BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala problema kehidupannya tidak dapat terpisah-pisah. Sastra

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan keadaan sosial masyarakat baik secara langsung maupun tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. mengkaji karya sastra dengan cara menghubungkannya dengan aspek-aspek sosial

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. diistilahkan dengan proses cerita, proses narasi, narasi atau cerita berplot. Prosa

SKRIPSI. Oleh LULUK HIDAYATUL ZAHRO NIM

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,

BAB I PENDAHULUAN. cuarahan hati pengarang. Cara pengarang menghadirkan tokoh merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari perubahan sosial yang melatarbelakanginya (Ratna, 2007: 81). Hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren,

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

menyampaikan pesan cerita kepada pembaca.

BAB V PENUTUP. dalam novel-novel yang ditulis oleh para pengarang yang berasal. dari Jawa. Deskripsi warna lokal Jawa dalam novel Indonesia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sekitar yang dituangkan dalam bentuk seni. Peristiwa yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. bermuara pada struktur. Keduanya, baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. penjelas kalimat pada peristiwa itu terjadi. Tidak hanya keterangan waktu

BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan karya sastra banyak mengangkat kisah tentang kehidupan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra diciptakan melalui kata-kata.sastra lahir dari representasi pikiran

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

PERBANDINGAN NILAI BUDAYA PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DENGAN NOVEL JANGIR BALI KARYA NUR ST. ISKANDAR.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membuat karya sastra berangkat dari fenomena-fenomena sosial, politik, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari sastra lebih dalam lagi, setidaknya terdapat 5 karakteristik sastra

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB I PENDAHULUAN. bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu karya yang terlahir dari perasaan dan imajinasi, perasaan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam

DISKRIMINASI TERHADAP TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL LINTANG KEMUKUS DINI HARI KARYA AHMAD TOHARI ARTIKEL. Oleh. Satia Moh. Karmin Baruadi Herman Didipu

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan sebagai karya kreatif, sastra mampu melahirkan suatu kreasi yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui bagaimana persoalan-persoalan kebudayaan yang ada. Kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide dalam bentuk gambaran kongkrit yang menggunakan alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi seseorang yang berasal dari pengalaman, pemikiran, perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah karya sastra pada hakikatnya merupakan suatu pengungkapan kehidupan melalui bentuk bahasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan oleh sastrawan. Pikiran, perasaan, kreativitas, serta

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang bebas mengungkapkan semua ide dan ktreatifitasnya agar pembaca dapat menangkap

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil ekspresi atau ungkapan kejiwaan seorang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

KONFLIK BATIN TOKOH SRINTIL DALAM NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra terjelma dari sebuah proses kreasi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Novel sebagai karya sastra menyajikan hasil pemikiran melalui penggambaran wujud

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra dan kehidupan manusia merupakan satu kesatuan. Sastra dan manusia serta segala problema kehidupannya tidak dapat terpisah-pisah. Sastra muncul sebagai respon dari adanya konflik-konflik hidup yang dialami manusia. Para sastrawan melakukan perenungan yang mendalam untuk memahami hakikat kehidupan yang ada melalui proses kreatif dan perenungan, kemudian lahir karya sastra sebagai cermin dari kehidupan yang nyata. Novel sebagai salah satu bentuk karya sastra adalah suatu cerita yang fiksi dengan panjang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan kehidupan nyata yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut. Nurgiyanto (1995:3) menyatakan novel bukan semata-mata karya fiktif, akan tetapi novel yang terlahir melalui proses imajiner. Fiksi menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan. Pengarang menghayati berbagai permasalahan tersebut dengan penuh kesungguhan yang kemudian diungkapkan kembali melalui sarana fiksi sesuai pandangannya. Fiksi menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya di lingkungan sesamanya. Fiksi merupakan hasil dialog, kontemplasi dan reaksi pengarang terhadap lingkungan dan kehidupan, sehingga seorang pengarang akan mengajak pembaca memasuki pengalaman atau imajinasi melalui tokoh-tokoh dalam novel. 1

2 Dilihat dari segi isinya, novel tidak hanya terkungkung dalam dunia psikologi saja tetapi juga memuat aspek sosial, sebab novel merupakan cerminan dan representasi kehidupan masyarakat. Melalui novel, pengarang mengungkapkan problem kehidupan. Problem yang diangkat dalam novel tercermin pula keadaan sosial serta budaya yang tengah berkembang dalam suatu masyarakat. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan muncullah cabang pengetahuan baru yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manusia yang berhubungan dengan dengan situasi sosial termasuk di dalamnya interaksi antar orang dan hasil kebudayaannya yang disebut dengan psikologi sosial (Ahmadi, 1982:7). Psikologi sosial adalah ilmu yang mempelajari individu sebagai anggota masyarakat sosial (Ahmadi, 1982:9).Selain itu, psikologi sosial merupakan gabungan antara psikologi sastra dan sosiologi sastra. Dari penjelasan ini, terlihat bahwa dalam aspek sosial memang tidak pernah berdiri sendiri, melainkan terpengaruh oleh jiwa seseorang, atau sebaliknya jiwa seseorang tidak pernah berdiri sendiri, melainkan terpengaruh oleh aspek sosial. Oleh sebab itu, untuk membedah isi novel dan menyelami keindahannya memang lebih tepat menggunakan pendekatan psikologi sosial. Dalam novel, tokoh merupakan salah satu unsur terpenting, karena tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa dalam cerita. Tokoh tentunya mengalami berbagai macam problem dalam menjalani hidupnya. Begitu juga dengan Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dinihari dan Jantera Bianglala karya Ahmad Tohari. Ketiga novel tersebut menjalin rangkaian

3 cerita tentang kisah seorang ronggeng bernama Srintil dan kisah seorang pemuda bernama Rasus, yang keduanya menjadi tokoh pengejawantahan rakyat kecil yang berasal dari daerah terpencil, Dukuh Paruk. Permasalahan yang cukup dominan pada Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari dan Jentera Bianglala karya Ahmad Tohari yaitu objek kajiannya adalah problem psikologi sosial tokoh utama. Problem psikologi sosial itu sendiri adalah macam-macam hambatan atau gangguan yang berasal dari individu sebagai anggota masyarakat atau sosial. Problem ini muncul akibat individu tersebut berinteraksi dengan masyarakat sosial. Problem kehidupan ini dituangkan ke dalam karya sastra khususnya novel untuk dijadikan gambaran dan renungan agar bijak dalam mengatasi problem kehidupan. Selain itu, beberapa dekade terakhir ini, Indonesia telah kehilangan karakter bangsa dalam mengatasi problemnya dan cenderung mengambil jalan pintas. Sikap tenang dan berpikir jernih sebagai ciri bangsa Indonesia dalam mengatasi problema lambat laun semakin terkikis. Oleh karena itu, melalui karya sastra pengarang berusaha untuk kembali mengangkat karakter bangsa tersebut, kemudian dilanjutkan oleh para peneliti yang bersedia mengkaji dan mempublikasikan hasilnya ke masyarakat. Problem psikologi sosial yang dialami tokoh utama Srintil adalah pada saat Srintil menjadi ronggeng, termasuk ritual buka kelambu saat ronggeng menyerahkan keperawanannya pada pembayar tertinggi selain itu di saat Srintil berperan menjadi gowok1, dan Srintil terlibat dalam kekalutan politik tahun 1965. Dalam hal ini, tujuan psikologi sosial pada intinya adalah untuk mengetahui 1 Gowok adalah seorang perempuan yang disewa oleh seorang ayah bagi anak lelakinya yang sudah menginjak dewasa dan menjelang kawin. Seorang gowok akan memberi pelajaran kepada anak laki-laki itu banyak perikehidupan berumah tangga. Ahmad Tohari : 201

4 bagaimana keadaan sosial dan psikologis tokoh utama dalam menjalani lika-liku kehidupannya, serta bagaimana signifikansi sosial dan psikologis tokoh utama dalam menjalani lika-liku kehidupannya hingga menyebabkan tokoh utama yakni Srintil menjadi gila karena problem-problem yang dihadapi dalam hidupnya. Pemilihan Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari dan Jentera Bianglala karya Ahmad Tohari ini didasarkan pada substansi novel yang merupakan representasi dari problem psikologi sosial. Berbagai bentuk problem psikologi sosial digambarkan dengan gamblang oleh pengarang. Problem psikologi sosial yang dialami tokoh utama dalam ketiga novel ini sangat menarik untuk diteliti karena tokoh utama banyak mengalami problem kehidupan yang harus diselesaikan. Selain itu, dilihat dari segi cetak ulangnya, salah novel ini mengalami cetak ulang sebanyak enam kali mulai dari tahun 1981 sampai 2011. Selain itu, novel Ronggeng Dukuh Paruk sendiri telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang, Belanda, Jerman, Cina, dan Inggris. Oleh karena itu, menjadi mudah dipahami jika lebih dari 50 skripsi dan tesis di Universitas Leiden Belanda dan Universitas Lund Swedia, telah lahir dari novel Ronggeng Dukuh Paruk (Tohari, 2011: ii). Hal ini membuktikan bahwa Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari dan Jentera Bianglala banyak diminati oleh masyarakat. Berbagai alasan tersebut menjadi motivasi bagi peneliti untuk berupaya mengkaji Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari dan Jentera Bianglala karya Ahmad Tohari yang sarat dengan kehidupan tokoh utama yang mengalami berbagai problem dalam kehidupannya. Problem yang dialami

5 mulai dari yang terkecil hingga masalah yang dapat membuat seorang menjadi tidak sadar dengan apa yang dilakukan. Problem kehidupan yang terkandung dalam novel tersebut dapat dikaji dari psikologi sosial dan digunakan sebagai alternatif materi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya apresiasi sastra. Selain itu, untuk menumbuhkan karakter bangsa sehingga manusia Indonesia tetap menjadi manusia yang berkarakter dan memiliki jati diri sebagai bangsa yang berbudi luhur. Penelitian sejenis ini sudah pernah dilakukan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (Nikmatus Sholihah angkatan tahun 2011) dengan judul penelitian Problem Kehidupan Tokoh Perempuan pada Novel Jentera Bianglala Karya Ahmad Tohari. Penelitian ini lebih menekankan pada problem apa saja yang dialami tokoh utama perempuan, bagaimana penyelesaiannya, dan dampaknya terhadap tokoh utama perempuan ditinjau dari segi psikologis sastra. Penelitian yang lain membahas tentang Novel Ronggeng Dukuh Paruk sebagai objek kajian yang sama yaitu, penelitian berjudul Konflik Batin Tokoh Srintil dalam Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari: Tinjauan Psikologis Sastra yang dilakukan oleh Pipit Handayani (UMS: 2009). Penelitian ini lebih menekankan pada konflik batin tokoh utama pada novel yang sama yaitu Ronggeng Dukuh Paruk (RDP) ditinjau dari segi psikologis sastra. Selain itu, penelitian ini lebih menekankan bagaimana unsur-unsur yang membangun RDP dan konflik batin pada tokoh utama Srintil ditinjau dalam psikologis sastra. Jika penelitian pertama lebih menekankan pada problem yang dihadapi oleh tokoh utama perempuan sementara penelitian kedua menekankan pada

6 konflik batin utama. Kedua penelitian tersebut sama-sama menggunakan pendekatan psikologi sastra. Maka penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena penelitian ini mempunyai tiga objek kajian yakni Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang kemukus Dini Hari dan Jentera Bianglala karya Ahmad Tohari. Objek penelitian ini memiliki permasalahan yang berbeda, karena lebih menekankan pada bagaimana problem psikologi sosial yang dihadapi oleh tokoh utama, serta bagaimana signifikansi problem psikologi sosial tokoh utama. Berkaitan dengan pernyataan tersebut, peneliti akan meneliti kajian problem psikologi sosial yang terkandungdalam Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari dan Jentera Bianglala karya Ahmad Tohari denganjudul Kajian Problem Psikologi Sosial Tokoh Utama dalam Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari dan Jentera Bianglala karya Ahmad Tohari. 1.2 Fokus Masalah Penelitian Pada penelitian ini fokus masalah psikologi sosial adalah konflik sosial yang ada di dalam Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari dan Jentera Bianglala karya Ahmad Tohari. Konflik sosial yang dimaksud adalah konflik pertentangan nilai yang relevan pada kehidupan sosial khususnya pada tokoh utama yang disebut dengan problem psikologi sosial. Fokus penelitian ini pada bentuk-bentuk problem psikologi sosial yaitu: (1) problem kesehatan, (2) problem agama dan kepercayaan, (3) problem ekonomi dan pekerjaan, (4) problem perkawinan dan hidup berumah tangga, (5) problem berperan di

7 masyarakat, (6) problem pendidikan, (7) problem persiapan untuk berkeluarga, (8) problem seks, (9) problem emosi, (10) problem pertumbuhan pribadi dan sosial, (11) problem kehidupan sosial, (12) problem keluarga, dan (13) problem mengisi waktu luang yang ada dalam Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari dan Jentera Bianglala karya Ahmad Tohari. Sedangkan, fokus masalah selanjutnya tentang bagaimana signifikansi problem psikologi sosial pada tokoh utama yang terdapat pada Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari, dan Jentera Bianglala karya Ahmad Tohari yaitu berupa positif atau negatif yang ditimbulkan dari problem psikologi sosial yang dihadapi oleh tokoh utama. 1.3 Rumusan Masalah Penelitian terhadap Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari dan Jentera Bianglala karya Ahmad Tohari dilakukan untuk menjawab persoalan-persoalan sebagai berikut. 1) Bagaimana bentuk problem psikologi sosial tokoh utama dalam Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari dan Jentera Bianglala karya Ahmad Tohari? 2) Bagaimana signifikansi problem psikologi sosial terhadap tokoh utama dalam Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari dan Jentera Bianglala karya Ahmad Tohari?

8 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas penulis dapat merumuskan tujuantujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut. 1) Mendeskripsikan bentuk problem psikologi sosial tokoh utama dalam Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari dan Jentera Bianglala karya Ahmad Tohari. 2) Menjelaskan signifikansi problem psikologi sosial terhadap tokoh utama dalam Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari dan Jentera Bianglala karya Ahmad Tohari. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu manfaat secara teoretis dan secara praktis. Adapun manfaat-manfaat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. 1.5.1 Manfaat Teoretis Adapun manfaat teoretis yang terdapat dalam hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan tentang dunia sastra dan memperkaya pengalaman penulis serta mengetahui secara mendalam tentang problem psikologi sosial dalam karya sastra khususnya novel.

9 2) Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan mengenai studi Sastra Indonesia khususnya kajian problem psikologi sosial dalam novel. 3) Bagi peneliti sastra, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan sumbangan teori tentang kajian problem psikologi sosial dalam karya sasta serta sebagai perbandingan peneliti selanjutnya. 1.5.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis adalah manfaat yang merujuk kepada nilai kegunaan bagi kehidupan dan pengajaran sastra. Adapun manfaat praktis yang terdapat dalam hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagi kehidupan, hasil penelitian ini dapat memberi pengetahuan pembaca untuk memahami isi cerita dalam Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari dan Jentera Bianglala karya Ahmad Tohari. 2) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai refleksi untuk mengetahui bagaimana bentuk problem psikologi sosial yang ada dalam novel. 3) Pembaca juga dapat memaknai bagaimana bentuk problem psikologi sosial dan apa saja signifikansinya terhadap tokoh utama dalam dalam Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari dan Jentera Bianglala karya Ahmad Tohari. 4) Bagi pengajaran sastra, hasil penelitian ini dapat diterapkan sebagai alternatif materi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di universitas khususnya

10 apresiasi sastra. Berarti penelitian ini menjadi materi bacaan yang menggunakan pendekatan psikologi sosial. 5) Selain itu bagi pengajaran sastra, hasil penelitian ini juga dapat menambah referensi penelitian karya sastra di Indonesia dan dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti sastra selanjutnya. 1.6 Definisi Operasional Penegasan istilah dalam penelitian ini dijawab untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran terdapat istilah-istilah yang digunakan, maka perlu adanya penegasan istilah. Hal tersebut dimaksudkan untuk memperoleh kesamaan pengertian terhadap istilah yang digunakan penegasan yang dimaksud antara lain. 1) Psikologi sosial adalah ilmu yang mempelajari individu sebagai anggota masyarakat (Ahmadi, 1982:9). 2) Trilogi adalah tiga hal yang saling bertaut dan saling bergantung; seni karya sastra yang meliputi atas tiga satuan yang saling berhubungan dan mengembangkan satu tema (KBBI, 1995:670). 3) Problem adalah macam-macam masalah yang dihadapi individu akibat perbuatan yang terjadi pada dirinya, selain kesukaran yang terjadi akibat perlakuan masyarakat terhadap individu yang sedang mengalami perubahan (Daradjat, 1978:36).