SELEKSI TONGKOL KE BARIS (EAR TO ROW SELECTION) JAGUNG UNGU (Zea mays var Ceratina Kulesh)

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan jagung yang

KARAKTERISASI BEBERAPA GALUR INBRIDA JAGUNG MANIS (Zea mays L. Saccharata) CHARACTERIZATION OF SOME SWEET CORN (Zea mays L. Saccharata) INBRED LINES

PENGUKURAN KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF TETUA SELFING BEBERAPA VARIETAS JAGUNG ( Zea mays L.)

EFEKTIFITAS METODE SELEKSI MASSA PADA POPULASI BERSARI BEBAS JAGUNG MANIS

PENGARUH JENIS PUPUK KANDANG DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. var. saccharata Sturt) SKRIPSI

POTENSI JAGUNG VARIETAS LOKAL SEBAGAI JAGUNG SEMI

PENDUGAAN NILAI DAYA GABUNG DAN HETEROSIS JAGUNG HIBRIDA TOLERAN CEKAMAN KEKERINGAN MUZDALIFAH ISNAINI

KORELASI ANTARA WAKTU PANEN DAN KADAR GULA BIJI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

I. PENDAHULUAN. Pemuliaan tanaman adalah suatu metode yang secara sistematik merakit

1. Gambar dan jelaskan bagan seleksi masa dan seleksi tongkol-baris!

EVALUASI KARAKTER FENOTIP, GENOTIP DAN HERITABILITAS KETURUNAN KEDUA DARI HASIL SELFING BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.)

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang

XENIA EFFECTS IN CROSSES OF WAXY CORN (Zea mays L. ceratina Kulesh) ON SHAPE AND COLOR SEED

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata [Sturt.] Bailey) merupakan salah satu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A

APLIKASI CARA TANAM PADA DNA VARIETAS WIJEN, TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

BAB. I PENDAHULUAN. Latar Belakang

VARIABILITAS DAN HERITABILITAS BERBAGAI KARAKTER TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) HASIL SELFING PADA GENERASI F2 SKRIPSI. Oleh: ABDILLAH

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

Deskripsi Tanaman Jagung (Zea mays) Lokal Sumbawa. Wening Kusumawardani 2 Fenny Arisandi

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

304. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

PENAMPILAN HIBRIDA, PENDUGAAN NILAI HETEROSIS DAN DAYA GABUNG GALUR GALUR JAGUNG (Zea mays L.) FAHMI WENDRA SETIOSTONO

EFEK XENIA PADA PERSILANGAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG (Zea mays.l) TERHADAP KARAKTER BIJI DAN TONGKOL JAGUNG

PERBEDAAN UMUR BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L)

I. PENDAHULUAN. Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hikam (2007), varietas LASS merupakan hasil rakitan kembali varietas

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Tinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

I. PENDAHULUAN. padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri.

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di

Sumber : Lampiran SK Menteri Pertanian No.76/Kpts/SR.120/2/2007, tanggal 7 Pebruari 2007.

KARAKTERISASI BEBERAPA GALUR INBRIDA JAGUNG PAKAN (Zea mays L.)

KERAGAAN GENERASI SELFING-1 TANAMAN JAGUNG (Zea mays) VARIETAS NK33

PENGARUH WAKTU TANAM INDUK BETINA TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN MUTU BENIH JAGUNG HIBRIDA

Pembentukan dan Evaluasi Inbrida Jagung Tahan Penyakit Bulai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays Saccharata Sturt) TERHADAP PEMBERIAN LIMBAH KOPI DAN TEPUNG DARAH SAPI SKRIPSI OLEH :

Hajroon Jameela *), Arifin Noor Sugiharto dan Andy Soegianto

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 129/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN GALUR JAGUNG HIBRIDA SU 3545 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA N 35

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

DAYA WARIS DAN HARAPAN KEMAJUAN SELEKSI KARAKTER AGRONOMI KEDELAI GENERASI F 2

I. PENDAHULUAN. protein yang mencapai 35-38% (hampir setara protein susu sapi). Selain

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIP JAGUNG PAKAN/YELLOW CORN (Zea mays L.) MUTAN KOLKISIN GENERASI M2

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara morfologi tanaman jagung manis merupakan tanaman berumah satu

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga

Jurnal Pertanian Tropik ISSN No : Vol.4, No.3. Desember (22) :

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG VARIETAS P-23 TERHADAP BERBAGAI KOMPOSISI VERMIKOMPOS DENGAN PUPUK ANORGANIK

Jimy Eko Julianto. 1) Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno. 2) Dr. Ir. Agung Nugroho, SU. 2)

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat

Agrivet (2015) 19: 30-35

CHARACTERIZATION OF SEVEN SWEET CORN (Zea mays saccharata Sturt.) HYBRID GENOTYPES

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

Potensi Hasil Tiga Belas Galur Jagung Hibrida Silang Tunggal Rakitan Politeknik Negeri Lampung

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merril) merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan

I. PENDAHULUAN. Produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2009 mencapai ton. Namun,

PEUBAH PERTUMBUHAN KUALITATIF. Bentuk Ujung Daun Pertama, Bentuk Batang, dan Warna Batang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan Vegetatif dan Kadar Gula Biji Jagung Manis (Zea mays saccharata, Sturt) di Pekanbaru

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

KERAGAMAN DAN HERITABILITAS 10 GALUR INBRIDA S4 PADA TANAMAN JAGUNG KETAN (Zea mays L. var.ceritina Kulesh)

Pertumbuhan dan Produktivitas Jagung Manis pada Beberapa Sistem Tanam

RESPON VARIETAS TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN PADA FASE PERTUMBUHAN VEGETATIF

METODE PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI

LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai merupakan komoditas tanaman menjadi sumber protein nabati dan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman sumber protein

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditi pangan utama

I. PENDAHULUAN. secara signifikan. Melalui proses seleksi tanaman yang diikuti dengan penyilangan

Variabilitas Karakter Fenotipe Dua Populasi Jagung Manis (Zea mays L. Kelompok Saccharata)

PENAMPILAN KARAKTER FENOTIPIK 15 GALUR INBRED JAGUNG SELFING KE-14 (S-14) RAKITAN POLINELA

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) PENDAHULUAN

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG ( Zea mays L. ) PADA BERBAGAI TINGKAT PEMBERIAN AIR SKRIPSI

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

EVALUASI KARAKTER FENOTIP, GENOTIP DAN HERITABILITAS KETURUNAN PERTAMA DARI HASIL SELFING BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) SKRIPSI.

The Potential of Some Maize Varieties for Production of Baby Corn (Zea mays L.). Daya Genetik Pertanian ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk

KADAR PROTEIN, SIFAT FISIK DAN DAYA TERIMA KULIT BAKPIA YANG DISUBSTITUSI TEPUNG JAGUNG NASKAH PUBLIKASI

Kebutuhan pupuk kandang perpolibag = Kebutuhan Pupuk Kandang/polibag = 2000 kg /ha. 10 kg kg /ha. 2 kg =

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN

133 PERAKITAN JAGUNG VARIETAS UNGGUL UNTUK TUMPANGSARI MELALUI SELEKSI MASSA

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

UJI KARAKTER BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA (Zea mays L.) DI LAHAN PASANG SURUT PADA PERLAKUAN PUPUK HAYATI SKRIPSI. Oleh:

1. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan sejak 2500

SKRIPSI Disusun oleh : Rifqi Maulana NIM : PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MURIA KUDUS

Transkripsi:

408 JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 5 NOVEMBER-2013 ISSN: 2338-3976 SELEKSI TONGKOL KE BARIS (EAR TO ROW SELECTION) JAGUNG UNGU (Zea mays var Ceratina Kulesh) EAR TO ROW SELECTION PURPLE MAIZE (Zea mays var Ceratina Kulesh) Dita Kristiari, Niken Kendarini, Arifin Noor Sugiharto *) Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia *) Email : nur_sugiharto@yahoo.co.id ABSTRAK Produksi jagung tahun 2012 (Angka Sementara) sebesar 19,38 juta ton pipilan kering atau mengalami kenaikan sebesar 1,73 juta ton (9,83 persen) dibanding tahun 2011 (Badan Pusat Statistik, 2013). Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu yang mempunyai ketinggian ± 610 m dpl, suhu minimum 22 C dan suhu maksimum 30 C, kelembaban udara sekitar 75% dan curah hujan ± 215 mm per bulan, pada bulan November 2012 sampai dengan bulan Maret 2013. Penelitian ini menggunakan seleksi ear to row, merupakan seleksi tongkol ke baris. Diulang dua kali dengan 15 tanaman tiap plot pada tiap ulangan. Satu ulangan terdiri dari 25 tanaman dan 5 tanaman diambil menjadi sampel. Sehingga terdapat 225 unit percobaan. Data yang diperoleh dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis ragam dengan taraf 5%, apabila terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada seleksi ear to row tidak berdasarkan hasil panen secara kuantitatif melainkan kualitatif. Tidak berbeda nyata dan juga tidak terdapat keragaman yang tinggi antara populasi terdapat pada sifat tinggi tongkol dan jumlah biji per tongkol. Tinggi tongkol umumnya mempunyai hubungan positif dengan jumlah biji per tongkol. Saran penelitian ini adalah populasi IX merupakan populasi yang apling seragam yang perlu diuji lebih lanjut pada seleksi berikutnya. Kata kunci: jagung ungu, galur inbred, seleksi tongkol ke baris, korelasi. ABSTRACT Maize production in 2012 (Provisional figures) amounted to 19.38 million tons of dry shelled or an increase of 1.73 million tonnes (9.83 percent) than in 2011 (Badan Pusat Statistik, 2013). This research was held in Dadaprejo, Junrejo sub district, Batu. The altitude in this place ± 610 m above sea level, the minimum temperature of 22 C and maximum temperature of 30 C, air humidity is about 75% and ± 215 mm rainfall per month, in November 2012 until March 2013. The experiment used ear to row selection. It was repeated twice with 15 plants per plot at each repeating. One repetition consisted of 25 plants and 5 plants as sample. So there were 225 experiment. The data was subjected to a test use analysis of variance with 5% degrees, there was significant and it was continued with Least Significant Difference test with 5% degrees. The experiment result showed that the ear to row selection was not based on the results quantitatively but qualitatively harvest. The unsignificantly different and there were not many varieties between populations were there in character of high ear and total of seed per ear. The high of ear generally had positive correlation with total of seed per ear. The experiment suggestion was the population IX was most uniform population which is needs to be continued in the next selection. Keywords: purple corn, inbred furrow, ear to row selection, correlation.

Dita Kristiari: Seleksi Tongkol Sebaris... 409 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara agraris yang luas lahan pertaniannya mencapai sekitar 107 hektar dari total luas daratan Indonesia yang mencapai 192 juta hektar. Dari luas lahan pertanian tersebut, luas lahan jagung sekitar 3,35 juta hektar (tahun 2004) dan mampu menghasilkan jagung sebanyak 11,22 juta ton. Jagung memiliki banyak manfaat. Jagung memiliki kandungan karbohidrat cukup tinggi. Selain itu jagung juga mengandung protein, lemak dan serat (Hambali, 2009). Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Program pemuliaan jagung di Indonesia sangat perlu untuk dikembangkan, terutama varietas unggul produksi tinggi (hibrida). Produksi jagung tahun 2012 (ASEM) sebesar 19,38 juta ton pipilan kering atau mengalami kenaikan sebesar 1,73 juta ton (9,83 persen) dibanding tahun 2011. Kenaikan produksi tersebut terjadi di Jawa sebesar 1,24 juta ton dan di luar Jawa sebesar 0,49 juta ton. Seleksi adalah kegiatan yang penting dalam pemuliaan tanaman. Keberhasilan seleksi ditentukan oleh penemuan dan pengembangan keragaman genetik dalam sifat-sifat agronomi serta pemilihan sifatsifat genetik yang menguntungkan. Untuk itu dalam program pemuliaan, metode seleksi yang efisien untuk memilih genotipegenotipe yang terbaik sangat diperlukan (Budak et al., 2004). Seleksi ear to row merupakan modifikasi dari seleksi massa. Seleksi ear to row ialah seleksi tongkol ke baris. Seleksi ini membutuhkan dua musim. Sesuai namanya maka seleksi ini digunakan untuk tanaman jagung yang memiliki tongkol. Namun hingga saat ini seleksi ear to row digunakan untuk tanaman menyerbuk silang secara umum. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan seleksi ear to row untuk mencapai tujuan pembentukan galur inbred secara efektif. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di tanah persawahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Ketinggian tempat ± 610m diatas permukaan laut. Waktu pelaksanaan dimulai bulan November 2012 hingga Maret 2013. Adapun bahan yang digunakan benih jagung S 3. Metode penataan di lapang menggunakan metode rancangan acak kelompok (randomized block design). Diulang dua kali dengan 15 tanaman tiap plot aksesi pada tiap ulangan. Satu ulangan terdiri dari 25 tanaman dan 5 tanaman diambil menjadi sampel. Sehingga terdapat 225 unit percobaan. Pembagian lahan dalam bentuk petak-petak kecil dimaksudkan untuk memperkecil adanya pengaruh lingkungan. Pengamatan karakter kuantitatif yang diamati antara lain tinggi tongkol, jumlah tongkol per tanaman, jumlah daun diatas tongkol, panjang tangkai tongkol, panjang tongkol, panjang tongkol isi, panjang sisa tongkol, jumlah baris biji per tongkol, jumlah biji per tongkol, diameter tongkol (cm), diameter janggel, jumlah biji per baris. Sedangkan untuk pengamatan karakter kualitatif meliputi warna biji. Apabila hasil analisis varian menunjukkan hasil nyata maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5% untuk membandingkan penampilan beberapa genotipe tanaman. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tongkol Berdasarkan hasil analisis ragam ternyata tidak terdapat perbedaan yang nyata pada karakter rata-rata tinggi tongkol antara 15 populasi yang diuji. Pada karakter tinggi tongkol populasi I dan IV lebih rendah tinggi tongkolnya daripada populasi XII. Populasi XII mempunyai tinggi tongkol 69,65 cm, populasi I 47,15 cm dan IV 48,10 cm (Tabel 1).

410 Dita Kristiari: Seleksi Tongkol Sebaris... Tabel 1 Rata-rata Tinggi Tongkol, Jumlah Tongkol Per Tanaman, Jumlah Daun di atas Tongkol dan Panjang Tangkai Tongkol No ( JMXJU ) Tinggi Tongkol (cm) Σ Tongkol /Tanaman Σ Daun DiatasTongkol /Tanaman Panjang Tangkai (cm) 1 I 47,15 1,60 5,80 9,07 2 II 53,55 1,50 5,40 7,72 3 III 65,05 1,50 5,60 8,55 4 IV 48,10 1,40 5,90 6,54 5 V 62,25 1,50 5,90 7,59 6 VI 57,35 1,40 6,30 7,67 7 VII 62,13 1,38 5,63 7,29 8 VIII 59,55 1,40 5,30 7,25 9 IX 62,52 1,50 6,20 7,50 10 X 62,15 1,60 6,00 7,50 11 XI 52,95 2,00 6,55 7,00 12 XII 69,65 1,50 5,70 7,26 13 XIII 57,68 1,10 6,10 7,65 14 XIV 64,79 1,20 4,90 6,86 15 XV 58,22 1,13 5,55 7,60 BNT 5% tn tn tn tn Jumlah Tongkol Per Tanaman hal rata-rata jumlah tongkol antara 15 yang diuji pada karakter jumlah tongkol per tanaman. Rata-rata jumlah tongkol 1,13 buah (populasi XV) sampai dengan 1,50 buah (populasi XII) (Tabel 1). Jumlah Daun Diatas Tongkol hal rata-rata jumlah daun diatas tongkol antara 15 populasi yang diuji. Pada populasi XI dengan jumlah daun diatas tongkol 6,55 helai merupakan populasi dengan karakter jumlah daun diatas tongkol yang paling tinggi diantara populasi lainnya (Tabel 1). Panjang Tangkai Tongkol tidak terdapat perbedaan yang nyata pada rata-rata panjang tangkai tongkol 15 populasi jagung yang diuji. Populasi I memiliki panjang tangkai tongkol lebih tinggi daripada populasi lainnya dengan panjang tangkai tongkol 9,07 cm (Tabel 1). Panjang Tongkol hal rata-rata panjang tongkol antara 15 yang diuji pada karakter panjang tongkol, sedangkan nilai tertinggi pada karakter tersebut adalah populasi XV 14,90 cm (Tabel 2). Panjang Tongkol Isi hal rata-rata panjang tongkol isi antara 15 yang diuji (Tabel 2). Panjang Sisa Tongkol hal rata-rata panjang sisa tongkol antara 15 yang diuji. Nilai tertinggi pada ke-15 populasi ialah populasi IV 3,40 cm (Tabel 2).

Dita Kristiari: Seleksi Tongkol Sebaris... Tabel 2 Rata-rata Panjang Tongkol, Panjang Tongkol Isi, Panjang Sisa Tongkol dan Jumlah Baris Biji Per Tongkol No ( JMXJU ) Panjang Tongkol (cm) Panjang Tongkol Isi (cm) Panjang Sisa Tongkol (cm) Σ Baris Biji /Tongkol 1 I 14,00 11,19 2,82 11,85 2 II 13,40 10,94 2,40 12,59 3 III 14,48 12,97 1,52 11,61 4 IV 13,96 10,57 3,40 12,09 5 V 13,55 11,53 2,02 11,88 6 VI 13,58 11,80 1,78 11,58 7 VII 13,55 11,22 2,34 12,00 8 VIII 14,12 11,73 3,00 11,84 9 IX 15,31 13,28 2,03 11,95 10 X 14,25 12,60 1,65 11,89 11 XI 14,65 12,15 2,50 11,80 12 XII 13,82 12,23 1,60 12,38 13 XIII 14,65 12,94 1,72 12,37 14 XIV 13,63 11,66 1,97 12,32 15 XV 14,90 13,30 1,60 12,60 BNT 5% tn tn tn tn 411 Tabel 3 Rata-rata Jumlah Biji Per Tongkol, Diameter Tongkol, Diameter Janggel dan Jumlah Biji Per Baris No ( JMXJU ) Σ Biji /Tongkol Diameter Tongkol (mm) Diameter Janggel (mm) Σ Biji /Baris 1 I 268,69 36,53 21,42 23,51 2 II 229,37 37,21 22,07 18,35 3 III 298,47 38,67 22,82 23,65 4 IV 218,19 37,17 23,12 17,80 5 V 256,07 37,54 20,56 21,78 6 VI 231,66 34,73 21,04 19,61 7 VII 280,30 35,77 20,46 23,32 8 VIII 209,53 34,91 19,16 17,09 9 IX 282,62 36,27 21,19 23,77 10 X 224,25 37,24 21,59 18,79 11 XI 218,70 33,75 19,24 17,87 12 XII 240,00 33,55 18,86 19,09 13 XIII 223,22 40,49 24,06 17,61 14 XIV 258,73 40,97 23,45 20,03 15 XV 284,70 42,75 23,56 21,25 BNT 5% tn tn tn tn

412 Dita Kristiari: Seleksi Tongkol Sebaris... Tabel 4 Rata-rata Warna Biji Ungu dan Warna Biji Kuning No ( JMXJU ) Warna Biji Ungu Warna Biji Kuning 1 I 245,50 20,88 2 II 212,10 17,27 3 III 227,69 46,35 4 IV 206,11 12,09 5 V 247,25 8,46 6 VI 215,98 13,46 7 VII 278,55 1,75 8 VIII 192,32 17,21 9 IX 238,78 43,84 10 X 204,46 19,36 11 XI 211,00 7,70 12 XII 205,87 34,14 13 XIII 206,70 16,52 14 XIV 138,35 120,39 15 XV 113,30 171,40 BNT 5% tn tn Jumlah Baris Biji Per Tongkol hal rata-rata jumlah baris biji per tongkol antara 15 populasi yang diuji. Berarti tidak ada yang diuji. Nilai tertinggi pada karakter jumlah baris biji per tongkol ialah populasi XV (12,60) (Tabel 2). Jumlah Biji Per Tongkol hal rata-rata jumlah biji per tongkol antara 15 kontribusi lingkungan terhadap karakter yang diuji. Populasi III memiliki nilai tertinggi dari ke-15 populasi (298,47 butir)(tabel 3). Diameter Tongkol (cm) hal rata-rata diameter tongkol antara 15 populasi yang diuji. Populasi XV (42,75 mm) mempunyai diameter tongkol paling tinggi. Diameter Janggel hal rata-rata diameter janggel antara 15 populasi yang diuji. Populasi XIII (24,06 mm) mempunyai diameter janggel lebih tinggi daripada populasi XII. Jumlah Biji Per Baris hal rata-rata jumlah biji per baris antara 15 kontribusi lingkungan terhadap ke-15 populasi yang diuji. Berdasar pada rata-rata XV populasi, populasi IX (23,77 butir) (Tabel 3). Warna Biji Warna biji merupakan karakter kualitatif yang termasuk dalam parameter pengamatan. Dalam hal struktur biji, warna aleuron ada 10 lokus. Warna Biji Ungu hal rata-rata warna biji ungu antara 15 populasi yang diuji. Populasi VII dimana warna biji ungunya 278,55 butir lebih banyak warna biji ungunya dibandingkan populasi yang lain (Tabel 4). Warna Biji Kuning hal rata-rata warna biji kuning antara 15 populasi yang diuji. Populasi XIV dan XV lebih

Dita Kristiari: Seleksi Tongkol Sebaris... 413 banyak warna biji kuningnya daripada populasi yang lain (Tabel 4). Persilangan antara jagung manis sebagai tetua betina dan jagung ungu sebagai tetua jantan, disilangkan kemudian menghasilkan biji (S1). Dan diambil biji yang berwarna ungu saja lalu ditanam. Diselfing dan mengahasilkan biji (S2). Pilih yang berwarna ungu saja dan tanam sehingga menghasilkan biji (S3). Lalu tanam dalam sistem tongkol ke baris (ear to row selection) untuk kemudian menghasilkan biji generasi ke-4 (S4). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh potensi hasil tinggi jagung manis berwarna ungu. Dalam hal ini warna ungu terdapat pada pericarpnya(kulit biji) sebanyak 45%. Warna ungu diduga memiliki kandungan anthocyanin (turunan cyanidin) 70%. Jagung ungu ini diketahui mengandung zat yang disebut anthocyanin dikenal sebagai flavonoid. Sedangkan jagung manis yang sedang penulis teliti ini terdapat suatu gen resesif yang mencegah perubahan gula menjadi pati. Gen yang sudah umum digunakan adalah su2 (standard sugary) dan sh2 (shrunken). Gen su2 merupakan gen standar, sedangkan gen sh2 menyebabkan rasa lebih manis dan dapat bertahan lama atau disebut supersweet (Azrai et al., 2007). Gen ini dapat mencegah pengubahan gula menjadi zat pati pada endosperm sehingga jumlah gula yang ada kira-kira dua kali lipat lebih banyak dibandingkan jagung biasa. Senyawa ini bersifat sebagai zat antidiabetes (Dyah, 2012). Karakter seleksi tongkol ke baris(ear to row selection) pada jagung yang dapat digunakan untuk kriteria seleksi adalah : tinggi tongkol, panjang tangkai tongkol, jumlah daun diatas tongkol, diameter tongkol dan diameter janggel. Dengan demikian dapat dipilih individu-individu yang sesuai dengan kriteria seleksi yang diinginkan. Jika yang dikehendaki tanaman jagung dengan tinggi tongkol yang rendah dapat dipilih dari genotip I dan IV. Jika menginginkan tanaman jagung dengan jumlah daun diatas tongkol lebih rendah maka pilih populasi XIV sebanyak 4,90 helai daun. Jumlah helai daun diatas tongkol berhubungan dengan aktivitas fotosintesis. Karena daun merupakan organ tanaman yang berfungsi untuk menerima cahaya dan bagian tanaman yang dapat melakukan fotosintesis sehingga merupakan indikator pertumbuhan yang penting. Jika menghendaki tanaman jagung yang memiliki panjang tangkai tongkol lebih pendek dapat diambil dari tanaman jagung populasi IV dimana rata-rata panjang tangkai tongkolnya hanya 6,54 cm. Jika yang dikehendaki adalah diameter tongkol lebih besar maka dapat dipilih pada populasi XV dengan diameter tongkolnya mencapai 42,75 mm. Diameter janggel pada populasi XII memiliki diameter 18,86 mm yang lebih rendah daripada keempat belas populasi lainnya. Untuk warna biji dapat diketahui pada warna biji ungu yang lebih rendah pada populasi XV sebesar 113,30 butir. Jika menginginkan tanaman dengan warna kuning terendah dapat dipilih populasi IV, V, VII dan XII dengan warna kuning, 12,09 ; 8,46 ; 1,75 dan 7,70. Berdasarkan nilai rata-rata yang tercantum dalam tabel 1 dan 3 terlihat bahwa jumlah daun diatas tongkol, panjang tangkai tongkol, diameter tongkol dan diameter janggel tidak mempunyai keragaman yang tinggi diantara populasi yang diuji. KESIMPULAN Analisis korelasi dan koefisien lintas karakter tinggi tongkol dan jumlah biji per tongkol, perlu diperhatikan sebagai kriteria seleksi untuk peningkatan hasil dari genotipgenotip yang diuji. Populasi I sampai dengan XIII mempunyai prosentase warna biji ungu yang tinggi berkisar antara 81,23 % pada populasi IX sampai 99,35 % pada populasi VII. Tidak terdapat perbedaan yang nyata pada 15 populasi jagung, kecuali pada karakter persentase warna biji ungu. Karakter tinggi tongkol dan jumlah biji per tongkol berkorelasi sehingga dapat digunakan sebagai salah satu kriteria dalam seleksi jagung (manis x ungu). DAFTAR PUSTAKA Azrai,M., M.J Mejaya dan M. Yasin HG. 2007. Pemuliaan Jagung Khusus dalam Jagung Tehnik Produksi dan

414 Dita Kristiari: Seleksi Tongkol Sebaris... Pengembangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Maros. Badan Pusat Statistik. 2013. Produksi Padi, Jagung dan Kedelai. http://www.bps.go.id/brs_file/aram_01m ar13.pdf. Diakses pada 4/2/2013 pukul 20.04. Boyer, C.D., L.C. Hannah. 1994. Kernel Mutants Of Corn. Chapter 1. In : AR Hallauer, ed. Specialty corns. CRC Press Inc. Boca Raton, USA. Budak, H., Y. Bolek., Dokuyucu dan A. Akkaya. 2004. Potential uses of molecular marker in crop improvement. KSU J. Of science and engineering (7):1. Dyah. 2012. jagung Ungu Mampu Cegah Diabetes dan Gangguan Ginjal. http ://food.detik.com. Diakses pada 4/2/2013 pukul 20.00. Hambali, E., A.Suryani dan M. Ihsanur. 2009. Membuat Aneka Olahan Jagung. Penebar Swadaya. Jakarta. Kasno, A. R. Shoter, dan E. Sjamsudin. 1989. Telaah Adaptasi dan Interaksi Genotip dan Lingkungan Pada Tanaman Kacang Tanah. Penelitian Palawija. 4: 1-8. Balai Penelitian Tanaman Pangan. Malang. Koswara, J. 1986. Budidaya Jagung Manis (Zea mays saccharata). Bahan Khusus Budidaya Jagung Manis dan Jagung Merang. Faperta IPB. Bogor. Pahlavani, M.H. and K. Abolhasan. 2006. Xenia effect on seed and embryo size in cotton (Gossypium hirsutum L.). J Appl Genet 47(4): 331-335.