FAKTOR PENYEBAB KORUPSI. Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi 3/8/2013. Bab. Fight Corruption: be the one who helps build a better society.

dokumen-dokumen yang mirip
Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

PERTEMUAN KE 9 OLEH : TRIYONO, SS. MM. STTNAS YOGYAKARTA

FAKTOR PENYEBAB KORUPSI

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

Modul ke: Etik UMB. Tindakan Korupsi dan Penyebabnya - 2. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU.

ETIK UMB. Tindakan Korupsi dan Penyebabnya. Modul ke: 12Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen

BAB 11 TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA

Faktor Penyebab Korupsi

NILAI DAN PRINSIP ANTI- KORUPSI. Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi. Lead the people to the path of uncorrupted 12/11/2013.

DAMPAK MASIF KORUPSI. Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi. unless we destroy corruption, corruption will destroy us 3/8/2013.

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

MARAKNYA KORUPSI DI INDONESIA

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

PENGERTIAN KORUPSI. Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi 3/8/2013. Bab

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

TIK (Kompetensi Dasar) II. Gambaran Umum III. Relevansi terhadap pengetahuan IV. Sub-sub Bab 1. Pengertian Korupsi

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

6/11/2014. Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI-KORUPSI. No impunity to corruptors. Bab.

PENGERTIAN KORUPSI. Bab. To end corruption is my dream; togetherness in fighting it makes the dream come true. PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Kecurangan pada pemerintahan, baik pusat dan daerah sudah kerap kali

12/18/2013. Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI. No impunity to corruptors. Bab.

Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi

Faktor Penyebab Korupsi

Posma Sariguna Johnson Kennedy. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia, Jl. Mayjen Sutoyo No.2, Cawang, Jakarta 13630, Indonesia

PERTEMUAN KE 10 OLEH : TRIYONO, SS. MM. STTNAS YOGYAKARTA

fundamental management journal ISSN: (print) (online) Volume:2 No.1 April 2017

Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN

ETIK UMB TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA

PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI DENGAN TATANAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI YANG KONDUSIF (STUDY KASUS STMIK DUTA BANGSA SURAKARTA)

Lex Et Societatis Vol. V/No. 8/Okt/2017

INDEKS PERSEPSI KORUPSI INDONESIA 2017Survei Di Antara Pelaku Usaha. Survei di antara Pelaku Usaha 12 Kota di Indonesia

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI STRATEGI KOMUNIKASI STRATEGI KOMUNIKASI B U DAYA PENDIDIKAN ANTI KORUPSI ANTI KORUPSI KOMUNIKASI PENDIDIKAN STRATEGI

Modul ke: ETIK UMB UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI. Fakultas FEB. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Program Studi AKUNTANSI.

BAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Isu tentang sistem pengendalian internal pemerintahan (SPIP) mendapat

TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA

BAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Pembahasan Hasil Survei Integritas Anak Muda

Mempopulerkan kembali Jujur dan Integritas dalam kehidupan anak muda demi peradaban Anti- Korupsi, mungkinkah?

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI DI PERGURUAN TINGGI

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI DENGAN TATANAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

Penghormatan dan Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

GLOBAL! CORRUPTION! BAROMETER 2017

Pencegahan dan Upaya Pemberantasan Korupsi

BAB I PENGANTAR. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta pelayanan

I. PENDAHULUAN. tinggi (Katz, dalam Moeljarto 1995). Pembangunan nasional merupakan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. merasuk ke semua sektor di berbagai tingkatan pusat dan daerah, di semua

14FIKOM ETIK UMB. No impunity to corruptors GERAKAN, KERJASAMA DAN INSTRUMEN INTERNASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom.

BAB I PENDAHULUAN. siapa pun berpotensi untuk melakukan kecurangan. Seperti yang kita ketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan sistem kontrol sosial yang belum memadai dan penegakan hukum yang

MAHASISWA. Diajukan untuk. Disusun oleh: Rahmawati PROGRAM FAKULTA BANDUNG

KONSEP PENCEGAHAN KORUPSI PADA LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA

Trio Hukum dan Lembaga Peradilan

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI

5/31/2013. Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI-KORUPSI. No impunity to corruptors. Bab.

BAB I PENDAHULUAN. secara khusus, dan diancam dengan pidana yang cukup berat. 1. Tindak pidana korupsi di Indonesia sudah sangat meluas dan telah

SISTEM PERUNDANG-UNDANGAN PEMBERANTASAN KORUPSI

TANTANGAN DAN HARAPAN PERGURUAN TINGGI DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI

STANDAR ETIKA PUBLIK. Nana Rukmana D. Wirapradja NRDW- STANDAR ETIKA PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia dalam suatu negara. Kemajuan sumber daya manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. serius dan sistematis. Segenap jajaran penyelenggara negara, baik dalam tataran

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg

PANCASILA sebagai SISTEM ETIKA. Modul ke: 10TEKNIK. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance,

BAB III METODE PENELITIAN sampai dengan Desember peneliti untuk melakukan pengumpulan data.

ETIK UMB. Tindakan Korupsi dan Penyebabnya. Pendahuluan. Modul ke: Daftar Pustaka. 12Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan. Pada sektor pemerintahan, menurut Hardjapamekas (2008), ada

BAB I PENDAHULUAN. besar. Berdasarkan penelitian Corruption Perception Index (CPI) tahun 2015

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

PERMASALAHAN KORUPSI DI DAERAH PANDEGLANG DAN STRATEGI PENANGGULANGANNYA

Pola Pemberantasan Korupsi Sistemik

ANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG

KODE ETIK PENYELENGGARA NEGARA SEBAGAI UPAYA PENEGAKAN ETIKA BAGI PENYELENGGARA NEGARA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

AKUNTABILITAS. PRAJABATAN GOLONGAN III Angkatan 3. Rancang Bangun Pembelajaran Mata Diklat; Rencana Pembelajaran; Bahan Ajar; Bahan Tayang.

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan demi menyelamatkan kelangsungan hidup bangsa dan negara kesatuan

EXECUTIVE SUMMARY PENGARUH NILAI-NILAI AGAMA DAN BUDAYA KERJA DALAM PENCEGAHAN TINDAKAN KORUPTIF PADA KEMENTERIAN AGAMA

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

BAB I P E N D A H U L U A N. ini menjadi tantangan dunia usaha dalam menghadapi perdagangan bebas.

BAB I PENDAHULUAN. khususya di tingkat Pemerintah Daerah. Korupsi sebenarnya termasuk salah

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Dosen PJMK : H. Muhammad Adib. Essay Bebas (Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi Sejak Dini)

Teguh Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. reformasi berjalan lebih dari satu dasawarsa cita- cita pemberantasan

JERAT BUDAYA KORUPSI MASYARAKAT DI INDONESIA

Transkripsi:

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 1 Bab 02 Fight Corruption: be the one who helps build a better society. FAKTOR PENYEBAB KORUPSI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 2 1

Kompetensi Dasar 1. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor pendorong terjadinya korupsi; 2. Mahasiswa dapat membedakan faktor internal dan faktor eksternal penyebab terjadinya korupsi; 3. Mahasiswa dapat menyimpulkan faktor internal dan faktor eksternal pendorong prilaku korup; 4. Mahasiswa mampu mengeliminir sikap diri sendiri yang cenderung mendorong perilaku korup; 5. Mahasiswa dapat menumbuhkan sikap anti korupsi. POKOK BAHASAN : Faktor Penyebab Korupsi SUB POKOK BAHASAN : 1. Faktor Penyebab Korupsi; 2. Penyebab Korupsi dalam Perspektif Teori; 3. Faktor Internal dan Eksternal Penyebab Korupsi. DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 3 mari kita simak film ini DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 4 2

DUA FAKTOR PENYEBAB KORUPSI FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL Faktor internal merupakan penyebab korupsi yang datang dari diri pribadi faktor penyebab terjadinya korupsi karena sebab-sebab dari luar. DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 5 BEBERAPA PENDAPAT FAKTOR PENYEBAB KORUPSI Ketika perilaku materialistik dan konsumtif masyarakat serta sistem politik yang masih "mendewakan materi maka dapat "memaksa" terjadinya permainan uang dan korupsi (Ansari Yamamah : 2009) Korupsi akan terus berlangsung selama masih terdapat kesalahan tentang cara memandang kekayaan. Semakin banyak orang salah dalam memandang kekayaan, semakin besar pula kemungkinan orang melakukan kesalahan dalam mengakses kekayaan. Bagaimana menurut anda perilaku orang-orang yang memandang kekayaan dan uang sebagai suatu hal yang punya arti segala-galanya? Bagaimana bentuk penyadaran yang tepat? DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 6 3

PENDAPAT YANG MENGARAH PADA FAKTOR INTERNAL 1. Sifat tamak manusia, 2. Moral yang kurang kuat menghadapi godaan, 3. Gaya hidup konsumtif, 4. Tidak mau (malas) bekerja keras Isa Wahyudi DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 7 PENDAPAT YANG MENGARAH PADA FAKTOR INTERNAL 1. Aspek perilaku individu 2. Aspek organisasi, dan 3. Aspek masyarakat tempat individu dan organisasi berada M. Arifin DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 8 4

PENDAPAT YANG MENGARAH PADA FAKTOR EKSTERNAL 1. Kurang keteladanan dan kepemimpinan elite bangsa, 2. Rendahnya gaji Pegawai Negeri Sipil, 3. Lemahnya komitmen dan konsistensi penegakan hukum dan peraturan perundangan, 4. Rendahnya integritas dan profesionalisme, 5. Mekanisme pengawasan internal di semua lembaga perbankan, keuangan, dan birokrasi belum mapan, 6. Kondisi lingkungan kerja, tugas jabatan, dan lingkungan masyarakat, dan 7. Lemahnya keimanan, kejujuran, rasa malu, moral dan etika Erry Riyana Hardjapamekas DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 9 PENDAPAT YANG MENGARAH PADA FAKTOR EKSTERNAL 1. Faktor politik, 2. Faktor hukum, 3. Faktor ekonomi dan birokrasi 4. Faktor transnasional. Indonesia Corruption Watch ICW DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 10 5

mari kita simak film ini DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 11 1. FAKTOR POLITIK Perilaku korup seperti penyuapan, politik uang merupakan fenomena yang sering terjadi. Terkait dengan hal itu Terrence Gomes (2000) memberikan gambaran bahwa politik uang (money politic) sebagai use of money and material benefits in the pursuit of political influence. DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 12 6

2. FAKTOR HUKUM Faktor hukum ini bisa lihat dari dua sisi, di satu sisi dari aspek perundang-undangan dan sisi lain adalah lemahnya penegakan hukum. Tidak baiknya substansi hukum, mudah ditemukan dalam aturan-aturan yang diskriminatif dan tidak adil; rumusan yang tidak jelas-tegas (non lex certa) sehingga multi tafsir; kontradiksi dan overlapping dengan peraturan lain (baik yang sederajat maupun yang lebih tinggi). Praktik penegakan hukum juga masih dililit berbagai permasalahan yang menjauhkan hukum dari tujuannya. Secara kasat mata, publik dapat melihat banyak kasus yang menunjukan adanya diskriminasi dalam proses penegakan hukum termasuk putusan-putusan pengadilan. DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 13 3. FAKTOR EKONOMI Faktor ekonomi juga merupakan penyebab terjadinya korupsi. Hal itu dapat dijelaskan dari pendapatan atau gaji yang tidak mencukupi kebutuhan. DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 14 7

4. FAKTOR ORGANISASI Organisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti yang luas, termasuk sistem pengorganisasian lingkungan masyarakat. Organisasi yang menjadi korban korupsi atau di mana korupsi terjadi biasanya memberi andil terjadinya korupsi karena membuka peluang atau kesempatan untuk terjadinya korupsi Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan oleh Kompas 29/7/2004 di kota Surabaya, Medan, Jakarta dan Makasar mengenai korupsi yang terjadi di tubuh organisasi kepemerintahan (eksekutif) maupun legislatif disebutkan bahwa tidak kurang dari 40% responden menilai bahwa tindakan korupsi dilingkungan birokrasi kepemerintahan dan wakil rakyat di daerahnya semakin menjadi-jadi. Hanya 20% responden saja yang berpendapat bahwa perilaku korupsi di Pemerintah Daerah dan DPRD masing-masing sudah berkurang. DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 15 4. FAKTOR ORGANISASI Bagaimana organisasi pemerintahan di lingkungan saudara, apakah organisasi pemerintahannya cukup transparan, akuntabel, dan mempunyai pengawasan yang cukup baik? Saudara inventarisasi kegiatan apa saja yang cukup baik dan kegiatan apa saja yang mengandung perilaku korup yang mewarnai organisasi tersebut! Diskusikan! DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 16 8

mari kita simak film ini DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 17 PROBLEM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 18 9

PENYEBAB KORUPSI DALAM PERSPEKTIF TEORETIS Cultural determinisme sering dipakai sebagai acuan ketika mempelajari penyebab terjadinya korupsi. Fiona Robertson-Snape (1999) bahwa penjelasan kultural praktik korupsi di Indonesia dihubungkan dengan bukti-bukti kebiasaan-kebiasaan kuno orang jawa. Padahal bila dirunut prilaku korup pada dasarnya merupakan sebuah fenomena sosiologis yang memiliki implikasi ekonomi dan politik yang terkait dengan jabaran beberapa teori DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 19 TEORI PERILAKU KORUP TEORI MEANS-ENDS SCHEME : Robert Merton. menyatakan bahwa korupsi merupakan suatu perilaku manusia yang diakibatkan oleh tekanan sosial, sehingga menyebabkan pelanggaran norma-norma. DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 20 10

TEORI PRILAKU KORUP TEORI SOLIDARITAS SOSIAL Teori lain yang menjabarkan terjadinya korupsi adalah teori Solidaritas Sosial yang dikembangkan oleh Emile Durkheim (1858-1917). Teori ini memandang bahwa watak manusia sebenarnya bersifat pasif dan dikendalikan oleh masyarakatnya DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 21 TEORI PRILAKU KORUP GONE THEORY Teori yang juga membahas mengenai prilaku korupsi, dengan baik di hadirkan oleh Jack Bologne (Bologne : 2006), yang dikenal dengan teori GONE. Ilustrasi GONE Theory terkait dengan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kecurangan atau korupsi yang meliputi Greeds (keserakahan), Opportunities (kesempatan), Needs (kebutuhan) dan Exposure (pengungkapan). DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 22 11

mari kita simak film ini DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 23 FAKTOR INTERNAL, MERUPAKAN FAKTOR PENDORONG KORUPSI DARI DALAM DIRI, YANG DAPAT DIRINCI MENJADI: Aspek Perilaku Individu Sifat tamak/rakus manusia. Moral yang kurang kuat Gaya hidup yang konsumtif. DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 24 12

FAKTOR INTERNAL, MERUPAKAN FAKTOR PENDORONG KORUPSI DARI DALAM DIRI, YANG DAPAT DIRINCI MENJADI: Aspek Sosial Perilaku korup dapat terjadi karena dorongan perilaku keluarga. Kaum behavioris mengatakan bahwa lingkungan keluargalah yang secara kuat memberikan dorongan bagi orang untuk korupsi dan mengalahkan sifat baik seseorang yang sudah menjadi traits pribadinya. Lingkungan dalam hal ini malah memberikan dorongan dan bukan memberikan hukuman pada orang ketika ia menyalahgunakan kekuasaannya. DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 25 FAKTOR EKSTERNAL, PEMICU PERILAKU KORUP YANG DISEBABKAN OLEH FAKTOR DI LUAR DIRI PELAKU. Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi Nilai-nilai di masyarakat kondusif untuk terjadinya korupsi. Masyarakat kurang menyadari bahwa korban utama korupsi adalah masyarakat sendiri. Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat korupsi. Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa dicegah dan diberantas bila masyarakat ikut aktif dalam agenda pencegahan dan pemberantasan. DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 26 13

FAKTOR EKSTERNAL, PEMICU PERILAKU KORUP YANG DISEBABKAN OLEH FAKTOR DI LUAR DIRI PELAKU. Aspek ekonomi Pendapatan tdk mencukupi Memanfaatkan peluang Aspek Politis Instabilitas politik Kepentingan politis, meraih dan mempertahankan kekuasaan DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 27 FAKTOR EKSTERNAL, PEMICU PERILAKU KORUP YANG DISEBABKAN OLEH FAKTOR DI LUAR DIRI PELAKU. Aspek Organisasi Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan Tidak adanya kultur organisasi yang benar Kurang memadainya sistem akuntabilitas yang benar Kelemahan sistim pengendalian manajemen Lemahnya pengawasan DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 28 14

Selamat datang generasi muda anti-korupsi Indonesia akan lebih baik jika tanpa korupsi Lomba poster KPK, Karya : Christian Tumpak DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 29 Terimakasih kepada: Institut Teknologi Bandung, Universitas Paramadina, Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, Universitas Negeri Semarang, UNIKA Soegijapranata, dan KPK, TIRI, ICW Produksi: Bagian Hukum dan Kepegawaian Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI copyrights dikti 2012 15