PENGEMBANGAN SISTEM DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGEMBANGAN SISTEM

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Siklus Pengembangan Sistem Informasi Untuk Membangun dan Mengimplementasikan Sistem Informasi Bisnis Di Suatu Perusahaan Siklus Hidup System

BAB 6 METODOLOGI SIKLUS HIDUP SISTEM

BAB1. PENDAHULUAN Siklus hidup sistem (SLC) SDLC Systems Development Life Cycle Siklus Hidup Pengembangan Sistem Systems Life Cycle

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT

PENDAHULUAN SIKLUS HIDUP SISTEM. Tahap-tahap Siklus Hidup. Pengelolaan Siklus Hidup

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( SIKLUS HIDUP PERANGKAT LUNAK )

Lecture s Structure. Siklus Hidup Sistem. Metodologi Siklus Hidup Sistem

PENDAHULUAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Pengembangan Sistem Informasi

BAB III LANDASAN TEORI

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DAN KEUNGGULAN KOMPETITIF

Meskipun jumlah tahapan dalam SDLC dalam berbagai litertur berbeda-beda, namun pada prinsipnya secara keseluruhan semua proses yang dilakukan sama

RANGKUMAN SIM BAB 13 Mengembangkan Sistem Informasi (Building Information Systems)

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

Pengembangan Sistem Informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

Perbedaan pengembangan software dengan pengembangan sistem informasi

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

BAB V PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

TINJAUAN UMUM PENGEMBANGAN SISTEM

METODE, TAHAP-TAHAP DAN ANALISIS PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI BY LILIS PUSPITAWATI, SE.,M.SI

Pendahuluan. SDLC merupakan satu aplikasi dari pendekatan sistem untuk tugas mengembangkan dan menggunakan suatu sistem berbasiskomputer

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari

PENGEMBANGAN SISTEM DAN ANALIS SISTEM & STRATEGI PENGEMBANGANNYA. Oleh : Arvian Triantoro

SDLC SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE. Materi ke-2. Pengembangan Sistem Informasi 5KA28 // 4KA14

BAB 1 ASUMSI PERANAN PENGANALISIS SISTEM

SDLC dan SWLDC. dikutib wiki..

SISTEM INFORMASI PENGADAAN SUKU CADANG KERETA PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI II BANDUNG

Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom

REKAYASA PERANGKAT LUNAK

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Analisa Sistem Dan Desain

Apa itu pendekatan sistem?

KATA PENGANTAR. Surabaya, 10 April Penyusun SIKLUS PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI 1

III TEORI DAN METODOLOGI SISTEM

Perancangan Sistem Secara Umum

Bab 1. PENDAHULUAN. Sistem adalah sekelompok elemen yang diintegrasikan dengan fungsi. Gambar 1.1 Komponen dari sistem

TINJAUAN UMUM PENGEMBANGAN SISTEM

PROSES DESAIN. 1. Metodologi Pengembangan Sistem

BAB 4 METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI RESTORAN

AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

BAB II PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sistem informasi yang handal dan reliable untuk

Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering)

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

KELOMPOK 1. Metode Pengembangan Sistem Informasi. Imelda Florensia Stefani. P.

PERTEMUAN 17 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Konsep Dasar Audit Sistem Informasi

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laporan-laporan yang diperlukan perusahaan. PT. Bintang Citra Motor yang beralamat di Jln Moh Toha No 141. Bandung.

TINJAUAN UMUM PENGEMBANGAN SISTEM

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. sangat penting dikarenakan menunjang kegiatan selama penelitian, sehingga halhal

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM)

Pendekatan-Pendekatan Pengembangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. elemen. Elemen sistem menjelaskan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan

BAB II LANDASAN TEORI

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB l Pengujian Perangkat Lunak

Analisis dan Perancangan Sistem. Dosen : Setiyowati, S.Kom

KELOMPOK 3. Imelda Florensia Stefani. P. Tangkuman Gladis Ansiga Ariyanto Pakaya Andre Lay

Desain Sistem Donny Yulianto, S.Kom

SIKLUS PENGEMBANGAN PRODUK SISTEM INFORMASI DAN TEKNIK PROTOTYPING. Oleh : Ilham Arief Gautama P

KELOMPOK 1. Metode Pengembangan Sistem Informasi. Imelda Florensia Stefani. P. 1

Analisis, Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Pembayaran pada Sekertariat Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian

Perancangan SIstem. Perencanaan dan Analisis Sistem. Sajikan Spesifikasi Rancangan. Spesifikasi dan Rancangan Sistem. Evaluasi Berbagai Rancangan

BAB II LANDASAN TEORI

Siklus, Metode dan Teknik Pengembangan Sistem

SISTEM PEMBAYARAN SPP BERBASIS KOMPUTER PADA SMA KESATRIAN I SEMARANG

Metodologi pengembangan sistem METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DIAN PALUPI RINI, M.KOM 1

Pertemuan 3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi

5. Aktivitas generic dalam semua proses perangkat lunak antara lain adalah : a. Spesifikasi dan pengembangan b. Validasi dan evolusi c.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi di jaman

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

SIKLUS REKAYASA PERANGKAT LUNAK (SDLC)

KONSEP DASAR PENGEMBANGAN SISTEM AKUNTANSI

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER DIII BISNIS & KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

UAS 1. Rancangan ERP Sistem Penjualan yang terhubung dengan seluruh cabang dan kantor pusat disajikan dalam bentuk struktur :

Decision Support System (DSS)

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011. Emil Salim Toto Arafiah

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA BUANA SELULAR INDONESIA

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENDAHULUAN

Information System Design and Analysis

BAB 15 PROTOTIPE. Bekerja dengan Model Pertama

BAB 15 PROTOTIPE. Bekerja dengan Model Pertama

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KODE / SKS KK / 2 SKS

PENYUSUNAN DAN PENGEMBANGAN SYSTEM IRWAN DJANAHAR. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Suamtera Utara

Business Process Reengineering ( BPR )

BAB 3 Analisa dan Perancangan Sistem

REKAYASA PERANGKAT LUNAK

Kontrak Kuliah. Desain Sistem. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

SISTEM INFORMASI REKAPITULASI DAFTAR HADIR MAHASISWA (STUDI KASUS : PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA )

PERANCANGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI SEBAGAI MEDIA PROMOSI MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN PHP DAN DATABASE MYSQL PADA KINALI AUTO RENTAL

SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA SPBU DEMAK JAWA TENGAH

STRUKTUR DAN FUNGSI PENGOLAHAN DATA

Transkripsi:

PENGEMBANGAN SISTEM DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Oleh : Adie Irwan Kusumah, SE., M.Si Abstrak Dalam mengembangkan suatu sistem informasi dalam perusahaan, para akuntan pada umumnya menerapkan pendekatan sistem. Banyak perusahaan yang menerapkan pendekatan sistem ini dalam suatu proses daur formal yang disebut daur hidup pengembangan sistem. Sebelum melakukan pengembangan sistem perlu dilakukan beberapa tahapan agar nantinya tidak terjadi kegagalan selama proses pengembangan dilakukan dan hasil pengembangan tersebut dapat digunakan secara optimal. Daur hidup pengembangan sistem terdiri dari beberapa tahap, yaitu : perencanaan sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem (implementasi dan operasionaliasi sistem). Tiga tahap, yaitu analisis, desain dan implementasi, merupakan tahapan pengembangan sistem yang sesungguhnya dan memerlukan waktu bulanan hingga tahunan. Sedangkan tahap operasionalisasi sistem, bisa mencapai waktu puluhan tahun. Pengembangan sistem yang besar biasanya memerlukan waktu yang lama dan biaya yang besar. Namun, apabila kebutuhan informasi berubah sangat cepat, maka sistem yang baru tersebut cepat usang. Untuk menghindari hal itu, maka perusahaan melakukan pendekatan baru agar pengembangan sistem dengan memodifikasi pada daur hidup pengembangan sistem (sistem development life cycle/sdlc) sehingga waktu yang diperlukan untuk menerapkan sistem dikurangi. Dari banyak modifikasi yang dicoba ada dua hal yang mendapat perhatian. kedua hal tersebut adalah Prototyping dan metode Rapid Application Development (RAD). Prototyping merupakan proses menghasilkan sebuah ide atau gagasan bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara system yang akan berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Sedangkan RAD merupakan seperangkat strategi, metodologi dan peralatan yang terintegrasi yang ada dalam satu kerangka kerja menyeluruh yang disebut juga information engineering. Buletin UNTAG Edisi IV April Juni 2011 ISSN : 1412-2847 6

A. Latar Belakang Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan suatu kerangka pengkoordinasian sumber daya (data, meterials, equipment, suppliers, personal, and funds) untuk mengkonversi input berupa data ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Transaksi memungkinkan perusahaan melakukan operasi, menyelenggarakan arsip dan catatan yang up to date, dan mencerminkan aktivitas organisasi. Sebagai pengolah transaksi, sistem informasi akuntansi berperan mengatur dan mengoperasionalkan semua aktivitas transaksi perusahaan. Untuk mengembangkan suatu sistem informasi dalam perusahaan, para akuntan pada umumnya menerapkan pendekatan sistem. Banyak perusahaan yang menerapkan pendekatan sistem ini dalam suatu proses daur formal yang disebut daur pengembangan sistem. Akuntan harus memahami dan menguasai daur pengembangan sistem karena dua hal. Pertama mereka pasti terlibat dalam tim pengembangan sistem. Kedua, apabila akuntan berperan sebagai auditor dalam suatu perusahaan, maka ia harus melakukan pengkajian atas sistem perusahaan yang diauditnya. Dimana hal itu sangat membutuhkan pengetahuan yang memadai dari akuntan mengenai sistem yang bersangkutan. B. Tujuan Pengembangan Sistem Akuntan pada umumnya dilibatkan dalam pengembangan sistem dengan pertimbangan bahwa mereka merupakan professional yang menguasai mekanisme pengendalian intern, khususnya yang berkaitan dengan sistem pengolahan data elektronik. Untuk pengembangan suatu sistem informasi akuntansi yang efektif, unsur pengendalian intern merupakan salah satu prasyarat. Sistem informasi dianggap efektif jika bisa memenuhi kebutuhan yang menjadi tujuan pengembangan sistem itu sendiri. Berdasarkan syarat informasi yang baik maka tujuan pengembangan sistem (Tata Sutabri; 2004:163) yaitu : 1. Sistem yang dihasilkan harus menghasilkan informasi yang cermat dan tepat waktu 2. Pengembangan sistem harus dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang layak 3. Sistem harus memenuhi kebutuhan informasi organisasi 4. Sistem harus dapat memberikan kepuasan pada penggunanya. Sebelum melakukan pengembangan sistem perlu dilakukan beberapa tahapan agar nantinya tidak terjadi kegagalan selama proses pengembangan dilakukan dan hasil pengembangan tersebut dapat digunakan secara optimal. Cara yang dapat ditempuh antara lain, pertama perancang sistem harus mempelajari ruang lingkup sistem baru yang dapat dikembangkan dalam jangka waktu yang memadai. Dalam terminologi teori sistem, mereka harus menetapkan batas-batas sistem, dan membatasi usaha mereka sampai dengan komponen-komponen yang terdapat pada batas-batas itu. Buletin UNTAG Edisi IV April Juni 2011 ISSN : 1412-2847 7

Kedua, tim desain harus menggunakan teknik-teknik manajemen desain, seperti anggaran, bagan Gantt dan diagram PERT & CPM. Dengan menggunakan metode ini, semua kegiatan yang akan dikerjakan dalam proyek sistem berikut jangka waktu dan biaya penyelesaian masing-masing kegiatan itu harus ditentukan terlebih dahulu. Karena penyusunan sistem informasi memerlukan banyak dana dan waktu, sistem yang dihasilkan harus dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, perancang sistem harus memperhatikan strategi jangka panjang perusahaan agar sistem yang didesainnya bias mendukung strategi tersebut untuk meraih tujuan jangka panjang perusahaan. Untuk menjaga sistem yang dihasilkan benar-benar teruji, pada umumnya perancang sistem akan mengevaluasi dan mengkaji ulang sistem rancanganya secara periodic dalam rentang waktu tertentu. Tujuan dari revaluasi dan kaji ulang ini adalah untuk menentukan apakah sistem tersebut benar-benar dapat diandalkan oleh penggunanya dan apakah pengguna benar-benar puas atas informasi yang dihasilkan. C. Daur Hidup Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Apabila terjadi perubahan dalam organisasi perusahaan, para manajer di semua lini akan menghadapi bentuk-bentuk persoalan baru dan pola baru dalam pengambilan keputusan sesuai dengan perubahan tadi. Sistem akuntansi organisasi juga harus mengikuti perubahan-perubahan tersebut. Pola perkembangan sistem akuntansi pada umumnya memiliki suatu pola yang lazim disebut Daur Hidup Pengembangan Sistem (Sistem Development Life Cycle/SDLC). Menurut Raymond McLeod dan George Schell (2004:133) bahwa : Daur hidup pengembangan sistem adalah daur dari suatu perkembangan sistem informasi mulai dari tahap perencanaan, tahap analisis, tahap rancangan dan tahap penerapan serta tahap penggunanya. Upaya peningkatan kemampuan sistem dapat dilakukan oleh tim atau pihak manajemen manapun dalam perusahaan. Namun apabila sumberdaya internal tidak memungkinkan, perusahaan dapat menunjuk akuntan public untuk menangani pengembangan sistem tersebut. Tim tersebut dapat menyusun sistem baru memperbaiki ataupun memperluas sistem lama. Hasil pekerjaan ini akan diimplementasikan ke dalam perusahaan dan akan berlaku untuk beberapa tahun mendatang. Dan apabila terjadi perubahan lagi maka daur yang sama akan terulang. Buletin UNTAG Edisi IV April Juni 2011 ISSN : 1412-2847 8

Gambar 1. Daur Hidup Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Sumber Tata Sutabri (2004:168) Daur hidup pengembangan sistem menurut Tata Sutabri (2004:166-190) terdiri dari beberapa tahap, yaitu : 1. Perencanaan sistem 2. Analisis sistem 3. Desain sistem 4. Implementasi sistem (Implementasi dan operasionalisasi) 1. Perencanaan Sistem Idealnya, pengembangan sistem dilaksanakan dalam suatu kerangka rencana induk sistem yang telah mengkoordinasikan proyek-proyek pengembangan sistem ke dalam rencana strategis perusahaan. Manajer dan staf perencanaan strategis harus dapat bekerja sama dengan manajer dan staf akuntansi, dan menuangkan pokokpokok pikiran mereka ke dalam suatu rencana strategis bisnis yang didukung oleh rencana strategis sistem informasi akuntansi yang andal. Sebelum proyek pengembangan dimulai, kedua belah pihak harus yakin bahwa proyek tersebut telah sesuai dengan rencana strategis perusahaan. Adanya perbedaan antara strategi perusahaan dan strategi sistem akan menimbulkan hambatan bagi manajemen dalam mewujudkan visi dan misinya. 2. Analisis Sistem Kegiatan ini merupakan proses pengujian sistem informasi atau proses pemeriksaan terhadap sistem informasi yang ada dan lingkungannya untuk mengidentifikasikan perbaikan. Buletin UNTAG Edisi IV April Juni 2011 ISSN : 1412-2847 9

Ada 3 alasan proses analisa sistem ini harus dilakukan yaitu : memecahkan suatu masalah dengan sistem yang ada, memenuhi persyaratan baru akan informasi dan melaksanakan bentuk teknologi baru. System Analysis Preliminary Survey Feastibility Study System Design Implementation Operation bar 2. Fase analisa sistem Gam a. Studi Awal (Preliminary Survey) Kegiatan ini merupakan bentuk dari evaluasi sistem yang ada. Oleh karena itu, kegiatan evaluasi ini dilakukan oleh tim analis dari MIS dan departemen pemakai. Adapun tujuan dari kegiatan studi awal adalah Memperoleh suatu pemahaman tentang sistem yang ada, Mengembangkan hubungan yang bagus dengan para pemakai sistem, Mengumpulkan data yang mungkin berguna dalam perencanaan sistem, dan Mengidentifikasikan sifat dasar problem yang sedang diselidiki. Komisi pengarah sistem informasi memulai survey pendahuluan untuk menanggapi usulan studi sistem. Dalam melaksanakan survey, tim studi sistem menentukan informasi berikut tentang sistem yang ada, yaitu : Aliran data : tim studi mengumpulkan fakta tentang aliran data dalam sistem dan melintasi interface terhadap sistem yang lainnya. Aliran data dapat membentuk dokumen, komunikasi lisan atau catatan computer. Tim studi sistem melakukan identifikasi dari masing-masing item yang digunakan dalam sistem serta menentukan data apa yang terkandung pada masingmasing item tersebut, siapa yang mengirim data dan siapa yang menerimanya. Keefektifan : tim studi sistem pertama-tama harus membatasi dengan jelas sasaran sistem yang ada untuk mengukur keefektifan kemudian mengumpulkan data tentang sistem yang dapat digunakan untuk mengukur keefektifan tadi. Data ini mungkin obyektif seperti statistic deskriptif tentang operasi sistem atau subyektif seperti pendapat para pemakai tentang manfaat sistem itu sendiri. Efisiensi : tim studi mencari cara untuk memperbaiki efisiensi sistem, meskipun efisiensi mungkin sulit diukur, tim itu kadang-kadang dapat menghitung efisiensi sebagai perbandingan output sistem dengan input sistem. Buletin UNTAG Edisi IV April Juni 2011 ISSN : 1412-2847 10

Kontrol internal : merupakan ukuran yang ditetapkan oleh organisasi untuk menyelamatkan asset, menjamin keakuratan data, meningkatkan efisiensi, dan mendorong kepatuhan dengan kebijakan pimpinan. b. Studi Kelayakan (Feastibility Studi) Studi kelayakan adalah suatu studi yang digunakan untuk menentukan apakah pengembangan studi proyek layak atau tidak untuk diteruskan. Studi kelayakan dilakukan dengan melakukan penelitian pendahuluan. Penelitian ini dimaksudkan untuk memahami sistem sebelumnya, menentukan kebutuhan-kebutuhan untuk mencapai sasaran sistem, serta melakukan inventarisasi permasalahan yang menyebabkan sistem tersebut tidak dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Dari hasil penelitian pendahuluan tersebut juga bisa dinilai kelayakan sebuah proyek sistem. Penilaian tersebut antara lain mencakup : Kelayakan Teknik : digunakan untuk menilai dan mejawab pertanyaan apakah teknologi dapat diterapkan pada sistem?. Kelayakan ini mencakup dua hal pokok, yaitu : ketersediaan teknologi di pasar dan ketersediaan ahli yang mengoperasikannya. Kelayakan Ekonomi : digunakan untuk menilai dan menjawab pertanyaan apakah sistem baru nanti dapat dibiayai dan akan menguntungkan?. Ada dua hal pokok dalam kelayakan ini yaitu biaya dan manfaat. Kelayakan Operasional : digunakan untuk menilai dan mejawab pertanyaan apakah sistem itu nantinya dapat dioperasikan dengan baik?. Sedikitnya ada 4 permasalahan yang harus dipertimbangkan untuk menentukan layak dan tidaknya sistem dioperasikan, diantaranya yaitu : kemungkinan bahwa sistem tidak praktis dan terlalu rumit sehingga sulit untuk dijalankan oleh operator, kemungkinan adanya keengganan pemakai meninggalkan sistem lama yang telah ditekuni selama bertahun-tahun, kualitas informasi yang dihasilkan sistem apakah sudah cukup memuaskan pemakainya?, dan kemungkinan terjadinya kesulitan pada pihak manajemen untuk mengendalikan sistem. Kelayakan Waktu : digunakan untuk menilai dan mejawab pertanyaan apakah sistem dapat dikembangkan sesuai waktu yang ditetapkan?. Pihak manajemen sebagai pemakai skistem dan analisis sebagai pembuat sistem dapat menilai waktu yang disediakan untuk mengembangkan sistem dapat diterima dan disepakati bersama. Kelayakan Hukum : peninjauan kembali hal-hal yang menyangkut penerapan sistem dan dampak yang ditimbulkan. digunakan untuk menilai dan mejawab pertanyaan apakah sistem dapat dikembangkan dan tidak menyimpang hukum yang berlaku. Buletin UNTAG Edisi IV April Juni 2011 ISSN : 1412-2847 11

3. Desain Sistem Desain sistem adalah proses penyusunan spesifikasi untuk sistem baru yang diusulkan dari rekomendasi yang dibuat selama analisis sistem. Fase desain sistem terdiri dua aktivitas yaitu : a. Desain sistem secara umum yang menyediakan diskripsi konseptual tingkat tinggi mengenai bagaimana seharusnya sistem bekerja. b. Spesifikasi terinci dimana tim desain membuat deskripsi terinci mengenai sistem secara tertulis. Ada tiga fungsi utama selama spesifikasi terinci yaitu : pemilihan peralatan, penetuan software dan laporan manajemen. System Design System Analysis Preliminary Systems Design Detail Specification Implementation Operation bar 3. Fase Desain Sistem Gam 4. Pelaksanaan dan Pengoperasian Sistem (Implementasi Sistem) Fase implementasi adalah periode waktu selama sistem bekerja dan ditempatkan dalam operasi. Lima aktivitas utama selama tahap pelaksanaan adalah instalasi peralatan, pemrograman, pelatihan, pengujian (pengujian string dan pengujian sistem) dan perubahan. Fase operasi adalah jangka waktu selama masa sistem berfungsi sebagai pemberi informasi akuntansi. Ada 3 aktivitas selama operasi yaitu pemeriksaan pascaimplementasi, pemeliharaan sistem, akuntansi atas biaya operasi sistem termasuk biaya pengembangan dan biaya operasional. Implementation Programming System Analysis System Design Equipment Installation String Testing System Testing Conversion Operation Post Implementation and Review Training Gambar 4. Fase implementasi dan operasi Buletin UNTAG Edisi IV April Juni 2011 ISSN : 1412-2847 12

D. Pengembangan Sistem Secara Cepat Pengembangan sistem yang besar biasanya memerlukan waktu yang lama dan biaya yang besar. Namun, apabila kebutuhan informasi berubah sangat cepat, maka sistem yang baru tersebut cepat usang. Untuk menghindari hal itu, maka perusahaan melakukan pendekatan baru agar pengembangan sistem dengan memodifikasi pada daur hidup pengembangan sistem (sistem development life cycle/sdlc) sehingga waktu yang diperlukan untuk menerapkan sistem dikurangi. Dari banyak modifikasi yang dicoba ada dua hal yang mendapat perhatian. kedua hal tersebut adalah Prototyping dan metode Rapid Application Development (RAD). 1. Prototyping Prototyping adalah proses menghasilkan sebuah ide atau gagasan bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara system yang akan berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Ada 2 jenis prototype yaitu : a) Prototype jenis I Prototype jenis I sesungguhnya akan menjadi system operasional. Langkahlangkahnya sebagai berikut : 1) Mengidentifikasikan kebutuhan pemakai 2) Mengembangkan prototype 3) Menentukan apakah prototype dapat diterima 4) Menggunakan prototype Pendekatan ini hanya memungkinkan jika peralatan prototyping yang memungkinkan prototype memuat semua elemen penting dari system baru. b) Prototype jenis II Prototype jenis II yang merupakan suatu model yang dapat dibuang yang berfungsi sebagai cetak baru bagi system operasional. Langkah-langkah yang terdapat pada Prototype jenis II, tiga langkah pertama sama seperti untuk prototype untuk jenis I. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1) Mengidentifikasikan kebutuhan pemakai 2) Mengembangkan prototype 3) Menentukan apakah prototype dapat diterima 4) Mengkodekan system operasional 5) Menguji system operasional 6) Menentukan jika system operasional dapat diterima 7) Menggunakan system operasional. (Sumber : Raymond McLeod dan George Schell (2004:150)) Buletin UNTAG Edisi IV April Juni 2011 ISSN : 1412-2847 13

2. Metode Rapid Application Development (RAD) Istilah RAD ini, dibuat oleh James Martin, seorang konsultan computer dan pengarang, untuk suatu siklus hidup pengembangan yang dimaksudkan untuk menghasilkan system secara cepat tanpa mengorbankan kualitas. Raymond McLeod dan George Schell (2004:153), mengemukakan bahwa : Rapid Application Development (RAD) adalah seperangkat strategi, metodologi dan peralatan yang terintegrasi yang ada dalam satu kerangka kerja menyeluruh yang disebut juga information engineering. Selanjutnya Raymond McLeod dan George Schell mengemukakan bahwa RAD memerlukan empat unsur-unsur penting yaitu manajemen, manusia, metodologi dan peralatan. Menggunakan RAD, sistem dan dengan biaya rendah. Tim pendesain bekerja dengan menggunakan perangkat Computer Aided Software Engineering (CASE). Paket program ini dapat mengotomisasi berbagai proses yang diperlukan selama pengembangan sistem. Setiap proses ini diselesaikan oleh perangkat CASE yang berbeda. Perngakat-perangkat itu ada yang digunakan khusus untuk membuat data flow diagram, untuk membantu manajemen proyek, untuk merancang dan mengelola file, input dan output data, untuk membuat kode computer serta mengelola dokumentasi sistem. Raymond McLeod dan George Schell (2004:154) mengemukakan dalam Proyek RAD terdiri dari empat tahap, yaitu : 1. Tahap perencanaan kebutuhan sistem, tim akan melakukan suatu kajian terhadap fungsi bisnis dan data yang sangat dipengaruhi oleh sistem yang diusulkan. Kajian ini akan menghasilkan suatu kerangka fungsi sistem berikut uraian mengenai biaya dan manfaatnya. 2. Tahap desain pengguna, para pengguna akan merumuskan rincian fungsi bisnis dan data yang terkaitdengan sistem yang baru. Mereka menentukan input dan output sistem serta prosedur-prosedur yang dianggap perlu. 3. Tahap tahap kontruksi, tim akan melengkapi sistem, mendemonstrasikannya pada pengguna dan jika perlu akan mengubah sistem sesuai kebutuhan. 4. Tahap penyerahan, tim menyerahkan sistem kepada pengguna dan memberikan pelatihan pada mereka. Tahapan yang tercakup dalam metode RAD sama dengan tahapan yang dilakukan dalam pengembangan sistem, tetapi pada umumnya dilaksanakan dengan melibatkan pengguna dengan lebih intensif dan memanfaatkan teknik prototype secara berulangulang sampai kebutuhan pengguna terpenuhi. Buletin UNTAG Edisi IV April Juni 2011 ISSN : 1412-2847 14

DAFTAR PUSTAKA B. Davis, Gordon, 1999, Sistem Informasi Manajemen Jilid II, Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo Baridwan, Zaki, 2000, Sistem Informasi Akuntansi, Yogyakarta : BPFE. McLeod, Raymond & George Schell, 2004, Sistem Informasi Manajemen Edisi Kedelapan, Jakarta : PT. Indeks. Sutabari, Tata, 2004, Sistem Informasi Akuntansi, Yogyakarta : Andi. Buletin UNTAG Edisi IV April Juni 2011 ISSN : 1412-2847 15