UPAYA PEMBINAAN DAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT. Asfriyati, SKM, MKes. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
KERANGKA ACUAN PROGRAM LANSIA

BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI. nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. (Effendy,

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA ( Berita Resmi Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta )

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI

2015, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN TENTANG PKMRS PADA PENYULUHAN KELOMPOU BAGI RS SWANTA SE JABAR BANDUNG, 5 JULI Dr. Henni Djuhaeni, MARS

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PEMBIAYAAN UPAYA KESEHATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

USULAN TENTANG PELAYANAN KESEHATAN LANJUT USIA

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan ( Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 100, Tambah Lembaran Negara Nomor 3445 );

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KERANGKA TEORI. pengalaman serta lingkungan sekitar dari manusia tersebut tinggal.

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

MENGIMPLEMENTASIKAN UPAYA KESEHATAN JIWA YANG TERINTEGRASI, KOMPREHENSIF,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAMBI NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN KORBAN PASUNG PSIKOTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KUDUS T E N T A N G PEMBEBASAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN KELAS III DI RUMAH SAKIT BAGI PENDUDUK KABUPATEN KUDUS

BISMILLAHIRRAHMANNIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA ACEH,

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya?

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang

WALIKOTA TANGERANG SELATAN. Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang kesehatan pada. dasarnya ditujukan untuk peningkatan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

Promosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT ( PERKESMAS ) PUSKESMAS KESAMBEN TAHUN I. Pendahuluan

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 22

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG DISABILITAS

KONSEP DASAR ASKEB KELOMPOK KHUSUS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

jaminan kesehatan nasional. (Kemenkes, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MALINGPING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. KAJIAN PUSTAKA. diterbitkan oleh Kurikulum Pendidikan Dasar tahun 1994 dalam Rahmat (1998),

BAB I PENDAHULUAN. harapan masyarakat sebagai pemakai jasa kesehatan.

PEDOMAN PEDOMAN PENGELOLAAN USIA LANJUT (USILA) PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

2 Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetuju

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KERANGKA ACUAN KEGIATAN POSBINDU PTM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Bupati dalam melaksanakan kewenangan otonomi. Dengan itu DKK. Sukoharjo menetapkan visi Masyarakat Sukoharjo Sehat Mandiri dan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

LEMBARAN NEGARA. No.251, 2013 KESEHATAN. Pelayanan. Operasional. Kemenhan. TNI. POLRI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spriritual yang

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN

B. Tujuan Umum : Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan terhadap usia lanjut dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2013 TENTANG

KEBIJAKAN PROGRAM LANSIA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

Dalam Pokok bahasan ini akan diuraikan secara ringkas berbagai pendekatan dan bentuk

Armaidi Darmawan, dr, M.Epid Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga PSPD Unja

PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 12.1 TAHUN 2010 TENTANG PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN PURWOREJO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL.

BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini diarahkan untuk

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

WALIKOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TK II SLEMAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1987 Tentang : Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Dalam Bidang Kesehatan Kepada Daerah

PERLUKAH RAWAT INAP DI PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi memiliki dimensi luas, tidak hanya masalah kesehatan tetapi

BUPATI BENER MERIAH RANCANGAN QANUN KABUPATEN BENER MERIAH NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN

Transkripsi:

UPAYA PEMBINAAN DAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT Asfriyati, SKM, MKes Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara UPAYA PEMBINAAN DAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT I. PENDAHULUAN Pembinaan kesehatan keluarga ditujukan kepada upaya menumbuhkan sikap dan prilaku yang akan menumbuhkan kemampuan keluarga itu sendiri untuk mengatasi masalah kesehatan dengan dukungan dan bimbingan tenaga profesional, menuju terwujudnya kehidupan keluarga yang sehat. Juga kesehatan keluarga diselenggarakan untuk mewujudkan keluarga sehat kecil, bahagia dan sejahtera. Dalam keluarga, usia lanjut merupakan figur tersendiri dalam kaitannya dengan sosial budaya bangsa sedangkan dalam kehidupan Nasional, usia lanjut merupakan sumber daya yang bernilai sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman kehidupan yang dimilikinya yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu kehidupan masyarakat keseluruhannya. Sebagai hasil pembangunan terlihat adanya peningkatan umur harapan hidup waktu lahir yang membawa dampak peningkatan jumlah usia lanjut dengan berbagai kebutuhan khusus dibidang kesehatan. Dasar Hukum dan pengembangan program Pembinaan Kesehatan Usia lanjut yaitu : 1. Undang- Undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok kesehatan. 2. Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Organisasi Departemen kesehatan 3. Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1985 tentang Susunan Organisasi Departemen Kesehatan 4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 558 Tahun 1984 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehaten. 5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 99 a Tahun 1982 tentang berlakunya Sistem kesehatan Nasional dan RP3JPK 6. Keputusan Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat Nomor 05 Tahun 1990 tentang Pembentukan Kelompok Kerja T etap Kesejahteraan Usia Lanjut. 7. Surat keputusan menteri Kesehatan Nomor 134 Tahun 1990 tentang Pembentukan Tim Kerja Geatric. Dengan pembinaan Kesehatan Usia Lanjut maka seluruh Indonesia dari berbagai kelompok umur dapat digunakan hanya sesuai peraturan perundangundangan bahwa setiap warga negara berhak mewujudkan derajat kesehatannya yang optimal termasuk usia lanjut. Usia lanjut adalah sesuatu proses alami yang tidak dapat dihindari. Umur manusia sebagai makhluk hidup terbatas oleh suatu peraturan alam maksimal sekitar 6 ( enam ) kali masa bayi sampai dewasa, atau 6 x20 tahun = 120 tahun. Saat ini masih banyak usia lanjut yang produktif belum dimanfaatkan dalam menunjang pembangunan dan belum terselenggaranya kerjasama lintas program maupun lintas sektoral dalam mendukung pembinaan kesehatan usia lanjut yang mantap. Oleh sebab itu pembinaan dan pelayanan kesehatan usia lanjut perlu dilakukan sebaik mungkin dalam terciptanya keluarga yang sejahtera. 2003 Digited by USU Digital Library 1

II. UPAYA PEMBINAAN DAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT A. Pengertian-Pengertian Upaya kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan paripurna dasar dan menyeluruh dibidang kesehatan usia lanjut yang meliputi peningkatan kesehatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Tempat pelayanan kesehatan tersebut bisa dilaksanakan di Puskesmas- Puskesmas ataupun Rumah Sakit serta Panti- panti dan institusi lainya. Tekhnologi tepat guna dalam upaya kesehatan usia lanjut adalah tekhnologi yang mengacu pada masa usia lanjut setempat, yang didukung oleh sumber daya yang tersedia di masyarakat, terjangkau oleh masyarakat diterima oleh masyarakat sesuai dengan azas manfaat. Peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan usia lanjut adalah peran serta masyarakat baik sebagai pemberi pejayanan kesehatan maupun penerima pelayanan yang berkaitan dengan mobilisasi sumber daya dalam pemecahan masalah usia lanjut setempat dan dalam bentuk pelaksanan pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan usia lanjut setempat. B. Tujuan Dan Sasaran Pembinaan : 1. Tujuan Umum Meningkatakan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyakat sesuai dengan keberadaannya dalam strata kemasyarakatan. 2. Tujuan Khusus - Meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk membina sendiri kesehatannya. - Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat termasuk keluarganya dalam menghayati dan mengatasi kesehatan usia lanjut. - Meningkatkan jenis dan jangkauan kesehatan usia lanjut. - Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut. 3. Sasaran pembinaan Secara Langsung - Kelompok usia menjelang usia lanjut ( 45-54 tahun ) atau dalam virilitas dalam keluarga maupun masyarakat luas. - Kelompok usia lanjut dalam masa prasenium ( 55-64 tahun ) dalam keluarga, organisasi masyarakat usia lanjut dan masyarajat umumnya. - Kelompok usia lanjut dalam masa senescens ( >65 tahun ) dan usia lanjut dengan resiko tinggi ( lebih dari 70 tahun ) hidup sendiri, terpencil, hidup dalam panti, penderita penyakit berat, cacat dan lain-lain. 4. Sasaran Pembinaan Tidak Langsung - Keluarga dimana usia lanjut berada. - Organisasi sosial yang bergerak didalam pembinaan kesehatan usia lanjut. - Masyarakatluas. C. Pelayanan Kesehatan Dan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Usia Lanjut Pelayanan usia lanjut ini meliputi kegiatan upaya-upaya antara lain: a. Upaya promotif, yaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar mereka tetap dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat. Upaya promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan, dimana penyuluhan masyarakat usia lanjut merupakan hal yang penting sebagai penunjang program pembinaan kesehatan usia lanjut yang antara lain adalah : 2003 Digited by USU Digital Library 2

- Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri serta deteksi dini penurunan kondisi kesehatannya, teratur dan berkesinambungan memeriksakan kesehatannya ke puskesmas atau instansi pelayanan kesehatan lainnya. - Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan usia lanjut agar tetap merasa sehat dan segar. - Diet seimbang atau makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang. - Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa - Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan kegemaran atau hobinya secara teratur dan sesuai dengan kemampuannya. - Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat atau mengadakan kelompok sosial. - Hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik seperti merokok, alkhohol, kopi, kelelahan fisik dan mental. - Penanggulangan masalah kesehatannya sendiri secara benar b. Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit maupun kompilikasi penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan. Upaya preventif dapat berupa kegiatan : - Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk menemukan secara dini penyakit-penyakit usia lanjut - Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan usia lanjut serta tetap merasa sehat dan bugar. - Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu misalnya kacamata, alat bantu pendengaran agar usia lanjut tetap dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna - Penyuluhan untuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan pada usia lanjut. - Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa c. Upaya kuratif yaitu upaya pengobatan pada usia lanjut dan dapat berupa kegiatan: - Pelayanan kesehatan dasar - Pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan d. Upaya rehabilitatif yaitu upaya mengembalikan fungsi organ yang telah menurun. Yang dapat berupa kegiatan : - Memberikan informasi, pengetahuan dan pelayanan tentang penggunaan berbagai alat bantu misalnya alat pendengaran dan lain -lain agar usia lanjut dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna sesuai kebutuhan dan kemampuan.. - Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan memperkuat mental penderita - Pembinaan usia dan hal pemenuhan kebutuhan pribadi, aktifitas di dalam maupun diluar rumah. - Nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita. - Perawatan fisio terapi. Disamping upaya pelayanan diatas dilaksanakan yang tidak kalah penting adalah penyuluhan kesehatan masyarakat yang merupakan bagian integral daripada setiap program kesehatan. Adapaun tujuan khusus program penyuluhan kesehatan masyarakat pada usia lanjut ditujukan kepada : 2003 Digited by USU Digital Library 3

- Kelompiok usia lanjut itu sendri - Kelompok keluarga yang memiliki usia lanjut - Kelompok masyarakat lingkungan usia lanjut - Penyelenggaraan kesehatan - Lintas sektoral ( Pemerintah dan swasta ) Sedangkan penyuluhan kesehatan masyarakat ads usia lanjut terdiri dari : 1. Komponen Penyebarluasan Informasi kesehatan dengan melakukan kegiatan : - Mengembangkan, memproduksi dan menyebarluaskan bahan-bahan penyuluhan kesehatan masyarakat usia lanjut. - Meningkatkan sikap, kemampuan dan motivasi petugas puskesmas dan rujukan serta masyarakat di bidang kesehatan masyarakat usia lanjut. - Melengkapi puskesmas den rujukannya dengan sarana den bahan penyuluhan. - Meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak termasuk media masa agar pesan kesehatan masyarakat usia lanjut menjadi bagian integral. - Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat umum den kelompok khusus seperti daerah terpencil, transmigrasi dan lain-lain. - Melaksanakan pengkajian den pengembangan serta pelaksanaan tekhnologi tepat guna dibidang penyebarluasan informasi. - Melaksanakan evaluasi secara berkala untuk mengukur dampak serta meningkatkan daya guna dan hasil guna penyuluhan. - Menyebarluaskan informasi secara khusus dalam keadaan darurat seperti wabah, bencana alam, kecelakaan. 2. Komponen pengembangan potensi swadaya masyarakat di bidang kesehatan dengan kegiatan antara lain: - Mengembangkan sikap, kemampuan dan motivasi petugas Puskesmas dan pengurus LKMD dalam mengembangkan potensi swadaya masyarakat di bidang kesehatan. - Melaksanakan kemampuan dan motivasi terhadap kelompok masyarakat termasuk swasta yang melaksanakan pengembangan potensi swadaya masyarakat dibidang kesehatan usia lanjut secara sistematis dan berkesinambungan. - Mengambangkan, memporoduksi dan menyebarluaskan pedoman penyuluhan kesehatan usia lanjut untuk para penyelenggaraan penyuluhan, baik pemerintah maupun swasta. 3. Komponen Pengembangan Penyelengaraan penyuluhan dengan kegiatan : - Menyempurnakan kurikulum penyuluhan kesehatan usia lanjut di sekolahsekolah kesehatan. - Melengkapi masukan penyuluhan pada usia lanjut. - Menyusun modul pelatihan khusus usia lanjut untuk aparat diberbagai tingkat. Adapun langkah-langkah dari penyuluhan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: - Perencanaan sudah dimulai dengan kegiatan tersebut diatas dimana masalah kesehatan, masyarakat usia lanjut dan wilayahnya jelas sudah diketahui. - Pelaksanaan penyuluhan kesehatan masyarakat usia lanjut harus berdaya guna serta berhasil guna. - Merinci tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang yang harus jelas, realisis dan bisa diukur. - Jangkauan penyuluhan harus dirinci, pendekatan ditetapkan dan dicapai lebih objektif, rasional hasil sasarannya. - Penyusunan pesan-pesan penyuluhan. - Pengembangan peran serta masyarakat, kemampuan penyeleggaranan benarbenar tepat guna untuk dipergunakan. 2003 Digited by USU Digital Library 4

- Memilih media atau saluran untuk mengembangkan peran serta masyarakat dan kemampuan penyelenggaranan. Dengan langkah-langkah rencana penyuluhan beserta semua sumber daya dan temuan yang diperoleh, dilaksanakan upaya penyuluhan dengan menyusun, menyepakati dan menjelankan suatu jadwal pelaksanaan kegiatan yang jelas dengan menguraikan kapan ( waktu ) dimana ( tempat ),dan siapa ( kelompok sasaran ), bagaimana ( metode dan media ), apa (pesan-pesan ). D. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Dasar Usia Lanjut Yang dimaksud dengan asuhan keperawatan adalah bantuan bimbingan penyuluhan, pengawasan atau perlindungan yang diberikan oleh seorang perawat/bidan untuk memenuhi kebutuhan pasien atau kelompok. Pada usia lanjut ditemukan berbagai masalah secara individu. Prinsip pemberian asuhan keperawatan berdasarkan kebutuhan pasien atau kelompok. Asuhan keperawatan dapat diberikan di rumah maupun institusi ( panti dan puskesmas ) dan dapat dilakukan oleh keluarga atau petugas panti yang telah dilatih. Asuhan keperawatan dasar bagi kelompok usia lanjut ditujukan kepada : - Kelompok yang masih aktif dimana mereka yang keadaan fisiknya masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga kebutuhan sehari-hari dapat dilaksanakan sendiri. Walaupun demikian periu mendapat bimbingan dan pengawasan untuk mencegah terjadinya faktor resiko tinggi agar tidak mempecepat ketergantungan dengan orang lain. Adapun bimbingan dan pengawasan berupa kebersihan perorangan, kebersihan lingkungan, makanan dan kesegaran jasmani. - Kelompok usia lanjut pasif yang keadaan fisiknya memerlukan banyak pertolongan orang lain. Yang harus diperhatikan pada usia lanjut yang tinggal di tempat tidur adalah kebersihan perorangan, lingkungan, makanan, mencegah decubitus. V. PENUTUP Jumlah usia lanjut yang meningkat saat ini akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan baik fisik, mental maupun sosial ekonomi. Untuk itu perlu pengkajian masalah usia yang lebih mendasar agar tercapai tujuan pembinaan kesehatan usia yaitu mewujudkan derajat kesehatan serta optimal. Dalam peningkatan peranan serta masyarakat dapat dilaksanan dengan bentuk penyuluhan kesehatan yang melibatkan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanan dan penilaian upaya kesehatan usia lanjut dalam rangka menciptakan kemadirian masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Dinas Sosial Daerah Istimewa Aceh, 1995, Pola Pelayanan Lanjut Usia Dimasa Depan, Banda Aceh Dirjen Pembinaan Kesehatan Keluarga, 1992, Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan, Depkes, Jakarta Johana E. Prawitasari, Aspek Sosial Psikologi Usia Lanjut Di Indonesia, Buletin Penelitian kesehatan 21 (4) Hal 73-83 Undang-Undang RI No 23 Tahun 1992, Tentang Kesehatan, Pasal19 ayat 1 Zuhdi Makmun, Pendekatan Komprehensif Terhadap Perawatan Kesehatan Pada Usia Lanjut Menjelang Tahun 2000, Majalah Kesehatan Masyarakat, Nomor 59 Tahun 1998 2003 Digited by USU Digital Library 5