SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

dokumen-dokumen yang mirip
SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

SIMULASI KALIBRASI EFISIENSI PADA DETEKTOR HPGe DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

SIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DENGAN SPEKTROMETER GAMMA PORTABEL DAN TEKNIK MONTE CARLO

PENENTUAN DOSIS RADIASI GAMMA TERESTRIAL DENGAN TEKNIK SPEKTROSKOPI GAMMA DAN MONTE CARLO

PEMETAAN DOSIS RADIASI GAMMA DI FASILITAS KALIBRASI PTNBR UNTUK SUMBER 60 Co 400 GBq DENGAN MCNP5

SIMULASI MONTE CARLO UNTUK PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS TANAH DENGAN SPEKTROMETER GAMMA IN-SITU TERKOLIMASI

PEMODELAN DOSIS NEUTRON DAN GAMMA DI REAKTOR TRIGA 2000 DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

PENENTUAN AKTIVITAS SUMBER RADIOAKTIF PEMANCAR GAMMA Eu-152 DI LABORATORIUM PTNBR

SIMULASI MCNPX UNTUK EFISIENSI PENCACAH ALFA-BETA DALAM PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS TANAH

PENENTUAN KETEBALAN DEAD LAYER DETEKTOR HPGe MELALUI SIMULASI DAN PENGUKURAN KURVA KALIBRASI EFISIENSI UNTUK ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF PEMANCAR GAMMA

EFISIENSI DETEKTOR HPGe UNTUK SAMPEL AIR DALAM VARIASI VOLUME MARINELLI

PENGARUH EFEK GEOMETRI PADA KALIBRASI EFISIENSI DETEKTOR SEMIKONDUKTOR HPGe MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

ANALISIS LAJU DOSIS GAMMA DI PERMUKAAN KOLAM REAKTOR TRIGA 2000 SEBAGAI FUNGSI TINGGI AIR PENDINGIN PRIMER

UJI BANDING SISTEM SPEKTROMETER GAMMA DENGAN METODA ANALISIS SUMBER Eu-152. Nugraha Luhur, Kadarusmanto, Subiharto

OPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN

Penentuan Fluks Neutron Termal di Fasilitas Kalibrasi Neutron dengan Menggunakan Keping Indium

Wahana Fisika, 1(1), 2016, Studi Pengukuran Koefisien Atenuasi Material Zincalume Sebagai Perisai Radiasi Gamma

SIMULATION FOR RADIATION SHIELDING DESIGN OF EBM-LATEX USING MCNP5

Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo

EVALUASI KINERJA SPEKTROMETER GAMMA YANG MENGGUNAKAN NITROGEN CAIR SEBAGAI PENDINGIN DETEKTOR

PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN. RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210

SELF-ABSORPTION COMPUTING OF PHOTON GAMMA IN VOLUMETRIC SAMPEL. Masril. Dosen Jurusan Fisika FMIPA UNP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE STANDARDISASI SUMBER 60 Co BENTUK TITIK DAN VOLUME MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT PUNCAK JUMLAH

PENGUKURAN FAKTOR WEDGE PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60 : PERKIRAAN DAN PEMODELAN DENGAN SOFTWARE MCNPX.

PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

METODE KALIBRASI MONITOR GAS MULIA MENGGUNAKAN SISTEM SUMBER GAS KRIPTON-85 STATIS

PENGARUH JUMLAH KANAL MCA PADA DETERMINASI SUMBER ALPHA ( 242 PU DAN

FABRIKASI DETEKTOR PARTIKEL ALPHA MENGGUNAKAN SEMIKONDUKTOR SILIKON TIPE P

EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali

Metode Monte Carlo adalah metode komputasi yang bergantung pada. pengulangan bilangan acak untuk menemukan solusi matematis.

X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF)

Penentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller

PENENTUAN AKTIVITAS 60 CO DAN 137 CS PADA SAMPEL UNKNOWN DENGAN MENGGUNAKAN DETEKTOR HPGe

ANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY

Penentuan karakteristik cacahan pada counter dengan menggunakan sumber standar 152 Eu, 60 Co dan 137 Cs

ANALISIS DOSIS RADIASI PADA KOLAM AIR IRADIATOR GAMMA 2 MCi MENGGUNAKAN MCNP

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)

Penentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer)

DETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si.

Prinsip Dasar Pengukuran Radiasi

ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI PERANGKAT RIA IP10.

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)

PENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS KOMPOSISI ISOTOPIK URANIUM SECARA TIDAK MERUSAK

ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENENTUAN DOSIS SERAP RADIASI- 99m Tc PADA TUMOR PARU-PARU DALAM TAHAP DIAGNOSIS MENGGUNAKAN SOFTWARE MONTE CARLO N-PARTICLE X VEETHA ADIYANI

Validasi ETNA (Efficiency Transfer for Nuclide Activity measurement) untuk Analisis Sampel Radioaktivitas Lingkungan dengan Spektrometri Gamma

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN

GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN Syarip ABSTRAK ABSTRACT

Sistem Pencacah dan Spektroskopi

PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

VALIDASI METODA PENGUKURAN ISOTOP 137 Cs MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

STUDI KARAKTERISTIK DETEKTOR SODIUM IODIDE DALAM PEMANFAATANNYA SEBAGAI SEGMENTED GAMMA SCANNER LIMBAH RADIOAKTIF

PRIMA Volume 3, Nomor 6, November 2006 ISSN

FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR

ANALISIS KERUSAKAN X-RAY FLUORESENCE (XRF)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1BAB I PENDAHULUAN. sekaligus merupakan pembunuh nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. World

PREDIKSI LEPASAN RADIONUKLIDA MELALUI "BUFFER MATERIAL" DI TEMPAT PENYIMPANAN LlMBAH DEKAT PERMUKAAN DI PPTN SERPONG MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO

KOMPARASI UNJUK KERJA SPEKTROMETRI GAMMA DETEKTOR BICRON 2M2 DENGAN LUDLUM 44-62

Perkiraan Dosis dan Distribusi Fluks Neutron Cepat dengan Simulasi Monte Carlo MCNPX pada Fantom Saat Terapi Linac 15 MV. Abstrak

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

Penentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN)

EKSPERIMEN SPEKTROSKOPI RADIASI ALFA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Penggunaan radiasi dalam bidang kedokteran terus menunjukkan

PENGEMBANGAN DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN ISIAN GAS ALKOHOL, METANA DAN ARGON

PERBANDINGAN METODA OTOMATIS DAN MANUAL DALAM PENENTUAN ISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PROSIDING PERTEMUAN DAN PRESENTASI ILMIAH FUNGSIONAL PENGEMBANGAN TEKNOLOGI NUKLIR IV

PENGEMBANGAN ANTARMUKA KONVERSI FILE DATA NUKLIR TEREVALUASI PADA RENTANG SUHU TERTENTU UNTUK APLIKASI MCNP. D. Andiwijayakusuma *

DESAIN PERISAI RADIASI UNTUK SIKLOTRON DECY-13 MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO

PENENTUAN CALIBRATION SETTING DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-7BT UNTUK Ce-139

BAB IV PERHITUNGAN DOSIS SERTA ANALISIS PENGARUH UKURAN MEDAN PAPARAN TERHADAP OUTPUT BERKAS FOTON

DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

KAJIAN VALIDASI METODE SPEKTROMETRI GAMMA SUPRESI COMPTON DENGAN STANDAR SRM LINGKUNGAN

KOMPARASI UNJUK KERJA SPEKTROMETRI GAMMA MENGGUNAKAN DETEKTOR BICRON 2M2 DENGAN SPEKTROMETRI GAMMA MENGGUNAKAN DETEKTOR LUDLUM 44-62

BAB I PENDAHULUAN. utama kematian akibat keganasan di dunia, kira-kira sepertiga dari seluruh kematian akibat

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

PENGEMBANGAN SPEKTROMETER GAMMA PORTABEL BERBIAYA MURAH MENGGUNAKAN SOUND CARD USB

SIMULASI EFFISIENSI DETEKTOR NaI(Tl) DAN HPGe MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO, SOFTWARE MCNP5

ALAT UKUR RADIASI. Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta Telepon : (021)

LAPORAN PRAKTIKUM SPEKTROSKOPI XRF DENGAN DETEKTOR SEMIKODUKTOR Cd Te

GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SALURAN TEMBUS RADIAL UNTUK PENDAYAGUNAAN REAKTOR KARTINI

PENENTUAN AKTIVITAS TRITIUM DAN KARBON-14 DENGAN METODA PENGUKURAN DUAL LABEL ABSTRACT

KARAKTERISTIK KUAT KERMA DAN KONSTANTA LAJU DOSIS SUMBER Ir-192 mhdr BERDASARKAN SIMULASI MONTE CARLO

PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE

Metode Penentuan Nilai Kemampuan Ukur Terbaik (KUT) pada Perangkat Spektrometer Gamma

KALIBRASI DETEKTOR NaI(Tl) UNTUK PEMANTAUAN KONTAMINASI BAHAN RADIOAKTIF DI TANAH SECARA IN-SITU

VII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi

EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD

STANDARDISASI F-18 MENGGUNAKAN METODE SPEKTROMETRI GAMMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SIMULASI DOSIS SERAP RADIAL SUMBER IRIDIUM-192 UNTUK BRAKITERAPI DENGAN MENGGUNAKAN MCNP

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN TUGAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

Bab II. Prinsip Fundamental Simulasi Monte Carlo

Desain Ulang Shielding Ruangan Linear Accelerator (Linac) untuk Keselamatan Radiasi Di Gedung 14 PSTA-BATAN Yogyakarta

Transkripsi:

SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 Rasito, P. Ilham Y., Muhayatun S., dan Ade Suherman Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri BATAN ABSTRAK SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5. Simulasi penentuan efisiensi detektor germanium untuk gamma energi rendah telah dilakukan menggunakan metode Monte Carlo dengan program komputer MCNP5. Untuk melakukan simulasi dibutuhkan inputan MCNP5 berupa model geometri detektor, model sumber radiasi, dan model pulsa cacah. Pemodelan geometri detektor ini hanya untuk detektor REGe tipe GR2519 dan SEGe tipe GC1519 di Lab. AAN PTNBR. Hasil simulasi memperlihatkan bahwa efisiensi detektor REGe lebih lebar daripada SEGe. Efisiensi REGe mulai menurun secara tajam pada energi gamma <10 kev. Namun demikian masih dimungkinkan untuk digunakan pada pengukuran gamma energi rendah mulai 4 kev. Perbedaan jenis material window pada detektor REGe memberikan pengaruh pada bentuk kurva terutama pada energi gamma 11 15 kev. Detektor REGe dapat digunakan secara baik untuk pengukuran energi gamma rendah hingga 15 kev. Adapun efisiensi detektor SEGe mulai muncul pada energi 30 kev dan mencapai orde 10-2 pada energi 40 kev. Untuk itu detektor SEGe dapat digunakan secara baik untuk pengukuran energi gamma rendah mulai energi 40 kev. Kata kunci : Detektor germanium, efisiensi, gamma energi rendah, simulasi, MCNP5 ABSTRACT SIMULATION OF EFFICIENCY CURVE ON GERMANIUM DETECTOR FOR LOW ENERGY GAMMA RAY USING MONTE CARLO METHOD MCNP5. Simulation of efficiency calibration on germanium detector have been done using Monte Carlo method. In this simulation we used MCNP5 computer code. The inputs needed for MCNP5 are germanium detector geometry, source definition of radiation source or sample, and pulse count model. The detector geometry model are REGe with type of GR2519 and SEGe with type of GC1519 in NAA laboratory PTNBR. Simulation result shows that REGe detector efficiency significantly decrease for gamma energy <10 kev, but it still can be used up to energy of 3 kev. It is observed that different window material may influence the efficiency curve shape especially for gamma energy of 11 15 kev. The REGe detector can be used to measure of low energy gamma up to15 kev. Meanwhile efficiency of SEGe detector are increase at energy 30 kev and efficiency have 10-2 value of 40 kev. Therefore, SEGe detector can be used to measure low energy gamma ray up to 40 kev. Keywords : Germanium detector, efficiency, low energy gamma, simulation, MCNP5 I. PENDAHULUAN Untuk melakukan identifikasi radionuklida dan pengukuran radioaktivitas maka paling mudah dilakukan menggunakan spektrometer gamma. Disamping merupakan radiasi yang cukup banyak dihasilkan dari radionuklida, sinar gamma juga memiliki daya tembus besar sehingga dalam pengukurannya tidak diperlukan preparasi cuplikan yang rumit. Kelebihan ini menjadikan teknik spektrometri gamma cukup efektif dalam identifikasi dan pengukuran aktivitas radionuklida. Keberhasilan pengukuran dengan spektrometri gamma sangat bergantung pada kualitas analisis spektrum gamma yang dihasilkan. Kualitas spektrum gamma salah PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 79

satunya ditentukan dari daya pisah energi gamma oleh detektor. Untuk itu keberadaan detektor yang memiliki daya pisah tinggi menjadi sesuatu yang sangat dicari. Penemuan detektor jenis semikonduktor seperti germanium menjadikan metode pengukuran dengan teknik spektrometri berkembang lebih pesat. Meski memiliki efisiensi lebih rendah dari detektor sintilasi NaI(Tl) namun germanium memiliki daya pisah tinggi, sehingga menjadikannya sangat baik digunakan dalam spektrometri gamma. Untuk dapat melakukan pengukuran maka detektor germanium terlebih dahulu harus ditentukan efisiensinya. Penentuan efisiensi umumnya dilakukan dengan kalibrasi sumber standar, atau juga dapat ditentukan dengan model perhitungan. Penentuan efisiensi detektor untuk gamma energi rendah dengan sumber standar memiliki beberapa kesulitan. Diantaranya adalah kesulitan mendapatkan standar yang menghasilkan sinar gamma energi rendah. Meskipun ada, tetapi umumnya memiliki umur paruh yang pendek. Untuk itu dalam penentuan efisiensi detektor germanium untuk energi rendah dilakukan menggunakan metode perhitungan. Salah satu metode perhitungan yang dapat digunakan adalah monte carlo dengan salah satu program komputernya yaitu Monte Carlo N-Particle version 5 (MCNP5). MCNP5 merupakan perangkat lunak komputer berbasis monte carlo yang diaplikasikan untuk menghitung perjalanan partikel yaitu neutron, foton, dan elektron 2. Suatu program komputer yang telah teruji baik dalam menyimulasi perjalanan partikel maupun foton di dalam suatu material. Perangkat lunak ini dikerjakan oleh tim monte carlo X-5 (2003) dari Laboratorium Nasional Los Alamos, USA. Metode monte carlo merupakan metode numerik statistik dengan menyimulasi bilangan acak dan digunakan untuk menyelesaikan masalah yang sulit secara analitik. Gambar 1. Spektrometer gamma dengan detektor germanium di Lab. AAN PTNBR. Lab. AAN PTNBR sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1 memiliki dua spektrometer gamma dengan dua detektor germanium yaitu tipe REGe dan SEGe. Kurva efisiensi dari detektor REGe dan SEGe memiliki bentuk yang berbeda. Dalam Gambar 2 diperlihatkan perbedaan bentuk kurva efisiensi dari detektor REGe dengan efisiensi relatif 15% dan SEGe dengan efisiensi relatif 10% dengan jarak sumber 2,5 cm. Dengan simulasi yang sama, efisiensi detektor germanium tipe REGe dan SEGe untuk energi gamma tinggi telah dilakukan dengan hasil yang juga telah divalidasi menggunakan sumber standar Adapun sajian dalam tulisan ini adalah hasil dari kegiatan lanjutan yaitu simulasi efisiensi detektor germanium untuk energi gamma rendah. 1. PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMNKES-RI 80

relatif 15% dan resolusi energi 1,9 kev pada energi gamma 1,333 MeV. Geometri detektor menjadi penting dalam simulasi karena menentukan sudut ruang sinar gamma dari sumber ke detektor. Material detektor juga penting karena pembentukan pulsa cacahan terjadi di dalam detektor akibat interaksi foton gamma dengan atom-atom germanium. Gambar 2. Efisiensi detektor germanium untuk jarak sumber 2,5 cm, (a) REGe efisiensi relatif 15% dan (b) SEGe efisiensi relatif 10% 3,4. II. TATA KERJA Untuk melakukan simulasi kurva efisiensi pada detektor germanium dengan MCNP5 dibutuhkan beberapa inputan. Inputan tersebut adalah; geometri detektor, definisi sumber radiasi, dan pulsa cacahan. 2.1 Model geometri detektor Di Lab. AAN PTNBR terdapat dua spektrometer gamma dengan dua buah detektor germanium. Dua detektor tersebut adalah jenis Reverse Electrode Coaxial Germanium Detectors (REGe) dengan model GR2519 dan Standard Electrode Coaxial Germanium Detectors (SEGe) dengan model GC1519. Kedua detektor tersebut merupakan produksi Canberra. Berdasarkan modelnya yaitu GR2519, detektor tersebut memiliki bentuk kristal germanium koaksial, tipe-p, efisiensi relatif 25% dan resolusi energi 1,9 kev pada energi gamma 1,333 MeV. Adapun GC1519 memiliki bentuk kristal germanium koaksial, tipe-p, efisiensi Gambar 3. Konfigurasi detektor germanium, (a) jenis REGe dan (b) jenis SEGe. Setiap interaksi partikel dengan atom di dalam material yang telah dimodelkan geometrinya akan dihitung secara statistik oleh MCNP5. Hasil perhitungan MCNP5 dianggap dapat diterima jika memiliki kesalahan statistik < 5% 5. Perhitungan MCNP5 dimulai sejak partikel tersebut lahir hingga partikel tersebut membentuk pulsa cacahan atau berakhir mati. Dalam simulasi MCNP5 perisai ruang antara perisai dengan detektor ikut dimodelkan karena memberikan pengaruh yaitu hamburan balik foton. Tampilan geometri detektor germanium dalam MCNP visual editor diperlihatkan pada Gambar 4. PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 81

Gambar 4. Geometri etector germanium dalam MCNP Visual Editor. Dalam simulasi ini sumber radiasi yang dimodelkan berupa sumber titik multi energi. Model sumber radiasi dalam MCNP5 diistilahkan dengan definisi sumber. Definisi sumber yang diperlukan MCNP5 sebagai inputan adalah jenis partikel yang dipancarkan, energi, kelimpahan partikel, arah berkas partikel, dan geometri yang meliputi posisi dan bentuk sumber. Table 1. Data detector REGe untuk input MCNP5 3 Komponen Densitas Dimensi (g/cc) (mm) Kristal Ge (diameter) 5,323 55,5 Kristal Ge (tinggi) 5,323 53 Window karbon 0,2 0,6 (tebal) Penutup Al (diameter) 2,707 76 Penutup Al (tebal) 2,707 1 Vakum ( etectorwindow) 0 5 Table 2. Data detektor SEGe untuk input MCNP5 4 Komponen Densitas Dimensi (g/cc) (mm) Kristal Ge (diameter) 5,323 51 Kristal Ge (tinggi) 5,323 31,5 Layer Ge (Li) (tebal) 5,323 0,5 Window Al (tebal) 0,2 0,6 Penutup Al (diameter) 2,707 76 Penutup Al (tebal) 2,707 1 Vakum ( detectorwindow) 0 5 2.2 Model sumber radiasi Setelah memodelkan geometri detektor dan komponen lain maka input MCNP5 selanjutnya adalah model sumber radiasi. Untuk menyimulasikan perjalanan radiasi maka harus didefinisikan terlebih dahulu sumber radiasi. 2.3 Model pulsa cacah Untuk mendapatkan keluaran dari MCNP5 yang berupa nilai cacah maka dilakukan pemodelan pulsa cacah. Dalam pemodelan ini digunakan beberapa jenis tally diantaranya tally energi (E8) dan tally pulsa untuk foton (F8p). Tally E8 merupakan bin energi yang ditentukan untuk menampilkan nilai cacahan pada range energi tertentu. Tally F8p akan memberikan keluaran MCNP5 berupa nilai cacahan hasil interaksi foton dengan kristal detektor. Dengan tally yang diberikan maka MCNP5 akan mengeluarkan hasil berupa nilai cacah pada tiap-tiap bin energi yang telah ditentukan dan nilai kesalahannya masing-masing 5. Nilai cacah pada tiap bin energi yang ditentukan selanjutnya dapat digunakan untuk membuat kurva efisiensi. Hasil tersebut dapat juga dituangkan ke dalam grafik cacahan sebagai fungsi energi sehingga tampil sebagai spektrum gamma setelah sebelumnya dinormalisasi dengan nilai aktivitas. Dari hasil ini dapat pula dilakukan perbandingan antara efisiensi hasil simulasi MCNP5 dengan pengukuran atau membandingkan spektrum gamma hasil simulasi dengan spektrum gamma hasil pencacahan. PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMNKES-RI 82

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Program MCNP5 setelah diberikan inputan berupa model geometri detektor, model sumber radiasi, dan model pulsa cacah selanjutnya dijalankan menggunakan komputer PC CPU 2,67 GHz, RAM 240 MB dengan sistem operasi windows-xp. Simulasi MCNP5 dilakukan untuk membandingkan bentuk kurva efisiensi detektor REGe dan SEGe, pengaruh material window pada efisiensi detektor REGe, dan kurva efisiensi dari kedua detektor untuk gamma energi rendah < 100 kev. daripada jenis SEGe. Di samping itu detektor REGe pada energi gamma lebih kecil 40 kev masih memiliki efisiensi yang cukup tinggi, sementara jenis SEGe untuk energi gamma lebih kecil dari 40 kev memiliki efisiensi yang menurun tajam. Bentuk kurva efisiensi detektor REGe pada energi gamma 5 15 kev sangat dipengaruhi jenis bahan window. Dengan simulasi MCNP5 dapat ditunjukkan perbedaan kurva efisiensi antara detektor REGe dengan beberapa bahan window yaitu berilium (Be), komposit karbon (C), dan alumunium (Al). Perbedaan bentuk kurva akibat pengaruh bahan window diperlihatkan pada Gambar 6. Gambar 5. Kurva efisiensi REGe dan SEGe. Simulasi pertama adalah membuat kurva efisiensi dari detektor REGe dan SEGe. Simulasi dilakukan dengan membuat geometri sumber multi energi yang ditempatkan di depan detektor. Kurva efisiensi hasil simulasi MCNP5 diperlihatkan pada Gambar 5. Hasil simulasi MCNP5 dengan menempatkan sumber di depan masing-masing detektor memperlihatkan adanya perbedaan bentuk kurva efisiensi antara detektor jenis REGe dengan SEGe. Perbedaan bentuk ini sangat terlihat pada daerah gamma rendah yaitu pada energi 100 kev. Detektor germanium jenis REGe memiliki range efisiensi yang lebih lebar Gambar 6. Kurva efisiensi REGe untuk material window Be, C, dan Al. Simulasi kedua adalah menentukan efisiensi energi untuk sinar gamma energi rendah < 100 kev. Detektor REGe dengan window C memiliki efisiensi paling tinggi pada gamma energi 10 100 kev. Namun upaya untuk melakukan kalibrasi efisiensi pada energi gamma rendah menggunakan sumber standar tidak mudah. Umumnya nilai efisiensi pada gamma energi rendah diperoleh melalui pendekatan persamaan matematik dari kurva. PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 83

Disamping jenis bahan dan ketebalan window, efisiensi energi juga dipengaruhi oleh posisi dead layer. Sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3, energi REGe memiliki dead layer yang tebal menyelimuti hole sementara energi SEGe memiliki dead layer tebal dengan posisi menyelimuti energi. Dengan posisi demikian maka energi SEGe akan memiliki efisiensi yang lebih rendah karena adanya serapan sinar gamma oleh dead layer sebelum masuk ke bahwa efisiensi energi. Pada Gambar 7 diperlihatkan energy REGe mulai muncul pada 4 kev dengan orde 10-4 dan naik secara signifikan hingga 10 kev. Untuk itu REGe dapat digunakan dalam pengukuran gamma rendah mulai energi 4 kev. Dalam penggunaan detektor REGe dihindari pengukuran gamma pada energi 11 15 kev karena adanya penyerapan dari bahan. Dengan demikian detektor REGe dapat digunakan secara baik pada pengukuran gamma energi rendah mulai 15 kev. Gambar 7. Efisiensi detektor REGe untuk energi gamma < 100 kev jarak 2.5 cm. Pada Gambar 8 diperlihatkan bahwa efisiensi detektor SEGe yang mulai muncul pada energi 30 kev dan mencapai orde 10-2 pada energi 40 kev. Penyebabnya dimungkinkan dari penyerapan sinar gamma oleh penutup Al dan dead layer Ge (Li). Oleh karena itu detektor SEGe masih dimungkinkan digunakan untuk pengukuran gamma hingga energi terendah 30 kev namun digunakan secara baik pada energi rendah mulai 40 kev. Gambar 8. Efisiensi detektor SEGe untuk energi gamma < 100 kev jarak 2,5 cm. IV. KESIMPULAN Program MCNP5 dapat diaplikasikan secara baik untuk menghitung efisiensi detektor REGe model GR2519 dan SEGe model GC1519 di Lab. AAN PTNBR. Hasil simulasi memperlihatkan bahwa efisiensi detektor REGe dapat digunakan untuk pengukuran gamma rendah mulai energi 4 kev. Namun karena terdapat serapan gamma signifikan pada energi 11 15 kev maka detektor ini secara baik digunakan pada gamma energi rendah mulai 15 kev. Perbedaan jenis material window pada detektor REGe memberikan pengaruh terhadap bentuk kurva efisiensi. Untuk pengukuran gamma rendah detektor SEGe dapat digunakan mulai energi 30 kev, namun secara baik digunakan mulai energi 40 kev. Kurva efisiensi PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMNKES-RI 84

selain dipengaruhi ukuran dan bentuk kristal Ge juga dipengaruhi oleh jenis bahan dan ketebalan window serta posisi dead layer. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Tri Cahyo dan Ibu Sukriya atas bantuannya dalam pengadaan beberapa bahan untuk pembuatan model geometri detektor germanium di Lab. AAN PTNBR. TANYA JAWAB 1. Penanya : Gatot Wurdiyanto - PTKMR Pertanyaan : 1. Berapa prosen perbedaan pengukuran aktivitas sumber gamma antara simulasi Monte Carlo dengan sumber standar? Jawaban : Rasito 1. Kita melakukan validasi hanya pada nilai efisiensi relatif untuk detektor jenis REGe hasil pengukuran 24,3% sedangkan sertifikat 25%, jenis SEGe hasil pengukuran 15,4% sedangkan sertifikat 15%. DAFTAR PUSTAKA 1. RASITO, P. ILHAM Y., MUHAYATUN S., DAN ADE SUHERMAN, 2009, Penentuan efisiensi detektor germanium di Laboratorium AAN PTNBR dengan metode monte carlo MCNP5, Prosiding Seminar Nasional Teknik AAN, ISSN 2085-2797, hal.290-294, Yogyakarta 2. X-5 MONTE CARLO TEAM, 2003, MCNP- A General Monte Carlo N-Particle Transport Code, Version 5. Volume 1: Overview and Theory, LA-UR-03-1987, Los Alamos National Laboratory, Los Alamos, New Mexico. 3. CANBERRA, Reverse Electrode Coaxial Ge Detectors (REGe) 4. CANBERRA, Standard Electrode Coaxial Ge Detectors (SEGe) 5. X-5 MONTE CARLO TEAM, 2003, MCNP- A General Monte Carlo N-Particle Transport Code, Version 5. Volume II: User s Guide, LA-UR-03-1987, Los Alamos National Laboratory, Los Alamos, New Mexico. PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 85