BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukmadinata (Rosana, 2007) metodologi penelitian merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pra eksperimen (pre

Lokasi penelitian dilakukan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 89.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah profesionalisme auditor internal dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode penelitian juga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.menuru Sugiyono (2011: 7)

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu

III. METODE PENELITIAN. status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif, dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif yang artinya penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofi dan ideologi pernyataan isu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek

METODE PENELITIAN. Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai metode penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, penelitian deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. seluler As pada mahasiswa Universitas Muria Kudus yang dijadikan penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tersebut dikenal sebagai metode penelitian. Metode penelitian digunakan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi kasus di kawasan usaha agroindustri terpadu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan tata cara bagaimana suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian merupakan salah satu aspek penting dalam suatu

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode juga tergantung pada permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain

III. METODOLOGI PENELITIAN. populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, dan variabel penelitian. Hal lain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research) dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan memiliki metode penelitian yang jelas. Metode penelitian pada dasarnya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan

Bab 3. Metode Penelitian. Didalam sebuah penelitian, diperlukan adanya pendekatan, metode atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian menurut Arikunto (2002:136), Metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dimana suatu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian. Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah prestasi belajar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam suatu penelitian meliputi pengumpulan, penyusunan dan

III. METODE PENELITIAN. untuk mengatasi masalah dan menghadapi tantangan lingkungan dimana. pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat.

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif (explanatory) dengan verifikatif

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian terdiri dari dua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Menurut Sukmadinata (Rosana, 2007) metodologi penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsiasumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan geologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Suatu metodologi penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkahlangkah yang akan ditempuh, sumber data dan kondisi data dikumpulkan, dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah. Berdasarkan pada tujuan penelitian, yaitu untuk mengembangkan instrumen untuk mengukur efektivitas WBL sekolah, maka pendekatan penelitian yang dipakai adalah pendekatan penelitian kualitatif. Proses yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan beberapa data yang sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan dan literatur-literatur sebagai sumber data lain, kemudian melakukan analisis dan pengembangan sehingga tercipta instrumen yang baik. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terperinci dari pandangan responden dan melakukan studi pada situasi yang alami.

30 Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode grounded research. Menurut Nazir (1988): Metode grounded research adalah suatu metode penelitian yang mendasarkan diri pada fakta dan menggunakan analisa perbandingan bertujuan untuk menggunakan generalisasi empiris, menetapkan konsepkonsep, membuktikan teori dan mengembangkan teori di mana pengumpulan data dan analisa data berjalan pada waktu yang bersamaan. Pada penelitian ini, peneliti membagi penelitian menjadi 4 tahapan utama yang terdiri dari langkah-langkah pengembangan alat ukur efektivitas web based learning (WBL), pengujian instrumen alat ukur, uji coba alat ukur terhadap salah satu WBL sekolah, dan analisis efektivitas WBL dilihat dari persepsi dan harapan terhadap WBL oleh siswa sebagai pengguna. B. Pengumpulan Data Untuk pengumpulan data pada penelitian ini, digunakan metode survey dan kajian literatur. 1. Metode survey Menurut Nazir (1988) metode survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusional dari suatu kelompok ataupun suatu area.

31 2. Kajian literatur Kajian literatur dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan petunjuk, mengenai hal-hal yang berkaitan dengan instrumen alat ukur website. Sumber literature yang digunakan pada penelitian ini berupa jurnal, paper, buku, dan literature lain yang relevan dengan penelitian. C. Instrumen Penelitian Instrumen yang disusun adalah kisi-kisi instrumen dan alat ukur efektivitas WBL yang diterapkan di sekolah. 1. Kisi-kisi Instrumen alat ukur efektivitas WBL sekolah Kisi-kisi instrumen dibentuk untuk membuat kerangka instrumen yang didasarkan pada kerangka instrumen webqual 4.0. Dalam kisi-kisi instrumen alat ukur efektivitas WBL terdapat variabel yang diteliti, dimensi sebagai area pengukuran, dan faktor pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari dimensi dan pengkodean faktor. Dengan kisikisi instrumen maka pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis. 2. Instrumen alat ukur efektivitas WBL sekolah Alat ukur efektivitas WBL dibentuk dan dikembangkan dari metode pengukuran webqual 4.0. Metode ini disusun terdiri dari 3 dimensi utama ditunjukkan pada tabel 3.1:

32 Tabel 3.1. Dimensi utama pada metode webqual 4.0 Dimensi Utama Usability (Desain web) Kualitas informasi Kualitas interaksi Indikator Mudah digunakan, menarik minat siswa, membantu proses belajar siswa Akurat, tepat waktu, reliabel Kelancaran interaksi, komunikasi, tanggapan Sumber: Barnes dan Vidgen (2001) Alat ukur efektivitas WBL berupa susunan dimensi dan faktor pertanyaannya yang dikembangkan dari susunan dimensi dan faktor pertanyaan atau pernyataan yang terdapat pada instrumen webqual 4.0. Tingkat pengukuran pada faktor dikembangkan sesuai dengan metode webqual 4.0. yaitu menggunakan skala 1 sampai dengan 7 tingkat pengukuran dan ditunjukkan pada tabel 3.2 berikut ini : Tabel 3.2. Tingkat pengukuran skala pada instrumen 1 2 3 4 5 6 7 Tidak agak tidak netral Agak Setuju setuju setuju setuju sangat tidak setuju Sangat setuju 3. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan

33 data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa bisa diharapkan dari responden. Angket atau kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini, alat ukur yang dikembangkan dibentuk menjadi seperangkat kuesioner yang sederhana dan reliabel. Hal ini dilakukan, agar alat ukur dengan mudah dipahami dan mudah digunakan serta memiliki kehandalan dalam pengukuran WBL sekolah yang diterapkan baik WBL tersebut sudah efektif ataupun belum, alat ukur memberikan informasi yang akurat dan data hasil pengukuran mudah untuk dimengerti. Kuesioner yang digunakan memuat pernyataan-pernyataan berbentuk skala bertingkat dituliskan dalam format skala likert dengan menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuan dalam beberapa tingkatan, dengan menggunakan 1 sampai 7 skala seperti pada tingkat pengukuran yang digunakan alat ukur.

34 D. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang dilakukan mengikuti alur penelitian yang dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini: Kajian terhadap WBL sekolah secara online Kajian terhadap metode webqual 4.0 Langkah-langkah pengembangan alat ukur Perumusan kisikisi alat ukur Pembuatan alat ukur efektivitas WBL Pengujian instrument alat ukur Uji coba alat ukur efektivitas WBL Uji coba alat ukur terhadap salah satu WBL sekolah Analisis data efektivtas WBL Analisis efektivitas WBL sesuai persepsi dan harapan siswa Kesimpulan

35 Gambar 3.1 Alur Penelitian Berdasarkan alur penelitian pada gambar 3.1, langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah: 1. Langkah-langkah pengembangan alat ukur efektivitas WBL Langkah-langkah pengembangan alat ukur terdiri dari: a. Kajian terhadap WBL sekolah Kajian terhadap WBL sangat perlu untuk dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai WBL secara akurat. Dengan menggunakan metode survey, peneliti menggunakan media internet untuk melakukan observasi awal yakni dengan mencari data-data akurat mengenai pengguna WBL sekolah. Kemudian langkah selanjutnya melakukan observasi dan wawancara kepada salah satu sekolah pengguna WBL di kota Bandung yang menjadi penanggung jawab penerapan WBL di kota Bandung. b. Kajian terhadap instrumen metode webqual 4.0 Tahap selanjutnya adalah melakukan kajian terhadap instrumen metode webqual 4.0. metode ini merupakan instrumen untuk menilai persepsi pengguna terhadap kualitas website. Pada dasarnya webqual merupakan metode pengukuran terhadap website e-commerce. Dengan melakukan pengembangan, peneliti mencoba untuk menggunakan instrumen tersebut pada website sekolah yang menjadi media belajar.

36 Kerangka dari instrumen webqual 4.0 dijadikan acuan dan dapat dilihat selengkapnya pada lampiran. c. Perumusan kisi-kisi alat ukur Tahap terakhir pada langkah ini adalah membuat rumusan kisi-kisi instrumen alat ukur. Dengan berpedoman pada kerangka instrumen webqual 4.0, ini memudahkan peneliti untuk membuat rumusan kisikisi. Sehingga peneliti hanya menyesuaikan konten pada proses pembelajaran berbasis web. Adapun rumusan kisi-kisi tersebut dapat dilihat selengkapnya pada lampiran. 2. Pembuatan dan pengujian alat ukur efektivitas WBL Langkah-langkah pada tahap ini terdiri dari: a. Pembuatan alat ukur efektivitas WBL Pada tahap ini, alat ukur dikembangkan dari kisi-kisi yang telah dibuat pada tahap sebelumnya. Dengan menyederhanakan pertanyaan dari indicator yang mencakup pengukuran efektivitas WBL. Alat ukur dibuat dengan menggunakan pertanyaan atau pernyataan sederhana agar mudah dipahami oleh responden. Adapun alat ukur yang dikembangkan dapat dilihat selengkapnya pada lampiran. b. Uji validitas dan reliabilitas alat ukur WBL Pada tahap pengujian alat ukur, digunakan metode uji validitas non parametrik. Terdapat beberapa penambahan dan pengurangan yang dilakukan pada factor-faktor pengukurannya. Hal ini dikarenakan alat ukur yang dikembangkan bersifat fleksibel dan tidak dibatasi selama

37 kerangkanya tidak mengalami perubahan. Adapun uji validitas dan reliabilitas serta hasilnya dapat dilihat pada lampiran. 3. Uji coba alat ukur terhadap salah satu WBL sekolah Tahap ketiga adalah uji coba alat ukur. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas alat ukur efektivitas WBL. Uji coba dilakukan dengan mengambil sampel salah satu sekolah yang menggunakna WBL secara kontinu dan memiliki kualitas yang baik. Uji coba dilakukan terhadap 30 responden secara random pada sekolah tersebut. Alat ukur efektivitas WBL yang telah dibuat dalam penelitian ini berjumlah 28 butir factor (pertanyaan) dengan menggunakan skala likert sebagai skala pengukurannya. Tingkat skala yang digunakan adalah dari 1 sampai dengan 7. Uji coba ini diharapkan dapat memberikan gambaran terhadap validitas dan reliabilitas alat ukur tersebut. 4. Analisis data efektivitas WBL Analisis data efektivitas didasarkan pada tingkat persepsi dan harapan siswa terhadap layanan WBL sekolah. Hal ini dimaksudkan melakukan perbandingan antara persepsi pengguna pada layanan sesuai dengan yang nyata dirasakan terhadap WBL yang digunakan dengan harapan mereka terhadap kebutuhan yang diinginkan. Hal ini akan memunculkan gap (kesenjangan) yang dapat memberikan gambaran efektivitas WBL sekolah tersebut. Nilai dari pengukuran tersebut diperoleh dari hasil kesenjangan yang terjadi antara persepsi dan harapan pengguna (siswa), dengan menggunakan persamaan (1):

38 Keterangan: Ns = nilai sikap responden tiap factor Nj = nilai jawaban responden dari setiap factor Ni = nilai tingkat persepsi/harapan responden n = jumlah responden persamaan (2) Keterangan: SQ = Nilai kesenjangan Pi = nilai persepsi responden pada factor-i Ei = nilai harapan responden pada factor-i Bila nilai kesenjangan negative, artinya WBL belum efektif dan masih belum sesuai dengan yang dibutuhkan siswa sebagai pengguna. E. Teknik Analisis Data Teknik pengolahan data yang dilakukan meliputi uji validitas dan uji reliabilitas terhadap alat ukur efektivitas WBL.

39 1. Uji Validitas Suatu alat pengukur dikatakan valid jika ia benar-benar cocok untuk mengukur apa yang hendak dia ukur. Sebagaimana dikemukakan oleh Scarvia B. Anderson dalam bukunya Encyclopedia of Educational Evaluation disebutkan bahwa A test is valid it measures what is purpose to measure yang berarti sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur (Suryadi, 2010). Instrumen yang baik memiliki validitas isi dan empiris. Validitas isi merupakan pengujian yang dipertimbangkan secara rasional terhadap topik dan bidang yang diujikan.untuk menilai apakah alat ukur memiliki validitas isi atau tidak dapat dilakukan dengan jalan membandingkan alat ukur tersebut dengan alat ukur lain yang sudah baik dengan menggunakan pendekatan metode yang sama yaitu alat ukur yang menggunakan pendekatan metode webqual 4.0. Selain memperoleh validitas isi, peneliti juga menguji validitas instrumen yang disusun melalui pengalaman. Dengan mengujinya melalui pengalaman akan diketahui tingkat validitas empiris atau validitas berdasarkan pengalaman. Untuk menguji tingkat validitas empiris instrumen, peneliti mengujicobakan instrumen tersebut. Langkah ini bisa disebut dengan kegiatan uji coba instrumen. Apabila data yang didapat dari uji coba ini sudah sesuai dengan seharusnya, maka berarti instrumennya sudah baik, sudah valid. Untuk mengetahui ketepatan data ini diperlukan teknik uji validitas. Teknik uji validitas yang digunakan untuk menguji validitas empiris yaitu dengan teknik uji validitas internal.

40 Validitas internal dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian butir instrumen dengan alat ukur efektivitas secara keseluruhan. Dengan kata lain, sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas internal apabila setiap bagian instrumen mendukung misi instrumen secara keseluruhan, yaitu mengungkap data dari variabel yang dimaksud. Untuk menguji validitas ini digunakan teknik non parametric sign test(uji tanda). Uji tanda adalah uji non parametric yang digunakan pada situasi data tidak dianggap normal atau data bersifat ordinal. Asumsi data pada uji tanda bersifat binomial atau memiliki dua nilai, bila jumlah sampel besar maka rumus yang digunakan adalah uji dengan nilai z, dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: z = nilai signifikansi x = jumlah tanda (positif dan negative) np = jumlah sampel dikali kemungkinan p p = jumlah subjek Dengan prosedur pengujian hipotesis a) Hipotesis a. Ho : persepsi siswa = harapan siswa b. Ha : persepsi siswa harapan siswa b) Statistic uji : Uji tanda

41 c) α= 0.05 d) Daerah kritis : Ho ditolak jika sig < α 2. Uji Reliabilitas Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability dalam bahasa inggris, berasal dari kata reliabel yang artinya dapat dipercaya. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan atau keajegan (Arikunto, 2010). Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel, akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterlandalan sesuatu. Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan internal consistency yang dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut: r k k 11 1 1 t 2 b 2 V (Arikunto, 2010) Keterangan: r 11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 2 b = jumlah varian butir/item

42 2 V t = varian total Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r 11 ) > 0,6. Untuk mencari nilai varians digunakan rumus sebagai berikut: (Arikunto, 2010) Harga reliabilitas yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan rumus di atas selanjutnya diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi koefisien reliabilitas. Untuk menafsirkan harga koefisien reliabilitas digunakan acuan pada tabel 3.3 berikut ini: Tabel 3.3. Klasifikasi analisis reliabilitas test Nilai Reliabilitas Interpretasi 0,000 0,199 Sangat rendah 0,200 0,399 Rendah 0,400 0,599 Cukup 0,600 0,799 Tinggi 0,800 1,000 Sangat tinggi Sumber: Arikunto (2010)