Analisis dan Pembangunan Infrastruktur Cloud Computing Tati Ernawati Politeknik TEDC Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan 1.2. Latar Belakang

PERANCANGAN DAN ANALISA CLOUD STORAGE INFRASTRUCTURE AS SERVICE DENGAN KENDALI RASPBERRY PI

IMPLEMENTASI EYE OS MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA JARINGAN PRIVATE CLOUD COMPUTING DENGAN LAYANAN IAAS DAN SAAS

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perancangan yang dilakukan pada penelitian ini bersifat simulasi, karena jaringan Cloud

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengantar Cloud Computing Berbasis Linux & FOSS

PERANCANGAN INFRASTRUCTURE AS A SERVICE DENGAN KENDALI RASPBERRY PI

DESIGN AND IMPLEMENTATION OF GRID COMPUTING MANAGEMENT RESOURCE SYSTEM ON INFRASTRUCTURE AS A SERVICE (IAAS) USING NATIVE HYPERVISOR

BAB II DASAR TEORI 2.1. Komputasi Awan Berdasarkan Layanan Infrastructure as a Services (IaaS) Platform as a Service (PaaS)

Cloud Computing Windows Azure

III. METODE PENELITIAN. kualitatif. Data kualitatif yaitu data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

ANALISIS SKALABILITAS SERVER VIRTUALISASI PADA AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER NEW MEDIA

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

MODUL 1 PRAKTIKUM ADMINISTRASI JARINGAN. Pengenalan dan Instalasi Sistem Operasi Jaringan

PERCOBAAN 10 CLOUD COMPUTING (Network Attached Storage)

Cloud Computing Perangkat Lunak Cloud Computing

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Keempat)

Membangun Infrastruktur Komputasi Awan Privat Single Cluster dan Multi Cluster dengan menggunakan Linux Centos

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan perkembangan teknologi informasi telah membuat proses dan startegi bisnis

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Firewall : Suatu sistem perangkat lunak yang mengizinkan lalu lintas jaringan yang dianggap aman

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN VIRTUAL PRIVATE SERVER MENGGUNAKAN PROXMOX PADA AMIK IBNU KHALDUN PALOPO

Kinerja Mail dan Web Server pada Layanan Cloud Computing dan Mesin Virtualisasi

Resume. Pelatihan Membuat PC Router Menggunakan ClearOS. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah. Lab. Hardware

PENERAPAN MULTI VIRTUAL APPLIANCE SERVER PADA PENGEMBANGAN LABORATORIUM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI VIRTUALISASI

Analisis Overhead Server Cloud Infrastructure pada Proxmox VE Hypervisor

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS PERFORMANSI RAID PADA DATA STORAGE INFRASTRUCTURE AS A SERVICE (IAAS) CLOUD COMPUTING

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

III. METODE PENELITIAN. 1. Dua unit laptop, dengan spesifikasi sebagai berikut: a. Transmitter, ACER Aspire 5622WLCi dengan spesifikasi Intel Core 2

IMPLEMENTASI GNS3 CLUSTER SEBAGAI ALAT BANTU SIMULASI JARINGAN KOMPUTER (STUDI KASUS LABORATORIUM JARINGAN KOMPUTER FAKULTAS ILMU TERAPAN)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengertian DHCP. Kesimpulan. Praktikum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari perangkat lunak dan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN...

MOBILE CLOUD BERBASIS VIRTUAL SMARTPHONE OVER IP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memvirtualisasikan server sehingga dengannya aplikasi-aplikasi dapat

Gambar 1.1 Contoh laporan billing di Windows Azure

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengukuran overhead..., Ida Nurhaida, FT UI, 2009

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

IMPLEMENTASI SOFTWARE BASED ROUTER PADA LINGKUNGAN VIRTUALISASI

IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING BERBASIS WEB EYEOS DI UNIVERSITAS MUSI RAWAS

RANCANG BANGUN PRIVATE CLOUD COMPUTING PADA SEKRETARIAT DPRD PROVINSI SUMSEL. Iwan Agusti Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I. 1 Statistik Penggunaan Internet di Indonesia. Sumber: (APJII, 2012)

PROPOSAL SKRIPSI LOAD BALANCING DENGAN 2 MODEM GSM

BAB III METODOLOGI 3.1 Analisis Kebutuhan Sistem Kebutuhan Perangkat Keras

LAMPIRAN. Gambar L.1. Detail Gap-Analysis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam Perancangan Virtual Desktop Infrastructure (VDI) ini dilaksanakan dari bulan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Server Biro Sistem Informasi (BSI)

1. Pendahuluan Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana (FTI UKSW) terdapat rumpun penelitian Simitro yang menggunakan komputer

Pengenalan Linux Konfigurasi TCP/IP

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah


IMPLEMENTASI TEKNOLOGI AWAN UNTUK LAYANAN INFRASTRUKTUR MENGGUNAKAN VMWARE ESXi 5.5

RANCANG BANGUN VIRTUAL MACHINE BERBASIS CLOUD COMPUTING MENGGUNAKAN SERVER PROXMOX UNTUK OPTIMALISASI SUMBER DAYA KOMPUTER SERVER

Definisi Cloud Computing

CLOUD COMPUTING PENGANTAR KOMPUTER & TI 1A :

Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Tahapan Penelitian

Vpn ( virtual Private Network )

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi saat ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Layanan Infrastruktur Komputasi Multitenant dengan OpenStack di Lingkungan MaaS

Perbandingan Perangkat Lunak Aplikasi Virtualisasi Berbasis Open Source Antara Qemu, Kvm, Dan Xen

Implementasi Cloud Computing Menggunakan Metode Pengembangan Sistem Agile

1.2. Rumusan Masalah Batasan Masalah

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Jadwal Kerja Praktek. Pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan di PT. Inixindo Amiete

Adapun 3 metode untuk pengalokasian alamat IP pada DHCP server :

DAFTAR ISI. ABSTRAK...iv. KATA PENGANTAR...v. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xv BAB I PENDAHULUAN... 1

Implementasi Virtualisasi dan Server Cloud Menggunakan Proxmox VE. Disusun Oleh : Dwi Prastiyo Utomo

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Komputasi Awan (Cloud Computing)

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

INTRO TO CLOUD COMPUTING

Dalam tugas akhir ini dibatasi penulisan dan penelitian pada:

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih cepat dan murah tentunya menuntut para pemberi informasi untuk memiliki

BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK. ruangan yaitu ruangan marketing dan Gudang. Dimana untuk bagian Marketing

Gambar 3.1 Perancangan Sistem

MAKALAH. Virtualisasi Cloud Computing Dan Teknologi Open Source

Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama)

Rancang Bangun Penyimpanan pada Jaringan Menggunakan FreeNAS (Development of Network Storage Using FreeNAS)

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING MENGGUNAKAN OPENVZ DALAM PERKULIAHAN PRAKTIKUM SISTEM OPERASI

Perancangan Jaringan LAN dan WLAN Berbasis Mikrotik Pada Sekolah Menengah Kejuruan

Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Analisis dan Pembangunan Infrastruktur Cloud Computing Tati Ernawati Politeknik TEDC Bandung tatiernawati@yahoo.com Agung Helmi Zulfiaji Politeknik TEDC Bandung agung_zulfiaji@hotmail.co.id ABSTRAK Efisiensi dalam penggunaan cloud computing menjadi alasan mendasar pengguna memanfaatkan teknologi cloud computing. Penelitian ini melakukan analisis dan membangun infrastruktur cloud computing pada studi kasus di sektor pendidikan. Infrastruktur yang dibangun adalah layanan Server as a Service yang ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan kegiatan praktikum siswa. Infrastruktur dibangun berdasarkan kebutuhan pengguna (user requirements) yang diperoleh melalui metode wawancara. Metodologi penelitian yang digunakan yaitu metodologi eksperimen yang terdiri dari sembilan tahapan. Hasil pengujian menunjukkan prototype IaaS yang dibangun sudah berhasil memenuhi kebutuhan untuk kegiatan praktikum siswa dengan kinerja yang lebih baik dibandingkan sistem yang sedang berjalan. Kinerja tersebut ditunjukkan pada efisiensi dalam setup time, ability dan access area. Kekurangan prototype IaaS terdapat pada respon time dan package install. Kata Kunci cloud computing, infrastructure as a service, server as a service. 1. PENDAHULUAN Cloud computing adalah satu dari model komputasi yang dapat diakses dimana saja. Cloud computing merupakan akses layanan on-demand ke sekumpulan sumber daya komputasi seperti jaringan, server, penyimpanan, aplikasi dan layanan (Mell & Grance, 011). Penelitian yang dilakukan oleh Enterprise Strategy Group tahun 01, diperoleh data bahwa 30% dari perusahaan besar telah menggunakan layanan Infrastructure as a Service (IaaS), perkembangannya sangat signifikan apabila dibandingkan dengan jumlah 19% pada tahun 011. Berdasarkan penelitian tersebut juga diperoleh data sebanyak 55% perusahaan telah mempertimbangkan atau berencana menggunakan IaaS dimasa mendatang, terdapat peningkatan jika dibandingkan pada tahun 011 sebanyak %. Hal ini menunjukkan terdapatnya perkembangan yang signifikan pesat pada IaaS yang didasari oleh efisiensi biaya investasi untuk infrastruktur Teknologi Informasi (TI) (CDW, 01). IaaS telah banyak digunakan di berbagai bidang, satu dari berbagai bidang tersebut yaitu pendidikan. Peranan teknologi sangat berkontribusi pada dunia pendidikan (Microsoft, 010). Pemanfaatan cloud computing dalam dunia pendidikan memungkinkan dokumentasi kegiatan pembelajaran dapat didukung oleh kapasitas penyimpanan yang lebih besar, kegiatan riset dengan dukungan sumber daya komputasi yang powerful, bagi penyelenggara pendidikan dapat mengurangi biaya investasi untuk infrastruktur dan memungkinkan pengurangan jumlah pegawai terutama di bagian TI (Sultan, 010). Penggunaan layanan cloud disekolah akan menciptakan kolaborasi antara siswa dan pengajar. Terdapatnya kemudahan aksesibilitas bagi siswa dalam mengakses bahan pelajaran karena tersimpan dalam format digital sementara para pengajar dapat lebih mudah memonitor pekerjaan siswa (Manas, 013). Penelitian ini bertujuan untuk membangun infrastruktur cloud computing pada studi kasus di sektor pendidikan. Infrastruktur yang dibangun adalah layanan Server as a Service yang ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan kegiatan praktikum siswa khususnya mata pelajaran jaringan komputer siswa kelas XI (sebelas). Hasil dari penelitian ini yaitu prototype IaaS yang sudah diuji pada studi kasus di salah satu sekolah menengah kejuruan di kota Bandung. Prototype IaaS ini diharapkan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan sistem yang sedang berjalan (existing). Dalam penelitian ini Ubuntu Enterprise Cloud (UEC) digunakan sebagai tools untuk membangun IaaS. Tools ini digunakan dengan dengan pertimbangan UEC merupakan teknologi open source sehingga tidak memerlukan biaya untuk lisensi, proses update dan berlangganan.. KAJIAN TERKAIT Pada bagian ini akan dikaji beberapa teori terkait topik penelitian, yaitu cloud computing, karakteristik cloud computing dan layanan yang terdapat dalam cloud computing..1 Cloud Computing Cloud computing menerapkan suatu metode komputasi, yaitu kemampuan yang terkait teknologi informasi yang disajikan sebagai suatu layanan yang diakses melalui internet, tanpa mengetahui infrastruktur didalamnya, tenaga ahli yang merancang sistem tersebut atau memiliki kendali atas infrastruktur yang ada. Arsitektur cloud computing digambarkan pada gambar 1. Gambar 1. Arsitektur Cloud Computing (Johnston, 009) Arsitektur secara umum terbagi menjadi 3 bagian yaitu infrastruktur, platform dan aplikasi. Setiap layanan yang diakses tidak perlu diinstal pada setiap perangakat end-user, untuk dapat melakukan akses terhadap layanan cloud computing hanya dibutuhkan web browser atau antarmuka program. Berdasarkan penelitian McKinsey, terdapat kemungkinan definisi berbeda mengenai cloud computing. Pada kenyataannya tidak ada standar umum atau definisi mengenai cloud Jurnal Cybermatika Vol. 1 No. Desember 013 Artikel 17

computing (Grossman, 009). Beberapa definisi cloud computing yaitu: Cloud computing mengacu pada aplikasi yang dikirimkan sebagai layanan/service kepada pengguna melalui internet, beserta dengan perangkat keras dan sistem perangkat lunak pada datacenter yang menyediakan layanan/service tersebut (Armbrust dkk, 009). Cloud computing adalah seperangkat layanan jaringan yang memberikan skalabilitas, jaminan Quality of Service (QoS), dapat dipersonalisasi, platform komputasi murah yang dapat diakses secara luas. (Wang & Laszewski, 008). Dari dua definisi di atas dapat diambil konsep yang sama mengenai cloud computing yaitu pemanfaatan layanan TI yang dapat diakses oleh pengguna melalui jaringan internet.. Karakteristik Cloud Computing Cloud computing memiliki 5 (lima) karakteristik, yaitu (Mell & Grace, 011) 1. Layanan on-demand Pelanggan dapat menentukan kapabilitas komputasi secara otomatis tanpa memerlukan interaksi dengan provider layanan. Akses jaringan secara luas Layanan dapat diakses dari berbagai standar platform melalui jaringan internet. 3. Sumber daya komputasi terpusat Sumber daya komputasi dikumpulkan pada satu lokasi untuk melayani beberapa konsumen menggunakan model multi-tenant, dengan sumber daya fisik dan virtual berbeda yang diterapkan secara dinamis sesuai dengan permintaan pelanggan. Elastisitas penyediaan sumber daya komputasi secara cepat Penyediaan atau pengurangan sumber daya komputasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan 5. Layanan yang terukur Cloud computing secara otomatis mengontrol dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya komputasi dengan meningkatkan kemampuan pengukuran pada beberapa tingkat abstraksi yang sesuai dengan jenis layanan..3 Layanan Cloud Computing Secara umum layanan cloud computing terdiri dari tiga layanan, yaitu IaaS, PaaS dan SaaS (Mell & Grace, 011). 1. Infrastructure as a Service (IaaS) IaaS adalah metode untuk menyediakan infrastruktur cloud computing seperti server, media penyimpanan, jaringan dan sistem operasi sebagai layanan on-demand. IaaS merupakan satu dari berbagai cara bagi organisasi/perusahaan untuk mendapatkan perangkat keras, media penyimpanan dan infrastruktur jaringan tanpa harus berpikir bagaimana untuk membeli, mengelola dan memelihara semuanya untuk menjalankan segala aktifitas yang berkaitan dengan organisasi/perusahaan (CDW, 01). Semua perangkat keras, media penyimpanan dan infrastruktur jaringan dimiliki, dikelola dan dipelihara oleh provider, biasanya terletak di luar organisasi/perusahaan. Organisasi/perusahaan mengakses sumber daya tersebut sebagai sebuah mesin virtual yang menjalankan aplikasi organisasi/perusahaan melalui web browser.. Platform as a Service (PaaS) Pada model PaaS, provider menawarkan lingkungan pengembangan kepada developer aplikasi untuk membuat, mengembangkan dan menawarkan aplikasi melalui platform yang disediakan provider. Provider biasanya menyediakan toolkit dan standar untuk pengembangan, serta kanal untuk pendistribusian dan sistem pembayaran aplikasi. Provider mendapatkan pembayaran dari penyediaan platform serta hasil dari pendistribusian dan penjualan layanan. Provider PaaS menyediakan modul-modul siap pakai untuk keperluan pengembangan sebuah aplikasi. Semua toolkit untuk pengembangan aplikasi dijadikan host pada cloud computing dan diakses melalui web browser. 3. Software as a Service (SaaS) Metode tradisional dari proses pembelian perangkat lunak melibatkan user untuk memuat perangkat lunak pada perangkat keras sebagai imbalan atas pembelian lisensi. Pelanggan membeli biaya maintenance untuk mendapatkan update perangkat lunak atau layanan pendukung lainnya. Dalam model SaaS pelanggan tidak membeli perangkat lunak melainkan hanya menyewa untuk digunakan secara berlangganan atau model pay-per-use, sehingga tidak ada biaya investasi dalam bentuk biaya pengembangan maupun biaya lisensi. 3. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metodologi eksperimen yang terdiri dari 9 (sembilan) tahapan, ditunjukkan pada gambar. Gambar. Tahapan metodologi eksperimen (Sukardi, 003) Tahap pertama melakukan kajian induktif, merupakan metode pemikiran yang bertolak dari kaidah (hal-hal atau peristiwa) khusus untuk menentukan kaidah yang umum. Dalam penelitian ini dilakukan secara deduktif untuk mempermudah pemahaman peneliti. Kajian deduktif dilakukan dengan mengkaji tentang layanan cloud computing secara umum selanjutnya secara khusus dikaji mengenai perkembangan penggunaan layanan IaaS di berbagi bidang khususnya bidang pendidikan serta mengkaji tools apa saja yang dapat digunakan untuk membangun sistem IaaS. Setelah dilakukan kajian deduktif tahap berikutnya yaitu mengidentifikasikan permasalahan dan melakukan studi literatur terkait topik penelitian. Tahap selanjutnya yaitu perencanaan penelitian, pada tahap iniditentukan objek penelitian dan pembuatan instrumen penelitian. Objek penelitian ini mengambil studi kasus di salah satu sekolah menengah kejuruan di kota Bandung. Instrumen penelitian dibuat untuk memperoleh data di lapangan yang dipergunakan untuk membangun dan menguji sistem. Instrumen penelitian yang dibuat dalam penelitian ini yaitu instrumen wawancara yang digunakan untuk memperoleh data tentang kebutuhan pengguna dan instrumen pengujian yang digunakan untuk menguji prototype IaaS yang telah dibanguan. 18 Tati Ernawati, Agung Helmi Zulfiaji

Pada tahap eksperimen dilakukan perancangan, pembangunan dan pengujian sistem. 1. Rancangan IaaS IaaS dibangun dengan menggunakan UEC yang disertakan pada Ubuntu Server Edition. Sistem ini menggunakan dua buah server, satu server difungsikan sebagai Cloud Controller, dan satu server lainnya difungsikan sebagai Node Controller. IaaS yang akan dibangun difokuskan pada layanan Server as a Service, layanan ini diharapkan dapat menunjang kegiatan praktikum siswa. Tahapan dalam merancang IaaS terdiri dari analisis kebutuhan sistem, konfigurasi sistem, topologi sistem dan proses instalasi. a. Analisis Kebutuhan Sistem Pada tahapan ini akan dianalisis mengenai kebutuhan pengguna, kebutuhan sistem dan konfigurasi sistem. Kebutuhan Pengguna (user requirements) Daftar user requirements diperoleh dengan melakukan survei ke lapangan dengan metode wawancara. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 7 Mei 013 diperoleh daftar kebutuhan pengguna sebagai berikut: - Tersedianya server untuk keperluan praktikum siswa untuk mata pelajaran jaringan komputer khususnya administrasi jaringan yang terbagi menjadi instalasi server dan administrasi server. Metode praktikum yang digunakan saat ini adalah menggunakan perangkat lunak VMWare atau VirtualBox sebagai sarana untuk menginstal sistem operasi Linux server. Hal ini dirasakan kurang efektif dan dapat menjadi beban bagi penggunaan komputer untuk menjalankan virtualisasi - Efisiensi dalam proses evaluasi pembelajaran terutama untuk para guru mata pelajaran Jaringan Komputer, yang selama ini belum efektif dimana pengajar harus menyalin file hasil praktikum siswa secara manual satu persatu dan diperiksa secara manual dalam aplikasi VMWare. - Sistem cloud yang akan dirancang diharapkan memiliki kinerja yang lebih baik apabila dibandingkan dengan sistem non-cloud yang ada saat ini. Parameter kinerja sistem yang diperlukan mencakup setup time, response time, access area, package install, dan ability. Kebutuhan Sistem Penggunaan perangkat lunak dan perangkat keras untuk masing-masing server. Perangkat lunak untuk server menggunakan Ubuntu 10.0 Long Term Support (LTS) Server 6-bit dan untuk client menggunakan Ubuntu 10.0 x86. Spesifikasi perangkat keras dapat dilihat pada Tabel 1. b. Konfigurasi Sistem Sistem yang akan dibangun terdiri dari dua buah server dan satu client. Server pertama akan berfungsi sebagai Cloud Controller (CLC), Cluster Controller (CC), Storage Controller (SC), dan Walrus Storage Controller. Server kedua akan difungsikan sebagai Node Controller (NC). Client digunakan untuk mengkonfigurasi sistem. Konfigurasi yang akan dibangun seperti pada Tabel. Tabel. Konfigurasi sistem Deskripsi Server 1 Server Client Fungsi CLC, CC, SC, dan Walrus NC - Web User Interface - Remote Access NIC eth0 dan eth1 eth0 eth0 eth0-19.168.10.1/ eth0 IP Address DHCP client eth1-19.168.0./ 19.168.0.1/ clc.cloudiaas.ne Hostname node.cloudiaas.net client.cloud.net t DNS 8.8.8.8 8.8.8.8 DHCP client Gateway 19.168.10.1 19.168.0.1 DHCP client Pada konfigurasi sistem, server pertama akan dipasang dua Network Interface Card (NIC), satu digunakan untuk koneksi ke luar (publik) dan satu untuk koneksi ke Node Controller. IP address untuk eth0 server pertama adalah 19.168.10.1 dengan subnet mask 55.55.55.0. Alamat ini yang akan digunakan untuk akses utama menuju sistem. Sedangkan untuk eth1 IP address yang digunakan adalah 19.168.0.1 dengan subnet mask 55.55.55.0. Alamat ini akan digunakan untuk berkomunikasi dengan server kedua. Server kedua yang berlaku sebagai Node Controller hanya memiliki satu NIC yang digunakan untuk berkomunikasi dengan server pertama. IP address yang digunakan adalah 19.168.0. dengan subnet mask 55.55.55.0. Client akan digunakan untuk melakukan konfigurasi sistem cloud, pembuatan images, pengaturan images, pengaturan siklus hidup dari instance, serta untuk pemeliharaan sistem cloud bagi admin. Untuk pengaturan IP address client akan menggunakan Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP). c. Topologi Sistem Topologi infrastruktur yang akan dibangun seperti pada Gambar 3. Tabel 1. Spesifikasi perangkat keras yang digunakan Perangkat Keras CPU Server 1 Server Client Intel Core i3-10 @3.30 GHz Intel Xeon X330 @.0 GHz Intel Core Duo T6500 @.10 GHz Memory 08 MB 100 MB GB SATA 700rpm SATA 700rpm Harddisk 30 GB 500 GB 30 GB 1 x FastEthernet 1 x Gigabit 1 x Networking 1 x Gigabit Ethernet FastEthernet Ethernet Gambar 3. Topologi IaaS yang akan dibangun Jurnal Cybermatika Vol. 1 No. Desember 013 Artikel 19

Sistem cloud yang akan dibangun, terdiri dari dua buah server dan berada pada satu network yang sama. Sedangkan untuk Remote Admin dapat mengakses server Front End dan Back End untuk keperluan administrasi. User mengakses sistem melalui jaringan LAN. d. Proses Instalasi Secara garis besar tahapan instalasi keseluruhan terlihat seperti Gambar. Gambar. Diagram alir instalasi sistem cloud IaaS Dalam proses instalasi, akan dilakukan penginstalan CLC, Walrus, SC dan CC dalam server pertama. Sedangkan server kedua akan diinstal sebagai NC. Tahapannya sebagai berikut: Instalasi Cloud Controller (CLC) Pada tahap ini, server akan diinstal dengan mode Cloud Controller, Walrus Storage Service, Cluster Controller, dan Storage Controller. Instalasi Node Controller (NC) Pada instalasi Node Controller, tahap yang dilakukan hampir sama dengan tahapan instalasi CLC Konfigurasi akses user Eucalyptus Pada tahap ini, Node Controller akan didaftarkan pada Cloud Controller Instalasi credentials Instalasi credentials terdiri dari x.509 certificates dan environment variables Mendaftarkan images Images ini akan digunakan untuk menjalankan instance atau virtual machine. Menjalankan instances Tahapan selanjutnya adalah menjalankan instance. Instance ini yang nantinya akan menjadi layanan Server as a Service yang digunakan untuk keperluan praktikum Gambar 5. Diagram alir pembangunan IaaS Tahapan pertama kali dilakukan adalah mengecek ketersediaan sumber daya pada Node Controller. Hal ini dilakukan untuk memastikan berapa jumlah server virtual yang dapat dibuat dalam sistem. Tahap berikutnya adalah mengecek ketersediaan images untuk pembuatan server. Apabila belum tersedia, images dapat diunduh melalui situs penyedia images cloud. Perintah running instances dijalankan untuk membuat instance dengan spesifikasi yang telah ditentukan berdasarkan image yang dipilih, apabila telah selesai, perintah terminate instance dilakukan untuk mematikan instance. Hasil akhir dari tahapan ini berupa prototype IaaS yang selanjutnya dilakukan pengujian oleh tim penguji yang terdiri dari guru mata pelajaran jaringan komputer, admin jaringan dan beberapa siswa di tempat studi kasus untuk diujicobakan pada kegiatan praktikum. 3. an IaaS an sistem cloud dilakukan terhadap (dua) aspek, yaitu: a. Fungsionalitas Sistem an dilakukan untuk menguji sistem cloud apakah sudah memenuhi kebutuhan pengguna. Metode yang digunakan adalah black box testing yaitu pengujian terhadap kesesuaian fungsionalitas sistem cloud yang dirancang berdasarkan kebutuhan pengguna dengan sistem cloud yang diimplementasikan (Perry, 006). b. Kinerja Sistem Metode yang digunakan adalah comparison testing yaitu membandingkan kemampuan kerja antara sistem cloud (virtual server) yang dibuat dengan sistem server yang sedang berjalan (existing) dengan spesifikasi sama. Parameter yang digunakan untuk menguji kinerja sistem cloud terinci pada tabel 3.. Pembangunan IaaS Diagram alir pembangunan IaaS secara lengkap digambarkan dalam Gambar 5. 0 Tati Ernawati, Agung Helmi Zulfiaji

Parameter Setup time Response time Access area Package install Ability Tabel 3. Parameter pengujian Keterangan Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk instalasi OS Linux Rata-rata waktu respon dalam satu kali eksekusi Kemampuan sistem untuk dijangkau dari lokasi tertentu, akses melalui LAN/WAN/Internet Paket dapat diinstal melalui CD/DVD installer atau repository Internet Jumlah server virtual yang dihasilkan dalam satu sistem an dilakukan sebanyak dua kali pengujian yaitu pada tanggal 8 Juni 013 dan tanggal 16 Juli 013 bertempat di salah satu sekolah mengengah kejuruan di kota Bandung. Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam pengujian terinci pada Tabel. Tabel. Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak pengujian IaaS No. Komponen Sistem Cloud Sistem Non-Cloud 1. Prosesor Intel Core i3-10 @3.30 Intel Core i3-10 GHz @3.30 GHz. Memory 08 MB 08 MB 3. Harddisk SATA 700rpm 500 GB SATA 700rpm 500 GB. OS Ubuntu 10.0 Server LTS Windows 7. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada subbab ini akan dibahas mengenai hasil pengujian dan analisis hasil pengujian prototype IaaS..1 Hasil an Hasil pengujian diawali dengan proses pengumpulan data yang diperoleh berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan oleh para penguji. Data diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu a. Data hasil pengujian berdasarkan kesesuaian sistem yang dibangun dengan user requirements. b. Data hasil pengujian berdasarkan kinerja sistem, diperoleh melalui perbandingan sistem yang berjalan dengan sistem yang dibangun..1.1 Data hasil uji terhadap kebutuhan pengguna terhadap sistem Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan oleh ketiga penguji dan beberapa siswa diperoleh data bahwa protoptype IaaS yang dibangun dapat berjalan sesuai dengan spesifikasi kebutuhan pengguna. Hasil uji terinci pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil pengujian kesesuaian kebutuhan pengguna No Kebutuhan Pengguna Hasil 1 Tersedianya server untuk keperluan kegiatan praktikum siswa Ya Efisiensi dalam proses evaluasi pembelajaran terutama untuk para guru mata pelajaran Ya jaringan komputer 3 Instalasi sistem operasi virtual dapat dilakukan dari jarak jauh Berhasil Jaringan cloud dapat diakses oleh multiuser Berhasil.1. Data hasil uji terhadap kinerja sistem Dilakukan dengan membandingkan sistem cloud dengan sistem yang berjalan saat ini dengan spesifikasi perangkat keras yang setara, seperti pada Tabel. Dalam pengujian ini terdapat keterbatasan penelitian (limitations of research) yaitu penggunaan sistem operasi yang berbeda dalam proses pengujian. Sistem operasi yang digunakan sistem cloud yaitu Ubuntu 10.0 Server LTS sedangkan non cloud menggunakan Windows 7. Hal ini terjadi dikarenakan peneliti tidak dapat merubah sistem operasi yang sudah lama berjalan sehingga kemungkinan akan berdampak kepada akurasi hasil pengujian. Data skor perhitungan diperoleh dengan mengambil rata-rata nilai pengujian. Hasil uji berdasarkan parameter adalah sebagai berikut: 1. Setup Time Untuk pengujian setup time dihitung rata-rata waktu setup yang diperlukan untuk instalasi Operating System (OS) Linux pada sistem cloud dan non-cloud. Perhitungan dimulai dari tahap awal instalasi OS sampai dengan selesai, secara detil dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil uji setup time Hasil Uji Setup Time Sistem Cloud (dalam menit) Sistem Non-Cloud (dalam menit) Mula Selesa Selesai Mulai i i 1 0 10 0 30 0 5 0 30 3 0 5 0 30 Nilai Rata-rata 0 6.67 0 30 Nilai rata-rata pada Tabel 5 diplot pada grafik seperti pada Gambar 6. Waktu (dalam menit) 60 0 0 0 Mulai Selesai Idle Aksi Gambar 6. Grafik hasil uji setup tme. Response Time an untuk parameter respon time dilakukan dengan mengambil rata-rata waktu respon terhadap satu kali eksekusi masing-masing perintah pada sistem cloud dan non-cloud. Nilai hasil uji diperoleh dari rata-rata hasil uji para penguji. Perhitungan dilakukan pada saat perintah di launch sampai perintah tersebut bekerja. Perintah yang diujicobakan dalam pengujian ini terdiri dari vim, ifconfig, apt-get install, iptables, ssh x.x.x.x. Secara detil dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil uji response time No Perintah Sistem Cloud (dalam detik) Hasil Uji Response Time Sistem Non-Cloud (dalam detik) P1 P P3 P1 P P3 1 vim 3 3 1 1 1 ifconfig 3 3 3 1 1 1 3 apt-get install 5 5 5 iptables 5 1 5 ssh x.x.x.x 5 5 5 3 3 Nilai rata-rata 3.8. 1.8 1.6 1.6 Rata-rata seluruh jenis perintah oleh P1 P3 1.67 *) P = Cloud Non-Cloud Jurnal Cybermatika Vol. 1 No. Desember 013 Artikel 1

Nilai rata-rata pada Tabel 7 diplot pada grafik seperti pada Gambar 7. Nilai rata-rata pada Tabel 10 diplot pada grafik seperti pada Gambar 8. 1 3 Waktu (dalam detik) 3. Access Area 6 0 Mulai Selesai Idle Aksi Gambar 7. Grafik hasil uji response time Cloud Jarak maksimum antara pengguna dengan server untuk mengakses sistem cloud dan non-cloud. Pada penelitian ini tidak dilakukan uji coba untuk akses internet hal ini dikarenakan oleh terbatasnya ketersediaan IP publik. Hasil uji secara detil dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Hasil uji access area Hasil Uji Access Area Sistem Cloud Sistem Non-Cloud Jangkauan Metode Akses Jangkauan Metode Akses Tidak 100 terhingga [ ] WAN [ ] WAN Tidak terhingga Tidak terhingga [ ] WAN [ ] WAN 100 100 [ ] WAN [ ] WAN. Package Install Kemampuan sistem untuk menginstal paket melalui CD/DVD installer atau melalui repository internet pada sistem cloud dan non-cloud secara detil dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil uji package install 1 3 5. Ability Hasil Uji Package Install Sistem Cloud Sistem Non-Cloud [ ] CD/DVD installer [ ] CD/DVD installer [ ] Repository [ ] Repository internet internet [ ] CD/DVD installer [ ] Repository internet [ ] CD/DVD installer [ ] Repository internet [ ] CD/DVD installer [ ] Repository internet [ ] CD/DVD installer [ ] Repository internet Jumlah server virtual yang dihasilkan oleh sistem cloud dan non-cloud secara terinci dapat dilihat pada Tabel 10. Hasil tersebut diperoleh melalui simulasi praktikum dengan cara memaksimalkan kemampuan perangkat keras untuk mendapatkan server virtual. Tabel 10. Hasil uji ability Hasil Uji Ability Sistem Cloud Sistem Non-Cloud 1 server/sistem server/sistem server/sistem server/sistem 3 server/sistem server/sistem Nilai Rata-Rata server/sistem.33 server/sistem Non-Cloud 5 3 1 0 Server Virtual Gambar 8. Grafik hasil uji ability Cloud Non-Cloud. Analisis Hasil an Analisis dilakukan berdasarkan hasil pengujian prototype IaaS yang dibangun. Hasil pengujian fungsionalitas pada Tabel 5 adalah berhasil, tersedianya server dan terdapatnya efisiensi proses evaluasi pembelajaran. Efisiensi ditunjukkan pada berkurangnya waktu yang diperlukan pengajar untuk mengevaluasi hasil praktikum siswa. Hasil uji pada Tabel 5 menunjukkan bahwa prototype IaaS yang dibangun telah memenuhi kebutuhan yang diperlukan untuk kegiatan praktikum. Hasil pengujian kinerja sistem dapat dilihat pada Tabel 10 Tabel 10. Kualitas kinerja sistem cloud computing IaaS Parameter Ukuran Hasil Uji (Metric) Sistem Cloud Sistem Non-Cloud Setup Time Menit 6.67 30 Response Time Detik 1.67 Access Area Meter Tidak terhingga 100 Package Install - Repository CD/DVD installer internet Repository internet Ability Jumlah.33 Pada pengujian setup time, sistem cloud memiliki rata-rata waktu yang lebih singkat dalam melakukan setup satu server virtual yaitu 3.33 menit lebih cepat dibandingkan dengan sistem non-cloud. Sistem cloud lebih cepat dalam hal setup time karena proses setup merupakan proses caching dari image berupa sistem operasi yang sudah jadi, sedangkan sistem noncloud harus menginstal sistem operasi terlebih dahulu sehingga membutuhkan waktu yang relatif lebih lama. Untuk pengujian response time, sistem cloud memiliki rata-rata response time.33 detik lebih lama dibanding sistem cloud, hal ini dikarenakan pengaksesan dilakukan melalui jaringan (LAN/WAN) sehingga tergantung pada kondisi lalu lintas (traffic) jaringan sebaliknya sistem non-cloud diakses langsung melalui interface sistem operasi. an akses area menunjukkan sistem cloud memungkinkan pengguna mengakses sistem melalui interface sistem, LAN, WAN dan bahkan internet. Dengan demikian sistem cloud tidak memiliki batasan lokasi, selama terdapat koneksi internet maka pengguna dapat mengakses sistem cloud. Pada sistem noncloud hasil uji menunjukkan bahwa akses hanya dapat dilakukan melalui interface sistem dan LAN saja. Maksimal jarak efektif pada jaringan LAN adalah 100 meter. Pada pengujian ini penggunaan wireless tidak disertakan sehingga hal ini menjadi keterbatasan penelitian ini. an package install, sistem cloud instalasi paket-paket pendukung server hanya dapat dilakukan melalui repository internet. Hal ini dikarenakan sistem cloud tidak menyediakan CD/DVD ROM virtual, sehingga media CD/DVD installer tidak dapat digunakan. Pada sistem non-cloud paket-paket pendukung server dapat diinstal melalui CD/DVD installer dan repository internet. Tati Ernawati, Agung Helmi Zulfiaji

Untuk pengujian ability, server virtual yang dihasilkan dapat mencapai server virtual, sedangkan pada sistem non-cloud hanya dapat mencapai rata-rata -3 server. Virtualisasi pada sistem cloud mengandalkan jumlah core prosesor yang dimiliki oleh Node Controller, dalam penelitian ini diperoleh core prosesor. Pada sistem non-cloud virtualisasi menggunakan share memory pada sistem utama, dengan jumlah memory 08 MB dan sistem operasi Windows 7, server virtual yang dapat dihasilkan berkisar antara -3 server virtual saja. 5. KESIMPULAN Pada penelitian ini telah dijelaskan bagaimana pembangunan IaaS dengan menggunakan UEC. Terdapat empat tahapan, yaitu: pengecekan ketersediaan sumber daya node controller, pengecekan ketersediaan image untuk server, running instance dan terminate instance. Hasil uji diperoleh data hasil uji terhadap fungsionalitas sistem menunjukkan bahwa IaaS yang dibangun telah sesuai dengan kebutuhan pengguna; untuk uji kinerja sistem, efisiensi diperoleh pada paramenter setup time yaitu 3.33 menit lebih cepat dibandingkan sistem non cloud; untuk ability dapat menyediakan server virtual sementara sistem non cloud hanya server; dan access area yang lebih luas. IaaS yang dibangun memiliki kekurangan pada respon time yaitu.33 detik lebih lambat dibandingkan sistem non cloud dan package install yang kurang fleksibel karena harus selalu terkoneksi repository internet. Untuk penelitian selanjutnya, perlu dikembangkan layanan IaaS untuk web hosting, storage service, disaster recovery and backup service, serta networking service; fleksibilitas akses dengan menggunakan Wireless LAN (WLAN); penambahan fitur akses Virtual Private Network (VPN) untuk mengelola hak akses. Eksperimen selanjutnya sangat dimungkinkan untuk dilakukan pada sektor yang lain seperti di sektor industri atau di lembaga pemerintahan. 6. DAFTAR REFERENSI Armburst, M., Fox, A., Griffith, R., Joseph, A., Katz, R., Konwinski, A., Lee, G., Patterson, G., Rabkin, A., Stoica, I., Zaharia, M. Above the Clouds: A Berkeley View of Cloud Computing. UC Berkeley EECS. http://www.eecs.berkeley. edu/ pubs/techrpts/009/. Diakses 15 April 013 Computer Discount Warehouse (CDW). Infrastructure as a Service. http://www.edtechmagazine.com/higher/sites/ edtechmagazine.com.higher/files/cloud-iaas.pdf. Diakses 7 Maret 011. Grossman, R. The Case for Cloud Computing. http://www.cmlab.csie.ntu.edu.tw/~freetempo/cn011/hw/hw1 /08005.pdf. Diakses 1 April 013 Johnston, Sam. Cloud_computing.svg. http://commons.wikimedia. org/wiki/file:cloud_computing.svg. Diakses 11 Februari 013. Manas, S., Reason why schools should use cloud services. http://www.cloudplugged.com/cloud-services-schoolseducatio/. Diakses 6 April 013 Mell, P., Grance, P. The NIST Definition of Cloud Computing. csrc.nist.gov/publications/nistpubs/800-15/. Diakses 9 Januari 013 Microsoft U.S. Education, Cloud computing in education Savings, flexibility, and choice for IT. http://www.microsoft.com/ education/enus/solutions/pages/cloud_computing.aspx. Diakses 18 April 013 Perry, W. Effective Methods for Software Testing Third Edition. Indianapolis. Wiley Publishing, Inc. 006 Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. PT Bumi Aksara. Jakarta. 003 Sultan, N. Cloud Computing for Education: A New Dawn?, International Journal of Information Management, Vol: 30. P. 109-116. 010 Wang, L., Laszewski G., Scientific Cloud Computing: Early Definition and Experience. http://cyberaide.googlecode.com /svn/trunk/papers/08-cloud/. Diakses 9 Januari 013 Jurnal Cybermatika Vol. 1 No. Desember 013 Artikel 3