PROGRAM KEGIATAN STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DALAM MENDUKUNG KONEKTIVITAS REGIONAL KALIMANTAN TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
JAKARTA INVESTOR DAILY (18/11/2014) : Pemerintah dalam lima t

KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN TRANSPORTASI BERKELANJUTAN

Kementerian Perhubungan RI

Pengembangan Pusat Pertumbuhan Industri 1. Sumatera 2. Kalimantan 3. Jawa

TOPIK BAHASAN POTRET KINERJA LOGISTIK INDONESIA KEBIJAKAN UMUM TRANSPORTASI LAUT ARMADA TRANSPORTASI LAUT LALU LINTAS ANGKUTAN LAUT

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun

BAB 2. VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN

PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN ANGKUTAN DI PERAIRAN KEPELABUHANAN PP NO 10/2010 JO PP NO 22/2011 PP NO 21/2010

I. PENDAHULUAN. utama ekonomi, pengembangan konektivitas nasional, dan peningkatan. dalam menunjang kegiatan ekonomi di setiap koridor ekonomi.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian POKOK-POKOK MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN

Penataan Model Tata Ruang Perkotaan Menuju City Logistics

KONEKTIVITAS UNTUK PENINGKATAN LAYANAN LOGISTIK

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENINDAKLANJUTI HASIL PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG LLASDP

Koordinasi Pembangunan Infrastruktur Kawasan Strategis

BIDANG PEREKONOMIAN PERWUJUDAN INDONESIA SENTRIS DAN PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN SECARA MERATA

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA. Rencana Proyek Infrastruktur di Indonesia BUKU PPP 2011 PROYEK SIAP UNTUK DITAWARKAN. Angkutan Udara

PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR MEMORANDUM OF UNDERSTANDING. dengan Ditjen Pengembangan Destinasi Pariwisata dengan Gubernur Bali dengan PT.KAI.

Program Pengembangan Infrastruktur Wilayah TA 2018 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

1 BAB I PENDAHULUAN. pelabuhan pelabuhan hub disertai feeder dari Sumatera hingga ke Papua dengan

HASIL PEMERIKSAAN BPK RI TERKAIT INFRASTRUKTUR KELISTRIKAN TAHUN 2009 S.D Prof. Dr. Rizal Djalil

ARAHAN MENTERI PERHUBUNGAN

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun Prioritas Pembangunan Sentra Produksi Koridor Ekonomi Sulawesi

PAPARAN MENTERI PERHUBUNGAN

Dinamika dan Tantangan Pelayaran Nasional

KEBIJAKAN PENGAWASAN ITJEN 2013 DAN KEWENANGAN DAERAH DI BIDANG PERHUBUNGAN. Bimtek Audit Sektor Perhubungan

ALOKASI ANGGARAN SATKER PER PROVINSI MENURUT SUMBER PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2011 PADA UNIT ESELON I PROGRAM

Badan Litbang Perhubungan telah menyusun kegiatan penelitian yang dibiayai dari anggaran pembangunan tahun 2010 sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Paparan Menteri Perhubungan

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

Prioritas Nasional Dunia Usaha dan Pariwisata

PAGU SATUAN KERJA DITJEN BINA MARGA 2012

OPD : DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA BARAT

KEBUTUHAN PEGAWAI YANG BERASAL DARI LULUSAN SEKOLAH KEDINASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

REKAPITULASI SK PPID KOTA SE INDONESIA PUSAT PENERANGAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2017, No c. bahwa untuk mempercepat penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang di laut, darat, dan udara diperlukan progr

SARANA PRASARANA PENGOLAHAN YANG DIBANGUN DITJEN P2HP,

KEBUTUHAN FORMASI CPNS BNN TAHUN 2013

DRS. PETRUS SUMARSONO, MA - JFP MADYA DIREKTORAT TRANSPORTASI. Rakornis Perhubungan Darat 2013 Surabaya, 3 Oktober 2013

OUTLOOK PUSAT PEMETAAN RUPABUMI DAN TOPONIM

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA. No Nama UPT Lokasi Eselon Kedudukan Wilayah Kerja. Bandung II.b DITJEN BINA LATTAS

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

Jakarta, 7 Februari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA

2017, No tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 12 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyiapan Infrastrukt

RUMUSAN HASIL PEMBAHASAN KONREG 2012 WILAYAH TIMUR Kupang, 15 Maret 2012

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

OPTIMALISASI PENGELOLAAN POTENSI DAERAH MELALUI PEMERATAAN INFRASTRUKTUR DASAR DAN AKSESIBILITAS ANTAR WILAYAH

PENINGKATAN DAYA SAING PARIWISATA

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.06-PW TAHUN 1995 TENTANG TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI

ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH & KEGIATAN BIDANG INFRASTRUKTUR PULAU KALIMANTAN DALAM RANCANGAN AWAL RKP TAHUN 2019

RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK MUSRENBANG NASIONAL TAHUN 2010

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

POKOK-POKOK PIKIRAN MENGENAI PENGEMBANGAN JARINGAN PELAYANAN DAN PRASARANA TRANSPORTASI DARAT TERPADU DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL

JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN LOKASI

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN MERANGKAI NUSANTARA UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT

SETDIJEN PERHUBUNGAN DARAT

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

Kementerian PUPR Anggarkan Rp 80 Miliar Kembangkan Infrastruktur Kampung Wisata di Tanjung Lesung

2012, No.12 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Ung-Ung Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Ung-Ung Nomor 19 Tahun 2003 tentang Ba Usaha Mili

KEBIJAKAN PROGRAM & KEGIATAN STRATEGIS BIDANG PERHUBUNGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2019

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Indeks Harga Konsumen di 66 Kota (2007=100),

K E M E N T E R I A N P E R H U B U N G A N BUKU INFORMASI TRANSPORTASI

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

UANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS KELUAR DAERAH DAN DALAM DAERAH

APBN TAHUN ANGGARAN NILAI

DAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2016 (UPDATED 12 APRIL 2016)

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI

PROYEK STRATEGIS NASIONAL DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTORAT PENERIMAAN DAN PERATURAN KEPABEANAN DAN CUKAI

JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA

PROFILE PELABUHAN PARIWISATA TANAH AMPO

Laporan Hasil Penelitian Kelompok Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik Tahun Anggaran 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DESKRIPTIF STATISTIK GURU PAIS

LANGKAH DAN STRATEGI. Paparan Bupati Batu Bara. Pada Tanggal 08 Januari 2015 di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian R.

Lampiran : Keputusan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor : 339/KEP/M-PDT/XII/2012

RISALAH RAPAT. : Pembahasan tindak lanjut RATAS PSN di Provinsi Sumatera Utara

S U R A T E D A R A N NOMOR : SE 013 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN RUNWAY SAFETY PROGRAM DAN PEMBENTUKAN RUNWAY SAFETY TEAM

PENJELASAN SUBTEMA IDF. Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA DALAM KUNJUNGAN KEIDANREN JEPANG. Jakarta, 9 April Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL PUPR PADA PRA KONSULTASI REGIONAL TAHUN 2017 WILAYAH SUMATERA

MUSRENBANG REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2017 JAKARTA, 18 APRIL Dr. H. Irianto Lambrie Koordinataor FKRP2RK

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

RINCIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN PER TAHUN

Transkripsi:

Menteri Perhubungan Republik Indonesia PROGRAM KEGIATAN STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DALAM MENDUKUNG KONEKTIVITAS REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015-2019 Disampaikan Pada Acara Musrenbang Regional Kalimantan Tahun 2015 Jakarta, 24 Februari 2015 1

2 ASEAN CONNECTIVITY 1 2 TANTANGAN Konektivitas antara Indonesia dengan negara-lain ASEAN masih belum sepenuhnya terwujud Penguatan konektivitas nasional harus diperkuat sejalan konektivitas ASEAN ARAH PERWUJUDAN 1 2 Pengembangan Konektivitas People to People Melalui program pertukaran, sertifikasi & standarisasi profesi, perumusan hak-hak pekerja asing dsb. 3 Pengembangan Konektivitas Kelembagaan ASEAN Melalui penguatan kapasitas kelembagaan, pembangunan sistem logistik yang efisien, & peningkatan fasilitas perdagangan Pengembangan Konektivitas Transportasi 3 Kompetensi Iptek, dan SDM nasional harus mampu bersaing dengan terhubungan dengan komunitas ASEAN Pengembangan konektivitas transportasi yang sejalan dengan MP3EI dan memperkuat konektivitas nasional. Pembangunan konektivitas transportasi yang diarahkan untuk mendorong pembangunan di wilayah timur Indonesia

KERANGKA PIKIR PEMBANGUNAN TRANSPORTASI 2015-2019 VISI/MISI PRESIDEN + NAWA CITA KONDISI/SITUASI 2015-2019 YANG HARUS DIPERHATIKAN Globalisasi memaksa adanya peningkatan daya saing ekonomi nasional dan juga daya saing industri jasa transportasi nasional Transformasi struktur perekonomian: Dalam skala nasional: Booming kelas menengah Dalam skala global: New Economic: industrial/ hard-core based economy akan digantikan knowledge, soft-core, and IT based economy Global Shifting: peralihan pusat ekonomi dari Barat ke Asia Kesenjangan ekonomi tetap lebar (index gini masih besar) Kesenjangan antar wilayah tetap ada (Jawa vs Luar Jawa) Tingkat urbanisasi tetap tinggi, sementara kinerja transportasi perkotaan terus menurun Isu lingkungan, kemanusiaan dan ketahanan nasional semakin relevan ORIENTASI BARU PEMBANGUNAN NASIONAL 1. Ketimpangan Antar Wilayah 2. UUD 1945 Pasal 33: Sumber Daya Alam untuk Kemakmuran Rakyat 3. Membangun dari Pinggir dan Desa 4. Menggerakkan sektor strategik ekonomi domestik: Technopark, KSPN 5. Pembangunan Nasional Ditunjang dari Pembangunan Daerah yang Berkualitas ISU STRATEGIS TRANSPORTASI Penguatan Konektivitas Nasional untuk Seimbangkan Pembangunan Pengembangan Sistem Transportasi Massal Perkotaan KEBIJAKAN UTAMA & PRIORITAS PEMBANGUNAN 1 2 3 4 5 Mempercepat pembangunan Sistem Transportasi Multimoda dengan prioritas penguatan peran angkutan laut dan kereta api Meningkatkan aksesibilitas transportasi untuk Kawasan Timur Indonesia, wilayah perdesaan, perbatasan, perdalaman, dan wilayah terluar. Meningkatkan kapasitas dan kualitas lembaga penelitian dan pengembangan sumber daya manusia sebagai pusat alih teknologi, pengembangan logistik. Pengembangan konektivitas untuk meningkatkan mobilitas perkotaan, mendukung pusat-pusat perekonomian nasional dan daerah dalam rangka pembangunan berkualitas. Pengembangan terobosan skema pendanaan termasuk bank infrastruktur, DAK Transportasi, dan perluasan skema pembiayaan jalan daerah TARGET OUTCOME 2019 Pangsa transportasi laut untuk angkutan barang 20% Pangsa Kereta Api Penumpang 7,5% dan Barang 5% Kondisi mantap jalan nasional 100% Waktu tempuh rata-rata moda jalan 2,2 Jam/100 KM Biaya logistik menurun menjadi 20% trhdap PDB Pangsa Pasar Angkutan Umum 32% On time performance penerbangan 95% 3

ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI TAHUN 2015-2019 Penguatan konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan Menjamin ketersediaan sarana dan prasarana transportasi dalam rangka mendukung pengembangan wilayah Pengembangan sistem transportasi massal yang ramah lingkungan Pemenuhan pelayanan jasa transportasi sesuai dengan standar pelayanan minimum Peningkatan kontribusi Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dalam pembangunan infrastruktur transportasi 4

KEBIJAKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI Penguatan Konektivitas Nasional untuk Mencapai Keseimbangan Pembangunan KEBIJAKAN TRANSPORTASI 1 Mempercepat pembangunan Sistem Transportasi Multimoda. 2 3 4 Mempercepat pembangunan transportasi yang mendukung Sistem Logistik Nasional Melakukan upaya keseimbangan antara transportasi yang berorientasi nasional dengan transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan. Membangun kaitan sistem dan jaringan transportasi dengan investasi untuk mendukung Koridor Ekonomi, Kawasan Industri Khusus, Komplek Industri, dan pusat-pusat pertumbuhan lainnya di wilayah non-koridor ekonomi. 5 Meningkatkan keselamatan, keamanan, dan kesadarana penyelenggaraan transportasi serta pertolongan dan penyelamatan korban kecelakaan transportasi. 5

STRATEGI PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM RANGKA PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL 1 2 3 4 5 Pengembangan Sistem Transportasi yang Saling Terintegrasi Antar Moda dengan Pembangunan Terminal Terpadu Untuk Pelayanan Perpindahan Penumpang dan Barang Secara Cepat dan Nyaman. Pembangunan Prasarana Transportasi Terutama Angkutan Laut Untuk Mendukung dan Berorientasi Kepada Fasilitasi Kebutuhan Distribusi Logistik Nasional. Pembangunan Prasarana Transportasi di Daerah Terluar Terdalam dan Perbatasan Dengan Pembangunan Bandara dan Pelabuhan Serta Mengoptimal Subsidi Angkutan Perintis Untuk Daerah Tersebut. Pembangunan dan Peningkatan Prasarana Transportasi yang Mendukung Pengembangan Industri dan Pariwisata Nasional Sesuai dengan RIPIN dan KSPN. Pemenuhan terhadap standar keselamatan dan keamanan transportasi Legend: Konektivitas: 6

SKEMA PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI 2015-2019 Besaran Investasi Sektor Transportasi 2015-2019 mencapai Rp. 1,298 trilyun dengan dominasi pada sektor laut yang mencapai Rp. 446 trilyun. Dengan terbatasnya ruang fiskal, diperkirakan kebutuhan investasi selama 5 tahun mendatang, hanya dapat ditutup kurang lebih 39% dari APBN dan BUMN, menyisakan gap pembiayaan sebesar Rp. 772 Triliun. Investasi Swasta Murni 1,400.00 1,200.00 135.71 77.81 Rp. 1,298 T GAP Terdapat GAP Pembiayaan Investasi sebesar Rp. 772 trilyun untuk periode 2015-2019 Peningkatan Peran BUMN Rp. 1,298 T 1,000.00 800.00 600.00 401.32 446.72 KPS 400.00 Pemerintah Rp. 552 T 200.00 236.83 Perkiraan Kemampuan Pendanaan APBN dan BUMN Besaran Investasi - KA Laut Udara Darat Perkotaan 7

UPAYA PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI Desentralisasi Fiskal Yang Efektif Paket Undang-Undang Transportasi 1. UU No. 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ 2. UU No. 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian 3. UU No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran 4. UU No. 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan Membuka peluang desentralisasi fiskal di bidang transportasi sesuai kewenangannya Kesiapan Pemprov/ Pemda/ Pemkot (mulai dari sistem sampai kondisi SDM penyelenggara transportasi) 8

Fungsi Kondisi Fungsi 1: Servicing/Derrived Demand/ Ship Follow the Trade Fungsi 2: Promoting/Pully Supply/Trade Follow the Ship Land Use Daerah maju/berkembang Daerah belum berkembang Ekonomi Tinggi/Marketable Rendah/non-Marketable Pendapatan Masyarakat Tinggi Rendah Peluang Investasi Swasta Pemerintah Potensi PAD Tinggi (income Center) Rendah (cost center) Peran Pemerintah Fasilitator (steering) Pelaksana (rowing) : pembangunan, subsidi,

KETIMPANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI Note : Developed Area 10

Catatan : * Peringkat Ekonomi Indonesia di dunia : Tahun 2012 peringkat ke 16 Tahun 2014 peringkat ke 10

RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI 2015-2019 (SECARA NASIONAL)

SKENARIO PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI 2015-2019 Malahayati Infrastruktur yang dibangun yaitu 15 bandara dan 24 Pelabuhan Miangas Singkawang Maratua Pohuwato Muara Teweh Enggano Bagendang & Bumiharjo Tojo Una-Una Namniwel Taria Kenyam Aboy Kertajati Tj. Intan Lembar Baru Moa Koroway Batu Pembangunan 15 Bandara baru Pengadaan 20 Pesawat Perintis Pengembangan Bandara untuk pelayanan Cargo Udara di 6 Lokasi Pembangunan 24 Pelabuhan baru Pengadaan 26 Kapal Barang Perintis Pengadaan 2 Kapal Ternak Pengadaan 500 unit kapal Rakyat Pembangunan Jalur KA 3.258 km di Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan terdiri dari: - KA Antar kota 2.159 km - KA Perkotaan 1.099 km Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan di 60 lokasi Pengadaan kapal penyeberangan perintis sebanyak 50 unit Pembangunan BRT di 29 kota Pembangunan angkutan massal cepat di kawasan perkotaan (6 Kota metropolitan, 17 Kota besar) 13

PENGEMBANGAN ANGKUTAN MASSAL PERKOTAAN Pembangunan Angkutan Massal Cepat berbasis Rel : MRT Jakarta (Utara Selatan dan Barat - Timur) Monorail dan Tram Surabaya Monorail Bandung Pengembangan Kereta Perkotaan di 9 Kota Metropolitan Yaitu : Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan Makasar. Ruas Periode Stasiun Pondok Jati Rajawali 2014-2015 Pondok Jati Manggarai 2015-2016 Rajawali Kampung Bandan 2015-2016 Manggarai Tanah Abang Kampung Bandan 2015-2018 Pengembangan BRT di 29 Kota Besar Medan, Pekanbaru, Batam, Padang, Palembang, Bandung, Jakarta, Bogor, Semarang, Yogyakarta, Solo, Pontianak, Samarinda, Balikpapan, Makassar, Gorontalo dan Ambon. Komponen Pengembangan BRT Pembangunan jalur khusus bus Penngadaan armada bus Pembangunan halte Pembangunan sistem kontrol / ATCS Penyedian Subsidi Operasi Angkutan Umum Perkotaan 14

PEMBANGUNAN TOL LAUT DALAM MENDUKUNG POROS MARITIM *angka belum termasuk pengembangan Keterangan Program Nilai (Rp.Milyar ) Keterangan 24 Pelabuhan Strategis 243,696 Termasuk pengerukan, pengembangan terminal kontainer, serta lahannya Short sea shipping 7,500 Kapal, pelabuhan Panjang, sumur, Bojanegara, Kendal, Pacitan, Cirebon Fasilitas kargo umum dan bulk 40,615 Rencana induk pelabuhan nasional Pengembangan pelabuhan non-komersil 198,100 1.481 pelabuhan Pengembangan pelabuhan komersil lainnya 41,500 83 pelabuhan Transportasi multimoda untuk mencapai pelabuhan 50,000 Jalan akses, kereta pelabuhan, kereta pesisir. Revitalisasi industri galangan kapal 10,800 12 galangan kapal Kapal untuk 5 tahun ke depan Kapal container, barang perintis, bulk carrier, tug & barge, tanker, dan kapal 101,740 rakyat Kapal patroli 6,048 Kapal patrol dari Kelas IA s/d V Total 699,999 15

16 KSPN Prioritas Pembangunan Infrastruktur Mendukung Kawasan Strategis Pariwisata Nasional dalam Destinasi Pariwisata Nasional DUKUNGAN LANJUTAN TERHADAP 16 KSPN PRIORITAS Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Danau Toba, dskt Kep. Seribu, dskt Kota Tua Sunda Kelapa, dskt Borobudur, dskt Bromo Tengger Semeru, dskt Tanjung Puting, dskt Toraja, dskt Bunaken, dskt Wakatobi, dskt Proyek Strategis Rantauprapat - Gunung Tua - Padang Sidempuan- Sibolga Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi Reaktivasi jalur KA antara Yogyakarta Magelang & Magelang Ambarawa Pembangunan Bandara Internasional di DI Yogyakarta Pembangunan Jalan Lingkar Probolinggo Pelebaran Jalan Sp. Meluang - Pelabuhan Derawan pelebaran jalan Lingkar Luar Kota Labuhan Bajo pembangunan jalan Toraja Pembangunan jalur KA antara Manado - Bitung Bali-Nusa Tenggara Papua-Kep. Maluku Kintamani-Danau Batur, dskt Menjangan-Pemuteran, dskt Kuta-Sanur-Nusa Dua, dskt Rinjani, dskt Pulau Komodo, dskt Ende-Kelimutu, dskt Raja Ampat, dskt Bandara Internasional Lombok Pembangunan dermaga kapal pesiar di Labuan Bajo, Pelabuhan Laut Pulau Komodo Pengembangan Dermaga Wisata di Rinca, Pengembangan Dermaga Wisata di Maumere Pengembangan Dermaga Wisata di Ende Pengembangan Pelabuhan di Sorong dan Faspel Laut Arar 16

Pembangunan Infrastruktur Mendukung 13 Kawasan Industri di Luar Jawa Kebutuhan penanganan infrastruktur untuk mendukung 13 Kawasan Industri sebesar Rp.55,444.8 Triliun SEKTOR INVESTASI Bandara 8,200.00 Jalan 8,079.74 Kereta Api 10,085,00 Ketenagalistrikan 10,477.06 Pelabuhan 17,664.00 Sumber Daya AIR 939.00 Total 55,444,80 PROYEK STRATEGIS Pelabuhan: Pembangunan Pel.Kualatanjung, Tanjung Perak, Pontianak, Bitung, Makassar, Banjarmasin, Kupang dan Halmahera Tol: Pembangunan Jalan Tol Manado Bitung Jalan: Pembangunan Jalan Lingkar Batulicin, Palu-Parigi, Lingkar Kupang, Jalan Susumuk-Bintuni Kereta Api: Pembangunan jalur KA antara Manado Bitung, Sei Mangke Bandar Tinggi - Kuala Tanjung, Pasoso Tanjung Priok, DDT dan Elektrifikasi Manggarai Bekasi -Cikarang, Lingkar Luar Kereta Api. Listrik: Pembangunan pembangkit listrik (PLTU Kualatanjung, Asahan 3, Pangkalan Susu, PLTU Palu, PLTA Poso, PLTMG Morowali, PLTU NTT-2 Kupang, PLTU Ketapang (FTP2), PLTG/MG Pontianak Peaker, PLTU Bengkayang, Parit Baru, Pulau Pisau, PLTA Konawe, PLTA/MH Morowali, Bantaeng dan PLTGU Tangguh. Bandara: Pengembangan Bandara Mutiara Palu, Eltari Kupang, Pengembangan, Halu Oleo Kendari. Sam Ratulangi Manado dan Bandara Syamsuddin Noor- Banjarmasin SUMATERA 1. Kuala Tanjung - Sumut 2. Seimangke Sumut 3. Tanggamus - Lampung KALIMANTAN 4. Batulicin Kalsel 5. Ketapang - Kalbar 6. Landak - Kalbar; MALUKU 12. Buli, Halmahera Timur-MaluT PAPUA 13. Teluk Bintuni, Papua Barat SULAWESI 7. Palu Sulteng 8. Morowali - Sulteng 9. Bantaeng - Sulsel 10. Bitung Sulut 11. Konawe Sultra 17

PENGEMBANGAN TRANSPORTASI PENYEBERANGAN (KOMPLEMEN KONSEP TOL LAUT) Arah kebijakan pengembangan transportasi penyeberangan 2015-2019: Penyelesaian dan penguatan jalur lintas Sabuk Utara, Sabuk Tengah dan Sabuk Selatan serta poros penghubung. Terobosan regulasi termasuk kebijakan pengadaan kapal oleh pemerintah dan pembentukan otorita pelabuhan. Koridor Penyebe rangan Sabuk Utara Sabuk Tengah Sabuk Selatan Kondisi Saat ini dan Rencana Pembangunan Terdapat lintas yang belum terhubung yaitu: Tj. Pinang Sintete, akan diselesaikan pada 2017-2019 Terdapat lintas yang belum terhubung: Wahai Fak Fak, akan diselesaikan pada akhir tahun 2014. Akan dilakukan peningkatan layanan (pelabuhan dan kapal) Telah terhubung sejak tahun 2013, akan dilakukan peningkatan layanan (pelabuhan dan kapal) Keb. Biaya Rp. 40 T Program Strategis dan Target: Pembangunan pelabuhan penyeberangan di 60 lokasi Pembangunan kapal penyeberangan perintis 50 unit Pemisahan operator dan regulator (pembentukan Otorita Pelabuhan) Pembangunan kapal untuk mengatasi bottleneck pada lintas utama termasuk lintas Merak -Bakauheni (penyertaan modal pemerintah pada BUMN) 18

PEMBANGUNAN 31 BANDARA BARU DALAM MENDUKUNG KONEKTIVITAS NASIONAL Murung Rawa Miangas Pohuwato Sitang Baru Singkawang Muara Teweh Baru Siau Koroway Batu Nabire Baru Nduga Anambas Tojo Una2 Segun Taria Tambelan Lamandali Morowali Kertajati Maratua Kuffar-SBT Buntu Kunik Namniwel Enggano Aboy Elelim Bawean Pantar Kiwirok Werur Moa 19

PEMBANGUNAN TRANSPORTASI UDARA DALAM MENDUKUNG KAWASAN PERBATASAN RENCANA PEMBANGUNAN BANDARA: No Kegiatan Lokasi Keb. Biaya (Rp. Milyar) 1 Pengembangan Bandara Enggano Bengkulu 95,000 2 Pengembangan Bandara Binaka Nias Sumut 72,000 3 Pengembangan Bandara Juwata Kaltara 85,000 4 Pengembangan Haliwen Atambua NTT 38,000 5 Pengembangan Bandara Oksibil Papua 47,000 KAWASAN PERBATASAN DENGAN NEGARA TETANGGA Tersebar di 12 provinsi. Kawasan perbatasan darat berada di 5 provinsi: Kalbar, Kaltim, Kaltara, Papua, dan NTT. Kawasan perbatasan laut berada di 11 provinsi: Aceh, Sumut, Riau, Kepri, Kaltara, Sulut, Maluku, Maluku Utara, NTT, Papua, dan Papua Barat. Garis batas antara RI-Malaysia di Pulau Kalimantan terbentang sepanjang 2004 Km, antara RI-PNG di Papua sepanjang 107 km, dan antara RI-Timor Leste di NTTimur sepanjang 263,8 km. 6 Pengembangan Bandara Waris Papua 54,000 7 Pembangunan Bandara Maratua Kaltara 80,000 8 Pembangunan Bandara Miangas Sulut 80,000 9 Pembangunan Bandara Moa Maluku 100,000 10 Pembangunan Bandara Aboy Papua 100,000 TOTAL 751,000 20

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MENDUKUNG KAWASAN EKONOMI KHUSUS 1 5 6 7 8 2 3 4 1. KEK SEI MANGKEI 3. KEK TANJUNG LESUNG 5. KEK MALOY BATUTA TRANS KALIMANTAN 7. KEK BITUNG Pelabuhan Kuala Tanjung Bandara Kualanamu Akses Jalan Akses Jalur KA Pembangkit Listrik Pelabuhan Tanjung Priuk Bandara Banten Selatan Akses Jalan Akses ASDP Akses Jalur KA Pembangkit Listrik Pelabuhan Maloy Akses Jalan Pembangkit Listrik Pelabuhan Hub Int. Bitung Bandara Samratulangi Akses Jalan Akses Penyeberangan Akses Kereta Api Pembangkit Listrik 2. KEK TANJUNG API-API 4. KEK MANDALIKA 6. KEK PALU 8. KEK MOROTAI Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Akses Jalan Akses Jalur KA Pembangkit Listrik Bandara Int. Lombok Pelabuhan Lembar Baru Integrasi Moda Akses Jalan Akses Ferry Pembangkit Listrik Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu Pelabuhan Pantoloan Akses Jalan Akses Penyeberangan Pembangkit Listrik Pelabuhan Ternate Bandara Pitu Morotai Akses Jalan Akses Penyeberangan Pembangkit Listrik 21

DIPA SEKTOR TRANSPORTASI TAHUN 2015 WILAYAH TENGAH (Provinsi Kalbar, Kalteng, Kalsel. Kaltim, Kaltara) Rp. (000) NO. PROVINSI PAGU DIPA 2015 BELANJA INVESTASI PADA ALOKASI ANGGARAN TAHUN 2015 1 KALIMANTAN BARAT 544.000.148 473.294.082 2 KALIMANTAN TENGAH 832.494.516 758.516.368 3 KALIMANTAN SELATAN 311.209.807 245.878.763 4 KALIMANTAN TIMUR 734.106.622 607.592.453 5 KALIMANTAN UTARA 355.202.384 270.967.025 JUMLAH 2.777.013.477 2.356.248.691 22

LOKASI PEMBANGUNAN PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS SEKTOR TRANSPORTASI TAHUN 2015 PROVINSI KALIMANTAN BARAT Dermaga Penyeberangan Tebas Kuala LAUT SINTETE Dermaga Penyeberangan Tebas Kuala Der. Penyeb Sungai Tayan Der. Penyeb Sunyat Dermaga Penyeb. Sintete (P) PANGSUMA Der. Penyeb Pulau Ciremai LAUT PONTIANAK Der. Penyeb Teluk Malike LAUT PADANG TIKAR (+P) TEBELIAN (+P) NANGAPINO H Dermaga Sungai Durian (+P) RAHADI OESMAN LAUT KETAPANG Keterangan: Dermaga Penyeberangan Kapal Penyeberangan Pelabuhan Laut Bandara (P) Kegiatan APBN-P (+P) Kegiatan Reguler dan APBN-P 23

LOKASI PEMBANGUNAN SEKTOR TRANSPORTASI TAHUN 2015 PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MURUNG RAYA Dermaga Sungai di Desa Mitak Kab. Sruyan LAUT KUMAI TUMBANG SAMBA ISKANDAR (+P) LAUT TELUK SEGINTUNG (+P) KUALA PEMBUANG Dermaga Sungai di Kasongan Baru (+P) LAUT SAMPIT Derm Sungai Petanak di Sei Kahayan (+P) H. ASAN Jalan Masuk Pelabuhan Penyeb. Bahaur Dermaga Sungai RPM di Kec, Katingan Kuala (Der. Penggilingan Padi) (+P) KUALA KURUN Dermaga Sungai Mandomai TJILIKRIWU T LAUT BATANJUNG (+P) BERINGIN SANGGU Keterangan: Dermaga Penyeberangan (P) Kapal Penyeberangan Pelabuhan Laut Bandara Dermaga KTM di Lamunti Dermaga Sungai Danau Mare Kegiatan APBN-P (+P) Kegiatan Reguler dan 24

LOKASI PEMBANGUNAN SEKTOR TRANSPORTASI TAHUN 2015 PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Dermaga Sungai di Banjaraya Der. Penyeb Pulau Laut Timur Dermaga Sungai Kuripan GUSTI SJAMSIR ALAM LAUT SEBUKU (+P) Dermaga Penyeberangan di Saka Kajang LAUT PALAIHARI (+P) LAUT MARABATUAN (+P) LAUT MATASIRI (P) Pemb. Der. Penyeb P. Sebuku (+P) 25

LOKASI PEMBANGUNAN SEKTOR TRANSPORTASI TAHUN 2015 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LONG APUNG (P) Derm. Penyeberangan Simanggaris TANJUNG SELOR (P) MARATUA DATA DAWAI Derm. Sungai Batu Dinding Kab. Kutai Barat Pengarah Arus Dermaga II Penajam Keterangan: (P) Dermaga Penyeberangan Kapal Penyeberangan Pelabuhan Laut Bandara Kegiatan APBN-P MELAK (+P) (+P) Kegiatan Reguler dan APBN-P LAUT SAMARINDA Pengerukan Alur Penyeberangan Sungai Wain Balikpapan LAUT MALOI (CPO) KALIMARAU LAUT PALARAN (+P) TEMINDUNG LAUT KUALA SEMBOJA (+P) OTBAN WIL. VII LAUT PENAJAM PASER (+P) LAUT TANAH GROGOT (+P) Derm. Sungai Kunjang 26

LOKASI PEMBANGUNAN SEKTOR TRANSPORTASI TAHUN 2015 PROVINSI KALIMANTAN UTARA 27 LAUT SEI NYAMUK YUVAI SEMARING MALINAU LAUT TARAKAN NUNUKAN JUWATA Speed Boat Mesin 200 PK GT. 2 Pel. Ferry Tarakan LONG APUNG (+P) TANJUNG HARAPAN Keterangan: Dermaga Penyeberangan Kapal Penyeberangan Pelabuhan Laut Bandara (P) Kegiatan APBN-P (+P) Kegiatan Reguler dan APBN-P

FOKUS PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DI KALIMANTAN

FOKUS PENGEMBANGAN TRANSPORTASI DI KALIMANTAN Jangka Panjang Jangka Menengah/ Pendek Pengembangan Pelabuhan Pontianak, Sampit, Banjarmasin, Mekar Putih Kotabaru, Balikpapan sebagai Pelabuhan Utama (Rencana Induk Pelabuhan Nasional) Pengembangan Bandara Balikpapan dengan hierarki pengumpul primer, pengembangan Bandara Supadio, Syamsuddin Noor dengan hierarki pengumpul sekunder & pengembangan Bandara Tjilik Riwut, Iskandar-Pangkalan Bun, Juwata dengan hierarki pengumpul tersier (Tatanan Kebandarudaraan Nasional) Pengembangan trans-kalimantan railways, pada lintas Puruk Cahu Bangkuang, Muara Wahau Lubuk Tutung, Pontianak-Mempawah-Singkawang, Banjarmasin-Balikpapan & Banjarmasin-Palangkaraya (Rencana Induk Perkeretaapian Nasional) Pengembangan BRT di Pontianak, Samarinda, Balikpapan Pengembangan Pelabuhan Sintete, Kendawang, Sukadana, Tg. Satai, Telok Batang, Padang Tikar (Kalbar), Kumai, Segintung, Bantanjung, Pulang Pisau (Kalteng), Maratubatuan, Tanjung Baru/ Serongga, Pelaihari, Matasiri (Kalsel), Sei Nyamuk, Tg. Redep, Maloy, Palaran, Tanah Grogot, Kuala Samboja, Penajam Pasir (Kaltim), Pengerukan alur/ kolam Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) di perairan Kalimatan, khususnya pada ALKI II Pengembangan Bandar Udara Pangsuma-Putusibau, Sintang Baru-Tebelian, Susilo- Sintang, Nangapinoh, Rahadi Usman-Ketapang (Kalbar), Tumbang Samba, Sanggu Buntok, Iskandar-Pangkalan Bun, Kuala Pembuang, H. Asan-Sampit, Beringin-Muara Teweh, Bandara Tjilik Riwut (Kalteng), Gusti Syamsir Alam-Kotabaru (Kalsel), Yuvai Semaring-Long Bawan, Malinau, Long Ampung, Dawai, Samarinda Baru, Nunukan, Juwata-Tarakan, Kalimarau-Berau (Kaltim), Pengembangan fasilitas keselamatan penerbangan pada bandara-bandara di Kalimantan 29

PROFIL ALOKASI ANGGARAN SEKTOR TRANSPORTASI DI KALIMANTAN TAHUN 2013-2015 2,748,894,713,789 2,756,734,768,000 2,375,228,761,173 1,852,624,659,000 1,403,437,131,000 880,661,327,000 2010 2011 2012 2013 2014 2015 No Unit Kerja Alokasi Anggaran 2010 Alokasi Anggaran 2011 Alokasi Anggaran 2012 Alokasi Anggaran 2013 Alokasi Anggaran 2014 Alokasi Anggaran 2015 1. KALIMANTAN BARAT 108.796.140.000 217.516.066.000 469.904.642.000 597.143.114.380 459.707.501.775 54.000.148.000 2. 3. KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN 259.860.868.000 460.667.023.000 477.150.276.000 667.791.627.000 557.033.811.908 819.431.020.000 99.131.680.000 98.670.743.000 217.417.792.000 349.828.906.000 378.981.169.001 311.209.807.000 4. KALIMANTAN TIMUR 412.872.639.000* 626.583.299.000* 688.151.949.000* 1.134.131.066.409* 979.506.278.489* 720.713.489.000 5. KALIMANTAN UTARA - - - - - 361.380.304.000 Total 880.661.327.000 1.403.437.131.000 1.852.624.659.000 2.748.894.713.789 2.375.228.761.173 2.756.734.768.000 *) Catatan : Alokasi Anggaran di Kalimantan Utara masih digabung dengan Kalimantan Timur 30

PENUTUP 1. Kementerian Perhubungan berkomitmen mendukung pembangunan infrastruktur transportasi sampai selesai (agar dapat segera dioperasikan). 2. Dalam rangka mendukung pembangunan konektivitas infrastruktur transportasi di Kalimantan, Kementerian Perhubungan mengupayakan peningkatan alokasi pendanaan baik melalui APBN maupun pendanaan dari BUMN/ Swasta. 3. Usulan baru pembangunan sarana/ prasarana transportasi harus memperhatikan dokumen perencanaan dan kelengkapan dokumen teknis, termasuk Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 Tahun 2006 tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di Lingkungan Kemenhub. 31

Kementerian Perhubungan J a l a n M e d a n M e r d e k a B a r a t N o m o r 8 J a k a r t a P u s a t