BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit Menular Seksual 1. Pengertian Penyakit Menular Seksual Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal (Sjaiful, 2007). 2. Bahaya Penyakit Menular Seksual Penyakit menular seksual menyebabkan infeksi saluran reproduksi yang harus dianggap serius. Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan kematian (Sjaiful, 2007). 3. Tanda dan Gejala Penyakit Menular Seksual (Sjaiful, 2007). a. Rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksual. b. Rasa nyeri pada perut bagian bawah. c. Pengeluaran lendir pada vagina/ alat kelamin. d. Keputihan berwarna putih susu, bergumpal dan disertai rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin atau sekitarnya. e. Keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal. f. Timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seks. g. Bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada alat kelamin. 5
4. Jenis Penyakit Menular Seksual. a Gonore Gonore atau kencing nanah adalah penyakit tersering ditemuai dalam dunia kedokteran. Ia mempunyai banyak nama yang digunakan oleh orang awam, seperti kencing nanah, raja singa, dan banyak lagi. Penyakit ini disebabkan oleh kuman Neiseria gonorrhoe yang berbentuk seperti buah kopi berpasangan. Gejala awal dapat timbul dalam waktu 7-21 hari setelah infeksi. Pada wanita biasanya tidak menunjukkan gejala selama beberapa minggu atau bulan, dan diketahui menderita penyakit ini ketika pasangan seksualnya tertular. Jika timbul gejala, biasanya bersifat lebih ringan, namun demikian beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika buang air kecil, keluarnya caiarn putih dari vagina dan penjalaran ini bisa mencapai leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur, uretra (saluran kencing bawah) dan rektum yang menyebabkan nyeri pinggul dalam atau nyeri ketika melakukan hubungan seksual. Pada wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seksual melalui dubur bisa menderita gonore pada usus bagian bawah. Melakukan oral sex dengan seorang penderita gonore juga dapat menyebabkan tertularnya gonore pada tenggorokan (faringitis gonocokal), yang terkadang tidak menunjukkan gejala dan kadang gejalanya mirip seperti radang tenggorokan yang menyebabkan 6
gangguan menelan. gonore juga dapat menular ke mata jika cairan yang terinfeksi mengenai mata yang biasanya disebut dengan konjungtivitis gonore. Bayi yang baru lahir dapat tertular gonore dari ibunya yang terjadi selama proses persalinan, yang dapat menyebabkan pembengkakan kelopak matanya dan dari matanya mengeluarkan nanah (suririnah, 2007) b Sifilis (raja singa) Kuman penyebabnya disebut Treponema pallidum. Masa tanpa gejala berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu kemudian timbul benjolan di sekitar alat kelamin. Kadang-kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu yang akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks. Gejala ini akan hilang sendirinya dan seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini. Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa-apa atau disebut masa laten. Setelah 5-10 tahun penyakit sifilis akan menyerang susunan syaraf otak,pembuluh darah dan jantung. Pada perempuan hamil sifilis dapat ditularkan kepada bayi yang dikandungnya dan bisa lahir dengan kerusakan kulit, hati, limpa dan keterbelakangan mental (Sjaiful, 2007). c Herpes genital Penyakit yang disebabkan oleh virus Herpes Simplex dengan masa tenggang 4-7 hari sesudah virus masuk ke dalam tubuh melalui 7
hubungan seks.gejala dan tanda-tandanya adalah :Bintil-bintil berair (berkelompok seperti anggur) yang sangat nyeri pada sekitar alat kelamin, kemudian pecah dan meninggalkan luka yang kering mengerak, lalu hilang sendiri, dan gejala kambuh lagi seperti diatas namun tidak senyeri tahap awal bila ada faktor pencetus (stres, haid, minuman dan makanan beralkohol) dan biasanya menetap hilang timbul seumur hidup. Pada perempuan, seringkali menjadi faktor kanker mulut rahim beberapa tahun kemudian. Penyakit ini belum ada obat yang benar-benar mujarap, tetapi pengobatan antivirus bisa menuragi rasa sakit dan lamanya episode penyakit (Sjaiful, 2007). d Klamidia Penyakit ini disebabkan oleh Chamydia trachomatis. Masa tanpa gejala berlangsung 7-21 hari. Gejalanya adalah timbul peradangan pada alat reproduksi laki-laki dan perempuan. Pada perempuan, gejalanya bisa berupa: Keluarnya cairan dari alat kelamin atau keputihan encer berwarna putih kekuningan, rasa nyeri di rongga panggul dan perdarahan setelah hubungan seksual (Sjaiful, 2007). e Trikomoniasis vaginalis. Trikomoniasis vaginalis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit Trikomonas vaginalis. Gejala dan tandanya adalah: Cairan vagina encer, berwarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau busuk, vulva agak bengkak, kemerahan, gatal dan terasa tidak 8
nyaman dan nyeri saat berhubungan seksual atau saat kencing (Sjaiful, 2007). f Kutil kelamin. Kutil kelamin penyebabnya adalah human papiloma virus dengan gejala yang khas yaitu terdapat satu atau beberapa kutilan sekitar kemaluan. Pada perempuan dapat mengenai kulit daerah kelamin sampai dubur, selaput lendir bagian dalam liang kemaluan sampai leher rahim. Bila perempuan hamil, kutil dapat tumbuh besar sekali. Kutil kelamin kadang-kadang bisa mengakibatkan kanker leher rahim atau kanker kulit di sekitar kelamin. Pada laki-laki mengenai kelamin dan saluran kencing bagian dalam. Kadang-kadang kutil tidak terdapat terlihat sehingga tidak disadari. Biasanya laki-laki baru menyadari setelah ia menulari pasangannya (Sjaiful, 2007). g AIDS AIDS adalah Acquired Immune Deficiency Syndrom ( sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh, yang didapat). AIDS disebabkan oleh adanya virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) di dalam tubuh. (PMI Tarakan, 2007) Cara penularan lewat tranfusi darah/ produk darah yang sudah tercemar HIV, lewat cairan sperma dan cairan vagina melalui hubungan seks penetratif tanpa menggunakan kondom, lewat air susu ibu yang HIV positif dan melahirkan lewat vagina. (PMI Tarakan, 2007) 9
5. Pengobatan Penyakit Menular Seksual. Penyakit dapat diobati, satu-satunya cara adalah berobat ke dokter atau tenaga kesehatan. Patuhi cara pengobatan sesuai petunjuk yang diberikan oleh dokter atau tenaga kesehatan untuk memastikan kesembuhan. Hindari hubungan seksual selama masih ada keluhan / gejala, bila kamu hamil, beritahukan dokter atau tenaga kesehatan (Sjaiful, 2007). 6. Mitos-Mitos Seputar Penyakit Menular Seksual. Mitos-Mitos Seputar penyakit menular seksual perlu diketahui dan menyadari bahwa penyakit menular seksual tidak dapat dicegah hanya dengan memilih pasangan yang kelihatan bersih penampilannya, mencuci alat kelamin setelah berhubungan seks, minum jamu-jamuan, minum antibiotik sebelum dan sesudah berhubungan seks (Sjaiful, 2007). B. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Penyakit Menular Seksual. Faktor dominan yang ikut menentukan besarnya frekuensi dan distribusi penyakit menular seksual dalam suatu masyarakat, antara lain : (Hartadi, 2001) 1. Penyebab penyakit (agent) Penyakit menular seksual sangat bervariasi dapat berupa virus, parasit, bakteri, protozoa. 2. Tuan (host) Beberapa faktor yang terdapat pada host yang berperan pada perbedaan insiden penyakit menular adalah: a. Umur 10
Umur berapa yang sangat penting yang ikut mempengaruhi insiden penyakit menular seksual, sesuai dengan cara penularan penyakit menular seksual yaitu melalui kontak seksual maka golongan umur dengan insiden meningkat adalah golongan umur dengan kegiatan seksual aktif. b. Sex / jenis kelamin Angka kesakitan kelompok umur tertentu pada penderita penyakit menular seksual pria adalah lebih tinggi dibandingkan dengan wanita, namun tingkat kegawatan pada wanita penderita penyakit menular seksual adalah lebih serius dibandingkan dengan laki-laki, faktor yang mempengaruhi antara lain: 1) Perbedaan sex dengan perbedaan susunan antomi organ tubuh tertentu. Manifestasi gejala klinis penyakit menular seksual pada lakilaki adalah lebih jelas sehngga memberikan kesempatan lebih banyak menggunakan fasilitas kesehatan. 2) Diagnosa penderita penyakit menular seksual pada laki-laki lebih mudah sehingga lebih banyak penderita laki-laki yang dilaporkan. c. Pilihan dalam hubungan seksual. Data yang ada dinegara maju angka penyakit menular seksual pada pria homoseksual adalah lebih tinggi bila dibandingkan dengan heteroseksual. d. Lama bekerja sebagai pekerja seksual komersial. Pekerjaan seseorang sering merupakan ikatan erat dengan kemungkinan terjadinya penyakit menular seksual. Pada beberapa orang yang bekerja dengan kondisi tertentu dengan lingkungan yang memberikan peluang 11
terjadinya kontak seksual akan meningkatkan akibat meningkatkan penderita penyakit menular seksual. Orang tersebut termasuk dalam kelompok resiko tinggi terkena penyakit menular seksual. e. Status perkawinan Insiden penyakit menular seksual lebih tinggi pada orang yang belum kawin, bercerai atau orang yang terpisah dari keluarganya bila dibandingkan dengan orang yang sudah kawin karena pemenuhan kebutuhan seksualnya terpenuhi. f. Pemakaian kondom. (BKKBN, 2005) 1) Pengertian kondom Kondom adalah sarung karet tipis penutup penis yang menampung cairan sperma pada saat pria berejakulasi. 2) Cara kerja kondom a) Mencegah pertemuan spermatozoa / sel mani dengan ovum / sel telur pada waktu bersenggama. b) Penghalang kontak langsung dengan cairan terinfeksi. 3) Cara penggunaan kondom Dengan cara menyarungkannya pada alat kelamin laki-laki yang sudah tegang (keras), dari ujung zakar (penis) sampai ke pangkalnya pada saat akan bersenggama. Sesudah selesai senggama, agar segera dikeluarkan dari liang senggama sebelum zakar menjadi lemas. 4) Keuntungan kondom a) Murah, mudah didapat, tidak perlu resep dokter. 12
b) Mudah dipakai sendiri. c) Dapat dipakai sendiri. d) Dapat mencegah penularan penyakit kelamin, misalnya : gonore. 5) Kerugian kondom a) Kadang-kadang ada yang tidak tahan (alergi) terhadap karetnya. b) Sobek bila memasukkannya tergesa-gesa. 6) Efek samping penggunaan kondom Alergi terhadap karet 3. Faktor lingkungan Beberapa faktor yang ikut berperan terhadap penyebaran penyakit menular seksual adalah faktor dengan sosial ekonomi, kebudayaan, biologik dan medik yang satu dengan yang lainya saling berkaitan antara lain: (Hartadi, 2001) a. Faktor demografi 1) Bertambahnya jumlah penduduk dan pemukiman yang padat 2) Perpindahan populasi yang menambah migrasi dan mobilisasi penduduk misalnya : perdagangan, hiburan, dll. 3) Meningkatnya protitusi dan homo seksual 4) Remaja lebih cepat matang dibidang seksual yang ingin lebih cepat mendaptkan kepuasan seksual. b. Faktor sosial ekonomi 13
1) Kemiskinan terutama didaerah hutan yang menyebabkan urbanisasi ke kota besar. 2) Perkembangan ekonomi mendorong terjadinya meningkatkan promiskuitas (hubungan seksual antara sejumlah laki-laki dengan sejumlah perempuan), misalnya: orang lebih mudah bepergian berlibur atau berdarmawisata, berkunjung ke tempat hiburan (Klub malam, panti pijat, bar, dll) c. Faktor kebudayaan 1) Pelanggaran nilai moral dan agama yang menyebabkan orang lebih bebas berbuat sesuatu termasuk hubungan seksual diluar nikah. 2) Melanggarinya ikatan keluarga termasuk pengawasan ortu menyebabkan hubungan seksual diluar nikah. 3) Anggapan bahwa pria lebih promiskuitas (hubungan seksual antara sejumlah laki-laki dengan sejumlah perempuan) menyebabkan adanya prostitusi. 4) Meningkatkan rangsangan seksual melalui majalah atau film biru, dan lain-lain. d. Faktor medik 1) Adanya kekebalan kuman penyakit menular seksual. Kekebalan karena penderita membeli obat dan minum obat sendiri dengan dosis obat yang tidak tetap atau tidak adekuat. 2) Diagnosis penyakit kadang susah. 14
Disebabkan Karena adanya penyakit menular seksual yang tersembunyi (Karier) kebanyakan wanita penderita penyakit menular seksual tidak menunjukkan gejala sehingga tanpa disadari mereka sesungguhnya merupakan sumber penularan penyakit menular seksual yang tersembunyi. 3) Walaupun penderita penyakit menular seksual telah diobati dan sembuh tetapi bila mitra seksualnya sudah ketularan tidak diobati maka akan tetap menjadi sumber penularan. 4) Adanya wanita tuna susila yang diluar jangakauan pengobatan dan pengawasan medik. Misal : wanita tuna susila liar, terselubung, dan lain-lain. C. Praktek Pencegahan Penyakit Menular Seksual Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan, antara lain : fasilitas pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau, faktor dukungan (support) dari pihak lain misalnya tokoh masyarakat, petugas kesehatan sangat penting untuk mendukung praktek pencegahan penyakit menular seksual (Notoatmodjo, 1997). Praktek pencegahan penyakit menular seksual, antara lain:(sjaiful, 2007) a Pencegahan primer, meliputi: 1. Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara yang 100% efektif untuk pencegahan. 15
2. Selalu menggunakan kondom untuk mencegah penularan penyakit menular seksual. 3. Selalu menjaga kebersihan alat kelamin. 4. Segera memeriksakan diri serta melakukan konseling ke dokter atau petugas kesehatan apabila mengalami tanda dan gejala penyakit menular seksual, meliputi : rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksual, rasa nyeri pada perut bagian bawah, pengeluaran lendir pada vagina/ alat kelamin, keputihan berwarna putih susu, bergumpal dan disertai rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin atau sekitarnya, keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal, timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seks, bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada alat kelamin). b Pencegahan sekunder, meliputi : 1. Adanya siraman rohani yang dilakukan di lokalisasi. 2. Peningkatan pengetahuan tentang Penyakit Menular Seksual melalui penyuluhan dari dinas kesehatan. c Pencegahan Tersier, meliputi : 1. Adanya peraturan dari pemerintah tentang larangan prostitusi. 2. Adanya usaha rehabilitasi dengan pelatihan ketrampilan pada wanita pekerja seksual yang meninggalkan pekerjaan sebagai pekerja seksual. 16
D. Kerangka Teori Praktek Pencegahan Penyakit Menular Seksual 1. Primer a. Tidak melakukan hubungan seksual. b. Penggunaan kondom c. Kebersihan alat kelamin d. Konseling ke dokter atau petugas kesehatan apabila mengalami tanda dan gejala penyakit menular seksual 2. Skunder a. Kegiatan keagamaan. b. Peningkatan pengetahuan tentang Penyakit Menular Seksual. 3. Tersier a. Peraturan pemerintah tentang larangan prostitusi. b. Adanya usaha rehabilitasi Kejadian Penyakit Menular Seksual: 1. Gonore 2. Sifilis 3. Herpes genital 4. Klamidia 5. Trikomonas Vaginalis 6. Kutil kelamin. 7. AIDS Gambar : Kerangka Teori Sumber : Sjaiful (2007) E. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Praktek Pencegahan Penyakit Menular Seksual Kejadian Penyakit Menular Seksual Gambar Kerangka Konsep 17
E. Hipotesa Ada hubungan praktek pencegahan Penyakit Menular Seksual dengan kejadian Penyakit Menular Seksual pada wanita pekerja seksual komersial di lokalisasi Argorejo Semarang. 18