BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pemakaian Energi di Indonesia. Permasalahan energi merupakan isu global yang saat ini tengah

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. fungsi dan luas ruangan serta intensitas penerangannya.

EVALUASI NILAI IKE MELALUI AUDIT ENERGI AWAL KAMPUS 3 UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

I. PENDAHULUAN. udaranya. Sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung masih

BAB I PENDAHULUAN. keadaan alam Indonesia yang memiliki iklim tropis dan beridentitaskan sebagai

1 BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.327, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Menajer Energi Bidang Bangunan Gedung.

BAB I PENDAHULUAN. terus meningkat dengan pesat. Dengan semakin meningkatnya aktivitas ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi energi listrik di gedung Fakultas Pertanian Unila mengalami

Gambar 1. Kenaikan Tarif Dasar Listrik Tahun 2013 (KESDM, 2012) Gambar 2. Biaya Tagihan Listrik Tahun 2012 dan Tahun 2013 (RSIS, 2013)

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

50001, BAB I PENDAHULUAN

Untuk mengatasi permasalahan di atas, pada tahun 2003 pemerintah meluncurkan program kemitraan konservasi energi. Program kemitraan ini merupakan kese

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Konsep hijau (green) mengacu kepada prinsip keberlanjutan (sustainability)

AUDIT ENERGI DAN ALALISIS PELUANG PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK GEDUNG MAHKAMAH KONSTITUSI JAKARTA

PERANAN DAN TANTANGAN AKLI DALAM MENDORONG PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN RENEWABLE ENERGI DI NUSA TENGGARA TIMUR

INTENSITAS KONSUMSI ENERGI DI UNIVERSITAS IBA. Bahrul Ilmi 1*, Reny Afriany 2. Corresponding author:

EVALUASI INTENSITAS KONSUMSI ENERGI LISTRIK MELALUI AUDIT AWAL ENERGI LISTRIK DI RSJ.PROF.HB.SAANIN PADANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kepedulian masyarakat di seluruh dunia terhadap isu-isu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan rata-rata ASEAN adalah 364 TOE/juta US$, dan negara maju 202 TOE/juta US$

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan

I. PENDAHULUAN. pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat, dan pesatnya perkembangan teknologi. Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

aktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. utama. Perkembangan teknologi dengan tujuan memudahkan semua aktifitas dan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pada pelaksanaan Audit Energi yang akan dilakukan pada gedung Pasca Sarajana

SALINAN: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR: 284/SK/UN7/2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. LAPORAN TUGAS AKHIR I 1 Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Badan Pusat Statistik

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Manajer Energi Bidang Industri.

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk kehidupan manusia,maupun kebutuhan industri dan teknologi, baik

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi proses produksinya sebagai syarat untuk bisa terus bertahan di tengah

Prosedur audit energi pada bagunan gedung

ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PENGGUNAAN PENDINGIN UDARA KAMAR DI PATRA JASA CONVENTION HOTEL SEMARANG

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Proyek.

SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

1 BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan pertumbuhan penduduk di suatu negara yang terus meningkat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan selama 1 bulan pada tanggal 16 januari 2017 sampai 16 februari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. negara, tetapi pembangunan memiliki perspektif yang luas lebih dari itu. Dimensi

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan kapasitas pembangkit tenaga listrik.(dikutip dalam jurnal Kelistrikan. Indonesia pada Era Millinium oleh Muchlis, 2008:1)

BAB 1 PENDAHULUAN... BAB 1 PENDAHULUAN

AUDIT ENERGI GEDUNG FT UIBA. Bahrul Ilmi, Ratih Diah Andayani Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas IBA, Palembang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan dan Implementasi Green Data Center Study kasus Data Center PT. ISN.

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja sebagai sistem organisai tersebut, termasuk sistem manajeman, sistem

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Belakangan ini, tingkat kesadaran global terhadap lingkungan hidup

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pelaksanaan dalam Audit Energi yang dilakukan di Gedung Twin Building

BAB III METODE PENELITIAN

AUDIT PERFORMA ENERGI PADA GEDUNG LABORATORIUM KOMPUTER & KANTOR YAYASAN PENDIDIKAN TINGGI NUSA NIPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif (quantitative research).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ibid 3 Profil Universitas Darussalam Gontor, Jawa Timur Dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. DKI Jakarta. Beberapa gedung bertingkat, pabrik, rumah sakit, perkantoran,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERTENTU DI JAWA TIMUR

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KONSERVASI ENERGI Yogyakarta, 13 Juli 2017

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG E N E R G I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAMPAK PENGGUNAAN DOUBLE SKIN FACADE TERHADAP PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN DI RUANG KULIAH FPTK BARU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA:

Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. baik itu dari sisi produksi maupun sisi konsumsi, yang berbanding terbalik dengan

PENGUMUMAN. Nomor : 36/ UN7.P1/ PENG/ 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN NEGERI KUPANG, NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LAPORAN SURVEI BAKRIE SCHOOL OF MANAGEMENT TAHUN Survei: Minat Calon Mahasiswa Terhadap Program Studi di Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG E N E R G I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2009

Perencanaan Manajemen Energi (Energy Management Planning)

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, ibukota negara Indonesia, merupakan kota yang terus

Tabel 2.7: Hasil Studi Banding Aspek Kampus Perkapalan Undip Kampus Perkapalan ITS Kampus Perkapalan UI Kesimpulan Aspek Kontekstual

EVALUASI PEMAKAIAN LISTRIK PADA RUANG KULIAH JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM DIPLOMA III FAKUTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

ANALISIS PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA PROSES PRODUKSI DI PT BALI MEI SHO

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI RADEN WIJAYA WONOGIRI, JAWA TENGAH

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI KALOR PADA INDUSTRI TAHU

2 Sumber Daya Mineral Nomor 32 Tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain; Mengi

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Tata Cara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pemakaian Energi di Indonesia Permasalahan energi merupakan isu global yang saat ini tengah mengemuka. Hal ini dikemukakan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato pembukaannya dalam sidang Paripurna pertama Dewan

Energi Nasional dan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral 1. Hal ini menjadi perhatian yang sangat penting karena saat ini Indonesia merupakan negara yang terboros dalam pemakaian listrik di ASEAN. Data ASEAN Centre for Energy (ACE) juga menyebutkan Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi paling besar untuk melakukan penghematan tenaga listrik akibat tingkat pemborosan energi listrik yang relatif tinggi selama ini. Pasokan listrik di Indonesia sendiri kini dalam status siaga karena cadangan yang tersisa tidak banyak tersedia. Gambar 1.1 Grafik intensitas energi dan konsumsi energi Sumber : diolah dari BP statistical Review of world energy,2012 Arif Prasetyo (2011) dalam risetnya berjudul Diversifikasi Energi mengemukakan beberapa alasan penyebab borosnya pemakaian energi di Indonesia, antara lain : Perilaku/gaya hidup masyarakat Perilaku/gaya hidup masyarakat merupakan salah satu faktor penyebab tingginya konsumsi energi di negara Indonesia, khususnya terjadi pada masyarakat menengah ke atas. Banyak orang-orang kaya memiliki lebih 1 www.beritasatu.com; 12/03/12

dari sepuluh rumah tinggal yang tidak dimanfaatkan sama sekali dan kesepuluh rumah itu menyerap energi yang sama. Kemampuan daya beli masyarakat Pada umumnya pemborosan energi terjadi karena perlengkapan energi yang dimiliki oleh masyarakat yang sudah tua umur pemakaiannya dan belum diganti dengan yang baru. Untuk melakukan penghematan listrik maka perabotan rumah tangga perlu diganti dengan yang baru berlabel Save Energy atau Ecolable. Namun hal ini sulit dilakukan karena daya beli masyarakat yang rendah. Disamping itu biaya kebutuhan hidup pokok serta pendidikan telah menghabiskan 90% pendapatan mereka. Oleh karenanya mereka menunda mengganti perabot rumah tangga yang sudah uzur. Hal ini tidak saja terjadi pada konsumsi energi rumah tangga, tetapi juga terjadi pada konsumsi energi pada industri. Manajemen energi Sumber kelemahan pasokan energi kita salah satunya disebabkan oleh manajemen yang tidak baik. Manajemen yang benar memiliki kemampuan untuk mencari solusi atas masalah yang dihadapi. Para manajer di tingkat puncak maupun di tingkat bawah dan menengah harus menghindari the lack of imagination (keterbatasan imajinasi). Para manajer yang terpilih adalah manusia yang cerdas dan dapat melihat atau meramalkan posisi

perusahaan/lembaga/organisasi di masa datang, karena salah satu kredibilitas dari seorang manajer adalah kemampuan mengimajinasikan masa depan. Selain itu, pemakaian energi di Indonesia dapat dilihat dari beberapa sektor, yakni : Sektor Transportasi Sektor Rumah Tangga Sektor Industri Sektor Jasa Sektor jasa dapat dibagi menjadi dua yakni Administrasi publik, meliputi kegiatan pemerintahan, pendidikan dan kesehatan; dan Komersial pribadi, meliputi ritel, perumahan, hotel, dan finansial. 1.2 Perkembangan Pendidikan di Indonesia Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia sangatlah pesat. Hal ini dilihat dari banyaknya bermunculan sekolah-sekolah swasta baik yang berskala nasional hingga sekolah yang berskala internasional. Munculnya sekolah-sekolah swasta tersebut bukan hanya pada tingkat sekolah dasar dan menengah saja, melainkan hingga pada perguruan tinggi 2. 2 www.digitalkreatif.com/news/pendidikan-teknologi-informasi-di-indonesia; 20/02/13

Dalam pemakaian energi, bangunan pendidikan merupakan sektor konstruksi terbesar dunia yang mengkonsumsi 72% dari energi listrik dan memancarkan 39% dari emisi karbon sebesar lebih dari $US 8000 miliar antara tahun 2006 dan 2008. Hal ini dapat dilihat dari contoh bangunan pendidikan di Indonesia, terutama pada struktur, keamanan dan penyehatan gedung yang tidak diberi prioritas dalam anggaran pembangunan fasilitas pendidikan. Tidak diberikannya prioritas anggaran tersebut, mengakibatkan sebagian besar fasilitas ini berada dalam kondisi rusak serius sehingga upaya penyelamatan lingkungan di dalam sektor pendidikan sangat sulit diterapkan. Upaya konservasi energi pun perlu diterapkan pada sektor ini, seperti memasang sistem energi terbarukan, produk-produk energi yang lebih efisien, pencahayaan alami, sistem atap hijau, dan memperbaiki keseluruhan permukaan bangunan secara signifikan sehingga dapat membantu meningkatkan kesehatan dan lingkungan kegiatan belajar dan mengajar. 3 1.3 Universitas Nusa Nipa, Maumere, Nusa Tenggara Timur Perkembangan dalam dunia pendidikan ini pun terjadi di Maumere. Maumere merupakan ibukota Kabupaten Sikka. Di Maumere terdapat 2 (dua) buah Universitas yakni Universitas Nusa Nipa dan Universitas Muhamadiyah maupun sebuah Sekolah Tinggi Ilmu Filsafat Ledalero. Di antara kedua 3 www.gbicindonesia.org/19-green-at-your-school; --/09/12

Universitas ini, Universitas Nusa Nipa telah mendapatkan SK MENDIKNAS No. 69/D/O/2005 tertanggal 26 Mei 2005 tentang Ijin Operasional Unipa. Universitas Nusa Nipa ( UNIPA ) adalah lembaga pendidikan tinggi yang dikelola oleh Yayasan Pendidikan Tinggi Nusa Nipa Maumere, di bawah lindungan Pemerintah Kabupaten Sikka Propinsi Nusa Tenggara Timur dan merupakan yayasan yang bergerak pada sektor jasa. Gambar 1.2 Foto udara lokasi penelitian Sumber :Google search, Agustus 2012 Universitas ini berlokasi di Jl. Kesehatan No.3, Maumere, Nusa Tenggara timur, memiliki 6 Fakultas dan terdiri dari 13 progam studi yaitu Fakultas Ilmu ilmu Kesehatan (S-1 Keperawatan dan D-3 Keperawatan), Fakultas Teknik (Teknik Informatika, Teknik Sipil, dan Teknik Arsitektur), Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (Teknologi Perikanan), Fakultas Pertanian (Agribisnis dan Teknologi Pertanian), Fakultas Ilmu ilmu Sosial (Psikologi dan Ilmu Komunikasi), Fakultas Ekonomi (Akuntansi dan Manajemen), serta satu UPT Bahasa dengan jenjang program D-3 Bahasa Inggris.

Beberapa faktor yang melatarbelakangi sehingga perlu dilakukannya audit performa dan energi pada gedung UNIPA adalah : 1. Peningkatan jumlah mahasiswa maupun pekerja di UNIPA Memasuki T.A. 2012/2013 segala urusan dan kegiatan pengelolaan semakin kompleks baik teknis edukatif maupun administratif. Hal ini dipacu oleh makin bertambahnya jumlah mahasiswa yang diperkirakan lebih dari seribu orang (dapat dilihat pada bagian data perkembangan mahasiswa). Pertambahan jumlah mahasiswa ini hendaknya diimbangi dengan segala kelengkapan dan aspek pendukung yaitu sarana dan fasilitas pendidikan seperti ruang kelas yang memadai, perpustakaan dan laboratorium. Gambar 1.3 Beberapa Bangunan di Universitas Nusa Nipa Sumber : Dokumentasi pribadi, Agustus 2012 2. Perubahan fungsi bangunan. Gedung UNIPA beserta fasilitasnya, merupakan gedung yang mulanya difungsikan sebagai gedung Rumah Sakit Umum di kota Maumere, sebelum terjadinya gempa pada tahun 1992. Setelah difungsikan menjadi

bangunan pendidikan di Maumere, gedung UNIPA tidak mengalami renovasi yang berarti. 3. Menggunakan teknologi lama. Selain menggunakan bangunan yang telah ada, gedung UNIPA pun terlanjur menggunakan teknologi yang sudah ada dan belum tersentuh manajemen energi. Contoh : penggunaan monitor tabung yang memiliki serap daya listrik yang tinggi. Gambar 1.4 Beberapa fasilitas yang digunakan pada gedung Laboratorium Sumber : Dokumentasi pribadi, Agustus 2012 4. Data konsumsi energi listrik Dalam melaksanakan audit energi pada bangunan ini, dibutuhkan beberapa data sebagai penunjang dalam penelitian seperti rekening listrik. Berdasarkan struk pembayaran tagihan listrik (data sekunder yang akan digunakan sebagai pendukung penelitian), laboratorium komputer tercatat dalam satu rekening listrik bersama dengan gedung Yayasan Pendidikan Tinggi Nusa Nipa. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti mengambil gedung Laboratorium dan gedung Yayasan Nusa Nipa, Maumere sebagai studi kasus dalam mengaudit performa dan energi pada gedung di

Universitas Nusa Nipa, Maumere sebagai bangunan yang dapat dijadikan bangunan contoh yang baik dalam pengelolaan energi. Berdasarkan pengamatan awal, maka diperoleh data konsumsi energi listrik sebagai berikut : Tabel 1.1 Konsumsi Energi Listrik di UNIPA No Bulan Biaya 1 September '11 Rp 847.420 2 Oktober '11 Rp 588.700 3 November '11 Rp 821.455 4 Desember '11 Rp 1.107.490 5 Januari '12 Rp 1.017.790 6 Februari '12 Rp 967.870 7 Maret '12 Rp 798.745 8 April '12 Rp 861.280 9 Mei '12 Rp 1.462.485 10 Juni '12 Rp 1.074.370 11 Juli '12 Rp 1.055.050 12 Agustus '12 Rp 929.230 Total Rp 11.531.885 Gambar 1.5 Grafik Konsumsi energi listrik di UNIPA Sumber : Dokumentasi pribadi, Agustus 2012

Pada bulan april hingga bulan mei terjadi lonjakan konsumsi listrik yang tinggi. Hal ini diakibatkan oleh : Bila dibandingkan dengan waktu beroperasi bangunan 08.00-17.00, laboratorium ini beroperasi dari pukul 08.00 hingga 21.00 mengingat jumlah mahasiswa sangat meningkat tinggi dibandingkan dengan jumlah kelas yang disediakan. Jadwal perkuliahan penuh, baik yang regular maupun ekstensi karena banyak dosen yang mengisi waktu pada bulan mei untuk mengejar ketertinggalan kelas yang kosong sebelum diadakannya Ujian Akhir Semester. Tahap akhir pembayaran pun terjadi pada bulan yang sama yakni bulan mei, sehingga UNIPA pun memberlakukan jam lembur. 1.4 Rumusan Permasalahan Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana performa energi pada gedung UNIPA? 2. Bagaimana memperbaiki performa energi gedung UNIPA agar sesuai dengan standar yang telah diterapkan tanpa mengorbankan produktivitas dan kenyamanan penghuni? 1.5 Batasan Masalah

Pada penelitian ini, obyek penelitian adalah pemakaian energi pada bangunan-bangunan di UNIPA. Pada penelitian ini akan dibahas : 1. Sistem manajemen energi yang meliputi organisasi dan job desc pada gedung laboratorium komputer UNIPA maupun gedung Yayasan Pendidikan Tinggi Nusa Nipa, Maumere. 2. Audit Energi pada gedung laboratorium komputer di UNIPA dan gedung Yayasan Pendidikan Tinggi Nusa Nipa, Maumere. 3. Potensi penghematan pada gedung laboratorium komputer di UNIPA dan Gedung Yayasan Pendidikan Tinggi Nusa Nipa, Maumere. 1.6 Keaslian penelitian No. Peneliti Tahun Judul Fokus Lokus Metodologi 1. 2. Ricky Salpanio Daeng Supriyadi Pasisarha 2007 2012 Audit energi listrik pada gedung kampus Undip Pleburan, Semarang Evaluasi IKE Listrik Melalui Audit Awal Energi Listrik di Kampus Polines Penelitian ini difokuskan pada pembahasan Audit energi listrik pada gedung kampus Undip Pleburan, Semarang Penelitian ini difokuskan pada pembahasan Evaluasi Intensitas konsumsi energi (IKE) Semarang Semarang Metode kuantitatif Metode deskriptif kasuistik

listrik melalui audit awal energi listrik telah dilakukan di Kampus Politeknik Negeri 3. 4 Abdurachman Effendi Cornelia Hildegardis 2012 2012 Audit awal energi listrik pada gedung Ps. kedokteran Universitas Lampung Audit Performa Energi Pada Gedung Laboratorium Komputer & Kantor Yayasan Pendidikan Tinggi Nusa NIpa Penelitian ini difokuskan pada pembahasan Audit awal energi listrik pada gedung Ps. kedokteran universitas Lampung Penelitian ini difokuskan pada pengelolaan maupun Analisis konsumsi Energi untuk mengetahui potensi penghematan energi pada Gedung Laboratorium Komputer Universitas Nusa Nipa Lampung Maumere, NTT Metode kuantitatif Metode Kuantitatif 1.7 Manfaat penelitian Dengan dilaksanakannya manajemen dan analisis pada gedung kampus UNIPA, diharapkan diperoleh manfaat,antara lain: 1. Mengetahui besarnya Intensitas Konsumsi Energi ( IKE ) listrik pada gedung laboratorium komputer Universitas Nusa Nipa dan Gedung Yayasan Pendidikan Tinggi Nusa Nipa, Maumere. 2. Mencegah pemborosan tanpa mengurangi kenyamanan penghuni gedung. 3. Mengetahui profil penggunaan energi listrik. 4. Meningkatkan efisiensi penggunaan energi listrik. 5. Memberikan masukan kepada Universitas Nusa Nipa, Maumere tentang peluang penghematan energi yang dapat dilakukan pada gedung

Laboratorium Universitas Nusa Nipa dan Gedung Yayasan Pendidikan Tinggi Nusa Nipa, Maumere. 1.8 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah 1. Mengelola perilaku dalam pemakaian energi pada gedung Laboratorium Komputer UNIPA dan Gedung Yayasan Pendidikan Tinggi Nusa Nipa, Maumere. 2. Menghitung intensitas konsumsi energi listrik pada gedung Laboratorium Komputer Universitas Nusa Nipa dan Gedung Yayasan Pendidikan Tinggi Nusa Nipa, Maumere, guna mengetahui sejauh mana efisiensi penggunaan energi listrik baik secara keseluruhan maupun pada masing-masing sektor penggunaan. 3. Memberikan cara dalam meningkatkan efisiensi penggunaan energi listrik pada gedung laboratorium komputer Universitas Nusa Nipa dan Gedung Yayasan Pendidikan Tinggi Nusa Nipa, Maumere tanpa mengurangi produktivitas dan kenyamanan penghuninya. 1.9 Sistematika Penulisan BAB I. PENDAHULUAN Bab pendahuluan berisi uraian latar belakang masalah sehingga perlu dilakukan penelitian, rumusan masalah, manfaat penelitian serta tujuan penelitian dan sistematika penulisan.