Rumus Emisi CO 2. E = (Ea + Ebb + Ebo Sa) / Δt. Ea = Emisi karena terbakarnya jaringan dipermukaan tanah, misalnya pada waktu pembukaan lahan.

dokumen-dokumen yang mirip
Program Studi Rekayasa Kehutanan, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung

Program Studi Rekayasa Kehutanan, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung

Topik C4 Lahan gambut sebagai cadangan karbon

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia

CADANGAN, EMISI, DAN KONSERVASI KARBON PADA LAHAN GAMBUT

D4 Penggunaan 2013 Wetlands Supplement to the 2006 IPCC Guidelines untuk Inventarisasi Gas Rumah Kaca di Indonesia.

BAB IV METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. mengkonversi hutan alam menjadi penggunaan lainnya, seperti hutan tanaman

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate

Seminar Gelar Teknologi Kehutanan, 19 Nov. 2009

I. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan tentang perubahan iklim global akibat naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menjadi

Pengelolaan lahan gambut

I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

Isi Paparan. REL Tanah Papua Tahun dari Sektor Kehutanan 6/22/ Roadmap Implementasi REDD+ di Tanah Papua 4.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KEBERLANGSUNGAN FUNGSI EKONOMI, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN MELALUI PENANAMAN KELAPA SAWIT/ HTI BERKELANJUTAN DI LAHAN GAMBUT

Lembar Fakta Kurva Biaya Pengurangan Emisi GRK (Gas Rumah Kaca) Indonesia

I. PENDAHULUAN. menyebabkan perubahan yang signifikan dalam iklim global. GRK adalah

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Kalimantan Tengah

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Jawa Timur

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Indonesia

Deforestasi merupakan penghilangan dan penggundulan hutan yang tidak

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Jawa Barat

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Bali

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di DKI Jakarta

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Maluku

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Aceh

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Papua

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Gorontalo

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Nusa Tenggara Timur

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Sulawesi Tenggara

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Sulawesi Utara

JIEMS Journal of Industrial Engineering & Management Systems Vol. 9, No 2, August 2016

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Model Prediksi Dampak Penerapan Kebijakan Mandatori Blending terhadap Kebutuhan Lahan dan Tingkat Emisi CO2 Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia

2013, No Mengingat Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut; : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Rep

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Estimasi hilangnya cadangan karbon di atas permukaan tanah akibat alihguna lahan di Indonesia (1990, 2000, 2005)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Biomassa dan Karbon Biomassa Atas Permukaan di Kebun Panai Jaya, PTPN IV Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. sektor sosial budaya dan lingkungan. Salah satu sektor lingkungan yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekitar 60 Pg karbon mengalir antara ekosistem daratan dan atmosfir setiap

Governors Climate & Forests Task Force. Provinsi Kalimantan Tengah Central Kalimantan Province Indonesia

BAB I. PENDAHULUAN. menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Pemanasan tersebut

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

ESTIMASI EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) DARI KEBAKARAN LAHAN GAMBUT

Topik C6 Penurunan permukaan lahan gambut

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Sulawesi Barat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. menyebabkan perubahan tata guna lahan dan penurunan kualitas lingkungan. Alih

II. TINJAUAN PUSTAKA. iklim global ini telah menyebabkan terjadinya bencana alam di berbagai belahan

9/21/2012 PENDAHULUAN STATE OF THE ART GAMBUT DI INDONESIA EKOSISTEM HUTAN GAMBUT KEANEKARAGAMAN HAYATI TINGGI SUMBER PLASMA NUTFAH TINGGI

BAB I. PENDAHULUAN. Perubahan iklim merupakan fenomena global meningkatnya konsentrasi

Perhitungan karbon untuk perbaikan faktor emisi dan serapan grk

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Kehutanan

Informasi hasil aplikasi perhitungan emisi grk

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

Presentasi ini memberikan penjelasan serta pemahaman mengenai pentingnya informasi fluk gas rumah kaca (GRK) dari ekosistem lahan gambut, serta

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. LatarBelakang. Lahan gambut di dunia mencapai luas 400 juta ha. Sekitar350 juta ha dari

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pemanfaatan canal blocking untuk konservasi lahan gambut

PENCEGAHANKEBAKARAN LAHAN DAN KEBUN. Deputi Bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Solo, 27 Maret 2013

BAB V PENUTUP. Indonesia sebagai salah satu negara yang tergabung dalam rezim internasional

PEMBAHASAN UMUM. Gambar 52. Hubungan antara nisbah C/N dengan fluks CO 2. Fluks CO2. (mg CO2 kg tanah -1 harī 1 )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Rehabilitasi dan Pengelolaan Lahan Gambut Bekelanjutan

I. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna

BAB 1. PENDAHULUAN. peningkatan pesat setiap tahunnya, pada tahun 1967 produksi Crude Palm Oil

ULASAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT

Strategi dan Rencana Aksi Pengurangan Emisi GRK dan REDD di Provinsi Kalimantan Timur Menuju Pembangunan Ekonomi Hijau. Daddy Ruhiyat.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat

BAB I. PENDAHULUAN. Aktivitas manusia telah meningkatkan emisi gas rumah kaca serta

I. PENDAHULUAN. tidak berkelanjutan. Pertanian dengan olah tanah intensif di lahan kering merusak

BAB I PENDAHULUAN. intensitas ultraviolet ke permukaan bumi yang dipengaruhi oleh menipisnya

BAB 1. PENDAHULUAN. Kalimantan Tengah pada tahun 2005 diperkirakan mencapai 292 MtCO2e 1 yaitu

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim sekarang ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih

TINJAUAN PUSTAKA. sektor pertanian (MAF, 2006). Gas rumah kaca yang dominan di atmosfer adalah

Fahmuddin Agus dan Achmad Rachman Peneliti Balitbangtan di Balai Penelitian Tanah

Memahami Keragaman Sistem Penggunaan Lahan dan Pengaruhnya Terhadap Penghitungan Opportunity Cost

Ilmuwan mendesak penyelamatan lahan gambut dunia yang kaya karbon

BALAI BESAR LITBANG SUMBER DAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN ENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

TINJAUAN PUSTAKA. penyusun tanah gambut terbentuk dari sisa-sisa tanaman yang belum melapuk

PENDAHULUAN Latar Belakang

POTENSI STOK KARBON DAN TINGKAT EMISI PADA KAWASAN DEMONSTRATION ACTIVITIES (DA) DI KALIMANTAN

dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. membiarkan radiasi surya menembus dan memanasi bumi, menghambat

I. PENDAHULUAN. mencapai 2324,7 juta ton/tahun (Ditjenbun, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Hutan memiliki banyak fungsi ditinjau dari aspek sosial, ekonomi, ekologi

Kepastian Pembiayaan dalam keberhasilan implementasi REDD+ di Indonesia

Transkripsi:

Mencuatnya fenomena global warming memicu banyak penelitian tentang emisi gas rumah kaca. Keinginan negara berkembang terhadap imbalan keberhasilan mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi (REDD) telah meningkatkan keingintahuan berbagai kalangan cara menduga emisi gas rumah kaca disuatu wilayah. Pelatihan tentang hal tersebut telah diikuti oleh dua peneliti dan seorang teknisi BPTP Kalteng pada 12 15 Desember 2010 bertempat di HBI Banjarmasin, Kalsel. Pelatihan Pengukuran Emisi Gas Rumah Kaca (GRK), Cadangan Karbon, Hidrologi dan Penggunaan Automatic Weather Station (AWS) dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian. Tujuan tulisan info teknologi ini adalah mengenalkan kepada pembaca tentang cara menduga emisi CO 2 di lahan gambut. Sub topik tersebut sengaja dipilih karena sangat menarik dan cukup bermanfaat. Isi makalah ini berasal dari materi pelatihan berjudul: Metode Pengukuran Karbon Tersimpan di Lahan Gambut oleh Dr. Fahmuddin Agus (BBSDLP). Rumus Emisi CO 2 E = (Ea + Ebb + Ebo Sa) / Δt Ea = Emisi karena terbakarnya jaringan dipermukaan tanah, misalnya pada waktu pembukaan lahan. Ea = C tanaman yang terbakar * 3,67. Angka 3,67 adalah faktor konversi dari C ke CO 2. Berat atom C = 12, berat atom O = 16, maka CO 2/C = (12+(16x2) / 12 atau 44/12 = 3,67. Jika hutan gambut memiliki kandungan C tanaman sebanyak 100 t/ha, maka: 1 / 5

Ea = 100 t C/ha * 3,67 CO 2 /C = 367 t CO 2 /ha Jika lahan yang diperhitungkan seluas 6.000 ha (skala ekonomis perkebunan kelapa sawit), maka jumlah emisi: Ea = 367 t CO 2 /ha * 6.000 ha = 2.202.000 t CO 2 Penetapan simpanan C jaringan tanaman dapat dibaca di Kurniatun Hairiah dan Subekti Rahayu (2007). Petunjuk praktis pengukuran karbon tersimpan di berbagai macam penggunaan lahan. Word Agroforestry Centre. 76 hal. Ebb = Emisi karena kebakaran gambut. Ebb = volume gambut terbakar (m 3 ) * Cd (t C/m 3 ) * 3,67 CO 2 /C Misalnya jika 6.000 ha gambut terbakar dengan kedalaman rata-rata 12 cm, maka: Volume gambut terbakar = 0,12 m * 60.000.000 m 2 = 7.200.000 m 3. Cd = Db * C, dimana Db = bulk density atau bobot isi gambut; C = % C organik. 2 / 5

Jika Cd = 0,04 t/m 3, maka: Ebb = 7.200.000 m 3 * 0,04 t C/m 3 * 3,67 CO 2 /C = 1.056.960 t CO 2 Ebo = Emisi dari dekomposisi gambut. Ada 4 pendekatan untuk menduga nilai Ebo, tergantung pendekatan mana yang akan dipakai. Pendekatan tersebut antara lain: Pengukuran flux emisi GRK menggunakan Gas Cromatography (GC) ataupun dapat juga digunakan Infra Red Gas Analyzer (IRGA). Hubungan empiris, bahwa bertambahnya kedalaman drainase setiap cm maka emisi CO 2 dari dekomposisi gambut meningkat setinggi = 0,91 t/ha/th (untuk kedalaman saluran drainase 30 120 cm). Misalnya, hutan gambut yang tidak ada saluran drainase dirubah untuk perkebunan kelapa sawit dengan kedalaman drainase 60 cm maka akan terjadi peningkatan emisi sebesar: Ebo = 0,91 t CO 2 /ha/th/cm * 60 cm = 54,6 t CO 2 /ha/th. 3 / 5

Apabila luas lahan yang dikonversi 6.000 ha untuk satu siklus perkebunan kelapa sawit selama 25 th, maka: Ebo = 54,6 t CO 2 /ha/th * 6.000 ha * 25 th = 8.190.000 t CO 2 Pendugaan berdasarkan penurunan permukaan gambut (subsiden). Menurut Wosten et al (1997) subsiden berlangsung sangat cepat beberapa tahun pertama sesudah gambut didrainase dan kemudian akan mencapai kestabilan sekitar 2 cm/th. Dijelaskan lebih jauh bahwa dengan asumsi tidak terjadi kebakaran, maka dekomposisi gambut menyumbang 60% terhadap subsiden sedangkan pemadatan (konsolidasi) menyumbang 40%. Berdsarkan prinsip tersebut, apabila dalam 25 tahun gambut mengalami subsiden setinggi 100 cm maka 60% * 100 cm = 60 cm dari subsiden tersebut disebabkan oleh dekomposisi gambut. Jika kerapan karbon Cd = 0,04 t/m 3 maka dari 6.000 ha lahan emisi yang terjadi: Ebo = 0,60 m * 0,04 t C/m 3 * 3,67 t CO 2 /C * 6.000 ha * 10.000 m 2 /ha = 5.284.800 t CO 2 Pendugaan berasarkan perubahan karbon tersimpan pada gambut. Pendugaan didasarkan atas karbon tersimpan pada gambut pada waktu t1, sewaktu lahan gambut masih dalam bentuk hutan dan pada waktu t2, misalnya pada akhir siklus perkebunan sawit. Pengukuran dilakukan per lapisan gambut mulai dari permukaan hingga ditemukan lapisan liat pada dasar (subtratum) lahan gambut. Contoh perhitungan diberikan pada Tabel 1. 4 / 5

a jika rata-rata ha 2di 2/C 2. Δt tergantung karbon perjanjian; Apabila sekali emisi diperhitungkan, tahun, kumulatif. Dengan rata-rata pertambahan = 40 = 40 t waktu C/ha, atau kandungan maka simpan * 6.000 untuk kandungan karbon 6.000 * 3,67 karbon ha rata-rata t karbon CO lahan, oleh pada waktu sumbangannya tanaman E Sekuestrasi = atmosfir lahan, (Ea Perbedaan 880.000 rata-rata kebakaran 50 pada lahan + menggunaan waktu sumbangannya tahun Ebb = misalnya keperluan; 40 jaringan umumnya atau gambut tahunan + dari sehingga t atau Ebo C/ha hutan penambahan satu selama lebih lamanya tanaman persamaan dirubah bisa * digunakan Sa) menjadi (biomassa 6.000 siklus nilai lama. dalam / satu Δt Ea waktu menjadi ekonomi (t/ha) lebih karbon mengurangi Sebaliknya siklus * dan hitungan diatas skala tanaman) 3,67 yang * kecil Ebb 3,67. kebun ekonomi oleh t kelapa waktu dan CO diperhitungkan. dengan yang menit, Misalnya, nilai tanaman dan CO Tabel kelapa yang sawit tanaman Ebo kebakaran jam, semakin 1 jaringan panjang dari sawit, 25 untuk akan = jika sampai rata-rata tahun satu kelapa pertambahan Penetapan senantiasa kemungkinan Ebo, panjangnya tanaman lahan sesuai siklus = tahunan. dalam diatas 40 maka: waktu sawit gambut. t ekonomi dengan C/ha, (t/ha) mengurangi lamanya bisa meningkat (25 simpan waktu kandungan Untuk besar tahun). maka berlaku Dengan * lamanya 3,67. kelapa produksi perdagangan waktu kandungan hanya untuk secara CO Misalnya, untuk demikian karbon sawit 2 terjadi 6.000 yang 25 25 Dari ha dengan yang (2.202.000 t CO 2 + 1.056.960 t CO 2dapat Dalam karbon jasa Certified 2 + 5.758.230 t CO, = 8.136.390 lahan contoh simpanan dihindari mekanisme dalam perhitungan t CO dengan karbon satu 2 Reducing / 25 siklus rata-rata mempertahankan th ini sebanyak produksi diinterpretasikan Emissions 40 t/ha. kelapa 100 from Dengan t/ha hutan sawit bahwa dialihgunakan Deforestation gambut kata selama 8.136.390 lain, dalam 2 25 emisi and menjadi tahun 880.8000 t keadaan CO Degradation 8.136.390 apabila 2 perkebunan akan t CO alami. teremisi lahan t 2 ) CO (REDD) / 25 hutan kelapa th 2. US$ 2disebabkan CER) Untuk mempertahankan 5 berkisar sejumlah sektor 10 Emission /t tingginya CO pertanian US$ tesebut, Reduction 15 ketidakpastian karbon dinegara dengan 25 / t ( COberkembang berbagai dan variasi ketentuan, kemungkinan pengelolaan dapat diberikan harga dan sifat yang lahan. imbalan. diberlakukan (Dr Harga A). dari jasa antara resmi gambut 6.000 sawit 5 / 5