PENGETAHUAN GIZI, SIKAP DAN POLA MAKAN DENGAN PROFIL LIPID DARAH PADA PEGAWAI RUMAH SAKIT MATA CICENDO BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PENDERITA RAWAT JALAN RUMAH SAKIT DOKTER PIRNGADI MEDAN

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA USIA TAHUN. E_mail:

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

dan rendah serat yang menyebabkan pola makan yang tidak seimbang.

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DAN OLAHRAGA DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA POLISI LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya berbagai perubahan dalam kehidupan. Salah satu hal yang

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

B A B I P E N D A H U L U A N

AYU CANDRA RAHMAWATI J

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN PROFIL LIPID DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN LANSIA DI RUMAH SAKIT ISLAM JEMURSARI SURABAYA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

Hubungan Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga dengan Kadar Kolesterol Pasien Hiperkolesterolemia di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Padang Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda gangguan metabolisme lipid (dislipidemia). Konsekuensi

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, yaitu adanya

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Ilmu Gizi. Disusun Oleh:

I. PENDAHULUAN. Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak,

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.

BAB 1 PENDAHULUAN. negara maju dan negara sedang berkembang. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam. Disaat masalah gizi kurang belum seluruhnya dapat diatasi

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL

BAB I PENDAHULUAN. dalam darah dengan bantuan lipoprotein juga merupakan hasil konvert kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB I LATAR BELAKANG. darah. Dikenal pula istilah hiperlipidemia yaitu peningkatan kadar lemak

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan yang lebih penting lagi. kemungkinan terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi karena

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

ABSTRAK PERBANDINGAN NILAI LOW-DENSITY LIPOPROTEIN CHOLESTEROL

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

Kata Kunci: pengetahuan, pendapatan, minyak jelantah

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan. Artinya bahwa laki-laki mempunyai risiko PJK 2-3x lebih besar

BAB I PENDAHULUAN. mengalirkan darah ke otot jantung. Saat ini, PJK merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

ABSTRAK. PENGARUH LENDIR Abelmoschus esculentus (OKRA) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS WISTAR JANTAN MODEL TINGGI LEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. mementingkan defisit neurologis yang terjadi sehingga batasan stroke adalah. untuk pasien dan keluarganya (Adibhatla et al., 2008).

THE RELATION OF OBESITY WITH LDL AND HDL LEVEL AT PRECLINIC STUDENT OF MEDICAL FACULTY LAMPUNG UNIVERSITY 2013

BAB I PENDAHULUAN. dampak dari pembangunan di negara-negara sedang berkembang. sebagaimana juga hal ini terjadi di Indonesia, terutama di daerah Jawa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

BAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung dapat meningkatkan angka usia harapan hidup. Di tahun

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

PENDAHULUAN. kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI UPK PUSKESMAS PURNAMA. Eka Apriani, Widyana Lakshmi Puspita

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

Kadar Kolesterol Tinggi Dan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kadar Kolesterol Darah

BAB I PENDAHULUAN. depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

OLEH: RUTH MUTIARA ANGELINA MANULLANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH STATUS GIZI DAN FREKUENSI SENAM DIABETES TERHADAP PROFIL LIPID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan

PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) RAWAT JALAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

PENGETAHUAN GIZI, SIKAP DAN POLA MAKAN DENGAN PROFIL LIPID DARAH PADA PEGAWAI RUMAH SAKIT MATA CICENDO BANDUNG Sunarti 1, Sri Iwaningsih 2 1 Cicendo Eye Hospital, Bandung 2 Hasan Sadikin Hospital, Bandung Jl. Cicendo No. 4 Bandung sunarti@gmail.com Abstract One of factors that led to the emergence of cardiovascular disease is a disorder of blood lipid, called dyslipidemia which has increasing level of total colesterol (hypercolesterolemia), elevating levels of low density lipoprotein (LDL), decreasing levels of high density lipoprotein (HDL) and increasing levels of tryglycerides (hypertriglycerides). Food consumption pattern which were influenced by nutrition knowledge and attitude person could transform blood lipid profile. The aims of this study is to determine the relationship between nutrition knowledge, attitudes, food consumption pattern and blood lipid profile in employees at Cicendo Eye Hospital, Bandung. This study used cross-sectional design. The population of this study is hospital employees. The random sampling method used to get the sample (69 people). This study used Chi-square test and multiple logistic regression modelling test to analyze the data. The results showed that there is a significant relationship between knowledge and attitudes, attitudes and food consumption pattern. There is no relationship between knowledge, attitudes, food consumption pattern and profile of total cholesterol, LDL, and HDL. There is a significant relationship between knowledge, attitudes, food consumption pattern and triglyceride lipid profile. The dominant factors associate to blood lipid profile are the attitude and diet. Knowledge, attitudes, and food consumption pattern can be affect to blood lipid profile. There are another factors influence the blood lipid profile which are not investigated in this study. Keywords: nutrition knowledge, food consumption pattern, blood lipid profile Abstrak Salah satu faktor penyebab timbulnya penyakit kardiovaskuler adalah gangguan lipid darah yang disebut dengan dislipidemia berupa peningkatan kadar kolesterol total (hiperkolesterolemia), peningkatan kadar low density lipoprotein (LDL), penurunan kadar high density lipoprotein (HDL) dan kenaikan kadar trigliserida (hipertrigliserida). Penyebab perubahan profil lipid darah adalah pola makan yang dapat dipengaruhi oleh pengetahuan gizi dan sikap seseorang. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat pengetahuan gizi, sikap dan pola makan dengan profil lipid darah Pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung. Design penelitian cross-sectional dengan populasi pegawai RS. Mata Cicendo Bandung. Sampel yang diambil secara acak didapat 69 orang. Analisa yang digunakan uji chi-square dan pemodelan multiple logistic regression test. Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dan sikap, sikap dan pola makan.tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan, sikap dan pola makan dengan profil kolesterol total, LDL dan HDL. Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan, sikap dan pola makan dengan profil lipid trigliserida. Faktor paling dominan berhubungan Nutrire Diaita Volume 2 Nomor 1, April 2010 23

dengan profil lipid darah pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung adalah sikap dan pola makan. Pengetahuan, sikap, dan pola makan berpengaruh terhadap profil lipid darah, namun ada faktor-faktor lain yang berpengaruh yang tidak diteliti pada penelitian ini. Kata kunci: pengetahuan gizi, pola konsumsi makanan, profil lipid darah Pendahuluan Di Indonesia telah terjadi perubahan pola penyakit akibat program kesehatan serta perubahan gaya hidup dan perubahan pola makan pada masyarakat. Penyakit infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif dan kardiovaskuler meningkat. Di Indonesia penyakit kardiovaskuler pada Survei Kesehatan Rumah Tangga Nasional (SKRT) pada tahun 1972 menunjukan penyakit kardiovaskuler menduduki urutan ke-11, pada tahun 1986 urutan ke-3, dan pada SKRT 1992 merupakan penyebab kematian pertama untuk usia di atas 40 tahun. Berdasarkan laporan Jawa barat tahun 2001, prevalensi kejadian penyakit jantung koroner (PJK) yang disertai hiperkolesterolemia sebesar 11,80% (Profil Kesehatan Jawa Barat, 2001). Penyakit kardiovaskuler disebabkan oleh banyak faktor. Kadar lemak darah yang tinggi merupakan salah satu indikator terkena penyakit kardiovaskuler. Kadar lemak darah sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, diantaranya umur, jenis kelamin, merokok, makanan, faktor aktivitas,dan IMT(Kaplan, M Norman, 1994). Berbagai penelitian menunjukan bahwa salah satu faktor yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit kardiovaskuler adalah gangguan lemak dalam darah yang disebut dengan dislipidemia. Gangguan tersebut dapat berupa peningkatan kadar total kolesterol atau hiperkolesterolemia, penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL), peningkatan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) atau peningkatan kadar trigliserida dalam darah atau hipertrigliserida. Berdasarkan penelitian dislipidemia pada lanjut usia di kota Padang oleh Sudjanto Kamso,dkk, menunjukkan prevalensi dislipidemia tinggi, terutama untuk total kolesterol dan LDL. Kelompok lanjut usia di kota Padang mempunyai prevalensi tinggi 56,1 % untuk hiperkolesterolemia (total kolesterol > 240 mg/dl), dan prevalensi LDL tinggi 64,6 % (LDL > 160 mg/dl). Salah satu faktor utama penyebab kejadian tersebut adalah pola makan. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan melakukan pendekatan cross sectional, dimana dilakukan pengukuran secara bersama-sama antara dua variabel yaitu variabel independen (pengetahuan, sikap dan pola makan) dan variabel dependent (profil lipid darah) pada pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung yang pernah memeriksakan kesehatannya pada Pebruari 2010 ke laboratorium KIMIA FARMA bekerja sama dengan PT.ASKES. Bagian dari populasi yang mempunyai kriteria sebagai berikut : (a). Memiliki hasil pemeriksaan profil lipid meliputi kolesterol total, kadar trigliserida, kolesterol HDL dan kolesterol LDL, (b).bersedia menjadi responden, (c). Berada di tempat saat penelitian dan (d). Memiliki waktu. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Simple Random sampling. Sampel diambil dengan cara melakukan random dari data hasil pemeriksaan laboratorium KI- MIA FARMA sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Berdasarkan jumlah populasi hasil MCU Rumah Sakit Mata Cicendo adalah 222 orang, maka besarnya sampel minimal adalah 69 orang. Uji Statistik yang digunakan Chi-Square dan untuk mengetahui model variabel penentu profil lipid darah digunakan uji Regresi Logistik. Hasil dan Pembahasan Analisis karakteristik responden menunjukkan bahwa distribusi umur Pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo memilki rerata umur sebesar 44,40 tahun dengan umur termuda 35 tahun dan umur tertua Nutrire Diaita Volume 2 Nomor 1, April 2010 24

55 tahun dan sebagian besar adalah perempuan sebanyak 39 orang (56,5%). Dari 69 responden 33 orang memiliki kadar kolesterol tidak normal (48,7%). Keadaan ini mendekati angka 50 %. Kondisi ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa 50% penderita penyakit jantung koroner (PJK) yang disertai hiperkolesterolemia akan meningkat pada umur 40 tahun (Long,1995). Hal ini berarti usia seseorang akan mempengaruhi kejadian hiperkolesterolemia yaitu semakin usia seseorang melebihi 40 tahun maka penimbunan lemak dibawah kulit semakin tinggi, kejadian ini akan beresiko terhadap kejadian hiperkolesterolemia. Distribusi jenis kelamin dari responden adalah perempuan yaitu sebanyak 39 orang (56, 5%). Hal ini harus diwaspadai karena wanita lebih beresiko terkena hiperkolesterolemia dibandingkan dengan pria karena proporsi lemak tubuh pada wanita lebih banyak dibandingkan dengan pria (Bodyline s, 2007). Pada penelitian yang dilakukan Sttel pada tahun 2007 menyatakan bahwa dari 20,18% yang mengalami hiperkolesterolemia, 11,02% atau lebih dari setengahnya berjenis kelamin wanita (Stttel Komnews, 2007). Tingkat Pengetahuan Gizi, Sikap dan Pola Makan Pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung Distribusi tingkat pengetahuan gizi responden memiliki rerata tingkat pengetahuan gizi sebesar 82,09 %. Proporsi responden yang memiliki pengetahuan gizi baik (59,4%) lebih besar dibandingkan dengan yang memiliki pengetahuan gizi kurang (40,6%). Nilai pengetahuan gizi responden yang tertinggi adalah 94,12% dan terendah adalah 58,82 %. Hasil pengisian kuesioner menunjukan sebagian besar responden kurang memahami tentang kolesterol, sumber kolesterol dan akibat yang ditimbulkannya dari mengkonsumsi kolesterol dan minyak secara berlebihan serta bahayanya terhadap penyakit jantung. Sebagian besar responden sudah memahami tentang makanan seimbang, dan zat gizi. Distribusi sikap pada pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo memilki rerata sikap sebesar 65,10% dan sebagian besar responden dengan sikap positif sebanyak 38 orang (55,1%) serta masih terdapat responden dengan sikap negatif yaitu 44,9%. Distribusi pola makan pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo memilki rerata pola makan sebesar 71,77% dan responden dengan pola makan baik 49,3% lebih kecil jika dibandingkan dengan responden dengan pola makan kurang baik yatu sebanyak 35 orang (50,7%). Dari survey makanan melalui food frequency questioner (FFQ) didapatlkan bahan makanan yang sering dikonsumsi adalah jenis karbohidrat seperti nasi dan mie: bahan makanan sumber kolesterol dan lemak seperti telur, daging ayam dengan kulit, makanan gorengan, bersantan serta sedikit sayuran dan buah-buahan.. Kelebihan karbohidrat yang dikonsumsi akan tersimpan sebagai cadangan lemak di dalam tubuh. Distribusi lemak tubuh erat kaitannya dengan hiperkolesterolemia yang nantinya beresiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner (PJK) (FKUI, 2003). Demikian pula dengan asupan kolesterlol yang terlalu banyak didalam darah akan membentuk endapan kolesterol pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan akan meningkatkan kadar kolesterol total dalam darah (Almatsier,2004). Profil Lipid Darah Pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung Distribusi kolesterol total pada pegawai Rumah Sakit Mata cicendo memilki rerata kadar kolesterol sebesar 207 mg/dl Kadar kolesterol paling rendah 109 mg/dl, kadar kolesterol total paling tinggi 312 mg/dl. Sebagian besar responden memiliki kadar kolesterol normal sebanyak 36 orang (52,26%) dan masih terdapat responden dengan kadar kolesterol total tidak normal yaitu > 200 mg/dl sebanyak 33 orang (47,8%). Rerata kadar trigliserida pada Pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung adalah 141,2 mg/dl dengan kadar trigliserida paling rendah 64 mg/dl dan kadar trigliserida paling tinggi 547mg/dl. Sebagian besar responden memiliki kadar trigliserida normal sebanyak Nutrire Diaita Volume 2 Nomor 1, April 2010 25

46 orang (66,7%) dan terdapat responden dengan kadar trigliserida tidak normal yaitu > 160 mg/dl sebanyak 23 orang (33,3%). Rerata kadar kolesterol HDL pada Pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung adalah 57,26 mg/dl dengan kadar kolesterol HDL paling rendah 33 mg/dl dan kadar kolesterol HDL paling tinggi 86,7mg/dL. Sebagian besar responden memiliki kadar kolesterol HDL normal sebanyak 65 orang (94,2%) dan masih terdapat responden dengan kadar kolesterol HDL tidak normal yaitu < 35 mg/dl sebanyak 4 orang (5,8%). Rerata kadar kolesterol LDL pada Pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung adalah 119,93 mg/dl dengan kadar kolesterol LDL paling rendah 38 mg/dl dan kadar kolesterol LDL paling tinggi 223 mg/dl. Sebagian besar responden memiliki kadar kolesterol LDL normal sebanyak 58 orang (84,1%) dan masih terdapat responden dengan kadar kolesterol LDL tidak normal yaitu > 160 mg/dl sebanyak 11 orang (15,9%). Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Dengan Sikap Pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung Analisa bivariat menunjukkan bahwa dari 41 orang responden dengan tingkat pengetahuan gizi baik ternyata memiliki sikap dengan tingkat baik pula sebanyak 31orang (75,6%) serta dari 28 orang responden dengan tingkat pengetahuan gizi kurang ternyata memiliki sikap dengan tingkat kurang pula sebanyak 21 orang (75,0%) dan hasil analisis Chi Square Test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dengan sikap pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung dengan nilai p<0,001 (nilai p 0,05) dan analisa keeratan menunjukkan nilai Rasio Prevalens (RP) sebesar 3,02 yang menunjukkan responden dengan pengetahuan gizi baik memiliki sikap yang positif 3,0 kali lebih besar dibandingkan responden dengan tingkat pengetahuan gizi kurang pada pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan gizi berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam memilih makanan, yang menentukan mudah tidaknya seseorang dalam memahami manfaat kandungan gizi yang dikonsumsi (Sediaoetama,2000). Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Dengan Pola Makan Pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung Menurut Sediaoetama (2000), tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam memilih makanan, yang menentukan mudah tidaknya seseorang memahami manfaat kandungan gizi yang dikonsumsi. Pengetahuan gizi yang baik diharapkan mempengaruhi konsumsi makanan yang baik sehingga dapat menuju status gizi yang baik pula. Pengetahuan gizi juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan kebiasaan makan seseorang atau pola makan. Kesalahan dalam memilih makanan dan kurang cukupnya pengetahuan tentang gizi akan mengakibatkan timbulnya masalah gizi yang akhirnya mempengaruhi status gizi. Status gizi yang baik hanya dapat tercapai dengan pola makan yang baik, yaitu pola makan yang didasarkan atas prinsip menu seimbang, alami dan sehat (Sediaoetama, 2000). Hubungan sikap dan pola makan pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo menunjukkan bahwa dari 41 orang responden dengan tingkat pengetahuan gizi baik ternyata memiliki pola makan dengan tingkat baik pula sebanyak 26 orang (63,4%) serta dari 28 orang responden dengan tingkat pengetahuan gizi kurang ternyata memiliki pola makan kurang baik pula sebanyak 20 orang (71,4%). Hasil analisis Chi Square Test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan gizi dengan pola makan pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung dengan nilai p=0,004 (nilai p 0,05) dan analisa keeratan menunjukkan nilai Rasio Prevalens (RP) sebesar 2,22 yang menunjukkan responden dengan pengetahuan gizi baik memiliki pola makan yang baik 2,22 kali lebih besar dibandingkan responden dengan tingkat pengetahuan gizi Nutrire Diaita Volume 2 Nomor 1, April 2010 26

kurang pada pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung. Hubungan Antara Sikap Dengan Pola Makan Pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung Kebiasaan makan seseorang dipengaruhi oleh wawasan dan cara pandang dan faktor lainnya yang berkaitan dengan sikap dan tindakan. Perilaku konsumsi makanan atau pola makan dipengaruhi oleh wawasan atau cara pandang seseorang terhadap masalah gizi. Wawasan ini berkaitan dengan pengetahuan dan sikap seseorang. Hubungan sikap dan pola makan pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung menunjukkan bahwa dari 38 orang responden dengan sikap positif ternyata memiliki pola makan baik sebanyak 29 orang (76,3%) serta dari 31 orang responden dengan sikap kurang ternyata memiliki pola makan kurang baik pula sebanyak 26 orang (83,9%). Hasil analisis Chi Square Test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara sikap dengan pola makan pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung dengan nilai p<0,001 (nilai p 0,05) dan analisa keeratan menunjukkan nilai Rasio Prevalens (RP) sebesar 4,73 yang menunjukkan responden dengan sikap yang baik memiliki pola makan yang baik 4,73 kali lebih besar dibandingkan responden dengan sikap yang kurang baik pada Pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung. Hubungan Antara Pengetahuan Gizi, Sikap, Pola Makan Dengan Profil Kolesterol Total Pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung Hasil analisis Chi Square Test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dengan profil kolesterol total pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung dengan nilai p=0,200 (nilai p>0,05) namun analisa keeratan menunjukkan nilai Rasio Prevalens (RP) sebesar 1,36 yang menunjukkan responden dengan pengetahuan gizi yang baik memiliki kecenderungan profil kolesterol total yang normal 1,36 kali lebih besar dibandingkan responden dengan pengetahuan yang kurang baik pada Pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung. (lihat Tabel 1). Tabel 1 Hubungan Antara Pengetahuan Gizi, Sikap, Pola Makan dengan Profil Kolesterol Total Pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung Profil Kolesterol Total Total Nilai p RP(95%CI) Baik Kurang Pengetahuan gizi 0,200 1,36(0,82-2,25) Baik 24(58,5%) 17(41,5%) 41(100,0%) Kurang 12(42,9%) 16(57,1%) 28(100,0%) Sikap 0,012 1,85(1,09-3,14) Positif 25(65,8%) 13(34,2%) 38(100,0%) Negatif 11(35,5%) 20(64,5%) 31(100,0%) Pola makan 0,276 1,28(0,81-2,03) Baik 20(58,8%) 14(41,2%) 34(100,0%) Kurang 16(45,7%) 19(54,3%) 35(100,0%) Total 36(52,2%) 33(47,8%) 69(100,0%) Hubungan sikap dengan profil kolesterol total Pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo total menunjukkan hubungan bermakna antara sikap dengan profil kolesterol p 0,05) dan analisa keeratan menun- Bandung dengan nilai p=0,012 (nilai Nutrire Diaita Volume 2 Nomor 1, April 2010 27

jukkan nilai Rasio Prevalens (RP) sebesar 1,85 yang menunjukkan responden dengan sikap yang baik memiliki profil kolesterol total yang normal 1,85 kali lebih besar dibandingkan responden dengan sikap yang kurang baik pada pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung. Namun tidak terdapat hubungan bermakna antara pola makan dengan profil kolesterol total Pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung dengan nilai p=0,276 (nilai p>0,05) namun analisa keeratan menunjukkan nilai Rasio Prevalens (RP) sebesar 1,28 yang menunjukkan responden dengan pola makan yang baik memiliki kecenderungan profil kolesterol total yang normal 1,36 kali lebih besar dibandingkan responden dengan pola makan yang kurang baik pada Pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung. Hal demikian dapat saja terjadi, karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi perubahan profil lipid darah seseorang. Faktor faktor tersebut adalah: 1. Stress, stress dapat memicu tekanan darah dan peningkatan kadar kolesterol total dalam darah (Karyadi,2002), 2. Aktivitas atau olah raga, olah raga dapat menurunkan kadar kolesterol total dalam darah (Soeharto, 2004), 3. Kebiasaan merokok, merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol total dalam darah karena asap rokok mengandung nikotin yang memacu pengeluaran adrenalin (Soeharto, 2004). Hubungan Antara Pengetahuan Gizi, Sikap, Pola Makan Dengan Profil Lipid Trigliserida Pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung Hasil analisis Chi Square Test pada derajat kepercayaan 95% bahwa terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan gizi dengan profil lipid trigliserida pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung dengan nilai p=0,015 (nilai p 0,05) dan analisa keeratan menunjukkan nilai Rasio Prevalens (RP) sebesar 1,56 yang menunjukkan responden dengan pengetahuan gizi yang baik memiliki kecenderungan profil lipid trigliserida normal 1,56 kali lebih besar dibandingkan responden dengan pengetahuan gizi yang kurang baik pada Pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung. (lihat tabel 2). Tabel 2 Hubungan Antara Pengetahuan Gizi, Sikap, Pola Makan Dengan Profil Lipid Trigliserida Pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung Profil Lipid Trigliserida Total Nilai RP(95%CI) Normal Tidak normal Pengetahuan 0,015 1,56(1,04-2,33) Baik 32 (78,0%) 9(22,0%) 41 (100,0%) Kurang 14(50,0%) 14(50,0%) 28 (100,0%) Sikap 0,017 1,53(1,04-2,23) Positif 30 (78,9%) 8(21,1%) 38 (0,0%) Negatif 16 (51,6%) 15(48,4%) 31 (100,0%) Pola makan 0,006 1,60(1,12-2,29) Baik 28 (82,4%) 6(17,6%) 34 (100,0%) Kurang 18 (51,4%) 17(48,6%) 35 (100,0%) Total 46 (66,7%) 23(33,3%) 69(100,0%) p Nutrire Diaita Volume 2 Nomor 1, April 2010 28

Terdapat hubungan bermakna antara sikap dengan profil lipid trigliserida Pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung dengan nilai p=0,017 (nilai p 0,05) dan analisa keeratan menunjukkan nilai Rasio Prevalens (RP) sebesar 1,53 yang menunjukkan responden dengan sikap yang baik memiliki profil lipid trigliserida yang normal 1,53 kali lebih besar dibandingkan responden dengan sikap yang kurang baik pada pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung. Terdapat hubungan bermakna antara pola makan dengan profil lipid trigliserida pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung dengan nilai p=0,006 (nilai p 0,05) serta analisa keeratan menunjukkan nilai Rasio Prevalens (RP) sebesar 1,60 yang menunjukkan responden dengan pola makan yang baik memiliki kecenderungan profil lipid trigliserida yang normal 1,60 kali lebih besar dibandingkan responden dengan pola makan yang kurang baik pada Pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung. Hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan profil lipid trigliserida, antara sikap dan profil lipid trigliserida serta hubungan pola makan dan profil lipid trigliserida sesuai dengan teori Green bahwa pengetahuan dan sikap merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku. Oleh sebab itu pengetahuan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi sikap dan tindakanannya untuk mengendalikan profil lipid terutama dalam perilaku untuk menjalani pola hidup yang lebih sehat. Hubungan antara Pengetahuan, Sikap dengan Profil Kolesterol HDL Pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung Hasil analisis Chi Square Test pada derajat kepercayaan 95% bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan gizi dengan profil kolesterol HDL pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung dengan nilai p=0,462 (nilai p>0,05), serta tidak terdapat hubungan bermakna antara sikap dengan profil kolesterol HDL pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung dengan nilai p=0,388 (nilai p>0,05), dan tidak terdapat hubungan bermakna antara pola makan dengan profil kolesterol HDL Pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung dengan nilai p=0,682 (nilai p>0,05). Hasil ini dapat saja terjadi karena profil kolesterol HDL dapat juga dipengaruhi oleh faktor aktivitas rutin dan olah raga. Menurut penelitian para ahli, olah raga tidak hanya menurunkan kadar kolesterol LDL, aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin juga dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL hingga 10 persen (KOMPAS, 2010). Pada penelitian ini variabel olah raga dan aktivitas tidak diteliti sebagai variabel penelitian. Tabel 3 Hubungan Antara Pengetahuan Gizi, Sikap, Pola Makan dengan Profil Kolesterol HDL Pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Profil Kolesterol HDL Total Nilai p RP(95%CI) Normal Tidak normal Pengetahuan Gizi 0,462 0,96(0,86-1,07) Baik 38 (92,7%) 3(7,3%) 41(100,0%) Kurang 27(94,6%) 1(3,6%) 28(100,0%) Sikap 0,388 0,95(0,85-1,06) Positif 35(92,1%) 3(7,9%) 38(100,0%) Negatif 30(96,8%) `1(3,2%) 31(100,0%) Pola makan 0,682 0,99(0,88-1,12) Baik 32(94,1%) 2(5,9%) 34(100,0%) Kurang 33(94,3%) 2(5,7%) 35(100,0%) Total 65(94,2%) 4(5,8%) 69(100,0%) Nutrire Diaita Volume 2 Nomor 1, April 2010 29

Hubungan antara Pengetahuan Gizi, Sikap dengan Profil Kolesterol LDL Pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung Hubungan pengetahuan dan profil kolesterol LDL menunjukkan hasil analiis Chi Square Test pada derajat kepercaaan 95% bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan gizi dengan profil kolesterol LDL pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung dengan nilai p=0,242 (nilai p>0,05) namun analisa keeratan menunjukkan nilai Rasio Prevalens (RP) sebesar 1,11 yang menunjukkan responden dengan pengetahuan gizi baik memiliki kecenderungan profil kolesterol LDL yang baik 1,11 kali lebih besar dibandingkan responden dengan pengetahuan gizi kurang baik pada pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung. Terdapat hubungan bermakna antara sikap dengan profil kolesterol LDL pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung dengan nilai p=0,009 (nilai p 0,05) dan analisa keeratan menunjukkan nilai Rasio Prevalens (RP) sebesar 1,33 menunjukkan responden dengan sikap baik memiliki profil kolesterol LDL yang normal 1,33 kali lebih besar dibandingkan responden dengan sikap yang kurang baik pada pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung. Tabel 4 Hubungan Antara Pengetahuan Gizi, Sikap, dan Pola Makan Dengan Profil Kolesterol LDL Pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung Profil kolesterol LDL Normal Tidak normal Total Nilai p RP(95%CI) Pengetahuan Gizi 0,242 1,11(0,89-1,39) Baik 36(87,8%) 5(12,2%) 41(100,0%) 22(78,6%) 6(21,4%) 28(100,0%) Kurang Sikap 0,009 1,33(1,05-1,69) Positif 36(94,7%) 2(5,3%) 38(100,0%) 22(71,0%) 9(29,0%) 31(100,0%) Negatif Pola makan Baik 31(91,2%) 3(8,8%) 34(100,0%) 27(77,1%) 8(22,9%) 35(100,0%) Kurang Total 0,111 1,18(0,96-1,45) Analisa Faktor-Faktor Yang Berhuungan Dengan Profil Lipid Darah Pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung Hasil analisa menunjukkan bahwa setelah dilakukan pemodelan dengan Multiple Logistic Regression Test didapatkan faktor yang paling dominan berhubungan dengan profil kolesterol total pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung Nutrire Diaita Volume 2 Nomor 1, April 2010 30 adalah sikap dengan nilai prediksi sebesar 1,453 dengan nilai p=0,041. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan profil lipid trigliserida pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung adalah pola makan dengan nilai prediksi sebesar 1,085 dan nilai p=0,107. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan profil kolesterol HDL pegawai Ru-

mah Sakit Mata Cicendo Bandung adalah pola makan dengan nilai prediksi sebesar 0,740 dan nilai p=0,543. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan profil kolesterol LDL pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung adalah sikap dengan nilai prediksi sebesar 2,156 dan nilai p=0,047. (lihat tabel 5). TABEL 5 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI, SIKAP DAN Pola makan dengan Profil Lipid Darah Pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo Variabel Koefisen β SE Nilai p RP (95%CI) Kolesterol Total Pengetahuan 0,040 0,596 0,946 1,04(0,32-3,34) Sikap 1,453 0,712 0,041 4,27(1,06-17,25) Pola Makan -0,356 0,659 0,589 0,70(0,19-2,54) Konstanta -1,718 Trigliserida Pengetahuan -0,837 0,610 0,170 2,31(0,69-7,62) Sikap 0,283 0,700 0,686 1,32(0,33-5,23) Pola Makan 1,085 0,673 0,107 2,96(0,79-11,06) Konstanta -4,041 Kolesterol HDL Pengetahuan -0,480 1,318 0,716 0,62(0,05-8,18) Sikap -1,165 1,441 0,419 0,31(0,02-5,25) Pola Makan 0,740 1,215 0,543 2,09(0,19-22,64) Konstanta -1,686 Kolesterol LDL Pengetahuan -0,278 0,772 0,719 0,76(0,17-3,44) Sikap 2,156 1,087 0,047 8,63(1,03-72,67) Pola Makan -0,034 0,919 0,970 0,97(0,16-5,85) Konstanta -4,680 *)Multiple Logistic Regression Test Kesimpulan nai pentingnya mengatur pola makan yang Dari hasil analisis diketahui bahwa baik, cara pemilihan makanan yang baik, terdapat hubungan bermakna antara; pola hidup yang baik sehingga dapat mengurangi Pengetahuan gizi dengan sikap, pola makan faktor resiko terjadinya dislipi- dan profil lipid trigliserida, Sikap dengan demia yang berakibat pada kejadian pe- pola makan, profil kolesterol total, nyakit jantung koroner (PJK). trigliserida dan LDL, Pola makan dengan profil lipid trigliserida. Tidak terdapat Daftar Pustaka hubungan bermakna antara; Pengetahuan gizi dengan profil kolesterol total, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Almatsier,S, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, LDL dan HDL Pola makan dengan profil Utama, 2004) kolesterol total, LDL dan HDL, dan Sikap dengan profil lipid kolesterol HDL. Hasil Ariawan, Besar dan Metode Sampel Dalam pemodelan dengan Multiple Logistic Regression Test didapatkan faktor yang pa- FKUI, 1997) Penelitian Kesehatan, (Jakarta, ling dominan berhubungan dengan profil lipid darah pada pegawai Rumah Sakit Baraas,F, Mencegah Serangan Jantung Mata Cicendo adalah sikap dan pola makan. Perlu dilakukan pemeriksaan rutin (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka, dengan Menekan Kolesterol, untuk pegawai Rumah Sakit Mata 1996) Cicendo Bandung dan penyuluhan menge- Nutrire Diaita Volume 2 Nomor 1, April 2010 31

Bodyline s, Solusi Obesitas,dikutip dari http:www.detikpublishing.com/in dex.php/home Budiana,Kolesterol, Dikutip dari http://www.indomedia.com/posk up/2007/04/18/edisi 18 opini.htm Departemen Kesehatan RI,13 Pesan Dasar Gizi Seimbang,(Jakarta: Depkes RI,1996) Dislipidemia,http://www.americanheart.o rg/presenter.jhtm?idenfier=180 (ebook,8 Pebruari 2011)http://kesehatan.kompas.co m/read/2010/04/27/09432852/l angkah mudah turunkan kolesterol http://library.usu.ac.id/download/fk/gizi. bahri3.pdf. Kaplan,M.N,Pencegahan Penyakit koroner dalam Penatalaksanaan Praktis Faktor Resiko,(Jakarta: EGC,Penerbit Buku Kedokteran,1994) Khomsan, A, Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan,( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003) Mahan,L.K dan Stump,Silvia Escott,Krause Food,Nutrition,and Diet Therapy,(Philadelphia: Saunders Company,2004) Marmot MG, Epidemiology of tryglicerides and Coronary Heart Desease, (Lancet,1993) Notoatmodjo,S, Ilmu Kesehatan Masyarakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003) Notoatmodjo,S,Pengantar Pendidikan dan Ilmu Perilaku Masyarakat (Yogyakarta: 2003) Notoatmodjo,S, Promosi Kesehatan,Teori dan Aplikasi, (Penerbit Rineka Cipta, 2005) PERKENI, Petunjuk Praktis Penatalaksanaan Dislipidemia, Jakarta: PERKENI, 2006 Petch, M, Penyakit Jantung, (Jakarta: Arcan,1995) Robbin dan Kumar, Buku Ajar Patologi II (Jakarta :EGC,1995) Sastroasmoro, Sudigdo,dan Sofyan Ismael, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis,(Jakarta:Sagung Seto,2008) Soeharto,Imam,Serangan Jantung dan Stroke hubungannya dengan Lemak dan Kolesterol Edisi Dua, (Jakarta: Gramedia Pustaka Umum,2004) Soeharto,I, Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung Panduan Bagi Masyarakat Umum Edisi 2 (Jakarta: Gramedia,2004) Supariasa, I D N,Bachtar B dan Ibnu Fajar, Penilaian Status Gizi, (Jakarta : EGC) Murti, B, Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1997) Murti, B, Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2003) Nutrire Diaita Volume 2 Nomor 1, April 2010 32