BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata uang domestik terhadap mata uang asing. (Iskandar Simorangkir dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

SISTEM MONETER INTERNASIONAL

PENDAPATAN NASIONAL. Andri Wijanarko,SE,ME. 1

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

TEORI KEUANGAN INTERNASIONAL. Makalah Bisnis Internasional. Dosen Pengampu: Dian Perwitasari, S. Ak, M. Si

2. Derivasi Atau Perolehan Kurva BP (Neraca Pembayaran BOP)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

BAB 2 LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu

Perekonomian Indonesia

NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP

Materi Minggu 6. Lalu Lintas Pembayaran Internasional

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut

Arus Lingkar Pendapatan dalam Perekonomian

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS MATA UANG SUATU NEGARA

NERACA PEMBAYARAN ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti keluarga,

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI B. PENDAPATAN NASIONAL C. CARA MENGHITUNG GNP D. SEKTOR-SEKTOR GNP E. UNSUR GNP F.

Materi 3 NERACA PEMBAYARAN. 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

Mekanisme transmisi. Angelina Ika Rahutami 2011

Bab 2. By Rini Setyo W, SE.MM 1

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kebutuhannya sendiri tanpa mengimpor barang dan jasa dari negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX,

Perekonomian Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem

Pembahasan Soal UTS PTE Makro 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Pengenalan transaksi ekspor impor

TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi uang, dimana daya beli yang ada dalam uang dengan berjalannya waktu

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

EKONOMI INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas dan jumlah

Cakupan Teori Ekonomi Makro, Output, Inflasi, Pengangguran, dan Variabel ekonomi Makro lainnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter atau bank sentral mempunyai tujuan

Jenis Arus dana Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

Pengukuran Pendapatan Nasional

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

PEREKONOMIAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang menggunakan sistem perekonomian terbuka.

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. NILAI TUKAR DAN NERACA PEMBAYARAN MEET-11

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. JURUSAN ILMU EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL Veteran JAWA TIMUR

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

Materi Minggu 9. Neraca Pembayaran Internasional

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 182

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

= Inflasi Pt = Indeks Harga Konsumen tahun-t Pt-1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya (t-1)

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

NERACA PEMBAYARAN. Oleh : Bambang Haryadi - FE UKP

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

Keseimbangan Ekonomi Empat Sektor. Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Memasukkan beberapa aset sebagai alternatif dari uang

PENDAPATAN NASIONAL. Model circular flow membagi perekonomian menjadi empat sektor:

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Tukar 2.1.1 Pengertian Fluktuasi Nilai Tukar Nilai tukar mata uang atau sering di sebut dengan kurs adalah harga satu unit mata uang asing dalam mata uang domestik atau dapat juga dikatakan harga mata uang domestik terhadap mata uang asing. (Iskandar Simorangkir dan Suseno,2004 : 4) Keadaan dimana nilai tukar mata uang suatu negara meningkat atas mata uang asing disebut dengan depresiasi, dan sebaliknya keadaan dimana nilai tukar mata uang suatu negara menurun atas mata uang asing disebut apresiasi. Nilai tukar terbagi atas dua jenis, yakni nilai tukar nominal dan nilai tukar rill. Nilai tukar nominal menunjukkan harga relatif barang dari dua negara, yaitu perbandingan harga di dalam negeri dengan harga di luar negeri. Sedangkan nilai tukar rill menunjukkan tingkat ukuran suatu barang dapat diperdagangkan antar negara. Fluktuasi menurut KBBI merupakan gejala yang menunjukkan turun-naik harga dan sebagainya; ketidaktetapan; guncangan; musiman. Keadaan nilai tukar yang berubah-ubah, baik mengalami depresiasi maupun apresiasi ini lah yang disebut dengan fluktuasi nilai tukar.

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fluktuasi Nilai Tukar Fluktuasi nilai tukar mata uang sangatlah dipengaruhi oleh interaksi permintaan dan penawaran akan valuta asing (valas). Permintaan dan penawaran ini dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu : 2.1.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Valas: 1. Faktor Pembayaran Impor Apabila impor akan barang dan jasa semakin tinggi, maka permintaan akan valas menjadi semakin besar, dan hal ini akan menyebabkan nilai tukar cenderung melemah. Begitupun sebaliknya apabila impor menurun, maka permintaan akan valas akan menurun, dan mendorong penguatan nilai tukar, dengan asumsi dimana hal yang lain dalam keadaan konstan (cateris paribus). 2. Faktor Aliran Modal Keluar (Capital Outflow) Yang termasuk aliran modal keluar, yakni pembayaran hutang oleh pihak swasta maupun negeri pada pihak asing, dan penempatan dana ke luar negeri. Apabila aliran modal keluar ini semakin besar, maka akan menyebabkan permintaan akan valas menjadi semakin meningkat, sehingga mendorong nilai tukar semakin melemah. 3. Kegiatan Spekulasi Apabila para spekulan melakukan spekulasi terhadap mata uang asing, dimana para spekulan akan melakukan permintaan terhadap mata uang asing dalam jumlah yang besar, maka akan mempengaruhi nilai tukar menjadi semakin melemah terhadap mata uang asing.

2.1.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran valas : 1. Faktor Penerimaan Hasil Ekspor Apabila penerimaan hasil ekspor semakin tinggi, maka jumlah valas yang dimiliki juga semakin tinggi, sehingga nilai tukar terhadap mata uang asing akan menguat (apresiasi). Dan sebaliknya jika peneriman hassil ekspor semakin menurun, maka jumlah valas yang dimiliki juga semakin sedikit, sehingga nilai tukar terhadap mata uang asing akan melemah (depresiasi) 2. Faktor Aliran Modal Masuk (Capital Inflow) Yang termasuk aliran modal masuk, yakni penerimaan pembayaran hutang oleh pihak asing pada pihak swasta maupun negri, dan penempatan dana ke luar negeri, dan penanaman modal asing. Baik penanaman modal jangka pendek (portofolio investmen) ataupun investasi langsung (foreign direct investmen). Dengan adanya aliran dana masuk ini akan membuat nilai tukar cenderung menguat. 2.1.3 Sejarah Singkat Sistem Moneter Internasional Sistem moneter ini dibentuk dengan tujuan untuk mempermudah transaksi antar negara. Pembagian sistem moneter internasional terdiri atas beberapa periode, yaitu : 1. Periode Standar Emas Pada sistem ini, nilai tukar domestik terhadap emas ditentukan sesuai dengan harga resmi yang tetap.

2. Peride Perang Dunia Pertama hingga Perang Dunia Kedua. Sistem nilai tukar mengambang tanpa adanya intervensi oleh bank sentral. Dipergunakan pada masa perang dunia pertama hingga pada tahun 1925. Kemudian pada tahun 1925 hingga pada tahun 1931 banyak negara yang menggunakan sistem nilai tukar gold exchange standard. 3. Sistem Bretton Woods Pada sistem ini, Amerika Serikat merupakan satu-satunya negara yang tetap mengaitkan mata uangnya dengan standar emas. Pada saat itu, satu ons emas setara dengan 35 dollar Amerika. Negara-negara lainnya mengkaitkan nilai tukar mereka terhadap dollar Amerika. Setiap negara dapat melakukan revaluasi dan devaluasi mata uangnya sesuai dengan faktor fundamental. Untuk membantu apabila ada kesulitan moneter dan mendorong kerjasama moneter, maka dibentuk dua lembaga, yakni International Monetary Fund (IMF) dan International Bank for Reconstruction and Development (IBRD). 4. Pasca Sistem Bretton Woods Pada awal tahun 1970-an, kepercayaan akan sistem bretton woods semakin bekurang. Mulai tahun 1973 IMF memperbolehkan negara-negara memilih dan mengembangkan nilai tukarnya sendiri. 2.2 Ekspor Impor Transaksi perdagangan luar negri lebih dikenal dengan ekspor-impor. Transaksi ini pada dasarnya sama dengan transakasi jual beli, hanya saja dalam

transaksi ini jangkauannya lebih luas dan tidak terbatas pada suatu negara tertentu. Kegiatan ekspor impor merupakan perdagangan yang menembus batas negara. Pada ekspor dan impor tentunya cakupannya jauh lebih luas dibandingkan dengan perdagangan dalam negeri. Banyak permasalahan yang lebih kompleks yang dihadapi dalam kegiatan ekspor-impor dikarenakan banyaknya perbedaan antar negara. Perbedaan yang dimaksud mulai dari hal yang sederhana, perbedaan bahasa, kebudayaan, nilai tukar, sistem yang berbeda di setiap negara. Walaupun demikian, kegiatan ekspor-impor ini sangat menguntungkan bagi negara pengekspor dan pengimpor, dimana kegiatan ekspor-impor dapat berpengaruh secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi, dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat. Dengan ekspor-impor pemenuhan kebutuhan menjadi lebih sempurna. Didalam melakukan transaksi ekspor-impor ada beberapa ketentuan yang berlaku. Setiap negara memiliki ketentuan yang berbeda antara negara yang satu dengan negara yang lain. Demikian pula dalam pelaksanaanya, banyak peraturan yang harus diikuti ataupun kesepakatan baru yang dibuat diantara negara yang bertransaksi. 2.2.1 Masalah-Masalah yang Dihadapi oleh Eksportir-Importir Seperti yang telah dijelaskan sebelumya, dalam pelaksanaan ekspor-impor banyak ketentuan yang berbeda-beda pada setiap negara, disamping perbedaan kebudayaan, nilai tukar dan lain sebagainya. Perbedaan ini dapat menimbulkan berbagai macam masalah yang akan dihadapi oleh eksportir-importir dalam

pelaksanaanya. Permasalahan ini meliputi permasalahan eksternal maupun internal. 2.2.1.1 Masalah Internal 1. Persiapan-Persiapan Teknis Perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor-impor haruslah mengetahui peraturan-peraturan yang berlaku. Terkadang persiapan teknis diabaikan oleh eksportir-importir dikarenakan mereka lebih fokus pada keuntungan yang ingin dicapai, sehingga banyak syarat yang tidak dipenuhi. Beberapa syarat-syarat yang umum, antara lain : a) Harus merupakan badan hukum, seperti ; PT, CV, dan sebagainya. b) Eksportir wajib memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), atau memiliki izin dari usaha dari Lembaga Pemerintah Non-Departemen atau merupakan eksportir terdaftar (ET). c) Importir wajib memiliki Angka Pengenal Importir Sementara (APIS) atau Angka Pengenal Importir (API) atau Angka Pengenal Import Terbatas (APIT). 2. Kemampuan dan Pemahaman Transaksi Luar Negri Kegiatan ekspor-impor tentunya tidak terlepas dari pengetahuan ekportirimportir dalam perdagangan internasional. Kelancaran transaksi dapat dipengaruhi oleh pengetahuan eksportir-importir akan tata cara melakukan ekspor-impor, berkas, surat izin yang digunakan, peraturan pemerintah, maupun peraturan di luar negeri.

Selain peraturan dan tata cara yang dibutuhkan dalam transaksi eksporimpor, juga dibutuhkan pengetahuan akan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung kemudahaan transaksi. Fasilitas dimaksud seperti layanan instansi pemerintahan, layanan perbankan, dan sebagainya. Dengan pengetahuan yang baik oleh eksportir-importir akan mempengaruhi dalam kemudahan bertransaksi. 3. Kemampuan dalam Mempersiapkan Barang Hal ini terutama bagi para eksportir. Eksportir harus dapat menghadapi dalam menghadapi masalah-masalah mempersiapkan barang. Masalah yang dihadapi seperti mempersiapkan barang sesuai spesifikasi yang ditetapkan, pengemasan, serta administrasi dalam pengiriman barang. 2.2.1.2 Masalah eksternal 1. Kepercayaan antara Eksportir-Importir Kepercayaan sangat penting dalam melakukan transaksi ekspor-impor. Kedua belah pihak yang saling melakukan transaksi tidak saling mengenal dan berlandaskan pada kepercayaan. Untuk hal ini, dimana kedua belah pihak yang tidak mengenal, kepercayaan dapat dengan lembaga perbankan yang menjamin pembayaran. Tetapi jaminan ini tidak menjadi suatu kepastian, karena bank hanya mampu menjamin dalam dokumen yang tidak berhubungan dengan perjanjian kontrak dagang. Maka perlu dilakukan tinjauan kredibilitas dari pihak yang akan melakukan kerjasama.

2. Hubungan Perdagangan dengan Negara Lain Eksporti-importir harus mengetahui hubungan perdagangan negaranya dengan negara lain. Apakah ada pemberlakuan kuota atau hambatan lainnya. Dengan megetahui hubungan kedua negara akan membuat transaksi menjadi lebih efektif dan maksimal. 3. Keterikatan dalam Organisasi Internasional Keterikatan dalam organisasi nasional akan menyebabkan suatu negara yang bertransaksi akan mendapatkan kemudahan dan keuntungan-keuntungan diantara sesama negara anggota. 2.2.2 Alat Pembayaran Ekspor-Impor 1. Pembayaran dimuka (Advance Payment) Dalam sistem ini importir membayar dimuka kepada eksportir sebelum barang-barang dikirim oleh si eksportir. Pada sistem ini pihak importir memiliki kepercayaan yang tinggi pada pihak eksportir. Pembayaran dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain : a) Cek b) Banker s Draft c) Mail Payment Order d) Cable Payment Order e) International Money Order 2. Pembayaran Kemudian (Open Account) Pembayaran ini dilakukan setelah barang diterima oleh pihak importir atau sebelum waktu yang disepakati oleh kedua negara yang bertransaksi. Hal ini

dilakukan dengan kepercayaan pada pihak eksportir. Sistem ini biasanya dilakukan apabila pihak importir memiliki reputasi baik, dan keadaan ekonomi negara pengimpor dalam keadaan stabil, serta dijamin dengan fasilitas asuransi. 3. Wesel Inkasso (Collection Draft) Sistem pembayaran ini lebih baik daripada pembayaran kemudian, dimana eksportir memiliki hak dalam pengawasan barang-barang hingga wessel di aksep. Eksportir memegang surat kepemilikan yang dibutuhkan oleh pihak importir untuk pengambilan barang. Dokumen kepemilikan tersebut secara langsung maupun melalui perbankan akan dikirimkan oleh pihak eksportir kepada bank importir. Dan pihak importir dapat mengambil dokumen tersebut apabila penagihan wesel telah terpenuhi. 4. Konsinyasi (Consignment) Konsiyasi merupakan pengiriman barang oleh eksportir kepada importir untuk dijual kembali oleh pihak importir di negaranya. Importir menjual barang seharga yang telah ditetapkan oleh eksportir. Setelah barang terjual, dilakukan pembayaran kepada eksportir, dan apabila barang tidak terjual maka akan dikembalikan pada pihak eksportir. Pada sistem ini resiko ditanggung oleh pihak eksportir. 5. Letter of Credit (L/C) L/C merupakan cara yang paling aman dalam bertransaksi. Didalam sistem ini pihak importir menerbitkan L/C di bank di negaranya. Bank ini akan menjadi pengganti importir untuk mengurus dokumen-dokumen pada pihak eksportir. Bank akan mengurus dokumen seperti bukti pengiriman barang,

pembayaran, dan sebagainya dengan bank yang diunjuk pihak eksportir di luar negeri. Apabila pihak importir tidak melakukan pembayaran, maka bank akan bertanggungjawab akan kewajiban importir. Sistem ini mengurangi resiko bagi pihak eksportir mupun importir. 2.3 Pendapatan Nasional Pendapatan nasional merupakan nilai output nasional yang dihasilkan dari kegiatan perekonomian suatu negara pada suatu periode tertentu. Besarnya output nasional tersebut merupakan gambaran dari seberapa besar efisiensi penggunaan sumber daya yang dipergunakan untuk menghasilkan barang dan jasa, produktivitas suatu negara, gambaran struktural awal mengenai apa yang dihadapi perekonomian suatu negara, serta gambaran mengenai produktivitas dan kemakmuran suatu negara. 2.3.1 Siklus Aliran Pendapatan (Circular Flow) dan Interaksi Antar Pasar 2.3.1.1 Siklus Aliran Pendapatan Siklus aliran pendapatan (circular flow) merupakan model yang menggambarkan interaksi diantara pelaku ekonomi dalam melakukan kegiatan ekonomi. Model ini terdiri atas 4 sektor, yaitu : 1. Sektor Rumah Tangga (Household sector) Sektor ini terdiri dari individu-individu yang dianggap homogen dan identik. Sektor ini memiliki faktor produksi yang dibutuhkan oleh sektor perusahan dalam memproduksi barang dan jasa. Faktor produksi yang dimaksud berupa kesediaan menjadi tenaga kerja, kepemilikan barang modal (tanah,

bangunan), barang modal, uang dalam kegiatan investasi untuk membantu sektor perusahaan. Dalam hal ini, sektor rumah tangga akan menerima pendapatan berupa gaji dan bunga serta deviden. Sebaliknya sektor ini akan mengalami pengeluaran dalam mengkonsumsi barang dan jasa hasil produksi sektor perusahaan. Sektor rumah tangga juga berhubungan dengan sektor pemerintah. Sektor rumah tangga dapat menerima pendapatan dari pemerintah berupa gaji, apabila bekerja sebagai pegawai di kantor pemerintahan. Selain itu pendapatan dari sektor pemerintah dapat berupa tunjangan untuk orang yang tidak mampu, dan juga subsidi yang diberikan. Sektor rumah tangga akan mengalami pengeluaran kepada pemerintah melalui pembayaran pajak. 2. Sektor Perusahaan (Firm Sector) Sektor ini terdiri dari perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang dan jasa. Sektor ini menerima pendapatan dari konsumsi sektor rumah tangga dan pemerintah, serta konsumsi sektor luar negri melalui ekspor. Pengeluaran pada sektor ini yakni untuk membayar upah tenaga kerja sektor rumah tangga, sewa tanah atau bangunan, bunga pinjaman atau deviden, dan pembayaran pajak pada sektor pemerintah. 3. Sektor Pemerintah (Government Sector) Sektor ini merupakan pihak pemerintah yang memiliki hak untuk mengatur sektor perusahaan dan sektor rumah tangga. Selain yang telah dijelaskan pada sektor rumah tangga dan sektor perusahaan, sektor ini memiliki kewajiban dalam penyediaan barang-barang publik. Pendanaan penyediaan

barang publik dilakukan melalui penarikan pajak dari kedua sektor tersebut. Selain itu sektor ini menerima pajak dari sektor luar negeri. 4. Sektor Luar Negeri Sektor luar negeri ini terdapat pada perekonomian terbuka (Open Economy). Sektor ini menerima pendapatan dari kegiatan impor di dalam negeri. Dan melakukan pengeluaran dari kegiatan ekspor dari dalam negri, serta pembayaran pajak saat barang masuk ke dalam negeri. 2.3.1.2 Tiga Pasar Utama (Three Basic Markets) Pasar dikelompokkan menjadi tiga bagian utama, yaitu : 1. Pasar Barang dan Jasa (Goods and Services Markets) Merupakan pertemuan antara permintaan dan penawaran akan barang dan jasa. Konsumen terbesar pada pasar ini yakni sektor rumah tangga dan pemerintah. Barang yang dikonsumsi ini pada umumnya merupakan barang dan jasa akhir. 2. Pasar Tenaga Kerja (Labour Market) Merupakan interaksi pertemuaan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja. Dalam perekonomian tertutup penawaran tenaga kerja berasal dari sektor rumah tangga. Dan permintaan akan tenaga kerja dalam perekonomian terbuka berasal dari sektor perusahaan, pemerintah, dan luar negeri. 3. Pasar Uang dan Modal (Money and Capital Market) Merupakan interaksi antara permintaan dan penawaran uang. Dalam hal ini bukan uang secara fisik yang diperjualkan melainkan hak kegunaan seperti

misalnya deposito, obligasi, dan sebagainya. Dibutuhkan pihak perantara untuk efisiensi, seperti bank atau lembaga keuangan lainnya. 2.3.2 Metode Perhitungan Pendapatan Nasional Ada tiga cara perhitungan Pendapatan Nasional, yaitu : 1. Metode Output / Metode Produksi (Output Approach) Menurut metode ini, PDB merupakan total produksi yang dihasilkan oleh suatu perekonomian di suatu negara dalam satu periode tertentu. Cara perhitungan yang dilakukan adalah dengan mengelompokkan perekonomian menjadi beberapa sektor, dan penjumlahan semua sektor merupakan jumlah PDB. Dengan pengelompokan ini memungkinkan juga terjadi perhitungan ganda, dimana output suatu sektor dapat menjadi input bagi sektor lain. Untuk menghindarinya, maka perlu dilakukan perhitungan PDB dengan menjumlahkan nilai tambah dari masing-masing sektor. 2. Metode Pendapatan (Income Approach) Menurut metode ini, nilai output merupakan nilai total balas jasa dari faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Balas jasa dari tenaga kerja adalah upah, barang modal adalah pendapatan, pemilik uang dalam aset finansial adalah pendapatan bunga, dan pengusaha adalah keuntungan. Total keseluruhan balas jasa tersebut adalah pendapatan Nasional. 3. Metode Pengeluaran (Expenditure Approach) Menurut metode ini nilai PDB merupakan total pengeluaran dalam perekonomian selama periode tertentu.

Ada beberapa jenis pengeluaran agregat, yaitu : a) Konsumsi Rumah Tangga (Household consumption) Konsumsi oleh sektor ini adalah konsumsi akhir untuk barang dan jasa yang dipakai dalam waktu singkat atau kurang dari satu tahun (durable goods) atau barang yang dapat dipakai bertahun-tahun (non-durable goods) b) Konsumsi Pemerintah (Government Consumption) Konsumsi pemerintah yang maasuk dalam perhitungan merupakan pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan pemerintah dalam membeli barang dan jasa akhir. c) Pengeluaran Investasi (Investment Expenditure) Merupakan pengeluaran oleh sektor dunia usaha yang dilakukan untuk memelihara kemampuan menciptakan nilai tambah, seperti merubah stok berupa barang jadi ataupun barang setengah jadi. Pengukuran investasi akan lebih akurat bila digunakan investasi neto yang merupakan pengurangan investasi bruto dengan penyusutan. d) Ekspor Neto (Net Export) Merupakan selisih antara nilai ekspor dengan impor. 2.4 Inflasi 2.4.1 Komponen Inflasi Inflasi terjadi apabila terpenuhi tiga komponen, yaitu : 1. Kenaikan Harga

Harga suatu barang dikatakan naik jika harga barang tersebut lebih tinggi daripada sebelumnya. Waktu sebelumnya dapat dalam jangka yang panjang ; satu minggu, satu bulan, satu tahun, dan bisa juga didasarkan pada musim (musim kemarau dengan musim panen misalnya). 2. Bersifat Umum Harga-harga yang naik pada saat terjadi inflasi haruslah bersifat umum. Artinya harga beberapa barang naik. Misalnya bila harga satu barang misalnya harga piring naik, harga barang-barang lain tidak akan ikut naik dan tidak akan terjadi inflasi. Tetapi apabila harga bbm naik, maka harga barang-barang lain seperti bahan pangan, dan bahan lainnya akan naik juga dengan penambahan biaya yang terjadi, sehingga menyebabkan inflasi. 3. Berlangsung Terus-menerus Kenaikan harga barang secara umum tidak akan menyebabkan inflasi bila hanya seketika. Inflasi akan terjadi dalam rentang waktu yang lama, minimal satu bulan. 2.4.2 Jenis-Jenis inflasi 1. Inflasi berdasar asalnya Terdiri atas dua, yaitu : a. Inflasi dalam negri (Domestic Inflation) Inflasi ini dikarenakan adanya pencetakan uang untuk menutupi defisit anggaran belanja negara. b. Inflasi dari luar negri (Imported inflation)

Inflasi ini dikarenakan naiknya harga barang-barang luar negri, berasal dari negara mitra dagang. 2. Berdasarkan Tingkat Inflasi a. Inflasi rendah (lower inflation), kurang dari 10% pertahun. b. Inflasi sedang (middle inflation), antara 10-30% pertahun. c. Inflasi tinggi (high inflation), antara 30-100% pertahun. d. Inflasi hiper (hyper inflation), lebih dari 100% pertahun. 2.4.3 Faktor-Faktor Penyebab Inflasi Ada beberapa faktor penyebab inflasi, yaitu : 1. Inflasi Tekanan Permintaan (Demand-Pull Inflation) Merupakan inflasi yang terjadi dikarenakan permintaan agregat dominan. Tekanan permintaan ini menyebabkan output bertambah, dan kenaikan hargaharga, sehingga mendorong terjadi inflasi. 2. Inflasi Biaya Produksi (Cost-Push Inflation) Merupakan inflasi yang terjadi karena kenaikan biaya produksi. Biaya produksi yang bertambah ini akan menyebabkan produsen akan menaikkan harga. Kenaikan harga ini akan mendorong harga-harga akan naik secara umum, sehingga akan menyebabkan terjadi inflasi. 2.5 Hubungan Fluktuasi Nilai Tukar, Pendapatan Nasional, Inflasi terhadap Ekspor. Fluktuasi nilai tukar sangat berpengaruh pada ekspor. Dalam keadaan tidak seimbang maka akan terjadi apresiasi atau depresiasi, sehingga akan

mempengaruhi dalam kegiatan ekspor. Fluktuasi nilai tukar menjadi sangat berpengaruh bagi perdagangan internasional, terutama bagi negara yang menerapkan perekonomian yang bersifat terbuka. Fluktuasi nilai tukar tidak hanya akan mempengaruhi perdagangan interternasional, tetapi juga akan mempengaruhi banyak hal seperti perubahan permintaan dan penawaran mata uang, perubahan harga barang yang mendorong iflasi, perubahan kebijakan dalam pemerintahan guna kepentingan ekonomi, dan banyak aspek lainnya. Fluktuasi nilai tukar dapat mempengaruhi tindakan suatu negara dalam melakukan perdagangan internasional. Dimana dengan fluktuasi nilai tukar akan menyebabkan mata uang suatu negara dapat mengalami apresiasi ataupun depresiasi terhadap mata uang negara lain. Didalam kondisi apresiasi, maka akan lebih menguntungkan dalam melakukan kegiatan impor, dimana suatu negara dapat membeli dengan harga yang lebih murah daripada harga yang seharusnya pada saat mata uang negaranya tidak mengalami apresiasi. Pendapatan nasional suatu negara menunjukkan kemampuan negara dalam melakukan kegiatan ekonomi secara efisien. Pendapatan nasional juga akan mempengaruhi permintaan dan penawaran akan barang dan jasa. Dengan pendapatan yang besar, suatu negara dapat mengimpor barang kebutuhannya dari negara lain. Selain GDP, inflasi juga akan mempengaruhi permintaan impor barang dari negara lain. Suatu negara yang mengalami inflasi, dimana harga barangbarang di dalam negeri cenderung meningkat, maka barang impor dengan harga

yang lebih murah akan mendukung suatu negara melakukan transaksi perdagangan internasional. 2.6 Kerangka Konseptual Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah- Yen Pendapatan Nasional Ekspor Indonesia ke Jepang Inflasi Gambar 2.1. Kerangka Konseptual. 2.7 Hipotesa Hipotesa merupakan dugaan sementara terhadap masalah yang hendak diteliti dan masih harus dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan masalah diatas, hipotesa pada penelitian ini : 1. Fluktuasi nilai tukar rupiah-yen berpengaruh pada ekspor Indonesia ke Jepang 2. Pendapatan nasional Jepang berpengaruh pada ekspor Indonesia ke Jepang 3. Inflasi Jepang berpengaruh pada ekspor Indonesia ke Jepang