LAPORAN PENYUSUNAN DOKUMEN HASIL KAJIAN ANJAB KOMPREHENSIP KANTOR PENGHUBUNG PEMDA PROV. NTB

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2008 T E N T A N G

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

Kebijakan dan Pedoman Penyusunan SOP di Kementerian PPN/Bappenas. Biro Perencanaan, Organisasi dan Tatalaksana

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG UNIT KERJA PRESIDEN BIDANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN KINERJA DPU TAHUN ANGGARAN

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2008 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 3 TAHUN 2008

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG UNIT KERJA PRESIDEN BIDANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN

RENCANA KERJA (RENJA)

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

1 SALINAN GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 05 TAHUN 2007 TENTANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN LAMONGAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

Perubahan paradigma tata kelola pemerintahan menuju tata kelola pemerintahan yang baik (goodpublic governance) dalam berbagai aspek, salah satunya

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI

PERATURAN GUBERNURPROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2008 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 3 TAHUN 2008

WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KOTA GORONTALO

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGHUBUNG PROVINSI RIAU

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT BADAN PERENCANAAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 112 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGORGANISASIAN DINAS KESEHATAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA.

BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI. A. Pendahuluan

BUPATI ROKAN HILIR PERATURAN DAERAH ROKAN HILIR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERTANAHAN

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI SEKRETARIAT DEWAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI

BIROKRASI INDONESIA. Panjang, Berbelit dan Mahal

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 281 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

- 2 - MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS DAERAH PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 20 TAHUN 2010

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

Menetapkan : TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI LINGKUNGAN KABUPATEN SUBANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI MALUKU

Transkripsi:

LAPORAN PENYUSUNAN DOKUMEN HASIL KAJIAN ANJAB KOMPREHENSIP KANTOR PENGHUBUNG PEMDA PROV. NTB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, diprioritaskan pada urusan yang bersifat wajib baik yang berkaitan dengan pelayanan dasar maupun non pelayanan dasar, disamping pemetaan urusan pilihan lainnya berdasarkan potensi, proyeksi penyerapan tenaga kerja dan pemanfaatan lahan. Dalam Peraturan Presiden No 81 tahun 2010 terdapat 8 area perubahan yang menjadi sasaran Reformasi Birokrasi tahun 2010-2015 yaitu : 1. Organisasi yang tepat fugsi dan tepat ukuran. 2. Terselenggaranya sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur sesuai dengan prinsip Good Governance. 3. Tersedianya Sumber Daya Manusia Aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera. 4. Tersedianya Peraturan Perundang-undangan yang tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif. 5. Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN. 6. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi. 7. Meningkatkan kualitas pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat. 8. Menciptakan Budaya Kerja Aparatur dengan integritas dan kinerja tinggi. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip penataan Organisasi Perangkat Daearah yang tepat fungsi dan tepat ukuran, efisien sesuai dengan beban urusan yang menjadi kewenangan daerah, dapat mempermudah pembinaan serta koordinasi penyelenggaraan pemerintah daerah, dapat meningkatkan mutu pelayanan publik dan meningkatnya efektifitas pembinaan dan pengawasan demi terciptanya pemerintahan yang baik didaerah. Analisis jabatan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No.35 tahun 2012 dilaksanakan dalam rangka penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, kepegawaian dan program pendidikan dan pelatihan berbasis kinerja disamping sebagai bahan evaluasi kebijakan program pembinaan dan penataan organisasi, ketatalaksanaan, kepegawaian dan Diklat.

II. III. Perspektif organisasi kedepan dalam rangka mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, melihat bagian-bagian yang memiliki kemiripan dan keterkaitan tugas fungsi serta didukung dengan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi, profesional, berdaya guna dan berhasil guna sehingga struktur yang diharapkan kedepan adalah struktur yang kemudian memberi ruang bagi anggota organisasinya untuk berperan langsung dengan masyarakat tanpa melalui proses birokrasi yang rumit dan berbelit-belit. Disamping itu, dengan semangat pembaharuan susunan organisasi kedepan didasarkan pada beban kerja organisasi dan urgensi alasan pembentukannya dan lebih penting lagi harus ada kewenangan yang dilaksanakan berdasarkan ketentuan Perundang-undangan yang berlaku. TUJUAN Diharapkan melalui kajian Analisis Jabatan secara komprehenship, akan dapat memberikan gambaran tentang kelembagaan perangkat daerah kedepan, baik dilihat dari sisi tugas fungsinya, sistem dan prosedure kerjanya, ketersediaan Sumber Daya Manusianya termasuk diklat yang dibutuhkan dalam rangka peningkatan kinerja, optimalisasi tugas fungsi dan dapat meningkatkan eksistensi dan keberadaan lembaga itu sendiri. Disamping itu kajian Analisis Jabatan Komprehenship dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan pengambilan kebijakan untuk melakukan penataan baik dibidang kelembagaan, ketatalaksanaan, kepegawaian dan kediklatan. SASARAN Sasaran yang ingin dicapai adalah terselenggranya pemerintahan yang baik dengan terbentuknya Organisasi Perangkat Daerah yang tepat fungsi dan tepat ukuran, sesuai dengan besaran beban kerja organisasi, terselenggaranya sistim proses dan prosdure kerja sesuai dengan Standar Operasional Prosedur, Standar Pelayanan, Standar Pelayanan Minimal, trersedianya Sumber Daya Manusia yang profesional,berintegritas tinggi dan mampu memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat serta terselenggaranya diklat untuk meningkatkan keterampilan,keahlian dan kompetensi Sumber Daya Aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan. IV.KONDISI SAAT INI Berdasarkan data yang dihimpun diperoleh gambaran bahwa Kantor Penghubung Pemerintah Daerah Provinsi NTB saat ini melaksanakan tugas tidak sebatas pada pemberian pelayanan penyiapan fasilitas (transportasi, penginapan dan makan minum) tugas dinas Pejabat Daerah selama di Jakarta, melainkan sudah berkembang menjadi Wakil Pejabat daerah dalam menjalankan mandat baik pada tingkat eselon II dan tidak

jarang ditugaskan untuk mewakili tugas Sekretaris Daerah (eselon I) bahkan mewakili Wakil Gubernur maupun Gubernur. Memperhatikan kesenjangan birokrasi pada saat menjalankan tugas koordinasi dan tugas konsultasi pemerintahan di Jakarta, disebabkan karena adanya kesenjangan eselonering Kepala Kantor Penghubung dengan pejabat yang dituju, sehingga mengalami kendala dalam menyampaikan pendapat, saran maupun usulan terutama dalam kegiatan yang sifatnya kenegaraan maupun rapat-rapat dinas penting lainnya (terjadi beban psikologis dalam berpendapat karena eselonering yang tidak setara). Memperhatikan beban tugas dan tanggung jawab yang kompleks serta sangat strategis dalam bidang hubungan koordinasi, konsultasi dan Diplomasi Kelembagaan disamping tugas rutin promosi, informasi, tugas daerah lainnya seperti : - Koordinasi, Konsultasi dan Diplomasi (utusan) Daerah. - Fasilitator tugas kepemerintahan. - Promosi dan Informasi Daerah. - Membutuhkan Jaringan Kemitraan Daerah. - Pelayanan dan Pembinaan mahasiswa asal daerah. - Show windaw daerah. Maka beberapa alternatif kelembagaan yang dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan kapasitas organisasi Kantor Penghubung Pemerintah Provinsi NTB di Jakarta antara lain : 1. Dengan semakin berfungsinya Kantor Penghubung Pemerintah Provinsi NTB di Jakarta sebagai organisasi yang menjembatani Pusat dan Daerah, Daerah dengan Pusat, antar daerah, antar Negara baik pemerintah maupun swasta, pemerintah dengan masyarakat NTB yang ada di Jakarta maupun daerah lainnya, maka selayaknya Kantor Penghubung dipertimbangkan untuk dikembangkan menjadi organisasi yang lebih memadai. 2. Dalam rangka efisiensi, efektifitas dan peningkatan kapasitas promosi Kebudayaan dan Pariwisata NTB di Jakarta dengan memperhatikan keterkaitan tugas fungsi promosi dan informasi daerah dengan tugas fungsi Bidang Promosi dan Pemasaran di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, maka sebaiknya fungsi promosi dilekatkan / dialihkan fungsinya pada fungsi yang serumpun dengan membentuk wadah tersendiri dibawah struktur organisasi dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTB.

3. Mengingat fungsi promosi budaya dan pariwisata NTB di Jakarta bersifat pelayanan kepada masyarakat luas baik Jakarta dan Provinsi lainnya, maka seyogyanya diwadahi dalam bentuk Unit Pelaksana Teknis dibawah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTB. 4. Memperhatikan kesenjangan Birokrasi pada saat menjalankan tugas koordinasi dan konsultasi mewakili para pejabat daerah setingkat eselon II bahkan sering mewakili Sekretaris Daerah bahkan Wakil Gubernur maupun Gubernur, sehingga dengan tugas fungsi yang demikian kompleks dan strategis diharapkan dapat diwadahi dalam bentuk Badan dan dijabat oleh pejabat setingkat eselon II. 5. Bila dilihat dari ketersediaan Sumber Daya Manusia yang ada saat ini dibandingkan dengan beban tugas fungsi yang sangat berat, maka Kantor Penghubung Pemerintah Provinsi NTB saat ini masih membutuhnya tenaga / aparatur yang memiliki kompetensi / keahlian dibidang koordinasi hubungan antar daerah-pusat dan negara. Kondisi data kepegawaian saat ini berjumlah 50 orang. 1. Pejabat Struktural : - Eselon III : 1 Orang - Eselon IV : 4 Orang 2. Fungsional Umum : 39 Orang 3. Pegawai Tidak Tetap : 6 Orang Dengan kualifikasi pendidikan sebagai berikut : N Pendidikan Nama Jabatan SM o S2 S1 DIV DIII SMK SLTP SD A Jmlah 1. Kepala Kantor Penghubung 1 1 2. Kepala Sub Bagian 1 1 3. Kepala Seksi 1 2 3 4. Pungsional Umum 1 9 1 18 1 6 3 39 5. Pegawai Tidak Tetap 2 1 2 1 6 Jumlah Total 3 13 1 2 20 2 6 3 50 Selengkapnya kualifikasi dan kompetensi yang dimiliki masing-masing Jabatan Struktural maupun Fungsional dapat dilihat dalam tabel Daftar Urut Kepangkatan (DUK) Pegawai Negeri Sipil Daerah Pemerintah Provinsi NTB pada Kantor Penghubung Pemerintah Provinsi NTB di Jakarta sebagaimana terlampir. V. HAMBATAN DAN PERMASALAHAN YANG DIHADAPI 1. Memperhatikan urusan, baik wajib maupun pilihan berdasarkan Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, ternyata tidak muncul kewenangan yang dilaksanakan Kantor Penghubung saat ini, sehingga

mengalami kendala dalam pembentukan kelembagaannya baik dalam bentuk Badan atau Dinas. 2. Memperhatikan aturan tata ruang perkantoran yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta, dengan fungsi yang dijalankan Kantor Penghubung saat ini, keberadaan Kantor Penghubung Pemerintah Daerah Provinsi NTB dianggap melanggar ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah Tata Ruang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan diminta agar Kantor Penghubung segera mencari lokasi perkantoran sesuai dengan ketentuan tata ruang wilayah perkantoran yang berlaku di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Hal ini berkolerasi pada kebutuhan anggaran yang cukup besar untuk memiliki gedung perkantoran yang memadai. 3. Dengan keterbatasan sumber daya manusia saat ini, Kantor Penghubung mengalami hambatan dalam menjalankan tugas fungsi secara optimal. VI. SARAN TINDAK LANJUT 1. Melihat kenyataannya saat ini bahwa Kantor Penghubung Pemerintah Provinsi NTB di Jakarta menjalankan fungsi yang sangat strategis dalam bidang hubungan koordinasi antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat atau pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dan fungsi-fungsi utusan daerah dengan negara lain, sehingga kelembagaan perangkat daerahnya perlu dipertimbangkan dan disesuaikan berdasarkan ketentuan dan pertimbangan lain yang mendukung untuk diwadahi dalam sebuah unit kerja setingkat eselon II. 2. Bila dimungkinkan, maka struktur organisasi kelembagaannya menjadi sebagai berikut : Kepala Badan Kelompok Jabatan Fungsional Sekretaris

Subbag Program Subbag Umum Kepegawaia n Subbag Keuanga n Bidang Informasi Bidang Pelayanan & Publikasi Bidang Hubungan Kelembagaan Protokol dan Kehumasan Data dan Informasi Daerah Pembinaan Mahasiswa & Masyarakat Rantau Pengelolaan Mes. Hubungan Pusat & Daerah Hubungan Internasiona l 3. Dalam rangka menjalankan fungsi operasional kedinasan hubungan pemerintah daerah dengan pemerintah pusat dan Internasional, dibutuhkan sarana perkantoran yang memadai, oleh karena itu disarankan kepada Kepala Kantor Penghubung untuk membuat telaahan kepada Gubernur berkaitan dengan kebutuhan gedung kantor beserta basaran anggaran yang dibutuhkan berikut ketersediaan Sumber Daya Manusianya. Demikian naskah kajian Analisis Jabatan Komprehenship Kantor Penghubung Pemerintah Provinsi NTB di Jakarta. Tim Penyusun, 1. Tri Budiprayitno 1.... (Kepala BiroOrganisasi) 2. Ratna Indiah 2.... (Kepala Bagian Anforjab)