dimana : D = Dana depresiasi untuk setiap tahun (Rp). P = Harga awal mesin (Rp). L = Harga akhir mesin (Rp). n = Umur pakai mesin (tahun).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

TIN205 - Ekonomi Teknik Materi #14 Genap 2014/2015 TIN205 EKONOMI TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan operasional sebuah perusahaan banyak faktor yang

EKONOMI TEKNIK DEPRESIASI DAN PAJAK

ANALISIS WAKTU PERGANTIAN ALAT BERAT JENIS WHEEL LOADER DENGAN METODE LEAST COST

Bab. 5. PENYUSUTAN Tujuan penyusutan dan jenis-jenisnya Tujuan memperhitungkan penyusutan : Jenis-jenis penyusutan:

KEUNTUNGAN = BIAYA YANG DIKELUARKAN PENDAPATAN YANG DITERIMA ANALISIS BIAYA DARI PROSES PRODUKSI

AKTIVA TETAP & PENYUSUTAN

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

Aktiva tetap yang ada di perusahaan haruslah benar-benar diperhatikan karena itu bila

BIAYA PENYUSUTAN. Biaya penyusutan: penurunan nilai modal suatu alat / mesin akibat perubahan umurnya

Perhitungan depresiasi diperlukan untuk menentukan aliran kas setelah pajak (pendapatan). 7.1 Konsep dan Terminologi Depresiasi

Penyusutan. r = PENYUSUTAN 1. 1 PENDAHULUAN 1. 2 METODE RATA-RATA Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)

BAB VII PENYUSUTAN A. PENGERTIAN

ARTI. Penurunan nilai pasar bagi asset Penurunan nilai bagi pemilik. depreciable life. digunakan. lebih baik lagi

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Aset itu dibagi menjadi dua yaitu: aset lancar dan aset tetap. Aset tetap

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi keuangan yang relevan

BAB X SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DAN AMORTISASI ASET TIDAK BERWUJUD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

AKTIVA TETAP BERWUJUD (TANGIBLE ASSETS) DAN AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (INTANGIBLE ASSETS)

BAB II KAJIAN TEORITIS. Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu:

VII. SIKLUS AKUNTANSI USAHA MANUFAKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

MAKALAH PENGATAR PAJAK. Diajukan Untuk Mmenuhi Tugas Pengantar Pajak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha yang semakin maju, seperti pada perusahaan jasa, hidupnya melalui pencapaian tujuan. Suatu tujuan akan tercapai

Efek Inflasi Inflasion Effect

: Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

Ekonomi Teknik TIP FTP UB

BAB II BAHAN RUJUKAN

Oleh Iwan Sidharta, MM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BIAYA KEPEMILIKAN DAN PENGOPERASIAN ALAT BERAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan usaha yang semakin maju, sebuah

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN UMUR EKONOMIS MESIN BAG FILTER (BF-01) DENGAN METODE BIAYA TAHUNAN RATA-RATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEPRESIASI DAN PAJAK PENDAPATAN

BAB V AKTIVA TETAP PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. unsur keuangan negara antara lain kekayaan negara/kekayaan daerah berupa uang, surat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT BAGIAN VII BIAYA ALAT ALAT BERAT OLEH. FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya pengelolaan badan usaha atau perusahaan, hal ini. menuntut adanya kemampuan untuk mengalokasikan sumber daya

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP (Studi Kasus pada PT. BATAM HILLS GOLF RESORT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEPRESIASI / PENYUSUTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA RUGI PADA PT. GENDARIN INDONESIA CABANG PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 7 ASET TETAP. dilakukan agar bisa digunakan secara optimal selama umur ekonominya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

EKONOMI TEKNIK, oleh Hasan Basri Siregar Hak Cipta 2015 pada penulis

Sifat Fisika dan Kimia Serat Poliester dan Kapas..;.^\rL..., 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

TAKARIR. = Pipa Selubung. = Pipa Produksi

IV METODOLOGI PENELITIAN

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

VII. RENCANA KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

Transkripsi:

I. Depresiasi (Penyusutan) Depresiasi atau penyusutan adalah berkura ngnya nilai duatu mesin setelah melalui suatu periode tertentu. Ditinjau dari kegunaannya, depresiasi terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu : 1. Depresiasi untuk perhitungan pajak. 2. Depresiasi untuk kalangan sendiri. Umumnya digunakan untuk keperluan pajak, dimana depresiasi merupakan sejumlah penerimaan yang tidak dikenakan pajak. Untuk menentukan besar biaya depresiasi ada beberapa metode yang digunakan antara lain adalah : a. Metoda garis lurus (The straight line method). Pada metoda ini besarnya dana depresiasi berbanding langsung dengan umur mesin. Besarnya dana depresiasi adalah sama untuk setiap tahun. Perhitungan dilakuka n sebagai berikut : D = ( P L) n dimana : D = Dana depresiasi untuk setiap tahun (Rp). P = Harga awal mesin (Rp). L = Harga akhir mesin (Rp). n = Umur pakai mesin (tahun). b. Metoda persentase tetap (Double declining balance method). Metoda ini disebut juga Matheson formula. Perbandingan nilai depresasi setiap tahun terhadap n ilai buku pada awal tahun tersebut adalah konstan sepanjang umurnya. Perbandingan diberi notasi k. 1. Besarnya depresiasi untuk tahun pertama adalah : d 1 = P. K 2. Besarnya depresiasi untuk tahun ke-x adalah : dx = ( BV X-1 ). k 3. Harga akhir pada umur n tahun adalah : Ln = P. (1-k) n

4. Book Value pada tahun ke-x adalah : BV X = P. (1-X) X c. Metoda jumlah digit (The Sum of Y year Digit Methode). Pada metoda ini dana depresia si dibebankan lebih besar pada tahuntahun pertama dan berangsur-angsur kecil pada tahun berikutnya. Perhitungan dilakukan sebagai berikut : D N 2( n N + 1) = ( P L) n( n + 1) dimana : DN = Dana depresiasi tahun ke-n P = Harga awal mesin L = Harga akhir mesin N = Tahun ke-n perhitungan depresiasi n = Umur pakai mesin d. Metoda Capital Recovery Dana Pengembalian Modal (Capital Recovery) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : CR = (P - L) (A/P, i, n) + Li dimana : CR = Capital Recovery Cost P = Harga Awal L = Harga Akhir (A/P, i, n) = Capital Recovery Factor II. Perhitungan Depresiasi Tahunan Mesin Depresiasi (penyusutan) merupakan penyusutan nilai mesin dalam kurun waktu tertentu. Perhitungan depresiasi dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus, dimana harga awal dikura ngi dengan harga akhir yang diperkirakan dibagi dengan taksiran umur pakai mesin.

1. Mesin Tangki Larutan NaOH Kapasitas 5000 L Adapun harga awal mesin ini adalah Rp.20.000.000,-. Baiya depresiasi (penyusutan) setiap tahunnya untuk mesin tangki larutan NaOH adalah sebagai berikut : ( Rp.20.000.000 Rp.4.000.000) 25 Rp..640.000,- Mesin tangki NaOH berjumlah 2 unit x Rp.640.000.- = Rp.1.280.000,- Depresiasi per bulan adalah Rp.6.700,- 2. Mesin Tangki Bleaching CPO Kapasitas 15.000 L Harga awal mesin ini adalah Rp.20.000.000,-,maka biaya depresiasi setiap tahunnya untuk tangki Bleaching CPO adalah sebagai berikut; ( Rp.20.000.000 Rp.4.000.000) 25 Rp.640.000,- Depresiasi per bulan adalah Rp.53.350,- 3. Mesin Mixer Harga awal mesin ini adalah Rp.32.750.000,-, maka biaya depresiasi mesin mixer untuk setiap tahunnya adalah sebagai berikut ; ( Rp.32.750.000 Rp.6.550.000) 20 Rp.1.3.000 Depresiasi per bulan adalah Rp.9.200,- 4. Mesin Lift Hidrolik Harga awal mesin ini adalah Rp.7.000.000,-, harga akhir mesin diperkirakan Rp.250.000. Umur pake mesin ini adalah 15 tahun. Biaya depresiasi mesin ini untuk setiap tahunnya adalah sebagai berikut: ( Rp.7.000.000 Rp.250.000) 15 Rp.450.000,- Depresiasi per bulan adalah = Rp.37.500,- 5. Pompa Reaktor Harga awal mesin Pompa reactor Rp.3.000.000,- umur pake mesin diperkirakan tahun. Biaya depresiasi mesin untuk setiap tahunnya adalah; ( Rp.3.000.000 Rp.300.000)

Rp.270.000,- Pompa reaktor sebanyak 4 unit x Rp.270.000,- =Rp.1.080.000,- Depresiasi per bulan adalah Rp.90.000,- 6. Mesin Pemotong Harga awal mesin pemotong adalah Rp.4.050.000,- dimana umur pake mesin diperkirakan selama tahun. Biaya depresiasinya adalah; ( Rp.4.050.000 Rp.607.500) Rp.344.250,- Depresiasi per bulan adalah = Rp.28.690,- 7. Mesin sanyo Harga mesin sanyo adalah Rp.2.000.000,- diperkirakan umur pake mesin ini tahun. Nilai sisa ditaksir Rp.200.000,-. Biaya depresiasi mesin adalah; ( Rp.2.000.000 Rp.200.000) Rp.180.000,- Depresiasi per bulan adalah = Rp.15.000,- Perusahaan menetapkan depresiasi untuk tangki air per-bulannya, dengan umur pake tahun sebesar Rp.200.000,- Jumlah depresiasinya per bulan adalah Rp.215.000,- 8. Kipas Harga kipas pada awal pembelian adalah 2.0.000,- diperkirakan umur pake mesin ini adalah tahun. Nilai sisa ditaksir Rp 201.000,-. Biaya depresiasinya adalah; ( Rp.2.0.000 Rp.201.000) Rp180.900,- Kipas yang digunakan sebanyak 2 unit x Rp.180.900,- = Rp.361.800,- Depresiasi per bulan adalah = Rp30.150,- 9. Bangunan Pabrik Perkiraan harga bangunan pabrik Rp.135.000.000. Umur pake pabrik selama 15 tahun, dan nilai aset tersebut setelah tahun dianggap tidak mempunyai nilai sisa. Biaya depresiasi bangunan pabrik adalah: ( Rp.135.000.000 Rp.0) 15 Rp.9.000.000,- Depresiasi bangunan per bulan adalah Rp750.000,-. Instalasi saluran air

Harga awal instalasi saluran air diperkirakan Rp.15.000.000,- dengan umur pemakaian selama tahun. Nilai sisa ditaksir Rp.3.000.000,-. Biaya depresiasinya adalah; ( Rp.15.000.000 Rp.3.000.000) Rp1.200.000,- Depresiasi per bulan adalah Rp.0.000,- 11. Transportasi Memiliki 2 unit Truk 120 PS, 1 unit mobil pickup dengan biaya Rp.180.000.000,- Masa mamfaatnya diperkirakan 15 tahun, nilai sisa ditaksir Rp 36.000.000. ( Rp.180.000.000 Rp.36.000.000) 15 Rp9.600.000,- Depresiasi yang dikeluarkan setiap bulannya adalah Rp800.000,- Tabel 1. Rekapitulasi Biaya Depresiasi No. Jenis Depresiasi Total Biaya (Rp) 1 Bangunan dan instalasi saluran air 850.000 2 Depresiasi Mesin dan pompa 295.540 3 Depresiasi Sumur Bor (sanyo), tangki air 215.000 4 Tangki CPO dan tangki larutan Kimia 160.050 5 Inventaris kecil 41.700 6 Transportasi 800.000 Total 2.362.290

I. Perhitungan KWh Listrik Besarnya pemakaian KWh seluruh mesin dan peralatan pendukung selama bulan Juni 2012, dimana terdapat 28 hari waktu kerja. Untuk menghitung pemakaian KWh dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Beban nyata mesin Beban Nyata = Beban Terpasang (KVA) x Faktor Kerja b. Konsumsi KWh Mesin Konsumsi kwh = Beban Nyata (KVA) x Total Jam Mesin Bulan Juni 2012. Sebagai contoh pada mesin Mesin Mixer Low speed ( Mesin Tangki reaktor) dimana beban terpasang 13,22 KVA, faktor kerja 0,8 dan 16 jam kerja mesin selama bulan Juni 2012, diperoleh besarnya konsumsi KWH mesin sebagai berikut: a. Beban Nyata Mesin Beban Nyata = 13,22 KVa x 0,8 =,576 KVA b. Total Konsumsi KWH Mesin selama bulan Juni Konsumsi KWH =,58 KVA x 40 jam x 1 mesin tangki pengaduk = 423,04 kwh Hasil perhitungan di atas untuk setiap mesin dan peralatan pendukung dapat dilihat pada Tabel 5.11. Sehingga dapat diketahui total pemakaian KWH seluruh mesin dan peralatan pendukung selama bulan Juni 2012.

Tabel Total Pemakaian KWh Bulan Juni 2012 No Nama Mesin Beban Kebutuhan Total Jumlah Faktor Beban Terpasang Jam Kerja Konsumsi (Unit) Kerja Nyata (KVA) Mesin KWh 1 Mesin Tangki larutan NaOH 2 9,44 KVA 0,8 16 7,552 241,664 2 Mesin Tangki Bleaching CPO 1 5,66 KVA 0,8 16 4,528 72,448 3 Mesin Mixer (Pengaduk) 1 13,22 KVA 0,8 40,576 423,04 4 Mesin lift Hidrolik 1 7,55 KVA 0,8 4 6,04 24,16 5 Pompa Reaktor 4 28,33 KVA 0,8 8 22,664 725,24 6 Mesin Pemotong 1 9,44 KVA 0,8 4 7,552 785,408 7 Mesin Sanyo 1 15,11 KVA 0,8 24 12,088 290,112 8 Kipas 2 3,78 KVA 0,8 168 3,024 16,064 TOTAL 3.578,136 Total biaya pemakaian KWH listrik untuk pembuatan Sabun cuci batangan selama bulan Juni 2012 menurut jenis mesin yang digunakan, dilakukan dengan menggunakan formulasi berikut : Diketahui bahwa tarif listrik per KWH untuk bulan Juni 2012 adalah Rp.729 per kwh. Pemakaian KWH = Total Penggunaan KWH x Harga listrik/kwh (Rp) = 3578,136 kwh x 729 = 2608461,144 = 2.608.461,-