POTENSI LUMPUR SIDOARJO BAKAR DAN FLY ASH PADA PEMBUATAN MORTAR RINGAN GEOPOLIMER

dokumen-dokumen yang mirip
POTENSI AGREGAT ALWA SEBAGAI BAHAN DASAR BETON GEOPOLIMER BERBAHAN LUMPUR SIDOARJO

Disusun oleh : Lintas Jalur - S1 Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Sukolilo Surabaya, Telp , ABSTRAK

PENGARUH MOLARITAS AKTIFATOR ALKALIN TERHADAP KUAT MEKANIK BETON GEOPOLIMER DENGAN TRAS SEBAGAI PENGISI

STUDI AWAL PEMBUATAN HIGH VOLUME LIGHT WEIGHT SIDOARJO MUD CONCRETE BRICK

FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB PEMUAIAN DALAM PEMBUATAN AGREGAT RINGAN GEOPOLIMER BERBASIS LUMPUR SIDOARJO

PEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO SECARA MAKSIMAL DENGAN CAMPURAN FLY ASH DALAM PEMBUATAN MORTAR GEOPOLIMER

Pasta Geopolimer Ringan Berserat Berbahan Dasar Lumpur Sidoarjo Bakar Dan Fly Ash Perbandingan 1 : 3 Dengan Pengembang Foam

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: ( Print) D-104

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

PERILAKU FISIK CAMPURAN LUMPUR SIDOARJO DAN ABU SEKAM SEBAGAI BAHAN DASAR CAMPURAN PEMBUATAN AGREGAT RINGAN

Beton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dengan Campuran Fly Ash dan Foam

TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LUMPUR BAKAR SIDOARJO UNTUK BETON RINGAN DENGAN CAMPURAN FLY ASH, FOAM, DAN SERAT KENAF

KARAKTERISTIK MORTAR DAN BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO

PENGARUH PENAMBAHAN SUPERPLASTICIZER PADA KINERJA BETON GEOPOLIMER

SERAT DAN FOAMING AGENT PADA CAMPURAN BETON RINGAN BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO DAN ABU SEKAM

PERILAKU LUMPUR SIDOARJO (LUSI) SEBAGAI AGREGAT RINGAN BUATAN UNTUK BAHAN DASAR BETON RINGAN (AAC)

Sodium sebagai Aktivator Fly Ash, Trass dan Lumpur Sidoarjo dalam Beton Geopolimer

Sodium sebagai Aktivator Fly Ash, Trass dan Lumpur Sidoarjo dalam Beton Geopolimer

PEMBUATAN AGREGAT RINGAN GEOPOLIMER BERBASIS LUMPUR SIDOARJO DAN FLY ASH DENGAN MENGGUNAKAN FOAM AGENT

PERILAKU FISIK LUMPUR SIDOARJO SEBAGAI BAHAN DASAR ALWA DAN BETON RINGAN DENGAN TAMBAHAN LIMBAH GYPSUM DAN FOAM

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH VARIASI KADAR SUPERPLASTICIZER TERHADAP NILAI SLUMP BETON GEOPOLYMER

Analisa Kuat Tekan Mortar Geopolimer Berbahan Abu Sekam Padi dan Kapur Padam

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

PAVING GEOPOLIMER DARI COAL ASH LIMBAH PABRIK

STUDI AWAL PENGARUH PENAMBAHAN FOAM PADA PEMBUATAN BATA BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO UNTUK BATA BETON RINGAN BERSERAT DENGAN BAHAN PENGISI SERAT KENAF

PEMBUATAN BATAKO DENGAN MEMANFAATKAN CAMPURAN FLY ASH DAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN KADAR YANG TINGGI

PENGARUH PERAWATAN DAN UMUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON GEOPOLIMER BERBASIS ABU TERBANG

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

Karakteristik Fisik dan Kimia Fly Ash dari Perusahaan Ready Mix Beton dan Limbah Pabrik terhadap Sifat Mekanik Pasta dan Mortar

BATAKO BERLUBANG GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO

PEMANFAATAN LUMPUR BAKAR SIDOARJO SEBAGAI BAHAN CAMPURAN PADA PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN TAMBAHAN BUIH DAN SERAT ALAM

PASTA RINGAN GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR BAKAR SIDOARJO DAN FLY ASH PERBANDINGAN 3:1 DENGAN TAMBAHAN ALUMINUM POWDER dan SERAT ALAM

CAMPURAN SERAT PADA PASTA DENGAN BAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA SIFAT MEKANIK BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR FLY ASH DAN LUMPUR PORONG KERING SEBAGAI PENGISI

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara membakar secara bersamaan campuran calcareous ( batu gamping )

Abstrak Material penyusun beton ringan terdiri air, semen dan agregat. Agregat yang digunakan untuk memproduksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

PENGARUH PENGGUNAAN SOLID MATERIAL ABU TERBANG DAN ABU SEKAM PADA KUAT TEKAN BETON GEOPOLIMER

Pemanfaatan Lumpur Bakar Sidoarjo Sebagai Bahan Campuran Pada Pembuatan Beton Ringan dengan Menggunakan Tambahan Buih dan Serat Alam

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISASI SIFAT MORFOLOGI DAN UNSUR KIMIA BATAKO DARI LIMBAH ABU BATUBARA DAN LIMBAH INDUSTRI KARET (RUBBER SLUDGE)

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON

Deskripsi SEMEN CEPAT GEOPOLIMER DAN METODA PEMBUATANNYA

Perkembangan Beton Geopolimer Triwulan dan Januarti Jaya Ekaputri

KARAKTERISTIK BETON GEOPOLIMER BERDASARKAN VARIASI WAKTU PENGAMBILAN FLY ASH

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN ANALISA PERCOBAAN

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, khususnya dalam proses produksi Semen Portland (SP).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BATA BETON GEOPOLIMER DARI BAHAN FLY ASH LIMBAH PLTU TANJUNG JATI MEMILIKI BANYAK KEUNGGULAN

KUAT TARIK LENTUR BETON GEOPOLYMER BERBASIS ABU TERBANG (FLY ASH)

PENGARUH TREATMENT PADA BOTTOM ASH TERHADAP KUAT TEKAN BETON HIGH VOLUME FLY ASH

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

Hariadi Aziz E.K

Scanned by CamScanner

BAB III PROSEDUR DAN HASIL PERCOBAAN

Agregat Buatan Geopolimer dengan Bahan Dasar Abu Terbang (Fly Ash) dan Abu Sawit (Palm Oil Fuel Ash)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

PEMANFAATAN BOTTOM ASH SEBAGAI AGREGAT BUATAN

III. METODE PENELITIAN. ini adalah paving block dengan tiga variasi bentuk yaitu berbentuk tiga

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Lumpur Sidoarjo

IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN DAN TARIK PEREKAT BATA RINGAN

BAB IV DATA DAN ANALISIS

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN SILICA FUME DAN FILLER PASIR KWARSA

PENGARUH KADAR FLY ASH TERHADAP KINERJA BETON HVFA

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan bahan tambah yang bersifat mineral (additive) yang lebih banyak bersifat

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR

PENGARUH PENAMBAHAN BORAKS DAN KALSIUM OKSIDA TERHADAP SETTING TIME DAN KUAT TEKAN MORTAR GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR FLY ASH TIPE C

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat program untuk membangun pembangkit listrik dengan total

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

a. Jenis I merupakan semen portland untuk penggunaan umum yang memerlukan persyaratan persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama

KETAHANAN DI LINGKUNGAN ASAM, KUAT TEKAN DAN PENYUSUTAN BETON DENGAN 100% FLY ASH PADA JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KUAT TEKAN BETON GEOPOLIMER DENGAN BAHAN UTAMA BUBUK LUMPUR LAPINDO DAN KAPUR (155M)

Efek Tipe Superplasticizer terhadap Sifat Beton Segar dan Beton Keras pada Beton Geopolimer Berbasis Fly Ash

PENGGUNAAN BOTTOM ASH YANG TELAH DIOLAH UNTUK PEMBUATAN BETON HVFA MUTU MENENGAH

Paving Geopolimer Berbahan Dasar Bottom Ash dan Sugar Cane Bagasse Ash (SCBA)

SIFAT MEKANIK BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR FLY ASH JAWA POWER PAITON SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR PADAM TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON GEOPOLYMER

PENGARUH RASIO AIR DENGAN BAHAN PENGIKAT PADA AUTOCLAVED AERATED CONCRETE (AAC) BERBASIS LIMBAH CANGKANG KERANG

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

BAB 3 METODOLOGI. Analisis ketahanan..., Niken Swastika, FT UI, Universitas Indonesia

PERBANDINGAN PERSENTASE PENAMBAHAN FLYASH TERHADAP KUAT TEKAN BATA RINGAN JENIS CLC

STUDI BETON GEOPOLIMER SEBAGAI SUBSTITUSI BETON KONVENSIONAL

KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS DARI LUMPUR KERING TUNGKU EX LAPINDO

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Beton merupakan unsur yang sangat penting dan paling dominan sebagai

Transkripsi:

JURNAL LOGIC. VOL. 14. NO. 1. MARET 2014 54 POTENSI LUMPUR SIDOARJO BAKAR DAN FLY ASH PADA PEMBUATAN MORTAR RINGAN GEOPOLIMER M. Shofi ul Amin 1), Januarti Jaya Ekaputri 2) dan Triwulan 3) 1) Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Banyuwangi, Hp 082336056463, email: ofy.civil@gmail.com 2) Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS, Surabaya, Telp 031-5946094, email: januarti@ce.its.ac.id 3) Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS, Surabaya, Telp 031-5946710, email: triwulan@ce.its.ac.id Abstrak : Semburan lumpur Sidoarjo (LUSI) yang terus-menerus sampai sekarang mengakibatkan jumlah lumpur yang semakin sulit dikendalikan. Unsur kimia yang terkandung pada lumpur Sidoarjo didominasi oleh silika (>50%), alumina (26%), dan beberapa unsur lain seperti besi, calsium dan magnesium dengan jumlah yang relatif kecil. Tujuan penelitian ini yaitu memanfaatkan lumpur Sidoarjo sebagai bahan dasar untuk pembuatan binder pada mortar ringan geopolimer. Komposisi mortar ringan geopolimer digunakan (binder+alkali+naphtalhene superplasticizer+agregat halus+bahan pengembang alumunium powder). Adapun bahan dasar binder adalah campuran LUSI bakar + fly ash. Perbandingan binder dengan pasir yang digunakan adalah 1:0,15. Perawatan dilakukan dengan steam pada suhu 60 o C selama 6 jam. Hasil mortar ringan geopolimer memiliki rata-rata kuat tekan dan berat volume berturut-turut yaitu 3,49 Mpa dan 1,29 gr/cm 3. Sedangkan hasil pengujian kimia (XRD) menunjukkan mortar ringan geopolimer didominasi senyawa silica oxcide dengan mineral quartz (SiO 2 ). Kata kunci: LUSI Bakar, fly ash, mortar, geopolimer Potential Sidoarjo Mud And Fly Ash On Geopolymer Lightweight Mortar Abstract : Sidoarjo mud has been oozing out continuously which its amount was difficult to be controlled. Chemical elements in the Sidoarjo mud has been dominated by silica (> 50%), alumina (26%), iron, calcium and magnesium with a relatively small amount. This research is utilizing Sidoarjo mud as a raw material for geopolymer lightweight mortar. The composition of geopolymer lightweight mortar was used (binders+alkali+naphtalhene superplasticizer+fine aggregate+alumunium powder). Base material of binders was mixture Sidoarjo fuel mud + fly ash. The binder paste and fine aggregate proportion was 1:0.15. The specimen treatment was steam curing at 60 o C during six hours. The results show that geopolymer aerated mortar had average compressive strength 3.49 Mpa and density 1.29 gr/cm 3. The results of chemical test using XRD (X-ray Diffraction) show that geopolymer aerated mortar was dominated by silica oxcide with mineral quartz (SiO 2 ). Keywords: Sidoarjo fuel mud, fly ash, mortar, geopolymer 1.1. Pendahuluan Lumpur Sidoarjo mempunyai kandungan Si dan Al yang cukup tinggi sehingga cocok digunakan untuk beton geopolimer [7]. Kandungan kimia dalam lumpur Sidoarjo didominasi oleh silika, alumina dan besi dengan jumlah lebih dari 87% sehingga sangat baik digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan bahan bangunan keramik khususnya agregat ringan buatan [4]. Pada penelitian [2] diketahui hasil DTA (Defferential Thermal Analysis) terlihat bahwa nilai kisaran suhu pembakaran LUSI yaitu pada suhu 700 o C-850 o C. Sehingga pada penelitian ini pembuatan binder dilakukan dengan membakar LUSI pada suhu 800 o C selama 6 jam. Pembuatan pasta ringan geopolimernya digunakan bahan pengembang berupa alumunium powder (Al) dengan perbandingan 0,2% terhadap berat bindernya serta menggunakan alkali sodium silikat (Na 2 SiO 3 ) dan sodium hidroksida (NaOH 12M) sebagai aktivatornya dengan perbandingan berat (Na 2 SiO 3 / NaOH 12M) adalah 2,5. Bubuk aluminium berfungsi untuk proses pengembangan adonan bahan [6]. Tujuan dari penelitian ini yaitu potensi mortar ringan geopolimer yang ditinjau pada sifat mekanik dan mineraloginya. 1.2. Kajian Pustaka dan Teori Lumpur Sidoarjo Lumpur Sidoarjo merupakan material lumpur yang menyembur dari dalam tanah sejak tanggal 29 Mei 2006. Melalui uji kimia yang dilakukan oleh balai besar keramik, dapat dilihat (Tabel 1 dan Tabel 2) bahwa komponen kimia dari lumpur ini mirip dengan komponen kimia dari abu terbang.

JURNAL LOGIC. VOL. 14. NO. 1. MARET 2014 55 Tabel 1. Komposisi Lumpur Kering Didapatkan dengan XRF (%) [7] Komposisi unsur % Terhadap berat SiO 2 53.08 Al 2 O 3 18.27 Fe 2 O 3 5.6 CaO 2.07 Na 2 O 2.97 K 2 O 1.44 TiO 2 0.57 MgO 2.89 SO 2 2.96 LOI 10.15 Abu Terbang (Fly Ash) Fly ash ialah produk sampingan dari hasil pembakaran batu bara. Abu terbang terdiri dari partikel kaca berbentuk sfera yang berdiameter 1-150 mm dan lolos ayakan 45 mm (ACI 232 2R-96). Untuk melihat kandungan kimia abu terbang ada pada Tabel 2. Tabel 2. Komposisi Abu Terbang Didapatkan dengan XRF (%) [7] Komposisi unsur % Terhadap berat SiO 2 52.24 Al 2 O 3 38.58 Fe 2 O 3 2.94 CaO 0.69 Na 2 O 0.52 K 2 O 0.44 TiO 2 2.42 MgO 0.49 SO 3 1.21 P 2 O 5 0.13 LOI 1.39 Dalam menentukan suhu bakar LUSI digunakan data hasil TGA/DTA yang sudah dilakukan pada penelitian [2]. Sebagai pertimbangan tolok ukur suhu pembakaran material dasar binder pada mortar geopolimer sesuai pada hasil DTA (Differential Thermal Analysis) tersebut. Dari hasil pemeriksaan DTA di atas, maka didapatkan nilai maksimum untuk pembakaran lumpur Sidoarjo antara 700 o C-850 o C agar memberikan nilai susut yang mulai stabil, tetapi pada penelitian ini akan digunakan pembakaran LUSI pada suhu 800 o C. Penelitian Dasar Geopolimer Kuat tekan maksimum beton geopolimer tercapai pada periode awal begitu pasta selesai dicetak [3]. Hasil dari penelitian ini terlihat pada Gambar 2. Gambar 2. Grafik kuat tekan terhadap umur perawatan [3] Dalam penelitian ini pengujian mortar ringan geopolimer dilakukan pada periode awal yaitu saat berumur 7 hari. Alumunium Powder Pengaruh alumunium powder terhadap nilai kuat tekan ditunjukkan pada Gambar 3. Pembakaran Lumpur Sidoarjo Gambar 1. Grafik DTA (Defferential Thermal Analysis) Lumpur Sidoarjo [2] Gambar 3. Grafik Kuat Tekan Pasta Ringan Geopolimer Berbahan Dasar Campuran LUSI Bakar dan Fly Ash dengan Curing Steam 6 jam [1] Penelitian ini digunakan tambahan Alumunium powder (Al) sebesar 0,2% dari berat binder. Sehingga diharapkan akan didapatkan hasil kuat tekan yang baik.

JURNAL LOGIC. VOL. 14. NO. 1. MARET 2014 56 Naphtalhene Superplasticizer (NSP) Naphtalhene digunakan untuk meningkatkan kinerja pengerjaan fly ash pada beton geopolimer. Pada penelitian [1], ditunjukkan pengaruh penambahan naphtalhene (p2=2%, p2,5=2,5% dan p3=3%) dari berat total binder terhadap nilai kuat tekan pasta dasar geopolimer dengan perawatan steam pada suhu 60 o C selama 6 jam. Kuat Tekan(Mpa) 60 50 40 30 Grafik Kuat Tekan Pasta Dasar Terhadap Naphtalhene p2 Variasi p2.5 Pasta p3 3 Hari 7 Hari 14 Hari 21 Hari Gambar 4. Grafik Kuat Tekan Pasta Terhadap Naphtalhene dengan Steam 6 jam [1] Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa terjadi titik optimum penambahan naphtalhene sebesar 2.5% dari berat binder. Selain itu terlihat semakin lama perawatan, maka semakin tinggi nilai kuat tekan yang dihasilkan. 1.3. Metode Penelitian Tahap pertama yaitu dilakukan persiapan dan analisis material dasar meliputi pengujian leaching (AAS), pembakaran lumpur Sidoarjo (LUSI) dengan suhu 800 o C selama 6 jam dan diayak dengan lolos ayakan no.200. Kemudian digunakan bahan fly ash tipe F lolos ayakan no.200, alkali activation (Na 2 SiO 3 + NaOH 12 M), dan Naphthalene Superplasticizer. Tetapi untuk penggunaan NaOH 12 M akan dilakukan pada awal pencampuran saja, sedangkan dalam pengadukannya dicoba menggunakan tambahan air sebagai pelecakannya. Tahap kedua yaitu dilakukan pengujian pada material dasar yang meliputi pengujian berat jenis dan kandungan mineral (X-ray Diffraction). Tahap ketiga yaitu pembuatan pasta ringan geopolimer dengan campuran (binder + alkali + naphthalene superplasticizer), adapun binder yang digunakan yaitu campuran lumpur bakar dan fly ash dengan perbandingan berat 3 : 1. Adapun besarnya proporsi bahan kimia yaitu Alkali activation sebesar 1/3 berat bindernya, kemudian perbandingan Na 2 SiO 3 dengan NaOH adalah 2,5. Kemudian ditambahkan Naphthalene Superplasticizer sebesar 2,5% dan Alumunium powder 0,2% terhadap berat bindernya. Tahap keempat dilakukan pembuatan mortar ringan geopolimer yaitu dengan mencampurkan pasta ringan geopolimer dengan agregat halus (pasir Lumajang). Adapun perawatan mortar geopolimer dilakukan dengan steam curing pada suhu 60 o C selama 6 jam dan diujikan pada umur 7 hari. Pengujian yang dilakukan yaitu kuat tekan dan berat volume untuk mengetahui kualitas mortar tersebut akibat pengaruh binder berbahan dasar campuran LUSI bakar dengan fly ash. Tahap kelima/analisis yaitu berisikan tentang hasil kuat tekan dan berat volume dari mortar ringan geopolimer berbahan lumpur Sidoarjo bakar dan fly ash, sehingga dapat diketahui potensi kedepan untuk pemanfaatan Lumpur Sidoarjo sebagai beton ringan geopolimer. 1.4. Hasil dan Pembahasan Tes Atomic Absorbtion Spectrometer (AAS) Tes ini dilakukan untuk mengetahui bahan logam berbahaya yang terkandung pada bahan awal/dasar pembuatan beton geopolimer. Kandungan logam timbal diudara dapat menyebabkan pemanasan global, karena logam ini akan mempengaruhi lapisan pada atmosfer. Pengujian senyawa logam ini dilaksanakan di Laboratorium Energi ITS Surabaya. Adapun konsentrasi senyawa logam berbahaya yang menjadi pertimbangan adalah kandungan Pb (plumbum) dalam LUSI dasar dan Fly ash. Metode yang digunakan dalam menganalisa adalah ICP-OES (Inductively Coupled Plasma Atomic Emission Spectrometer). Hasil pengujian disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Analisa AAS No Nama Metode Parameter Hasil Unit Sampel Analisis 1 Lumpur Tidak Timbal mg/l ICP-OES Sidoarjo terdeteksi 2 Fly Ash Timbal Tidak mg/l ICP-OES terdeteksi Hasil dari pengujian menunjukkan hasil yang negatif (tidak terdeteksi), sehingga bahan-bahan yang digunakan pada beton geopolimer dapat dinyatakan aman dari kandungan logam Timbal (Pb). Pengujian Berat Jenis Lumpur Sidoarjo dan Fly Ash (Bahan Dasar) Pengujian berat jenis ini dilakukan pada material dasar pembuatan binder mortar geopolimer yaitu lumpur Sidoarjo (LUSI) yang dibakar pada suhu 800 C selama 6 jam dan fly ash Paiton sesuai dengan referensi [5]. Sedangkan campuran dalam pembuatan binder akan digunakan pozolan seperti halnya fly ash mengacu pada data pengujian penelitian [7]. Adapun hasil pengujian berat jenis terhadap lumpur Sidoarjo yang dibakar pada suhu 800 C pada durasi pembakaran 6 jam disajikan pada Tabel 4. Sedangkan pengujian berat jenis fly ash Paiton disajikan pada Tabel 5.

JURNAL LOGIC. VOL. 14. NO. 1. MARET 2014 57 Tabel 4. Pengujian Berat Jenis LUSI Suhu Pembakaran 800 C-6 jam Keterangan w1 (Berat lumpur bakar 800 C-6jam) w2 (Berat air + labu takar) w3 (Berat lumpur bakar 800 C-6jam + air + labu takar) Tabel 5. Pengujian Berat Jenis Fly Ash Keterangan Satuan Satuan Percobaan no. 1 2 gr 5 5 gr 132 132 gr 135 135 Berat jenis gr/cm 3 2,5 2,5 Rata-rata gr/cm 3 2.5 Percobaan no. 1 2 w1 (Berat fly ash) gr 200 200 w2 (Berat minyak + labu takar) gr 660 660 w3 (Berat fly ash + minyak + labu takar ) gr 800 795 Berat jenis gr/cm 3 2.667 2.462 Rata-rata gr/cm 3 2.564 Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa LUSI dengan pembakaran suhu 800 o C selama 6 jam memiliki berat jenis 2,5 gr/cm 3. Nilai tersebut lebih kecil dibandingkan dengan nilai berat jenis pada fly ash yang berkisar 2,56 gr/cm 3 (Tabel 5). Pengujian XRD (X-Ray Deffraction) Pengujian ini dilakukan terhadap lumpur Sidoarjo yang dibakar pada suhu 800 C dengan durasi 6 jam sebagai bahan dasar binder untuk mortar. Hasil analisis XRD menunjukkan pola difraksi yang terekam dengan sudut 2θ dari rentang 5 hingga 90. Hasil XRD menunjukkan pola difraksi untuk lumpur bakar dengan suhu pembakaran 800 C durasi 6 jam disajikan pada Gambar 5. Tabel 6. Nilai Intensitas Mineral Dominan No. Nama mineral Nama Senyawa Intensitas 1 quartz SiO 2 925 2 anorthite Al 2 CaO 8 Si 2 240 3 hematite Fe 2 O 3 190 4 indialite AL 4 Mg 2 O 18 Si 5 175 Gambar 5 dapat dilihat bahwa pola difraksi yang terbentuk dari hasil XRD pada sudut 2Theta 10 adalah mineral indialite. Sedangkan puncak difraksi tertinggi terdapat mineral jenis quartz (SiO 2 ) yang terdapat pada axis 2θ rentang 26,6 o dengan intensitas 925. Selain quartz juga terdapat mineral jenis hematite (Fe 2 O 3 ), anorthite (Al 2 CaO 8 Si 2 ), dan indialite (AL 4 Mg 2 O 18 Si 5 ). Mortar Ringan Geopolimer Pembuatan Benda Uji Kubus 5 x 5 x 5 cm Dalam penelitian ini mortar didapatkan dengan campuran Pasta ringan geopolimer + Agregat halus (pasir Lumajang) dengan jumlah benda uji berbentuk kubus 5x5x5 cm sebanyak 3 buah untuk setiap variasinya. Perawatan mortar dengan menggunakan uap (steam) pada suhu ±60 o C selama 6 jam. Adapun langkah pembuatannya adalah sebagai berikut: 1. Mempersiapkan bahan berupa agregat halus dan bindernya. 2. Setelah itu dilakukan pembuatan mortar ringan geopolimer yang sesuai dengan komposisi binder + alkali + Al powder + naphthalene superplasticizer (NSP) + Agregat halus (kondisi tidak SSD) + air (aquades). Adapun jumlah agregat halus ditentukan 15% terhadap berat binder dengan berat volume 2200 kg/m 3. Sedangkan penambahan air yang disiapkan sekitar 10% dari berat binder (dilakukan adjustment pada saat pencampurannya). Hasil perhitungan proporsi yang digunakan disajikan pada Tabel 7. Keterangan Binder : Perbandingan LUSI bakar dan Fly ash (3:1) Alkali dan Binder (1:3) NSP : 2,5% x Berat binder Al : 0,2% x Berat binder Volume 1 kubus : 125 cm 3 : = 2,5 dengan perbandingan Alkali Tabel 7. Proporsi Material Mortar Ringan Geopolimer Gambar 5. Analisa XRD LUSI Suhu Pembakaran 800 C dengan Durasi 6 Jam Jumlah benda uji (buah) 1 2 3 Binder Lusi gr 154.7 309.4 464.1 Fly ash gr 51.6 103.1 154.7 Alkali Na 2 SiO 3 gr 49.1 98.2 147.3 NaOH gr 19.6 39.3 58.9 NSP gr 5.16 10.31 15.47 Al Powder gr 0.41 0.83 1.24 Pasir gr 30.94 61.88 92.81 Air ml 20.63 41.25 61.88

JURNAL LOGIC. VOL. 14. NO. 1. MARET 2014 58 3. Setelah bahan diaduk secara merata, selanjutnya bahan tersebut dituang pada cetakan dengan jumlah sesuai pada kebutuhan penelitian dan dibiarkan ditempat kering. Selanjutnya setelah 1-2 jam mortar dimasukkan pada mesin steam dilakukan perawatan (curing) dengan suhu ±60 o C selama 6 jam. Hal ini bertujuan untuk menjaga kestabilan/presisi dan menghindari rongga yang tidak seragam pada mortar ringan geopolimer. Hasil secara visual disajikan pada Gambar 6. (a) (b) Gambar 6. (a) Tampak Atas dan (b) Samping Sesaat Setelah Dituang pada Cetakan Kubus 5x5x5 cm Dalam pembuatan mortar geopolimer akan mengembang sangat cepat sesaat setelah dituang pada cetakan berkisar 1-1,5 cm tergantung tingkat kelecakan daripada campurannya. Semakin rendah tingkat kelecakannya, maka campuran akan cepat sekali berubah/mengembang. Hal ini harus diimbangi dengan penuangan yang lebih cepat. Sedangkan untuk permukaan mortar setelah dilakukan steam akan disajikan pada Gambar 7. Gambar 7. Tampak Permukaan Mortar Setelah Curing Steam Gambar 7 terlihat rongga-rongga pada permukaan mortar, ini disebabkan oleh pengaruh dari penambahan pengembang (alumunium powder) yang memberikan udara di dalamnya. Semakin kecil dan seragam rongga tersebut akan membuat mortar memiliki nilai yang lebih stabil dan bagus terhadap kuat tekannya maupun beratnya. Sebaliknya jika rongga yang dibentuk sangat besar dan tidak beraturan akan menyebabkan bagian dalam mortar tidak akan memberikan perlawanan yang tidak seragam jika dilakukan pengujian kuat tekannya. Pengujian Fisik dan Mekanik Pengujian mekanik benda uji mortar ringan geopolimer antara lain berat volume (density) dan kuat tekan. Adapun hasil pengujian masing-masing akan disajikan pada Tabel 8 dan Gambar 8. Tabel 8. Berat Volume dan Kuat Tekan (Umur 7 Hari) Mortar Ringan Geopolimer Mortar Ringan Geopolimer Kuat No. Berat BV Bacaan Tekan (gr) (gr/cm³) (kg) (MPa) 1 149.3 1.19 760.0 3.04 2 166.4 1.33 900.0 3.60 3 168.8 1.35 960.0 3.84 Rata-rata 1.29 3.49 Pengujian mortar ringan geopolimer ini dilakukan saat benda uji berumur 7 hari. Dari Tabel 8 terlihat nilai berat volume mortar ringan geopolimer memiliki rata-rata berat volume 1,29 gr/cm 3 (1292 kg/m 3 ). Jika melihat pada mortar yang biasa digunakan untuk pembuatan batu bata ringan (autoclaved) rata-rata memiliki berat volume berkisar 800 kg/m 3, maka mortar ringan geopolimer berbahan dasar campuran Lumpur Bakar dan fly ash masih kurang baik. Sehingga untuk penggunaan lumpur Sidoarjo (LUSI) yang digunakan sebagai binder pada mortar ringan geopolimer, diperlukan bahan-bahan penyusun yang memiliki berat jenis lebih ringan seperti contohnya agregat ringan.

JURNAL LOGIC. VOL. 14. NO. 1. MARET 2014 59 Berat volume, kg/m3 3,04 3,60 Kuat tekan, mpa 1079.5 983.7 1292 1 2 3 3,84 Gambar 8. Grafik Hubungan Nilai Berat Volume dengan Kuat Tekan Tabel 8 menunjukkan nilai mortar ringan geopolimer pada umur 7 hari yang memiliki rata-rata kuat tekan beragregat pasir adalah 3,49 MPa. Tetapi untuk umur yang lebih lama mortar akan dapat mencapai mutu yang lebih baik. Hal ini ditunjukkan oleh Gambar 8 pada penelitian Hardjito dkk. (2004). Selain itu, ukuran partikel pozolanic LUSI juga sangat berpengaruh pada kuat tekan mortar. Dalam penelitian [3] menyimpulkan bahwa semakin kecil ukuran partikel dari LUSI semakin besar kuat tekan mortar serta semakin besar strength activity index (SAI). [4] Lasino dkk., Penelitian Pemanfaatan Lumpur Sidoarjo untuk Agregat Buatan. Jurnal Permukiman, Vol.2, No.1, hal. 29-38, (2007). [5] SNI 03-1970-1990, Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus, Balitbang Departemen Kimpraswil, Jakarta, (2002). [6] Subari dan Abdul R., Pembuatan Bata Beton Ringan Untuk Diterapkan di IKM Bahan Bangunan. Jurnal Bahan Galian Industri, Vol.12, No.33, hal. 10-16, (2008). [7] Triwulan dan Ekaputri, Januarti J., Study on Porong Mud-Based Geopolimer Concrete.Teknik Sipil ITS, (2006). 1.5. Kesimpulan Penelitian ini dapat disimpulkan antara lain: 1. Mortar ringan geopolimer dengan filler pasir berpotensi sebagai konstruksi non struktural. 2. Untuk mengurangi berat dari mortar disarankan untuk mengganti agregat halus (pasir) dengan agregat yang lebih ringan. 3. Hasil pengujian kimia (XRD) menunjukkan mortar ringan geopolimer didominasi senyawa silica oxcide dengan mineral quartz (SiO 2 ). 1.6. Daftar Pustaka [1] Diky, F., Analisa Sifat Mekanik Pasta Geopolimer dengan Berbahan Dasar Lumpur Sidoarjo Bakar dan Fly Ash dengan Aluminium sebagai Pengembang. Tugas Akhir. Teknik Sipil-ITS. (2013). [2] Ekaputri dan Triwulan. Sodium sebagai Aktivator Fly Ash, Trass dan Lumpur Sidoarjo dalam Beton Geopolimer. Jurnal Teknik Sipil, Vol.20, No.1, hal. 1-9, (2013). [3] Hardjito, D., Wallah, Sumajouw, dan Rangan, Development of Fly Ash-Based Geopolymer Concrete, ACI Mater. No.101, hal. 467-472, (2004).