BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II RUANG LINGKUP PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)

GAMBARAN UMUM PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) organisasi, dan tugas dalam hal ini PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. (BUMN) yang bergerak di bidang jasa transportasi pengankutan penumpang dan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

ANALISIS KETERLAMBATAN PERJALANAN KERETA API ARGO GEDE BANDUNG - JAKARTA. Su Hendra NRP : Pembimbing : Ir.V. Hartanto, M.

BAB II. SEKILAS TENTANG PT. KERETA API (Persero) A. Sejarah Perkeretaapian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Divisi Regional II Sumatera Barat. Daerah Operasi IX. Divisi Regional III Sumatera Selatan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I

BAB III PELAKSANAAN BATAS USIA PENSIUN PEGAWAI EKS DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DI PT.KAI. A. Profil Singkat PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kemajuan teknologi saat ini bisa dikatakan berkembang dengan sangat signifikan

BAB III GAMBARAN UMUM PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAOP IV SEMARANG. 3.1 Sejarah Berdirinya PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan lain sebagainya. Sementara dari sisi masyarakat,

Makalah Kreatif Fundamental Inovasi PT KAI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia untuk membawa barang melewati jalan setapak. Seiring dengan

BAB III TINJAUAN UMUM PT KERETA API INDONESIA

Rancang Bangun Sistem Layanan Kereta Api di Stasiun Besar Tegal Viktorinus Singga Resi A

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. aspek penting seperti kepemimpinan, motivasi, lingkungan kerja, kinerja dan aspekaspek

PERAN BENGKEL KERETA API PENGOK DALAM PERAWATAN LOKOMOTIF MILIK NEDERLANDSCH INDISCHE SPOORWEG MAATSCHAPPIJ JALUR SEMARANG-VORSTENLANDEN

STASIUN KERETA API MANGKANG DI SEMARANG Penekanan Desain Hign Tech Architecture

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT. KAI

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB III PRAKTEK PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU PT. KERETA API INDONESIA PERSERO. A. Tentang PT. Kereta Api Indonesia Persero

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Sejarah Perkeretaapian

BAB I PROFIL UMUM PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. 1. NISM Sebagai Pelopor Pengusahaan Kereta Api

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan datanya.

BAB V KESIMPULAN. membantu kemajuan perekonomian bagi masyarakat disekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik

BAB II PETA TANAH (GRONDKAART) SEBAGAI DASAR HAK ATAS TANAH ASET PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)

ILATAR BELAKANG Sejarah perkembangan perkeretaapian dl Sejarah Stasiun Kereta Api Tugu YogyattHJ PERUMUSAN MASALAH. .-tt,*.-^. Kondisi Stasiun Tugu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan

BAB 3 METODA DAN OBJEK PENELITIAN. Dilihat dari kegiatan usahanya, PT. Kereta Api Indonesia dapat

BAB II RUANG LINGKUP HUKUM PENGANGKUTAN DARAT MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN

BAB III TINJAUAN UMUM PT.KAI BANDUNG. Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. (Persero), logo organisasi, struktur organisasi PT Kereta Api Indonesia

1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun

STASIUN DAN BALAI YASA MANGGARAI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SEJARAH TRANSPORTASI KERETA API DI KARESIDENAN SEMARANG TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sistem transportasi yang dimiliki oleh PT.KAI yang berada di masing masing

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. PT Kereta Api Indonesia (Persero) (disingkat KAI atau PT.KAI) barang. Pada akhir Maret 2007, DPR mengesahkan revisi Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Perusahaan, Jenis Perusahaan dan Lokasi Perusahaan

1.2 Sejarah Perkembangan Perkeretaapian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR: SK.1321/AJ.401/DRJD/2005

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi, perkembangan dan peranan sektor jasa makin

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi adalah sarana untuk mempercepat waktu. dalam mencapai suatu tujuan. Di Indonesia, transportasi terbagi

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I. 1 Data Kecelakaan Kereta Api

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan transportasi masyarakat dengan segala kelebihan yang dimilikinya. Selain

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 109 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PETA SEJARAH JALUR KERETA API di JAWA-MADURA dan SUMATRA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. tentunya setiap orang membutuhkan tanah untuk menjalankan roda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Rencana Jaringan Kereta Api di Pulau Sumatera Tahun 2030 (sumber: RIPNAS, Kemenhub, 2011)

PENGANGKUTAN BARANG DI JALUR PANTURA

BAB I PENDAHULUAN. membuat Simulasi Perancangan Smart Temporary Bogie pada divisi Teknologi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat PT. Kereta Api (Persero) Bandung

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.. Kota Bandung yang terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama

BAB II PROFIL OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Casmaolana, Perencanaan Struktur Rangka... I-1 DIV PPL TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI MANAJEMEN DAN BIAYA PEMELIHARAAN SERTA PENINGKATAN REL KERETA API

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 81/PUU-XI/2013

BAB II GAMBARAN UMUM. PT. KERETA API INDONESIA ( Persero ) ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat transportasi

BAB 3 SEJARAH DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN KERETA API

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi berasal dari bahasa Latin, yaitu transportare, trans berarti

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

DINAS PERHUBUNGAN DAN LLAJ PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTRAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai dengan dibangunnya jalan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2011 TENTANG

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB II GAMBARAN UMUM PT. KERETA API INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perusahaan Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula, dan pabrik teh.

BAB 1 PENDAHULUAN. Relokasi Stasiun Merak 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Kereta Api Indonesia PT. Kereta Api Indonesia ( Persero ) telah mengalami berbagai perkembangan Sejak jaman penjajahan Belanda hingga saat ini. Perkembangan kereta api di Indonesia khususnya pulau Jawa mengalami beberapa periode, antara lain : A. Masa Penjajahan Belanda. Pemerintahan Belanda membangun alat transportasi kereta api untuk memperbaiki serta meningkatkan daya angkut sistem transportasi yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan manusia pada saat itu. Pada tahun 1875, Pemerintah kolonial Belanda mendirikan perusahaan perke retaapian sendiri yang dikelola oleh suatu jawata yang berdiri sendiri yang dipimpin oleh seorang Inspektur Jendral. Sejak saat itu pemerintahan colonial Belanda membangun jalan jalan kereta api dan memperluas usaha dalam bidang perkeretaapian. Pada tahun 1875 sampai 1945, jaringan jaringan kereta api milik negara sudah dibangun di Jawa, Sumatera dan Sulawesi Selatan. Pada tahun 1888, usaha perkeretaapian pemerintah kolonial Belanda resmi berdiri sendiri dan berbentuk jawatan yang merupakan bagian dari Bugerlijke Openwere Berken ( BOW ) yang berarti Departemen Pekerjaan Umum. Dan perusahaan kereta api itu sendiri adalah Staats Spooren Tramwagen. Denagn demikian semakin luasnya usaha. perkeretaapian Negara yang dikelola jawatan, maka perusahaan perusahaan perkeretaapian mulai berkurang fungsinya sehingga diambil alih oleh 7

8 pemerintahan kolonial dan digabungkan dengan Staats Spooren Tramwagen dalam satu wadah yang disebut Verenigne Spoored Hedrijven ( VSH ). karena berbentuk jawatan, maka nama tersebut diubah menjadi Staatsk Spoorwegen. Pada masa penjajahan Belanda, pembangunan kereta api dibagi menurut perusahaan yang membuat, yaitu : 1. Netherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij ( NISM ) a. Lintas Semarang Gudang Tanggung ( 1864 1873 ) yang merupakan ruas jalan rel pertama di Indonesia. b. Lintas Semarang Surakarta Yogyakarta ( 1864 1873 ). c. Lintas Jakarta Bogor ( 1869 1873 ). d. Lintas Surabaya Malang ( 1879 ). e. Lintas Bogor Yogyakarta dan Surabaya Surakarta ( 1881 1898 ) f. Lintas Yogyakarta Srandakan ( 1895 ). g. Lintas Yogyakarta Surakarta ( 1899 ) merupakan batang ketiga pada.alan rel tersebut. h. Lintas Gundih Surabaya Pasarturi ( 1900 1903 ). 2. Staatsk Spoorwegen ( SS ) a. Lintas Surabaya Malang ( 1879 ). b. Lintas Pasuruan Panarukan ( 1886 1897 ). c. Lintas Banten Jakarta ( 1899 1900 ). d. Lintas Kalisat Banyuwangi ( 1902 1912 ). e. Lintas Cirebon Kroya ( 1916 1917 ). Perusahaan Kereta Api swasta lainnya, antara lain:

9 3. Semarang Joana Stoomtram Maatschappij ( SJS ), membangun lintas Semarang Pencanyakan. 4. Bataviasche Ooester Spoorweg Maatschappij, membangun lintas Jakarta Bekasi.. 5. Solosche Tramweg Maatschappij, membangun lintas Surakarta Boyolali (1892 ). 6. Java Spoorweg Maatschappij, membangun lintas Maos Purbalingga dan Banjarsari Wonosobo ( 1896 1917 ). 7. Kediri Stoomtram Maatschappij, membangun lintas didaerah Jombang, kediri dan Pare ( 1897 1899 ). 8. Malang Stoomtram Maatschappij, membangun lintas disekitar Malang dan Singosari ( 1897 1908 ). 9. Probolinggo Stoomtram Maatschappij, membangun lintas Probolinggo Kraksaan Paitan ( 1897 1912 ). 10. Mojokerto Stoomtram Maatschappij, membangun lintas Mojokerto Barang - Bangil ( 1898 1899 ). 11. Pasoeroean Stoomtram Maatschappij, membangun lintas disekitar Pasuruan dan Wonorejo ( 1898 1912 ). 12. Madura Stoomtram Maatschappij, membangun lintas disekitar Kamal- Kalianget ( 1899 1902 ). 13. Babat Jombang Stoomtram Maatschappij, membangun lintas Babat Jombang ( 1899 1902 ).

10 14. Oos Java Stoomtram Maatschappij, membangun lintas Ujung Kriyan dan lintas disekitar Mojokerto ( 1899 1923 ). B. Masa Penjajahan Jepang. Pada masa penjajahan Jepang diindonesia, seluruh jaringan kereta api dikuasai oleh Jepang. Kegiatan perkeretaapian tersebut dimaksudkan untuk mendukung peperangan dan kepentingan politik, banyak jaringan jalan kereta api dibongkar dan diangkut ke Thailand sehingga kondisi perkeretaapian saat itu mengalami kemunduran dan bahkan mengalami kehancuran. Disumatera dibawah pimpinan Angkatan Laut Jepang dengan nama Tetsudotai yang berkantor pusat dibukittinggi.sedangkan pulau Jawa dikuasai oleh Jepang yang kemudian diberi nama Nikuyu Kyoko yang kemudian berubah menjadi Tetsudo Kyoko yang berkantor pusat dibandung dibawah pimpinan Angkatan Darat Jepang. Sehingga pembagian wilayah pengusahaan dibagi menjadi 3 wilayah Eksploitasi, antara lain ; 1. Wilayah Eksploitasi Barat meliputi 3 daerah inspeksi, yaitu : a. Inspeksi 1 berpusat di Jakarta b. Inspeksi 2 berpusat di Cirebon c. Inspeksi 3 berpusat di Bandung 2. Wilayah Eksploitasi Tengah meliputi 4 daerah inspeksi, yaitu : a. Inspeksi 4 berpusat di Purwokerto b. Inspeksi 5 berpusat di Semarang c. Inspeksi 6 berpusat di Yogyakarta d. Inspeksi 7 berpusat di Solo

11 3. Wilayah Eksploitasi Timur meliputi 4 daerah inspeksi, yaitu : a. Inspeksi 8 berpusat di Madiun b. Inspeksi 9 berpusat di Surabaya c. Inspeksi 10 berpusat di Malang d. Inspeksi 11 berpusat di Jember C. Masa 1945 sampai Sekarang Setelah Jepang menyerah pada Sekutu, pada pertengahan Agustus 1945 dan disusul dengan PWK. Kemerdekaan RI, maka seluruh jaringan perkeretaapian diambil alih oleh pemerintahan RI yang selanjutnya pada tanggal 23 september 1945 dibandung diberi nama Djawatan Kereta Api RI ( DKARI ).Tanggal 1 Januari 1950, DKARI berubah menjadi Djawatan Kereta Api ( DKA ).Pada tanggal 25 Mei 1963 melalui aturan pemerintahan no.32/thn1963,status DKA berubah menjadi Perusahaan Negara Kereta Api ( PNKA). Tetapi PNKA tidak berumur lama karena dikeluarkan Peraturan Pemerintahan No.61/Thn 1971, PNKA diubah menjadi Perusahaan Jasa Angkutan Kereta Api ( PERJANKA). Kemudian berdasarkan surat keputusan Menteri Perhubungan No.127/KMK/071979 dan No.96/LD/302/PhB-79 tanggal 30 Maret 1979 tentang Pelaksanaan Pendirian Perusahaan Jawatan Kereta Api, PERJANKA berubah menjadi PJKA. Tahun 1991 berubah menjadi PERUMKA berdasarkan Surat keputusan Menteri Pehubungan No.8/Thn 1991. Akhirnya berdasarkan keputusan Presiden No.39/Thn1999 Pada tanggal 17 Maret 1999 PERUMKA menjadi PT. KAI ( persero ).

12 2.2 Tempat dan Kedudukan PT. KAI Tempat dan kedudukan PT. KAI ( persero ) Bandung bertempat di Jln.Stasiun Timur 14 Bandung. Kedudukan SDK 21 C BD di PT. KAI( persero ) Bandung yaitu sebagai unsure pelaksaan dibidang Pelayanan Transportasi yang dimpimpin oleh seorang Kepala SDK yang bertanggung jawab kepada kepala kantor Pusat PT. KAI ( persero ). 2.3 Bentuk dan Badan Hukum PT. KAI Pada tanggal 23 September 1945 dibandung lahirlah DKRI, tanggal 1 Januari 1950 DKRI berubah menjadi DKA, malalui Peraturan Pemerintahan no.22 thn 1963 DKA berubah menjadi PNKA. Pada tanggal 25 Mei 1963. Kemudian dikeluarkan Peraturan Pemerintahan no.61 thn 1971 PNKA berubah menjadi PERJANKA dan kemudian berdasarkan surat keputusan Menteri Perhubungan no.96/ld.303/phb-79 tanggal 30 Maret 1979 berubah menjadi PJKA. Tahun 1991 PJKA berubah menjadi PERUMKA. Berdasarkan surat keputusan Menteri Perhubungan no.8 thn 1991 akhirnya berdasarkan Kepala Presiden no.39 thn 1991 tanggal 17 Mei 1999 PERUMKA berubah menjadi PT. KAI (persero). 2.4 Bidang Pekerjaan PT. KAI PT. KAI ( persero ) merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang pelayanan transportasi darat yaitu kereta api. Untuk menjaga kenyamanan dan pelayanan yang memuaskan bagi konsumen, dilakukanlah beberapa pengembangan, pelayanan yang dilakukan selama beberapa dekade ini telah memberikan dorongan yang sangat berarti dalam penambahan jalur transportasi yang sudah ada dan penambahan jenis pelayanan bagi penumpang dalam beberapa pilihan. Sarana

13 keamanan dan kenyamanan menjadi hal paling diutamakan untuk memberikan kepuasan kepada penumpang,melayani semua kebutuhan para penumpang dalam pelayanan, keamanan dan kenyamanan merupakan tujuan utama dari PT.KAI ( persero ). 2.4 Struktur Organisasi Perusahaan Sistem organisasi yang dianut di Dipo Lokomotif Bandung adalah sistem GARIS (LINI).yang dipimpin oleh seorang Kepala Dipo (Kepala Unit Pelaksana Teknis Lokomotif). Untuk pelaksanaannya tugasnya di Bantu oleh staff yaitu : 1. Kepala Ruas Los (Kr Loas). 2. Kepala Ruas Luar (Kr Luar). 3. Kepala Ruas Administrasi (Kr Adm). 4. Kepala Ruas Organisasi dan Rencana (Kr Or). Tugas KUPT: Menjadikan lokomotif dalam keadaan sebaik-baiknya yang dapat diandalkan besrta personilnya yang trampil,sehingga selalu siap melayani perjalanan Kereta Api dengan waktu yang telah ditentukan. Fungsi KUPT: a. Mendelegasikan wewenang terhadap pembantunya. b. Mengadakan pemberian tugas terhadap pembantunya. c. Memberikan bimbingan,petunjuk pelaksanaan kerja terhadap bawahan/pembantunya. d. Melaksanakan pengontrolan terhadap lokomotif saat diperjalanan.

14 1. Kepala Ruas Los Bertugas untuk melaksanakan kebijaksanaa KUPT. Dalam bidang pemeliharaan atau perbaikan lokomotif. Fungsi Kepal Ruas Los : a. Menyelanggarakan pembagian tugas terhadap seksi yang ada di bawahnya. b. Memberi petunjuk atau bimbingan berbaikan atau pemeliharaan lokomotif. c. Mengadakan pelaksanaan tugas atau koordinasi dengan Kantor Organisasi dan Rencana (KOR) juga dengan pengawas lokomotif (Peng KA) dalam rangka mengetahui kondisi dan peralatan lokomotif. d. Mengadakan koordinasi dengan Kr Adm dalam rangaka menadministrasikan kepegawaian. e. Mengdakan koordinasi dengan Kr Luar dalam rangka mengetaui lokomotif diperjalanan. 2. Kepala Ruas Luar Bertugas melaksanakan kebijakan KUPT dalam bidang pengaturan atau penyediaan personil lokomotif. Fungsi Kepala Ruas Luar : a. Mengadakan perawatan dinasan lokomotif. b. Mengadakan pengaturan dinasan personil. c. Mengatur dinasan pengawas KA. d. Mengadakan koordinasi dengan bagian lain dalam rangka pengawasan terhadap kedinasan lokomotif. e. Mengadakan pengawasan terhadap lingkungan pekerjaannya.

15 3. Kepala Ruas Administrasi Bertugas melaksanakan kebijaksanaan KUPT dalam rangka memegang tugas pokok KUPT dalam bidang keadministrasian. Fungsi Kepala Ruas Administrasi : a. Melaksanakan keadministrasian pegawai. b. Melaksanakan keadministrasian keuangan. c. Melaksanakan keadministrasian ketata usahaan. 4. Kepala Ruas Organisasi dan Rencana Bertugas melaksanakan kebijakan KUPT dalam bidang keadministrasian teknik. Fungsi Kepala Ruas Organisasi dan Rencana: a. Melakukan pendataan terhadap lokomotif. b. Merencanakan atau melakukan kordinasi dengan Kantor Daop 2. c. Kantor pusat mengenai situasi lokomotif Daop 2 Rel. d. Merencanakan atau memprogramkan pemeriksaan berkala.