EFEKTIVITAS PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATERI SEJARAH BENUA AUSTRALIA BERBASIS MULTIMEDIA. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan hasil pengolahan

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA MATERI POKOK SIKLUS AIR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

PENGEMBANGAN MEDIA GAME ULAR TANGGA EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR EKONOMI

155 Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

PEMANFAATAN MUSEUM ISDIMAN AMBARAWA SEBAGAI SUMBER BELAJAR

Pemanfaatan Multimedia Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Fisika Elektromagetik

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

METODE PENGEMBANGAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional

BAB III METODE PENELITIAN. produk tertentu, dan menguji keefektifan. Orientasi dari penelitian dan

MEDIA PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS DESKTOP PADA PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI TAMAN KANAK-KANAK SAMARINDA

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. diperlukan agar dapat mengimplementasikan game Job Seeker ini. a. Intel Pentium 4 2,34 Ghz. b. Memory (RAM) 512MB RAM

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

PENGEMBANGAN MEDIA AJAR VIDEO DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII MATERI FUNGSI DAN PERAN SUMBER DAYA ALAM DALAM KEHIDUPAN MANUSIA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Kata Kunci: Model Kooperatif Tipe STAD, PowerPoint 2007, Hasil Belajar.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Media pembelajaran berbasis android dengan program Construct 2 pada

MEDIA PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS 5 BERBASIS ANIMASI

MEDIA PEMBELAJARAN KOMPOSISI TRANSFORMASI BERBASIS MULTIMEDIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MEDIA PEMBELAJARAN JARINGAN KERJA METODE PERT BERBASIS MULTIMEDIA

Spesifikasi Mata Kuliah SEJARAH AUSTRALIA

ABSTRAK. Kata kunci: Media animasi interaktif, depresiasi aset tetap

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MOBILE PADA MATA PELAJARAN BASIS DATA UNTUK SMK

BAB III METODE PENELITIAN. mata pelajaran ekonomi ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngaglik pada akhir

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sholat dengan menggunakan adobe flash ini dapat. dan proses penyampaian pesan pembelajaran. Tambunan (2012), media

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

MEDIA PEMBELAJARAN MATERI KURVA PADA MATA KULIAH GRAFIKA KOMPUTER BERBASIS MULTIMEDIA

Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Suhu dan Kalor Pada Siswa Kelas X Man 1 Palu.

Slamet Riyanto 1 dan Fatim Nugrahanti 2 1,2

SEJARAH AUSTRALIA & OCEANIA (SJ

JURNAL. Oleh : TRI ANJAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menganalisis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2011:297)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak awal Millenium ketiga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Elly Hafsah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha nyata dan terencana untuk mewujudkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas (PTK) dengan metode

Automotive Science and Education Journal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA CERPEN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL. Yuni Setiarini

PENGEMBANGAN MEDIA ANIMASI KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK DENGAN PROGRAM SWISHMAX SEBAGAI SARANA BELAJAR SISWA SMP/MTS KELAS IX

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dalam melakukan pengajaran di dalam kelas. Oleh sebab, itu guru harus

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu lingkungan belajar. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi juga semakin mendorong usaha-usaha ke

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, pesatnya kemajuan teknologi

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. KESIMPULAN

I. PENDAHULUAN. yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam. menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran

INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENGGUNAAN MACROMEDIA FLASH

BAB 1 PENDAHULUAN. Animasi berasal dari kata Animation yang ada dalam kata bahasa inggris to

MEDIA PEMBELAJARAN RISET OPERASI UNTUK METODE DUALITY LINIER PROGRAMMING BERBASIS MULTIMEDIA

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN MULTI MEDIA POWER POINT DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR CALON GURU SEJARAH

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN MULTIMEDIA. bertujuan untuk mengenalkan alat musik tradisional yang ada di Indonesia.

PELATIHAN PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DAN KREATIVITAS GURU SMA ABSTRAK

ANIMASI PEMBUATAN KERIS DI IMOGIRI BERBASIS 3D

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan dan tetap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS I PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MATRIKS JURNAL NASIONAL DAN INTERNASIONAL TENTANG MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi saat ini membawa berbagai perubahan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang bisa berinterkasi satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO MATERI GUNUNG DAN KEBENCANAAN KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 4 SAMBI, BOYOLALI 2014/ 2015

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

MEDIA PEMBELAJARAN ARITMATIKA KOMPUTER (Studi Kasus Materi Konversi Bilangan)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SD KELAS 3 (Studi Kasus: MI Muhammadiyah Bekangan)

MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS IV BERBASIS MULTIMEDIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN. bagi kegiatan pendidikan. Tantangan tersebut menjadi salah satu dasar pentingnya

METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development

Lembar Persetujuan menjadi Responden. mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas

BAB I PENDAHULUAN. dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Juga berarti suatu pemberian yang

BAB I PENDAHULUAN. ini telah berkembang semakin pesat sehingga membuat kehidupan manusia

LEMBAR EVALUASI UNTUK AHLI MEDIA

BAB I Pendahuluan. 1.1 Multimedia Interaktif Flash Flip Book Pakaian Adat Betawi

Rancang Bangun Computer Assisted Instruction (CAI) Sebagai Media Pembelajaran Matematika

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS TEKNOLOGI DAN INFORMASI MELALUI MODEL JOYFUL LEARNING. Oleh: Sugianto Universitas Wiralodra

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TRANSMISI MANUAL DENGAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMK NAWA BHAKTI KEBUMEN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dengan berkembangnya zaman saat ini, seluruh dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

Skripsi Oleh : Nanik Ramini NIM K

ARTIKEL ILMIAH. Oleh: M. RAFIQ RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI SEPTEMBER, 2017

RANCANG BANGUN MODUL AJAR GRAFIKA KOMPUTER BERBASIS WEB

Transkripsi:

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATERI SEJARAH BENUA AUSTRALIA BERBASIS MULTIMEDIA Oleh : John Sabari 1, Wibawa 2, Marti Widya Sari 3 1 sabarijohanes@gmail.com 1 Proram Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Yogyakarta 2 ndorobowo@upy.ac.id, 3 widya@upy.ac.id 2,3 Program Studi Teknik Informatika Universitas PGRI Yogyakarta Abstrak Secara geografis, Australia merupakan negara besar terdekat dengan Indonesia. Dalam berbagai bidang Indonesia dengan Australia mempunyai jalinan hubungan seperti bidang politik, ekonomi, sosial budaya maupun bidang pendidikan. Australia sebagai benua dan kepulauan merupakan hal yang perlu dibahas secara menyeluruh. Pada penelitian ini dibahas tentang efektivitas pemanfaatan media pembelajaran interaktif pada materi Sejarah Benua Australia berbasis multimedia. Metode yang digunakan adalah menggunakan metode uji coba, refleksi dan melakukan analisis hasil. Pengujian media pembelajaran dilakukan dengan menguji aplikasi yang dibuat lalu diuji coba kepada mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah. Selanjutnya dilakukan pengisian kuesioner oleh mahasiswa. Hasil pengisian kuesioner menunjukkan bahwa skor rata-rata sebelum menggunakan media pembelajaran adalah 2,92, kemudian setelah menggunakan media pembelajaran terdapat kenaikan yaitu dengan skor rata-rata adalah 3,08. Hasil tersebut menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran Sejarah Benua Australia meningkatkan hasil pembelajaran. Kata kunci: Sejarah, Australia, Benua Australia, media pembelajaran, geografis

PENDAHULUAN Australia sebagai benua dan kepulauan merupakan hal yang perlu dibahas secara menyeluruh. Sekalipun merupakan federasi yang terdiri dari negara-negara bagian, namun pembahasan tentang Australia dapat memberikan gambaran tentang benua ini secara global. Australia terdiri dari enam negara bagian dan sepuluh teritori yang terpencar menjadi tiga teritori di daratan Australia dan tujuh teritori terbesar di wilayah lautan pasifik dan Indonesia. Sebelum kemerdekaan Amerika 1776, Australia masih merupakan benua yang cukup dijadikan Aponturir bangsa Barat. Bangsa tersebut berusaha berlayar menuju Australia sebagai pembuktian teori-teori yang dipercayai. Ada yang mendarat di pantai barat, pantai utara maupun pantai timur. Masa-masa itu masih tergolong jaman Australia dalam legenda. Australia mengalami kebangkitan dan kemajuan yang dibarengi dengan tiga pengaruh yang kuat yaitu komposisi etnis, penemuan kekayaan mineral dan pemenuhan kedaulatan. Keterlibatan Australia di dalam percaturan politik internasional sangat menonjol terutama setelah Perang Dunia II. Keterlibatannya dengan Republik Indonesia pada masa Revolusi Fisik juga menunjukkan sikap Australia yang dewasa. Jadi, wajar jika Sejarah Benua Australia dipelajari Australia adalah mengingat bahwa Australia adalah negara maju yang dekat dan berbatasan langsung dengan Indonesia. Selain itu, bahwa saat ini timbul adanya globalisasi dunia yang mendorong orang untuk tahu segala sesuatu yang ada di luar negaranya. Secara kenyataan, Australia mempunyai peran baik bagi Indonesia khususnya maupun dunia umumnya. Sejarah Benua Australia sangat penting untuk dipelajari terutama bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah. Selama ini, materi Sejarah Benua Australia disampaikan di kelas melalui media buku, materi pada power point maupun penjelasan secara lisan oleh dosen pengampu, sehingga masih sangat monoton. Berdasar hal tersebut di atas, maka pada penelitian ini akan dilakukan pembahasan tentang perancangan dan implementasi media pembelajaran yang interaktif sehingga menarik bagi mahasiswa. Media pembelajaran yang akan dibuat berbasis multimedia yang akan memvisualisasikan isi dari buku tersebut di atas. Tujuannya adalah selain untuk membuat materi ini menjadi lebih menarik bagi mahasiswa, juga menerapkan aplikasi teknologi informasi dalam bidang pendidikan yang sangat dibutuhkan saat ini. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu media pembelajaran yang digunakan pada Program Studi Pendidikan Sejarah. KAJIAN PUSTAKA Penelitian yang dilakukan oleh Ainina (2014) tentang pemanfaatan media audio visual sebagai sumber pembelajaran Sejarah. Pada penelitian ini dibahas tentang pemanfaatan media pembelajaran sejarah berbasis audio visual di SMA N 2 Bae Kudus. Setelah dilakukan pembelajaran sejarah dengan menampilkan video pada kelas eksperimen ternyata dapat meningkatkan semangat dan ketertarikan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Pemanfaatan video sebagai media pembelajaran sangat membantu proses pembelajaran sehingga kualitas pembelajaran menjadi baik atau sesuai dengan yang diharapkan. Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen yang diberi pembelajaran dengan menggunakan media audio visual adalah 79,27 sedangkan rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol dengan tanpa menggunakan media audio visual adalah 71,03. Hal ini menunjukkan hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2011) tentang efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dalam upaya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pada tiap-tiap siklus penelitian ini difokuskan untuk memperoleh data tentang efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dalam upaya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, lembar observasi dan angket. Teknik analisis data secara kuantitatif berdasarkan hasil analisis perhitungan rata-rata skor angket motivasi siklus II. Rata-rata skor angket motivasi belajar siswa sebesar 91,5 sedangkan rata-rata skor hasil belajar siswa pada siklus I adalah 6,06 sedangkan pada siklus II sebesar 7,42. Dapat disimpulkan terjadi peningkatan skor hasil belajar siswa. Dengan demikian pemanfaatan media audio visual video pembelajaran pada pembelajaran sejarah dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Nugraha (2014) tentang penggunaan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa pada pembelajaran sejarah. Pada penelitian ini dibahas tentang penggunaan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan. Metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian setelah dilakukan tiga siklus dapat diketahui adanya peningkatan pemahaman kesejarahan siswa dengan menggunakan media audio visual yang dapat diketahui dengan pengolahan data melalui lembar penilaian diskusi kelas. Berdasar hasil penelitian diperoleh kesimpulan, pertama, tahap perencanaan yang dilakukan untuk kelancaran proses pembelajaran di kelas meliputi merancang tujuan dengan menyusun silabus dan RPP, kemudian dilanjutkan menyiapkan instrumen penilaian untuk menilai peningkatan pemahaman kesejarahan. Kedua, langkah-langkah dalam penerapan media audio visual di kelas yaitu dengan menayangkan film bertema sejarah yang relevan dengan tujuan pembelajaran. Berdasar penelitian-penelitian di atas, maka pada penelitian ini akan dibahas tentang efektivitas pemanfaatan media pembelajaran interaktif pada materi Sejarh Benua Australia berbasis multimedia. LANDASAN TEORI Sejarah Australia Kedatangan para imigran di Australia terdiri dari Dua Gelombang. Gelombang pertama migrasi ke Australia berlangsung dalam kurun waktu antara tahun 1788, yaitu pada saat rombongan pertama dari Inggris tiba, tahun 1945, dan saat berakhirnya Perang Dunia II. Pada masa ini, pada dasarnya masi sedikit jumlah imigran yang masuk ke Australia. Delapan dari sepuluh narapidana yang ditransformasikan ke Australia, adalah lakilaki. Akan tetapi, dengan dikeluarkannya beberapa kebijakan dan juga organisasi, seperti Family Colonisation Loan Society sebagai sebuah organisasi yang memilih inigran yang pantas, terutama keluargakeluarga, dan menempatkan diri mereka secara pantas di Australia akhirnya meningkatkan proporsi pada kedatangan imigran Australia dan meningkatkan jumlah penduduk yang berada di Australia. Melalui program-progyan imigrasi tersebut, sangat meningkatkan jumlah penduduk Australia. Pada tahun 1850 jumlah

penduduk Australia meningkat hampir mencapai setengah juta. Terutama dengan ditemukannya emas di New South Wales dan Victoria pada tahun 1850, hal ini menimbulkan arus imigran dalam jumlah yang sangat besar. Dimana peristiwa tersebut dikenal dengan nama gold rush. Antara tahun 1851 dan 1860, lebih dari setengah juta imigran memasuki wilayah Australia, sehingga jumlah penduduk Australia pada tahun 1861 meningkat sampai lebih dari satu juta orang. Setelah berakhirnya masa gold rush, imigran yang datang ke Australia umlah juga cuku banyak, terutama wanita. Hal ini akhirnya meningkatkan jumlah penduduk secara alamiah setelah tahun 1861. Antara tahun 1862 dan tahun 1890 migrasi ke Australia juga relative tinggi, terutama wanita, keluarga, dan juga pekerja-pekerja terampil. Dalam 1870-an minat orang-orang Inggris untuk bermigrasi ke Australia juga sangat tinggi. Hal ini dikarenakan makin pendeknya jarak pelayaran akibat pembukaan Terusan Suez, dan juga semakin baiknya hubungan telekomunikasi sejalan dengan selesainya sambunga telegraf antara Australia dengan Inggris pada tahun 1872. Selama Perang Dunia I, pertambahan penduduk di Australia tidak terlalu signifikan seperti tahun-tahun sebelumnya. Justru pada masa perang tersebut, jumlah penduduk Australia menurun dikarenakan banyak penduduk Australia yang dikirim ke medan peang untuk membantu tentara Inggris. Sehingga hal ini, membuat angka perkawinan menuru, demikian juga dengan angka kelahiran. Setelah tahun 1919, imigrasi ke Australia kembali mengalami peningkatan, dikarenakan Amerika menutup pintunya bagi migrasi besar-besaran. Antara tahun 1921 dan 1930, sekitar 300.000 imigran masuk ke Australia. Terjadinya depresi ekonomi, pada dasarnya membuat menururnnya angka migrasi ke Australia pada tahun 1930-an. Akan tetapi dengan adanya selogan Populate or Perish yang merupakan slogan umum di Australia pada awal 1940-an yang memperlihatkan penduduk yang begitu kecil dengan wilayahnya yang begitu luas membuat penduduk Australia berpikir bahwa hal tersebut membuat Australia rentan akan serangan dari luar dan juga akan sulit bagi Australia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Oleh karena itu, dibentuklah kementrian imigrasi, dimana tujuannya adalah untuk mendorong dan mengirganisasikan imigrasi sebagai sarana peningkatan jumlah penduduk negeri tersebut. Pemerintahan diselenggarakan oleh Partai Liberal di bawah Robert Menzies. Pada akhirnya dengan kebijakan tersebut, dalam waktu kurang dari 35 tahun kenaikan jumlah penduduk Australia mencapai 100% dan lebih dari 50% kenaikan tersebut dihasilkan oleh program imigrasi tersebut. Kebijakan yang dikeluarkan tersebut merupakan gelombang kedua dari arus imigrasi tersebut. Walaupun pemerintah memperogramkan agar imigran yang masuk itu seharusnya dari Inggris, namun dalam gelombang ketiga ini Australia juga menerima imigran dari luar Inggris. Mereka berasal dari Eropa dan juga sekitar Laut Tengah. Terutama dengan menandatangani persetujuan dengan International Refugee Organization, membuat Australia menerika imigran-imigran yang berasal dari luar Inggris. Hasilnya Australia pun dipenuhi orang-orang yang berasal dari suku Aborigin saja dan Inggris saja, tetapi juga berasal dari Italia, Yunani, Yugoslavia, Belanda, Jerman, Polandia, Libanon, Austria, Hongaria, dan Malta. Media Pembelajaran Media merupakan segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.

Sedangkan pembelajaran adalah usaha guru untuk menjadikan siswa melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan informasi dari guru ke siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dan pada akhirnya dapat menjadikan siswa melakukan kegiatan belajar. Manfaat media pembelajaran tersebut adalah: penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan, proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, efisiensi dalam waktu dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar serta mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif. METODE PENELITIAN Jalan penelitian yang dilakukan meliputi survey ke lokasi penelitian, identifikasi masalah, mengumpulkan data, studi kepustakaan, analisis data kemudian membuat rekomendasi dari hasil penelitian yang dilakukan. Salah satu jalan penelitian adalah melakukan survey langsung untuk mengumpulkan data untuk dilakukan analisis. Lokasi penelitian adalah di Fakultas Teknik Universitas PGRI Yogyakarta. Pada penelitian ini dilakukan identifikasi masalah yang menjadi obyek penelitian, masalah apa saja yang terjadi dalam penyampaian pembelajaran maupun pemahaman tentang Sejarah Benua Australia. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi langsung ke lokasi penelitian dan wawancara dengan penanggung jawab operasional secara personal interview yaitu bertatap muka secara langsung. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari literature yang berhubungan dengan obyek penelitian ini, serta untuk memahami konsep tentang media pembelajaran yang berkaitan dengan pendidikan sejarah. Selain itu, juga terdapat buku, jurnal ilmiah artikel, artikel di internet dan sebagainya. Metode analisa data yang dilakukan pada penelitian ini antara lain : 1) Uji coba Pada tahap ini adalah mengujicoba media pembelajaran kepada mahasiswa. Uji efisiensi dilakukan dengan desain survey, dimana peneliti akan mengembangkan instrumen untuk melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran. Uji efisiensi sangat berguna sebagai bahan evaluasi model untuk mengetahui bagian-bagian dari proses yang belum sesuai dengan rencana dan mengetahui bagian mana dari proses yang harus diperbaiki. 2) Menganalisis hasil Data hasil uji coba yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis. Analisis uji efektivitas ini dilakukan dengan uji statistik. Analisis uji efisiensi akan dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif. Dalam hal ini peneliti menganalisis apakah tujuan tercapai, apakah media pembelajaran efektif dan efisien digunakan. 3) Review Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mereview perangkat pembelajaran tersebut kemudian merevisi jika ada masukan dan saran yang diperoleh.

HASIL DAN PEMBAHASAN Proses Pembelajaran Awal Pembelajaran pada mata kuliah Sejarah Benua Australia masih dilakukan secara konvensional yaitu dengan memberikan ceramah. Melalui metode ceramah yang disampaikan oleh dosen mata kuliah, proses pembelajaran di dalam kelas berlangsung secara searah. Hal ini mengakibatkan proses pembelajaran menjadi monoton dan cenderung membosankan. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan sebuah pembaruan untuk meningkatkan proses pembelajaran. Peningkatan proses pembelajaran dilakukan dengan membuat sebuah media pembelajaran untuk mata kuliah Sejarah Benua Australia. Implementasi Aplikasi Media Pembelajaran Media pembelajaran Sejarah Benua Australia dibuat untuk mempermudah mahasiswa dalam mengikuti pelaksanaan pembelajaran khususnya pada mata kuliah Sejarah Benua Australia. Aplikasi media pembelajaran ini dibuat menggunakan software Adobe Flash. Materi yang dimasukkan ke dalam media pembelajaran berdasarkan pada buku ajar Sejarah Benua Australia yang ditulis langsung oleh dosen pada mata kuliah ini yaitu Bapak Drs. John Sabari. Isi dari media pembelajaran yang sudah dibuat terdiri dari Halaman Utama, Halaman Materi yang terdiri dari 5 (Lima) jenis materi sesuai dengan isi buku dan Evaluasi. Aplikasi Media Pembelajaran Media pembelajaran Sejarah Benua Australia dibuat untuk mempermudah mahasiswa dalam mengikuti pelaksanaan pembelajaran khususnya pada mata kuliah Sejarah Benua Australia. Aplikasi media pembelajaran ini dibuat menggunakan software Adobe Flash. Materi yang dimasukkan ke dalam media pembelajaran berdasarkan pada buku ajar Sejarah Benua Australia yang ditulis langsung oleh dosen pada mata kuliah ini yaitu Bapak Drs. John Sabari. Isi dari media pembelajaran yang sudah dibuat terdiri dari Halaman Utama, Halaman Materi yang terdiri dari 5 (Lima) jenis materi sesuai dengan isi buku dan Evaluasi. Tampilan Halaman Awal Pada tampilan awal media pembelajaran yang sudah dibuat, terdapat halaman utama yang berisi antara lain: cover buku Sejarah Benua Australia pada sisi sebelah kiri, kemudian terdapat tombol bertuliskan Mulai. Melalui tombol tersebut, ketika diklik akan masuk ke halaman media pembelajaran selanjutnya. Tampilan halaman awal disajikan pada Gambar 1 berikut ini. Gambar 1 Tampilan Halaman Awal Tampilan Halaman Menu Utama Pada tampilan Halaman Menu Utama, terbagi menjadi 5 Menu Materi yaitu Materi 1, Materi 2, Materi 3, Materi 4 dan Materi 5. Materi 1 berisi tentang Peta Wilayah Australia termasuk peta wilayah negara-negara bagian Australia. Tampilan halaman Menu Utama disajikan pada Gambar 2 berikut ini.

Gambar 2 Tampilan Menu Utama Hasil Pengisian Kuesioner Pengisian kuesioner dilakukan oleh mahasiswa peserta kuliah Sejarah Benua Australia. Pertanyaan kuesioner sejumlah 20 (dua puluh) nomer pertanyaan. Hasil dari pengisian kuesioner disajikan pada Tabel 1 berikut ini. Gambar 3. Grafik Sebelum penggunaan media Grafik hasil pengisian kuesioner setelah menggunakan media pembelajaran disajikan pada Gambar 4 berikut ini. Tabel 1. Hasil Kuesioner No Data Sebelum Sesudah 1 D1 3,05 3,15 2 D2 2,95 3,30 3 D3 2,95 3,10 4 D4 2,80 2,75 5 D5 2,95 3,30 6 D6 2,70 2,90 7 D7 3,05 3,20 8 D8 2,90 3,05 9 D9 3,15 3,55 10 D10 2,95 3,05 11 D11 2,75 3,00 12 D12 3,00 3,10 13 D13 2,80 2,65 Rata2 2,92 3,08 Grafik hasil pengisian kuesioner disajikan pada Gambar 3 berikut ini. Gambar 4. Grafik Sebelum penggunaan media KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Media pembelajaran pada mata materi Sejarah Benua Australia sudah diujicobakan kepada mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah sebanyak 2 (dua) kali, yaitu sebelum menggunakan media pembelajaran dan setelah menggunakan media pembelajaran.

b. Hasil pengujian melalui pengisian kuesioner menunjukkan skor rata-rata hasil pengisian responden adalah 2,92 untuk sebelum penggunaan media pembelajaran, sedangkan setelah menggunakan media pembelajaran menunjukkan rata-rata skor 3,08. Melalui hasil tersebut dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan hasil pembelajaran melalui penggunaan media pembelajaran. Pembelajaran dalam Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Sejarah. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. Sabari, J. 2014. Sejarah Australia: Selayang Pandang. The Phinisi Press. Yogyakarta. Saran Saran yang dapat diberikan melalui penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk penelitian selanjutnya dapat dibuat media pembelajaran yang lebih interaktif lagi, misalnya menggunakan media 3 dimensi (3D), sehingga tampilan akan lebih menarik. b. Dapat dilakukan penelitian lanjutan untuk materi-materi selain materi Sejarah Benua Australia. DAFTAR PUSTAKA Ainina, I.A. 2014. Pemanfaatan Media Audio Visual sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah. Indonesian Journal of History Education Vol. 3 No. 1 tahun 2014 [ISSN 2252-6641] halaman 40-45. Nugraha, F.D. 2014. Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Siswa pada Pembelajaran Sejarah. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Rahmawati, F.N. 2011. Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual Video