LAPORAN PENYUSUNAN DOKUMEN HASIL KAJIAN ANJAB KOMPREHENSIP KANTOR PENGHUBUNG PEMDA PROV. NTB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, diprioritaskan pada urusan yang bersifat wajib baik yang berkaitan dengan pelayanan dasar maupun non pelayanan dasar, disamping pemetaan urusan pilihan lainnya berdasarkan potensi, proyeksi penyerapan tenaga kerja dan pemanfaatan lahan. Dalam Peraturan Presiden No 81 tahun 2010 terdapat 8 area perubahan yang menjadi sasaran Reformasi Birokrasi tahun 2010-2015 yaitu : 1. Organisasi yang tepat fugsi dan tepat ukuran. 2. Terselenggaranya sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur sesuai dengan prinsip Good Governance. 3. Tersedianya Sumber Daya Manusia Aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera. 4. Tersedianya Peraturan Perundang-undangan yang tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif. 5. Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN. 6. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi. 7. Meningkatkan kualitas pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat. 8. Menciptakan Budaya Kerja Aparatur dengan integritas dan kinerja tinggi. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip penataan Organisasi Perangkat Daearah yang tepat fungsi dan tepat ukuran, efisien sesuai dengan beban urusan yang menjadi kewenangan daerah, dapat mempermudah pembinaan serta koordinasi penyelenggaraan pemerintah daerah, dapat meningkatkan mutu pelayanan publik dan meningkatnya efektifitas pembinaan dan pengawasan demi terciptanya pemerintahan yang baik didaerah. Analisis jabatan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No.35 tahun 2012 dilaksanakan dalam rangka penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, kepegawaian dan program pendidikan dan pelatihan berbasis kinerja disamping sebagai bahan evaluasi kebijakan program pembinaan dan penataan organisasi, ketatalaksanaan, kepegawaian dan Diklat.
II. III. Perspektif organisasi kedepan dalam rangka mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, melihat bagian-bagian yang memiliki kemiripan dan keterkaitan tugas fungsi serta didukung dengan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi, profesional, berdaya guna dan berhasil guna sehingga struktur yang diharapkan kedepan adalah struktur yang kemudian memberi ruang bagi anggota organisasinya untuk berperan langsung dengan masyarakat tanpa melalui proses birokrasi yang rumit dan berbelit-belit. Disamping itu, dengan semangat pembaharuan susunan organisasi kedepan didasarkan pada beban kerja organisasi dan urgensi alasan pembentukannya dan lebih penting lagi harus ada kewenangan yang dilaksanakan berdasarkan ketentuan Perundang-undangan yang berlaku. TUJUAN Diharapkan melalui kajian Analisis Jabatan secara komprehenship, akan dapat memberikan gambaran tentang kelembagaan perangkat daerah kedepan, baik dilihat dari sisi tugas fungsinya, sistem dan prosedure kerjanya, ketersediaan Sumber Daya Manusianya termasuk diklat yang dibutuhkan dalam rangka peningkatan kinerja, optimalisasi tugas fungsi dan dapat meningkatkan eksistensi dan keberadaan lembaga itu sendiri. Disamping itu kajian Analisis Jabatan Komprehenship dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan pengambilan kebijakan untuk melakukan penataan baik dibidang kelembagaan, ketatalaksanaan, kepegawaian dan kediklatan. SASARAN Sasaran yang ingin dicapai adalah terselenggranya pemerintahan yang baik dengan terbentuknya Organisasi Perangkat Daerah yang tepat fungsi dan tepat ukuran, sesuai dengan besaran beban kerja organisasi, terselenggaranya sistim proses dan prosdure kerja sesuai dengan Standar Operasional Prosedur, Standar Pelayanan, Standar Pelayanan Minimal, trersedianya Sumber Daya Manusia yang profesional,berintegritas tinggi dan mampu memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat serta terselenggaranya diklat untuk meningkatkan keterampilan,keahlian dan kompetensi Sumber Daya Aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan. IV.KONDISI SAAT INI Berdasarkan data yang dihimpun diperoleh gambaran bahwa Kantor Penghubung Pemerintah Daerah Provinsi NTB saat ini melaksanakan tugas tidak sebatas pada pemberian pelayanan penyiapan fasilitas (transportasi, penginapan dan makan minum) tugas dinas Pejabat Daerah selama di Jakarta, melainkan sudah berkembang menjadi Wakil Pejabat daerah dalam menjalankan mandat baik pada tingkat eselon II dan tidak
jarang ditugaskan untuk mewakili tugas Sekretaris Daerah (eselon I) bahkan mewakili Wakil Gubernur maupun Gubernur. Memperhatikan kesenjangan birokrasi pada saat menjalankan tugas koordinasi dan tugas konsultasi pemerintahan di Jakarta, disebabkan karena adanya kesenjangan eselonering Kepala Kantor Penghubung dengan pejabat yang dituju, sehingga mengalami kendala dalam menyampaikan pendapat, saran maupun usulan terutama dalam kegiatan yang sifatnya kenegaraan maupun rapat-rapat dinas penting lainnya (terjadi beban psikologis dalam berpendapat karena eselonering yang tidak setara). Memperhatikan beban tugas dan tanggung jawab yang kompleks serta sangat strategis dalam bidang hubungan koordinasi, konsultasi dan Diplomasi Kelembagaan disamping tugas rutin promosi, informasi, tugas daerah lainnya seperti : - Koordinasi, Konsultasi dan Diplomasi (utusan) Daerah. - Fasilitator tugas kepemerintahan. - Promosi dan Informasi Daerah. - Membutuhkan Jaringan Kemitraan Daerah. - Pelayanan dan Pembinaan mahasiswa asal daerah. - Show windaw daerah. Maka beberapa alternatif kelembagaan yang dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan kapasitas organisasi Kantor Penghubung Pemerintah Provinsi NTB di Jakarta antara lain : 1. Dengan semakin berfungsinya Kantor Penghubung Pemerintah Provinsi NTB di Jakarta sebagai organisasi yang menjembatani Pusat dan Daerah, Daerah dengan Pusat, antar daerah, antar Negara baik pemerintah maupun swasta, pemerintah dengan masyarakat NTB yang ada di Jakarta maupun daerah lainnya, maka selayaknya Kantor Penghubung dipertimbangkan untuk dikembangkan menjadi organisasi yang lebih memadai. 2. Dalam rangka efisiensi, efektifitas dan peningkatan kapasitas promosi Kebudayaan dan Pariwisata NTB di Jakarta dengan memperhatikan keterkaitan tugas fungsi promosi dan informasi daerah dengan tugas fungsi Bidang Promosi dan Pemasaran di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, maka sebaiknya fungsi promosi dilekatkan / dialihkan fungsinya pada fungsi yang serumpun dengan membentuk wadah tersendiri dibawah struktur organisasi dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTB.
3. Mengingat fungsi promosi budaya dan pariwisata NTB di Jakarta bersifat pelayanan kepada masyarakat luas baik Jakarta dan Provinsi lainnya, maka seyogyanya diwadahi dalam bentuk Unit Pelaksana Teknis dibawah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTB. 4. Memperhatikan kesenjangan Birokrasi pada saat menjalankan tugas koordinasi dan konsultasi mewakili para pejabat daerah setingkat eselon II bahkan sering mewakili Sekretaris Daerah bahkan Wakil Gubernur maupun Gubernur, sehingga dengan tugas fungsi yang demikian kompleks dan strategis diharapkan dapat diwadahi dalam bentuk Badan dan dijabat oleh pejabat setingkat eselon II. 5. Bila dilihat dari ketersediaan Sumber Daya Manusia yang ada saat ini dibandingkan dengan beban tugas fungsi yang sangat berat, maka Kantor Penghubung Pemerintah Provinsi NTB saat ini masih membutuhnya tenaga / aparatur yang memiliki kompetensi / keahlian dibidang koordinasi hubungan antar daerah-pusat dan negara. Kondisi data kepegawaian saat ini berjumlah 50 orang. 1. Pejabat Struktural : - Eselon III : 1 Orang - Eselon IV : 4 Orang 2. Fungsional Umum : 39 Orang 3. Pegawai Tidak Tetap : 6 Orang Dengan kualifikasi pendidikan sebagai berikut : N Pendidikan Nama Jabatan SM o S2 S1 DIV DIII SMK SLTP SD A Jmlah 1. Kepala Kantor Penghubung 1 1 2. Kepala Sub Bagian 1 1 3. Kepala Seksi 1 2 3 4. Pungsional Umum 1 9 1 18 1 6 3 39 5. Pegawai Tidak Tetap 2 1 2 1 6 Jumlah Total 3 13 1 2 20 2 6 3 50 Selengkapnya kualifikasi dan kompetensi yang dimiliki masing-masing Jabatan Struktural maupun Fungsional dapat dilihat dalam tabel Daftar Urut Kepangkatan (DUK) Pegawai Negeri Sipil Daerah Pemerintah Provinsi NTB pada Kantor Penghubung Pemerintah Provinsi NTB di Jakarta sebagaimana terlampir. V. HAMBATAN DAN PERMASALAHAN YANG DIHADAPI 1. Memperhatikan urusan, baik wajib maupun pilihan berdasarkan Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, ternyata tidak muncul kewenangan yang dilaksanakan Kantor Penghubung saat ini, sehingga
mengalami kendala dalam pembentukan kelembagaannya baik dalam bentuk Badan atau Dinas. 2. Memperhatikan aturan tata ruang perkantoran yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta, dengan fungsi yang dijalankan Kantor Penghubung saat ini, keberadaan Kantor Penghubung Pemerintah Daerah Provinsi NTB dianggap melanggar ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah Tata Ruang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan diminta agar Kantor Penghubung segera mencari lokasi perkantoran sesuai dengan ketentuan tata ruang wilayah perkantoran yang berlaku di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Hal ini berkolerasi pada kebutuhan anggaran yang cukup besar untuk memiliki gedung perkantoran yang memadai. 3. Dengan keterbatasan sumber daya manusia saat ini, Kantor Penghubung mengalami hambatan dalam menjalankan tugas fungsi secara optimal. VI. SARAN TINDAK LANJUT 1. Melihat kenyataannya saat ini bahwa Kantor Penghubung Pemerintah Provinsi NTB di Jakarta menjalankan fungsi yang sangat strategis dalam bidang hubungan koordinasi antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat atau pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dan fungsi-fungsi utusan daerah dengan negara lain, sehingga kelembagaan perangkat daerahnya perlu dipertimbangkan dan disesuaikan berdasarkan ketentuan dan pertimbangan lain yang mendukung untuk diwadahi dalam sebuah unit kerja setingkat eselon II. 2. Bila dimungkinkan, maka struktur organisasi kelembagaannya menjadi sebagai berikut : Kepala Badan Kelompok Jabatan Fungsional Sekretaris
Subbag Program Subbag Umum Kepegawaia n Subbag Keuanga n Bidang Informasi Bidang Pelayanan & Publikasi Bidang Hubungan Kelembagaan Protokol dan Kehumasan Data dan Informasi Daerah Pembinaan Mahasiswa & Masyarakat Rantau Pengelolaan Mes. Hubungan Pusat & Daerah Hubungan Internasiona l 3. Dalam rangka menjalankan fungsi operasional kedinasan hubungan pemerintah daerah dengan pemerintah pusat dan Internasional, dibutuhkan sarana perkantoran yang memadai, oleh karena itu disarankan kepada Kepala Kantor Penghubung untuk membuat telaahan kepada Gubernur berkaitan dengan kebutuhan gedung kantor beserta basaran anggaran yang dibutuhkan berikut ketersediaan Sumber Daya Manusianya. Demikian naskah kajian Analisis Jabatan Komprehenship Kantor Penghubung Pemerintah Provinsi NTB di Jakarta. Tim Penyusun, 1. Tri Budiprayitno 1.... (Kepala BiroOrganisasi) 2. Ratna Indiah 2.... (Kepala Bagian Anforjab)