BAB 1 PENDAHULUAN. itu justru di manfaatkan dalam kerangka pembangunan, hal ini berarti bahwa

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. A. Mangrove. kemudian menjadi pelindung daratan dan gelombang laut yang besar. Sungai

BAB I PENDAHULUAN. Model Genesi dalam Jurnal : Berkala Ilmiah Teknik Keairan Vol. 13. No 3 Juli 2007, ISSN

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggunaan sumberdaya alam. Salah satu sumberdaya alam yang tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

BAB I PENDAHULUAN. maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. antara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik mempunyai

SUMBERDAYA ALAM WILAYAH PESISIR

BAB I PENDAHULUAN. fauna yang hidup di habitat darat dan air laut, antara batas air pasang dan surut.

BAB I PENDAHULUAN. tempat dengan tempat lainnya. Sebagian warga setempat. kesejahteraan masyarakat sekitar saja tetapi juga meningkatkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

VIII. KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE BERKELANJUTAN Analisis Kebijakan Pengelolaan Hutan Mangrove

Hutan Mangrove Segara Anakan Wisata Bahari Penyelamat Bumi

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan yang hidup di lingkungan yang khas seperti daerah pesisir.

PENDAHULUAN. pengelolaan kawasan pesisir dan lautan. Namun semakin hari semakin kritis

I. PENDAHULUAN. Hutan mangrove merupakan ekosistem hutan yang terdapat di daerah pantai dan

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas

Oleh. Firmansyah Gusasi

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. berbeda antara dua atau lebih komunitas (Odum, 1993).

PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan

BAB I PENDAHULUAN. ekologis yaitu untuk melakukan pemijahan (spawning ground), pengasuhan (nursery

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem pesisir tersebut dapat berupa ekosistem alami seperti hutan mangrove,

I. PENDAHULUAN. Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis dan subtropis yang

BAB I PENDAHULUAN. mangrove di Indonesia mencapai 75% dari total mangrove di Asia Tenggara, seperti

BAB I PENDAHULUAN. wilayah perbatasan antara daratan dan laut, oleh karena itu wilayah ini

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Wilayah pesisir dan lautan Indonesia terkenal dengan kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. Kerusakan hutan mangrove di Indonesia, kini semakin merata ke berbagai

BAB I PENDAHULUAN. ekosistem lamun, ekosistem mangrove, serta ekosistem terumbu karang. Diantara

BAB I PENDAHULUAN. atas pulau, dengan garis pantai sepanjang km. Luas laut Indonesia

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mendapatkan makanan, suhu yang tepat untuk hidup, atau mendapatkan

I. PENDAHULUAN. Menurut Tomlinson(1986), mangrove merupakan sebutan umum yang digunakan

PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PELESTARIAN, PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN HUTAN MANGROVE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hutan mangrove merupakan suatu tipe hutan yang khusus terdapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pantai sekitar Km, memiliki sumberdaya pesisir yang sangat potensial.

BAB I PENDAHULUAN. Karena berada di dekat pantai, mangrove sering juga disebut hutan pantai, hutan

BAB I PENDAHULUAN. baik bagi pesisir/daratan maupun lautan. Selain berfungsi secara ekologis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem dengan fungsi yang unik dalam lingkungan

I. PENDAHULUAN. mangrove. Sebagai salah satu ekosistem pesisir, hutan mangrove merupakan

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CILACAP

I. PENDAHULUAN. dan lautan. Hutan tersebut mempunyai karakteristik unik dibandingkan dengan

Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang. berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Komunitas vegetasi ini

TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. pada iklim tropis dan sub tropis saja. Menurut Bengen (2002) hutan mangrove

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara

PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat. Selain keunikannya, terdapat beragam fungsi yang dapat dihasilkan

PENDAHULUAN. lahan pertambakan secara besar-besaran, dan areal yang paling banyak dikonversi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendahuluan 1. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di

PENANGANAN TERPADU DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DI WILAYAH PESISIR, LAUTAN DAN PULAU

I. PENDAHULUAN. 16,9 juta ha hutan mangrove yang ada di dunia, sekitar 27 % berada di Indonesia

Mengembangkan Ekowisata Hutan Mangrove Tritih Kulon Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan sehingga perlu dijaga kelestariannya. Hutan mangrove adalah

TINJAUAN PUSTAKA. terpengaruh pasang surut air laut, dan didominasi oleh spesies pohon atau semak

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhannya bertoleransi terhadap garam (Kusman a et al, 2003). Hutan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang disebut sumberdaya pesisir. Salah satu sumberdaya pesisir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ari Luqman, 2013

I. PENDAHULUAN. lainnya. Keunikan tersebut terlihat dari keanekaragaman flora yaitu: (Avicennia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai panjang garis pantai lebih kurang 114 km yang membentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hutan mangrove merupakan ekosistem yang penting bagi kehidupan di

EKOSISTEM MANGROVE DAN PENGELOLAANNYA DI INDONESIA

PENDAHULUAN. karena Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai mencapai

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Potensi wilayah pesisir dan laut Indonesia dipandang dari segi. pembangunan adalah sebagai berikut ; pertama, sumberdaya yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki mangrove terluas di dunia (Silvus et al, 1987; Primack et al,

BAB I PENDAHULUAN. kawasan yang dilindungi (protected area) sebagai tujuan wisata melahirkan

EKOSISTEM LAUT DANGKAL EKOSISTEM LAUT DANGKAL

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PELUANG BISNIS PARIWISATA DI KARIMUNJAWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN km. Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya laut yang menimpah baik dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan garis pantai sepanjang

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia perkiraan luas mangrove sangat beragam, dengan luas

BAB I. PENDAHULUAN. pulau-nya dan memiliki garis pantai sepanjang km, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. potensial untuk pembangunan apabila dikelola dengan baik. Salah satu modal

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33 ayat (2)

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2016

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelestarian lingkungan hidup mempunyai konotasi bahwa lingkungan hidup harus dipertahankan sebagaimana keadanya. sedangkan lingkungan hidup itu justru di manfaatkan dalam kerangka pembangunan, hal ini berarti bahwa lingkungan hidup mengalami proses perubahan. dalam proses perubahan ini perlu di jaga agar ligkungan hidup itu tetap mampu menunjang kehidupan yang normal. 1 Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau sekitar 17.508 pulau dan panjang pantai kurang lebih 81.000 km, memiliki sumberdaya pesisir yang sangat besar, baik hayati maupun nonhayati. Pesisir merupakan wilayah perbatasan antara daratan dan laut, oleh karena itu wilayah ini dipengaruhi oleh proses-proses yang ada di darat maupun yang ada di laut. Wilayah demikian disebut sebagai ekoton, yaitu daerah transisi yang sangat tajam antara dua atau lebih komunitas. Sebagai daerah transisi, ekoton dihuni oleh organisme yang berasal dari kedua komunitas tersebut, yang secara berangsurangsur menghilang dan digantioleh spesies lain yang merupakan ciri ekoton, dimana seringkali kelimpahannya lebih besar dari dari komunitas yang mengapitnya. Sebagai salah satu ekosistem pesisir, hutan mangrove merupakan ekosistem yang unik dan rawan. Ekosistem ini mempunyai fungsi ekologis dan 1 Niniek Suparni, Pelestarian Pengelolaan dan Penegakan Hukum Lingkungan (Jakarta sinar grafika;1994) hal.1 1

2 ekonomis. Fungsi ekologis hutan mangrove antara lain : pelindung garis pantai, mencegah intrusi air laut, habitat (tempat tinggal), tempat mencari makan (feeding ground), tempat asuhan dan pembesaran (nursery ground), tempat pemijahan (spawning ground) bagi aneka biotaperairan, serta sebagai pengatur iklim mikro. Sedangkan fungsi ekonominya antara lain, penghasil keperluan rumah tangga, penghasil keperluan industri, dan penghasil bibit. Sebagian manusia dalam memenuhi keperluan hidupnya dengan mengintervens iekosistem mangrove. Hal ini dapat dilihat dari adanya alih fungsi lahan (mangrove) menjadi tambak, pemukiman, industri, dan sebagainya maupun penebangan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan. Dampak ekologis akibat berkurang dan rusaknya ekosistem mangrove adalah hilangnya berbagai spesies flora dan fauna yang berasosiasi dengan ekosistem mangrove, yang dalam jangka panjang akan menganggu keseimbangan ekosistem mangrove khususnya dan ekosistem pesisir umumnya. ini tidak dimaksudkan untuk menjelaskan semua ekosistem pesisir.bahasan lebih kepada ekosistem mangrove, kaitannya dengan strategi dan pengelolaan mangrove. Hubungan antar ekosistem pesisir dibahas secara singkat manakala diperlukan untuk memperjelas keberadaan ekosistem mangrove. Perkembangan dalam sektor kepariwisataan pada saat ini melahirkan konsep pengembangan pariwisata alternatif yang tepat dan secara aktif membantu menjaga keberlangsungan pemanfaatan budaya dan alam secara berkelanjutan dengan memperhatikan segala aspek dari pariwisata berkelanjutan yaitu; ekonomi masyarakat, lingkungan, dan sosial-budaya. Pengembangan pariwisata alternatif

3 berkelanjutan khususnya ekowisata merupakan pembangunan yang mendukung pelestarian ekologi dan pemberian manfaat yang layak secara ekonomi dan adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat. Ekowisata merupakan salah satu produk pariwisata alternatif yang mempunyai tujuan seiring dengan pembangunan pariwisata berkelanjutan yaitu pembangunan pariwisata yang secara ekologis memberikan manfaat yang layak secara ekonomi dan adil secara etika, memberikan manfaat sosial terhadap masyarakat guna memenuhi kebutuhan wisatawan dengan tetap memperhatikan kelestarian kehidupan sosial-budaya, dan memberi peluang bagi generasi muda sekarang dan yang akan datang untuk memanfaatkan dan mengembangkannya. 2 Pola ekowisata berbasis masyarakat adalah pola pengembangan ekowisata yang mendukung dan memungkinkan keterlibatan penuh oleh masyarakat setempat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan usaha ekowisata dan segala keuntungan yang diperoleh. Ekowisata berbasis masyarakat merupakan usaha ekowisata yang menitikberatkan peran aktif komunitas. Hal tersebut didasarkan kepada kenyataan bahwa masyarakat memiliki pengetahuan tentang alam serta budaya yang menjadi potensi dan nilai jual sebagai daya tarik wisata, sehingga pelibatan masyarakat menjadi mutlak. Pola ekowisata berbasis masyarakat mengakui hak masyarakat lokal dalam mengelola kegiatan wisata di kawasan yang mereka miliki secara adat ataupun sebagai pengelola. 2 (http://muhammadtarmid.blogspot.com/2011/04/makalah-ekowisata.html) di diakses pada hari selasa pada tanggal 15 Mei 2012 pada pukul 05.20 Wib

4 Ekowisata berbasis masyarakat dapat menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat setempat, dan mengurangi kemiskinan, di mana penghasilan ekowisata adalah dari jasa-jasa wisata untuk turis: fee pemandu; ongkos transportasi; homestay; menjual kerajinan, dll. Ekowisata membawa dampak positif terhadap pelestarian lingkungan dan budaya asli setempat yang pada akhirnya diharapkan akan mampu menumbuhkan jati diri dan rasa bangga antar penduduk setempat yang tumbuh akibat peningkatan kegiatan ekowisata. Dengan adanya pola ekowisata berbasis masyarakat bukan berarti bahwa masyarakat akan menjalankan usaha ekowisata sendiri. Tataran implementasi ekowisata perlu dipandang sebagai bagian dari perencanaan pembangunan terpadu yang dilakukan di suatu daerah. Untuk itu, pelibatan para pihak terkait mulai dari level komunitas, masyarakat, pemerintah, dunia usaha dan organisasi non pemerintah diharapkan membangun suatu jaringan dan menjalankan suatu kemitraan yang baik sesuai peran dan keahlian masing-masing. 3 Ekowisata Mangrove adalah suatu kawasan wisata alam yang lokasinya berada di wilayah hutan produksi. Pembangunan Hutan Bakau (Mangrove) menjadi obyek wisata alam dimaksudkan untuk mendayagunakan potensi sumber daya alam untuk mendukung usaha industri kepariwisataan. Selain sebagai tempat rekreasi, pembangunan Ekowisata Mangrove dimaksudkan untuk dapat menjadi sarana pendidikan dan ilmu pengetahuan sekaligus menumbuhkan rasa cinta alam lingkungan. 3 Wwf indonesiia prinsip dan kriteria Ecotourisem jan 2009. pdf

5 Dalam hal pengelolaan mangrove, partisipasi dari Masyarakat amat dibutuhkan dalam proses menjaga mengelola keseimbangan dan pelestarian lingkungan. Sejak terjadi pemanasan global, musim dan cuaca yang terjadi di Indonesia turut mengalami perubahan yang drastis. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak pemanasan global dan menyelamatkan lingkungan hidup agar tetap terjaga kelestariannya, salah satunya adalah hutan mangrove yang berada di daerah pesisir Wonorejo kecamatan Rungkut, Pesatnya pembangunan di Kota Surabaya membuat sebagai besar warga merasa tidak yakin jika di kota metropolitan tersebut masih terdapat wisata alam, yakni berupa pemanfaatan atau konservasi hutan mangrove. Oleh kerena itu masyarakat dan kelompok tani wonorejo mempunyai rencana untuk melestarikan alam yang di sebut mangrove. Wisata Mangrove adalah objek wisata baru di Surabaya, tepatnya di daerah Wonorejo kecamatan Rungkut. Sebelum menjadi wisata, dulu sekitar tahun 1988 adalah berupa tambak yang tidak terawat lalu dengan partisipasi dari masyarakat yang di pimpin oleh pak Fathoni yang akhira pada tahun 2005 Dibentukya kelompok Tani Bintang Timur dan Masyarakat setempat yang ikut berpartisipasi untuk mengelolah Hutan Mangrove, mereka menanami tanaman dengan jenis tanaman yang berbeda-beda dan tentunya mengandung manfaat. Dengan diresmikanya wisata mangrove pada tahun 2009 masyarakat dan kelompok tani semakin bersemangat untuk membangun partisipasi dalam pengelolaan Hutan mangrove, selain tenaga dan pikiran dari masyarakat banyak juga pendukung dari pihak lain, termasuk LSM, dari pihak LSM berpartisipasi

6 dengan membantu menyumbang bibit pohon kemudian pohon itu di tanam bersama dengan kelompok Tani Bintang Timur, ibu PKK dan karang taruna Wonorejo. Selain itu Anggota FKPM (forum kemitraan polisi dan masyarakat), tugas dari anggota FKPM ini adalah mengawasi bila ada tindakan yang melangar peraturan akan segera di tindak lanjuti seperti, penebangan pohon mangrove dan penangkapan Burung di area Hutan mangrove, kemudian LSM, dan ibu-ibu PKK mereka membantu dengan tenaga dan pikiran mereka dengan bersemangat untuk membantu kelompok Tani Bintang Timur Wonorejo dalam berupaya untuk mengelolah lingkungan dan menyelamatkan laut dari abrasi. 4 B. Rumusan masalah 1. Bagaimana partisipasi kelompok Tani Bintang Timur Wonorejo dalam pengelolaan Hutan mangrove? 2. Bagaimanakah dampak ekonomi masyarakat Wonerojo sejak adanya program pengelolaan Hutan mangrove? C. Tujuan penelitian Berdasarkaan rumusan masalah yang telah di paparkan diatas, maka yang menjadi tujuan peneliti ini adalah sebagai berikut: 1. Ingin mengetahui bentuk Partisipasi pengelolaan Hutan Mangrove di Wonorejo oleh kelompok Tani Bintang Timur. 2. Ingin mengetahui dampak Ekonomi masyarakat dengan adanya Pengembangan Ekowisata Hutan Mangrove. 4 Wawancara dengan kelompok Tani Bintang Timur, pada Hari Sabtu 20 april 2012

7 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan peneliti mengenai materi yang dibahas maupun metode yang digunakan dalam meneliti khususnya keterlibatan Masyarakat dalam upaya mengembangkan potensi Sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di Daerahnya sendiri. 2. Bagi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bahan bacaan dan mampu meningkatkan keilmuan bagi pembaca di jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) khususnya dan Fakultas Dakwah pada umumnya. 3. Bagi Universitas Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi para peneliti selanjutnya dengan tujuan agar keilmuan mereka bisa bertambah dan bisa sebagai bahan referensi ketika akan melakukan penelitian yang berkaitan dengan upaya pemberdayaan masyarakat melalui potensi yang dimiliki oleh suatu tempat, dan tidak kalah pentingnya sebagai perbendaharaan perpustakaan IAIN Sunan Ampel untuk kepentingan ilmiah selanjutnya. 4. Bagi Masyarakat

8 Masyarakat bisa mengetahui pentingnya suatu Pengembangan pengelolaan Hutan Mangrove untuk melestarikan alam dan mencegah dari abrasi laut. 5. Bagi Peneliti Lain Dapat memberikan gambaran atau pengetahuan bagaimana proses pengembangan masyarakat dalam pengelolaan mangrove. E. Definisi konsep Pada dasarnya konsep merupakan unsur pokok bagi suatu penelitian dan sebenanya adalah definisi singkat dan sejumlah fakta atau gejala-gejala yang diamati.oleh karena itu konsep-konsep yang dipilih dalam penelitian ini perlu di tentukan ruang lingkup dan batasan persoalanya. Sehingga persoalan-persoalan tersebut tidak kabur, di samping itu konseptualisasi agar terhindar dari saling salah pengertian mengenai konsep-konsep yang di gunakan, sehingga akan menjadi mudah memahami masalah yang di bahas. 1. Pengembangan Pengembangan merupakan suatu kegiatan yang mensyaratkan adanya sebuah perubahan, yakni perubahan kondisi seseorang, kelompok, organisasi maupun komunitas kepada kondisi yang lebih baik. Berarti pengembangan ialah membina dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. 5 5 Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad syafi i, Pengembangan Masyarakat islam ( Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 2001), hal 29

9 2. Masyarakat Manusia merupakan bagian dari kehidupan makhluk sosial yang ada di muka bumi. Kumpulan dari manusia inilah yang kemudian dikenal sebagai masyarakat. Pengertian masyarakat sendiri secara umum diartikan sebagai kesatuan yang terjadi antara 2 orang atau lebih manusia yang berada dalam sebuah wilayah dalam jangka waktu tertentu. Kondisi umum yang menyebabkan munculnya masyarakat sendiri salah satunya disebabkan adanya naluri manusia sebagai makhluk sosial. Sehingga, manusia tidak akan bisa hidup sendiri tanpa adanya hubungan dengan manusia yang lain 6. Unsur-unsur suatu masyarakat yaitu : 1. Harus ada perkumpulan manusia dan harus banyak. 2. Telah bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu 3. Ada aturan atau undang-undang yang mengatur masyarakat 3. Ekowisata Ekowisata merupakan pariwisata bertanggung jawab yang dilakukan pada tempat-tempat alami, serta memberi kontribusi terhadap kelestarian alam dan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat (TIES The International Ecotourism Society dengan sedikit modifikasi). Menurut Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Ekowisata merupakan konsep pengembangan pariwisata. Ekowisata yang berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian 6 http://majidbsz.wordpress.com/2008/06/30/pengertian-masyarakat/, diakses pada tanggal 14-03-2012, pukul 15.30WIB

10 lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan, sehingga memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat dan pemerintah setempat. Ekowisata memiliki banyak definisi yang seluruhnya berprinsip pada pariwisata yang kegiatannya mengacu pada lima elemen penting yaitu: 1. Memberikan pengalaman dan pendidikan kepada wisatawan yang dapat meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap daerah tujuan wisata yang dikunjunginya. Pendidikan diberikan melalui pemahaman akan pentingnya pelestarian lingkungan, sedangkan pengalaman diberikan melalui kegiatan kegiatan wisata yang kreatif disertai dengan pelayanan yang prima. 2. Memperkecil dampak negative yang bisa merusak karakteristik lingkungan dan kebudayaan pada daerah yang dikunjungi. 3. Mengikutsertakan masyarakat dalam pengelolaan dan pelaksanaannya. 4. Memberikan keuntungan ekonomi terutama kepada masyarakat lokal, untusk itu, kegiatan ekowisata harus bersifat profit (menguntungkan). 5. Dapat terus bertahan dan berkelanjutan. Dalam ekowisata, prinsip tanggung jawab dan menghormati alam dan budaya setempat menjadi sangat penting. Wisatawan harus menyesuaikan diri dengan budaya dan situasi setempat, bukan sebaliknya. Wisatawan juga harus menyadari

11 pentingnya pelestarian lingkungan dan menghormati budaya dari kawasan yang dikunjunginya. 7 4. Partisipasi Secarah harfiah Partisipasi berarti turut berperan atau terlibat secara langsung. Serta dalam suatu kegiatan, peran serta aktif atau proaktif dalam suatu kegiatan. Partisipasi dapat di definisikan secara luas sebagai bentuk keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat secara aktif dan sukarela baik karena alasan-alasan dari dalam maupun dari luar dalam keseluruhan proses yang bersangkutan. 8 5. Mangrove Mangrove adalah jenis tanaman dikotil yang hidup di habitat payau. Tanaman dikotil adalah tumbuhan yang buahnya berbiji berbelah dua. Pohon mangga adalah contoh pohon dikotil dan contoh tanaman monokotil adalah pohon kelapa. Kelompok pohon di daerah mangrove bisa terdiri atas suatu jenis pohon tertentu saja atau sekumpulan komunitas pepohonan yang dapat hidup di air asin. Hutan mangrove biasa ditemukan di sepanjang pantai daerah tropis dan subtropis, antara 32 Lintang Utara dan 38 Lintang Selatan. Hutan mangrove merupakan ekosistem yang kompleks terdiri atas flora dan fauna yang berada di daerah pantai, hidup sekaligus di habitat daratan dan air laut, antara batas air pasang dan surut. Berperan dalam melindungi garis pantai dari erosi, gelombang laut dan angin topan. Tanaman mangrove 7 Panduan dasar pelaksanaan ekowisata : UHJAK/2009/PI/H/9 di akses pada Hari senin tanggal 14 mei 2012 8 Adi Fahrudi, Pemberdayaan dan Partisipasi penguatan kapasitas Masyarakat (Bandung:Humaniora), hal. 36

12 berperan juga sebagai buffer (perisai alam) dan menstabilkan tanah dengan menangkap dan memerangkap endapan material dari darat yang terbawa air sungai. 9 Daya Adaptasi Mangrove Terhadap Lingkungan Tumbuhan mangrove mempunyai daya adaptasi yang khas terhadap lingkungan. menguraikan adaptasi tersebut dalam bentuk : 1. Adaptasi terhadap kadar kadar oksigen rendah, menyebabkan mangrove memiliki bentuk perakaran yang khas : a. Bertipe cakar ayam yang mempunyai pneumatofora (misalnya : Avecennia Xylocarpus. dan Sonneratia ) untuk mengambil oksigen dari udara. b. bertipe penyangga/tongkat yang mempunyai lentisel (misalnya Rhyzophora spp.). 2. Adaptasi terhadap kadar garam yang tinggi : Memiliki sel-sel khusus dalam daun yang berfungsi untuk menyimpan garam. Berdaun kuat dan tebal yang banyak mengandung air untuk mengatur keseimbangan garam. Daunnya memiliki struktur stomata khusus untuk mengurangi penguapan. 3. Adaptasi terhadap tanah yang kurang strabil dan adanya pasang surut, dengan caramengembangkan struktur akar yang sangat ekstensif dan membentuk jaringanhorisontal yang lebar. Di samping untuk memperkokoh pohon, akar tersebut juga berfungsi untuk mengambil unsur hara dan menahan sedimen. tanggal 29 april. 9 http://pengertian-definisi.blogspot. com/2010/10/definisi-mangrove. html diakses pada