LAPORAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN No. SUB-KEGIATAN 1 Judul Kegiatan Determinasi Potensi Penyakit Aeromonas pada Ikan Budidaya untuk Mengamankan Produksi Perikanan di Lombok Dan Sumbawa. 2 Pelaksana Kegiatan Ketua : Djamhuriyah S. Said, M.Si. Anggota : Novi Mayasari, S.Pi. 3 Waktu Pelaksanaan 26 April-05 Mei 2012 4 Lokasi Kegiatan Kolam budidaya ikan di Kabupaten Dompu, Kabupaten dan Kota Bima, Kabupaten Sumbawa Barat, dan Kabupaten Sumbawa. 5 Target/Sasaran Diperolehnya data kualitas fisika-kimia-biologi air budidaya dan data bakteri Aeromonas pada ikan yang diduga sakit. 6 Kendala 7 Hasil Kegiatan Kabupaten Dompu Informasi umum (hasil wawancara dengan pihak Dinas Perikanan) Narasumber: Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Bapak Syarifudin) dan staf. Saat ini minat masyarakat terhadap budidaya ikan air tawar meningkat, bahkan beberapa sawah dan tambak dialihfungsikan menjadi kolam ikan air tawar. Komoditas ikan yang banyak dibudidayakan adalah ikan lele, nila, karper, dan tawes. Komoditas yang paling diminati saat ini adalah ikan lele karena masa panen relatif singkat yaitu 2,5 bulan dan harga yang tinggi yaitu mencapai Rp 30 000 sampai Rp 35 000 per kilogramnya ukuran 8-10 ekor/kg. Selain karena minat masyarakat tinggi terhadap ikan lele, harga yang tinggi juga disebabkan oleh biaya pakan yang mahal. Sebaliknya, minat masyarakat pembudidaya terhadap ikan tawes menurun karena pertumbuhannya yang lama. kolam yang digunakan masyarakat beragam yaitu kolam tanah, semen, atau terpal. Ukuran kolam yang digunakan pada umumnya 3x5 m dan masing-masing rumah tangga memiliki 2-3 kolam. Pada musim hujan pernah ditemukan bakteri pada insang ikan lele. Jika ditemukan ikan sakit langkah yang ditempuh adalah memisahkan ikan sakit tersebut dan air dari kolam tersebut ditutup. Perikanan budidaya andalan di Kabupaten Dompu adalah rumput laut yang memiliki pertumbuhan cepat dan harga kompetitif. Selain itu juga terdapat tambak udang vaname yang pernah mengalami kematian massal pada tahun 1992. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan juga meminta diadakan penelitian mengenai penyakit udang atau ikan di perairan payau yang saat ini sedang menjadi masalah di sana. Data kualitas air, ikan, dan kolam budidaya (yang disampling) Parameter BBI Matua (kolam ikan karper) BBI Matua (kolam ikan nila) Waktu pengukuran 11.52 WITA 11.45 WITA Suhu ( 0 C) 30,1 32,2 Oksigen terlarut/ DO 4,18; 4,17; 4,19; 4,18; 4,17 6,92; 6,91; 6,92; 6,93; 6,91 (mg/l) ph 7,8 7,8 Kedalaman ±80 cm ±80 cm Warna air Coklat Agak hijau 1
Padat tebar Jenis pakan pelet Pelet Frekuensi pemberian pakan Jenis kolam semen Semen (tanah/semen/terpal) Sumber air Swab bakteri (Ya/ Tidak) Ya Ya Keterangan Luas kawasan BBI ±2 Ha dan saat ini sedang dalam proses menuju sertifikasi BBI Matua mensuplai bibit ke daerah Bima Permasalahan yang ditemukan saat sampling adalah adanya parasit Argulus di tubuh ikan karper Kabupaten Bima Informasi umum (hasil wawancara dengan pihak Dinas Perikanan) Narasumber: Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan dan Kepala Bidang Budidaya Perikanan (Bapak Farid, Bapak Agus) Bakteri Aeromonas pernah dilaporkan ditemukan di BBI Rade pada ikan nila dan ikan mas. Di wilayah kota Bima, pada kondisi lembab setelah hujan ikan pernah mati massal mendadak tanpa ada tanda-tanda sebelumnya. Pada kolam lele sekitar 2-3 minggu setelah diambil dari kolam pembenihan pernah ditemukan adanya gumpalan jelly bening di kolam, namun sifatnya kasuistik. Gumpalan jelly tersebut akan mencair jika suhu berubah. Kondisi kolam pembesaran di masyarakat umumnya tertutup/ tanpa adanya sirkulasi air. Data kualitas air, ikan, dan kolam budidaya (yang disampling) Parameter Pembesaran lele-godo, Dadibou BBI Nila Rade Waktu pengukuran 10.10 WITA 11.45 WITA Suhu ( 0 C) 29,1 32,4; 32,5 Oksigen terlarut/ DO 0,49; 0,55 4,66; 4,65; 4,68; 4,67; 4,68 (mg/l) ph 7,6 8,2 Kedalaman 22 cm Warna air Coklat pekat Putih-keruh Padat tebar 3000 ekor Jenis pakan Pelet Frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari (3x1ember untuk 2 kolam) Jenis kolam Terpal Semen (tanah/semen/terpal) Sumber air Air sumur (diganti 1xseminggu) Swab bakteri (Ya/ Ya Tidak) Keterangan Jenis ikan lele sangkuriang Umur 2 bulan ukuran ikan BBI berdiri sejak tahun 1992 dengan luas 1,28 Ha 2
±20-26 cm Air sedikit berbuih dan ikan agak sering muncul ke permukaan Pada lokasi yang sama terdapat kolam lain dengan warna air hijau dan DO=10 mg/ls Kolam permanen ada sejak tahun 2010 Jenis bibit ikan yang diproduksi yaitu ikan nila, ikan lele, dan karper. Kota Bima Informasi umum (hasil wawancara dengan pihak Dinas Perikanan Narasumber: Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Ir. H. Sarapuddin, MM) dan staf. Kegiatan budidaya yang dominan di Kabupaten Bima adalah budidaya air payau dengan komoditas udang vaname dan mengalami kematian massal pada tahun 2010. Kegiatan budidaya perikanan tawar baru dirintis sejak 2-3 tahun terakhir dan belum berkembang dibandingkan dengan budidaya payau. Komoditas budidaya perikanan tawar yang dikembangkan yaitu ikan nila dan ikan lele menggunakan kolam tanah untuk ikan nila dan kolam terpal untuk ikan lele. Ikan lele cukup diminati oleh masyarakat dengan harga di petani ikan relatif tinggi yaitu mencapai Rp. 20 000-25 000 per kilogram ukuran 6-8 ekor/kg. salah satu penyebab tingginya harga ikan lele yaitu mahalnya pakan ikan yang didatangkan dari Sumbawa dan Lombok. Bibit ikan lele diperoleh dari daerah luar Kota Bima yaitu Dompu, Sumbawa, dan Lombok karena daya tahan bibit lokal yang kurang bagus. Sejauh ini belum ada laporan mengenai penyakit ikan yang menyerang kegiatan budidaya ikan air tawar di wilayah Kota Bima yang menyebabkan kematian massal ikan. Hal ini karena beberapa faktor pendukung yaitu wilayah budidaya yang relatif baru, teknik budidaya masih tradisional, dan lokasi kolam budidaya relatif jauh antara satu kolam dengan kolam lainnya. Data kualitas air, ikan, dan kolam budidaya (yang disampling) Parameter BBI lele- Dodu Pembesaran nila Dodu BBI kolam induk lele- Dodu Pembesaran nila-nungga Lele terpal- Penaraga Waktu pengukuran 09.43 10.32 WITA 11.00 14.00 WITA WITA WITA Suhu ( 0 C) 26,2 27 27,3-27,2 29,8 31,8 Oksigen terlarut/ DO (mg/l) 4,01; 4,00; 4,01; 4,01 4,17; 4,18; 4,17; 4,18S 4,00; 3,59; 3,58; 3,59 5,36; 5,36; 5,37; 5,38; 5,37. 11,9; 12,11; 12,10; 12,12 ph 7,8 7,7 7,6 7,4 8,7 Kedalaman ±25-30 cm ±80 cm Warna air Putih keruh Putih keruh Hijau pekat Padat tebar Tidak diketahui dengan pasti, namun diperkirakan total induk 1990 ekor 3
Jenis pakan Frekuensi pemberian pakan Jenis kolam (tanah/semen/terpal) Sumber air Swab bakteri (Ya/ Tidak) Keterangan dan anak 500-1000 ikan. Panen ikan tergantung permintaan, sehingga di dalam kolam ikan terdapat ikan dengan ukuran beragam dan telah beranak pinak. Pelet ikan; dedak; dan sisa nasi. 1-2 kali/ hari dengan jumlah pelet <1 kg Semen Semen Dasar tanah dan dinding batu. Dasar tanah dan dinding batu. Air parit dari bendungan. Pelet Terpal Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Sampel air tidak diambil Induk ikan lele luka karena berkelahi pada musim kawin. Kolam induk terdapat di dalam ruangan dilengkapi pintu dan ventilasi. Luas kawasan BBI ±10 are. Ukuran kolam 10x20 m. Lokasi kolam di dekat parit. Terdapat kelompok petani budidaya ikan dengan anggota 20 orang. Setiap anggota rata-rata memiliki 4 sampai 5 kolam dengan ukuran 4x4 m. Ukuran kolam 4x6 m Bibit dari Mojokerto yang merupakan hasil silangan lele lokal dan lele Afrika dengan nama lele Masamo AF. SR=±70% sedangkan lele Sangkuriang dari Mataram memiliki SR lebih tinggi. Harga eceran lele Rp. 23 000/ kg. 4
Kabupaten Sumbawa Barat Informasi umum (hasil wawancara dengan pihak Dinas Perikanan) Narasumber: Sekretaris Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (drh. Hairul Jibriel) dan Kepala Bidang Budidaya Perikanan Kolam yang dimiliki masayarakat bisa berupa sistem kolam tertutup, mengalir, atau sawah yang dialihfungsikan menjadi kolam. Sejauh ini belum ada laporan mengenai penyakit yang menyerang ikan budidaya air tawar. Ikan lele tidak disukai oleh konsumen. Permasalahan perikanan air tawar saat ini adalah menurunnya minat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan air tawar yang berasal dari Rawa Taliwang. Hal ini karena munculnya kekhawatiran masyarakat ikan dari Danau Taliwang mengandung logam berat yang merupakan limbah pengolahan emas oleh masyarakat. Sistem pengolahan emas secara tradisional ini dikenal dengan istilah gelondong. Selain pencemaran logam berat, permsalahan di Rawa Taliwang adalah terjadinya pendangkalan akibat banyaknya tumbuhan air yang menutupi sebagian besar permukaan rawa. Luas rawa mengalami penurunan dari > 1000 Ha menjadi ± 860 Ha. Kegiatan perikanan yang ada di Rawa Taliwang adalah perikanan tangkap dan sudah tidak ada kegiatan perikanan budidaya dengan sistem karamba. Kegiatan perikanan tangkap di Rawa Taliwang cukup tinggi jika dilihat dari jumlah nelayan yang mencapai ratusan orang (berdasarkan perkiraan staf Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan mencapai 965 orang). Alat tangkap yang umum digunakan adalah jaring insang dengan ukuran mata jaring 2,5 dan 3 inch. Jenis tangkapan dominan adalah ikan nila, mujair, dan gabus dengan hasil tangkapan berkisar antara sedikit (2-3 ikat) sampai banyak (15-20 ikat). Harga ikan mujair ±Rp. 20 000/ikat. Rawa Taliwang merupakan kawasan konservasi karena salah satu fungsi ekologisnya sebagai tempat migrasi salah satu jenis burung dari Australia pada musim tertentu. Oleh karena itu otoritas pengelolaan Rawa Taliwang berada di bawah BKSDA Departemen Kehutanan. Data kualitas air, ikan, dan kolam budidaya (yang disampling) Parameter BBI Brang Rea Rawa Taliwang Waktu pengukuran 11.20 WITA 14.30 WITA Suhu ( 0 C) 25,3 29,9 Oksigen terlarut/ DO 6,36; 6,38; 6,95; 6,96; 3,90; 3,91; 3,92; 3,90, 3,91 (mg/l) 6,95 ph 7,8 7,7 Kedalaman 80 cm Warna air Coklat Jernih Padat tebar Jenis pakan Frekuensi pemberian pakan Jenis kolam (tanah/semen/terpal) Sumber air Swab bakteri (Ya/ Tidak) Semen Ya Tidak 5
Keterangan Sistem air mengalir BBI dibangun pada tahun 2007 dan dioperasikan tahun 2008 Luas kawasan ±85 are. Tempat pengukuran yaitu di pinggir rawa yang teduh, di bawah naungan dan banyak tumbuhan air. Kabupaten Sumbawa (Sumbawa Besar) Informasi umum (hasil wawancara dengan pihak Dinas Perikanan: Ibu Syarifah & Bapak Hidayat) Belum ada laporan mengenai penyakit budidaya ikan air tawar, namun penyakit yang ada saat ini adalah penyakit yang menyerang udang budidaya (payau). Ikan yang umum dibudidayakan adalah ikan nila dan karper. Harga ikan karper di petani ±Rp. 15 000/kg dan mencapai Rp. 30 000/kg di pasar. Harga ikan air tawar dinamis, tergantung pada tangkapan ikan laut. Saat ini sudah ada SK Bupati yang menetapkan sentra kawasan budidaya perikanan air tawar yaitu wilayah Marante dan Pamulung dengan ketersediaan air sepanjang tahun. Kawasan Kabupaten Sumbawa Besar juga memiliki bendungan Batu Bulan. Fungsi utama bendungan ini adalah untuk irigasi. Pada tahun 2003 dan 2006/2007 dilakukan restocking ikan nila dan ikan tawes. Saat ini perikanan tangkap yang berkembang di Batu Bulan adalah jaring dan bagan. Budidaya dengan sistem KJA tidak berkembang karena adanya masalah sosial yaitu pencurian alat-alat karamba oleh masyarakat sekitar. Data kualitas air, ikan, dan kolam budidaya (yang disampling) Parameter Kolam pemancingan Panyaring Bendungan Batu Bulan Waktu pengukuran 11.25 WITA 12.50 WITA Suhu ( 0 C) 31,8 30,8 Oksigen terlarut/ DO (mg/l) 8,78; 8,77; 8,78; 8,79; 8,79 7,34; 7,34; 7,33; 7,33; 7,34; 7,35 ph 8,5 8,3 Kedalaman ±80 cm Warna air Hijau Jernih Padat tebar 8000 ekor Jenis pakan Pelet Frekuensi pemberian pakan Jenis kolam Tanah (tanah/semen/terpal) Sumber air Swab bakteri (Ya/ Ya Tidak Tidak) Keterangan Kolam ini merupakan kolam pemancingan binaan Dinas Perikanan dan Kelautan Sumbawa Kolam ikan ini awalnya adalah sawah Ada 4 petak kolam dengan luas 500 m 2 Tempat pengukuran yaitu di dekat outlet 6
Ikan yang dipelihara adalah campuran ikan nila dan karper pada masing-masing kolam Panen bisa dilakukan setelah 3,5 bulan pemeliharaan dengan ukuran 4-6 ekor/kg Peminat memancing cukup banyak dengan total tangkapan mencapai 46-70 kg/hari Dokumentasi kegiatan: Terlampir 8 Lampiran Dokumentasi kegiatan (softfile), Data produksi di masing-masing kabupaten (soft file), Laporan hasil uji Balai karantina tahun 2009 dan 2011 (printed) Beberapa Gambar Kegiatan Perjalanan 7
Bersama Bapak Camat Dompu, Kab.Dompu Diskusi dengan Kepala Dinas Kelautan & Perikanan Kota Bima (Bapak Sarapuddin) Kolam ikan Nila-Nungga, Kota Bima Ikan Nila di daerah Dodu, Kota Bima a. Contoh Ikan sakit di Rade, Kab. Bima b. Kolam Ikan Nila di Rade, Kab Bima 8
Contoh ikan lele dan kolam terpalnya di Dadibou, Kab. Bima Ikan sampel dan Suasana Pengambilan sampel Aeromonas di Kab Dompu Kondisi Danau Taliwang, Sumbawa Barat dan Sumberdaya Ikan Mujairnya 9
Contoh Ikan Mas dan Kolam Pemeliharaannya di Kab Sumbawa Pengambilan sample di Kab Sumbawa Kapal Nelayan di Bendungan Batu Bulan, Sumbawa 10