2306( X ) and ˆ 7, 9075( ) 0,7926 Y X. Key word : Growth, Female and Male Madura Cattle

Judul : Model Kurva Pertumbuhan Sapi Madura Betina dan Jantan Dari Lahir Sampai Umur Enam Bulan Pendahuluan Sapi Madura merupakan sapi dwiguna yaitu sebagai ternak kerja dalam pertanian, penarik gerobak, penghasil pupuk organic juga sebagai ternak potong penghasil daging. Salah satu tolak ukur produktivitas ternak sapi potong adalah pertumbuhan. Kecepatan tumbuh sapi potong yang sebenarnya meningkat sesuai dengan peningkatan umur sampai saat tertentu dan kemudian menurun lagi sampai konstan. Kurva pertumbuhan merupakan pencerminan kemampuan suatu individu untuk menampilkan potensi genetic dan perkembangan bagian-bagian tubuh sampai mencapai dewasa. Pertumbuhan dan produksi sapi potong merupakan hasil interaksi antara factor hereditas dan lingkungan. Factor lingkungan yang mempegaruhi produksi diantaranya yaitu pakan dan tata laksana, sedangkan hereditas yaitu sifat genetic itu sendiri. Pertumbuhan adalah suatu proses penggandaan protoplasma dan pembesaran struktur seluler dalam jaringan tubuh (Smith, 976). Pertumbuhan dinyatakan pada umumnya dengan pengukuran kenaikan berat badan yang mudah dilakukan dengan penimbangan berulang-ulang dan diketengahkan dengan pertambahan berat badan hidup tiap hari, tiap minggu atau waktu lainnya (Tillman, 99).Pertumbuhan tersebut mencakup dua aspek yang saling berkaitan yaitu peningkatan massa badan setiap satuan waktu dan perubahan bentuk dan kkomposisi badan. Untuk yang pertama menyebutkan pertumbuhan dan yang kedua perkembangan. Ternak sapi seperti halnya makhluk hidup lannya, mengalami pertumbuhan dan perkembangan terus menerus. Goodwin (977) pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan berat badan sampai mencapai dewasa, sedangkan perkembangan didefinisikan sebagai perkembangan bentuk tubuh atau konformasi. Pertumbuhan tersebut terjadi dalam proses sejak mulai terjadinya pembuahan sel telur oleh spermatozoa yaitu proses pertambahan jumlah sel yang disebut hiperplasi dan pertumbuhan ukuran sel yang disebut dengan hipertropi (Anggorodi, 979). Proses pertumbuhan yang dialami ternak sapi dimulai sejak awal sampai terjadi pembuahan hingga pedet lahir dan dilanjutkan hingga mencapai dewasa. Dalam kondisi 2

lingkungan yang dikontrol, kurva pertumbuhan sapi membentuk kurva sigmoid atau berbentuk huruf S. Secara matematis kurva sigmoid ini merupakan kurva logistik yang persamaannya adalah Y t a dimana ; kt be Y t = berat badan pada waktu t t = waktu pengamatan a = berat badan yang mungkin dicapai pada waktu tak terhingga (asymptote data) b dan k = konstanta (Crowe dkk, 969; Yamane. 972; Bogard, 977). Pada kondisi lingkungan yang ideal bentuk kurva pertumbuhan setelah lahir untuk semua spesies ternak adalah serupa yaitu mengikuti pola kurva pertumbuhan sigmoid. Kurva pertumbuhan sigmoid terbentuk, karena umur tidak menyebabkan peningkatan berat tubuh, tetapi memberikan kesempatan kepada ternak untuk tumbuh mencapai dewasa dan berinteraksi dengan lingkungan. Laju pertumbuhan mula-mula terjadi sangat lambat, kemudian cepat selanjutnya berangsur-angsur menurun atau melambat dan berhenti setelah mencapai dewasa (Suparno, 992). Menurut Davies (982) pertumbuhan positif mempunyai kesamaan dengan fase pertumbuhan cepat yang terjadi pada ternak sebelum dewasa kelamin dan pertumbuhan negatif terjadi setelah pertumbuhan lambat. Obyek dan Metode Penelitian Penelitian mengenai kurva pertumbuhan sapi Madura dilakukan di Kabupaten Bagkalan Madura dengan ketinggian lokasi 0 meter di atas permukaan laut. Obyek penelitian adalah anal sapi pedet Madura milik masyarakat petani peternak yang berlokasi di kabupaten tersebut pada musim hujan. Metode penelitian yang dilakukan secara observasi terhadap pedet sapi Madura dari mulai lahir sampai 6 bulan yang terdiri dari pedet jantan dan betina secara acak. Banyaknya sapi yang diamati adalah 57 ekor pedet masing-masing 30 ekor betina dan 27 ekor jantan. Pada ppelaksanaannya diambil sapi induk yang dikawinkan dengan pejantan milik pemerintah melalui inseminasi buatan. Sapi induk yang melahirkan anaknya ditimbang berat lahirnya dan diamati terus menerus sampai 6 3

bulan, dimonitor serta ditimbang bulan sekali. Timbangan yang digunakan adalah timbangan merk Krup berkapasitas 50 kg. Analisis Statistik Analisis statistik yang digunakan adalah model analisis regresi. Penyusunan model dilakukan melalui tahapan berikut : ) Dibuat grafik tebaran data (scatter diagram) dan kemudian dibuat model fungsi yang paling mendekati tebaran data tersebut 2) Dilakukan pendugaan parameter koefisien regresi melalui metode kuadtrat terkecil disertai pengujiannya 3) Memilih model yang paling cocok dengan kriteria koefisien determinasi (R 2 ). Hasil dan Pembahasan Dalam mempelajari pertumbuhan pemakaian model matematika sangat membantu untuk memberikan gambaran yang baik tentang kurva pertumbuhannya. Dalam pendugaan model berat badan tersebut, maka berat badan sebagai vareabel dependen, sedang waktu pengamatan sebagai vareabel independen. Pemilihan spesifikasi model berdasarkan tebaran data untuk kurva pertumbuhan pedet yang diamati selama 0 sampai 6 bulan. Ada dua macam model kurva pertumbuhan yang ditelaah, yaitu : ) Y i = x (model alometrik /double log) i =, 2, 6 0 i x 2) Y i = 0 i, (model semi log) i =,2,.6 Bentuk di atas dapat dibuat linier dengan transformasi log yaitu : ) Log Yi = log 0 logx i i log 2) Log Yi = log 0 log x i i log Dimana asumsi untuk log ε i ~ N (0, σ 2 ) Kriteria untuk memilih model regresi terbaik didasarkan pada perhitungan koefisien determinasi R 2. Untuk model alometrik dari persamaan Y 0 x i i i i. Berhubung pengukuran dimulai dari berat lahir atau 0 bulan, sehingga untuk model tersebut variable umur x ditansformasi ke (x + ), sehingga model kurva pertumbuhan menjadi ( ) Yi 0 i x i i. 4

Dari data yang diperoleh berdasarkan perhitungan rata-rata berat badan umur 0 sampai 6 bulan pada musim hujan tercantum pada table. Tabel. rata-rata berat badan umur 0 sampai 6 bulan pada musim hujan Umur Rata-rata berat badan (kg) (bulan) Betina Jantan 0 2 3 4 5 6 3,60 24,96 34,30 42,88 50,90 58,32 64,88 5,42 30,80 40,50 49,56 58,28 66,40 74,0 Dari table di atas rata-rata berat badan pedet jantan lebih berat dibandingkan rata-rata berat badan betina, demikian pula rata-rata pertambahan berat badan hasil perhitungan pada pedet jantan yaitu 0,352 ± 0,2 kg lebih besar dibandingkan dengan pedet betina yaitu sebesar 0,32 ± 0,089 kg. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Marlowe dan Gaines (958) yang menyatakan factor kelamin dan musim kelahiran berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan. Hasil analisis yang diperoleh didapatkan model kurva pertumbuhan untuk pedet yang diamati pada musim hujan tercantum pada table 2. Tabel 2. model kurva pertumbuhan untuk pedet yang diamati pada musim hujan Kelamin Model kurva pertumbuhan R 2 Betina Jantan ) Y ˆ 5, 2306( X ) 0,8054 2) Y ˆ 9, 6808(, 2732) x ) Y ˆ 7, 9075( X ) 0,7926 2) Y ˆ 23,820(, 2659) x 0,9950 0,8904 0,990 0,8728 Dari table di atas dapat dikaji model-model kurva pertumbuhan pedet yang paling tepat pada umur 0 6 minggu adalah model alometrik (double log), karena koefisien determinasi baik pada kelamin betina maupun kelamin jantan lebih besar dibandingkan dengan model semi log (0,9950 > 0,8904 ; 0,990 > 0,8720). Adapun grafik pertumbuhan dapat dilihat pada gambar. 5

Gambar. kurva pertumbuhan berat badan sapi Madura pra sapih pada musim hujan B E R A T 80 60 Y ˆ 7,9075( X ) 0,7926 B A D A N K g 40 20 Y ˆ 5, 2306( X ) 0,8054 Sapi jantan Sapi betina Umur (bulan) Bentuk kurva yang didapat belum membentuk kurva sigmoid karena umur yang diteliti relatif pendek, sehingga pertumbuhan pedet sapi-sapi madura tersebut masih mengalami peningkatan. 2 4 6 Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikuut :. Pertumbuhan sapi Madura betina dan jantan dari lahir sampai 6 bulan di kabupaten Bangkalan Madura mengikuti regresi alometrik yaitu ) Y ˆ 5, 2306( ) 0,8054 X dan Y ˆ 7, 9075( ) 0,7926 X dengan koefisien determinasi masing-masing sebesar 0,9950 dan 0,990. 2. Pola pertumbuhan sapi Madura betina dan jantan dari lahir sampai 6 bulan belum mencapai puncak pertumbuhannya dan masih mengalami pertumbuhan. Saran Untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik mengenai kurva pertumbuhan akan lebih baik jika penelitian ini dilanjutkan terus sampai pertumbuhan konstan. 6

Daftar Pustaka Anggorodi, R., 979. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia, Jakarta Bogard, R., 977. Scientific Farm Animal Production. Burges Publishing, Co. Minneapolis Crowe, Angela and A. Crowe. 969. Mathematics for Biologist. Academic Press, London Goodwin, D.H. 977. Beef Management and Production st Ed. Itutchinson, London Marlowe, J and Grains. 958. The Influence of age, Sex and Season of Birth of Calf and Age of Dam on Pre wearing Growth rate and type score of beef calve. J. Anim.Sci. 7: 706 73 Smith, A.J. 976. Cattle Production in Developing Countries, Lewis Reprinn Ltd, San Fransisco Suparno, 994. Ilmu Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Tillman, dkk. 99. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 7