ANGGARAN DASAR FEDERASI OLAHRAGA KARATE-DO INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
ANGGARAN DASAR FEDERASI OLAHRAGA KARATE-DO INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI OLAHRAGA KARATE-DO INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI OLAHRAGA KARATE-DO INDONESIA

ANGGARAN DASAR PERSATUAN DRUM BAND INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR KLUB BOLA BASKET COUGAR (COUGAR BASKETBALL CLUB)

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN GOLF INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 DASAR BAB II UMUM. Pasal 2 SYARAT SYARAT MENJADI ANGGOTA

PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA DI RUSIA

ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE

:: LDII Sebagai Ormas/Anggaran Rumah Tangga:

ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA

KONGRES XI IKATAN SARJANA PETERNAKAN INDONESIA Nomor : 05/KONGRES XI-ISPI/XI/2014. Tentang: ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART)

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

ANGGARAN DASAR FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI)

AD/ART KM UGM PEMBUKAAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA

ANGGARAN DASAR PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA

ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA TAEKWONDO INDONESIA

Halaman PEMBUKAAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN BOLING INDONESIA ANGGARAN DASAR MUKADIMAH

B A B I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN BAB II ASAS, DASAR DAN PEDOMAN

SUSUNAN ANGGARAN DASAR K O B R A KOMANDO BERSAMA RAKYAT MUKADIMAH

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Anggaran Dasar (AD) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

TATA TERTIB KONGRES XIV TAHUN 2014 FEDERASI OLAHRAGA KARATE-DO INDONESIA. Pasal 1 Pendahuluan

NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR INDONESIAN ASSOCIATION FOR PUBLIC ADMINISTRATION (IAPA) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN

MUKADIMAH BAB I NAMA, TEMPAT, WAKTU DAN SIFAT. Pasal 1 NAMA

ANGGARAN DASAR FEDERASI AERO SPORT INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR MUKADIMAH

ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD)

M U K A D I M A H DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

BAB II A S A S Pasal 2 AP2TKILN Berasaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH

KEPUTUSAN SILATNAS PGMI Nomor : 04/SK/Silatnas-PGMI/XI/2008. Tentang ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PGMI ANGGARAN DASAR

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II (IKAPENDA) PEMBUKAAN

HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA

ANGGARAN DASAR AEROMODELLING INDONESIA FEDERASI AERO SPORT INDONESIA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN

KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

RANCANGAN GARIS BESAR PROGRAM KERJA PENGURUS BESAR FORKI TAHUN ANGGARAN

IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN HOTEL & RESTORAN INDONESIA (PHRI)

MUKADIMAH PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PERABOI ) Bahwa sesungguhnya penyakit tumor/kanker adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan.

KETETAPAN KONGRES XXXII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA DI JEPANG Nomor: 05/TAP/KONGRES/PPI-JEPANG/VIII/2012

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN ANAK TRANSMIGRAN REPUBLIK INDONESIA ( P A T R I ) MUKADIMAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI)

MUKADIMAH. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN

PEMBUKAAN. BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1. Pasal 2

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

Bahwa penerapan prinsip dan program kerja kesehatan masyarakat merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.

ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS TELINGA HIDUNG TENGGOROK-BEDAH KEPALA DAN LEHER INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK SLEMAN

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

ANGGARAN DASAR LIGA MAHASISWA NASDEM. BAB I NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN dan AFILIASI. Pasal 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

ANGGARAN DASAR ASOSIASI REAL ESTATE BROKER INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PARTAI POLITIK LOKAL DI ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR PDGI (HASIL KONGRES PDGI XXV 2014 PONTIANAK) BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI BUMISERAM ( IKAB )MAKASSAR

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA

ANGGARAN DASAR JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI) MUKADIMAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PARTAI POLITIK LOKAL DI ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bab I LAMBANG ASASI. Pasal 1. Lambang ASASI berupa perpaduan simbol toga dan buku dengan tulisan ASASI di tengahnya, dengan warna hitam putih.

PANITIA MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD / ART)

ANGGARAN DASAR ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) MUKADIMAH. BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU Pasal 1 NAMA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1. Pengertian

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI UNIVERSITAS PADJADJARAN

Transkripsi:

ANGGARAN DASAR FEDERASI OLAHRAGA KARATE-DO INDONESIA M U K A D I M A H Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah merupakan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, dan kemerdekaan itu sendiri dicapai melalui pengabdian, pengorbanan dan perjuangan para pemimpin/pahlawan bangsa. Bahwa kemerdekaan ini harus dipertahankan dibina serta diisi berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 agar cita-cita Bangsa Indonesia dapat segera terwujudkan. Bahwa organisasi Perguruan Karate-Do di Indonesia dengan penuh kesadaran, itikad baik serta semangat persatuan dan kesatuan dalam satu wadah yang tunggal dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya, ilmu bela diri karate-do pada khususnya. Maka untuk maksud tersebut di atas serta demi menjamin kelangsungan hidup wadah tersebut disusunlah Anggaran Dasar yang berbunyi sebagai berikut. BAB I NAMA TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU Pasal 1 1.1. Organisasi ini bernama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia yang dalam Anggaran Dasar ini disebut FORKI. 1.2. FORKI adalah perubahan nama dari PORKI singkatan dari Persatuan Olahraga Karate-Do Indonesia yang didirikan pada tanggal 10 Maret 1964 di Jakarta. 1.3. Pergantian nama PORKI menjadi FORKI adalah hasil keputusan kongres IV PORKI yang juga merupakan kongres I FORKI pada tanggal 30 November 1972 di Jakarta. Pasal 2

FORKI adalah organisasi karate yang bersifat nasional dan Pengurus Besarnya berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik Indonesia. Pasal 3 FORKI didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan/tak terbatas. Pasal 4 FORKI adalah satu-satunya organisasi olahraga karate-do tingkat nasional yang mengkoordinasikan dan membina organisasi perguruan karate-do yang menjadi anggotanya. BAB II ASAS, DASAR DAN SIFAT Pasal 5 5.1. FORKI berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. 5.2. FORKI berdasarkan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia dengan semangat persatuan dan kesatuan 5.3. FORKI bersifat Amatir BAB III TUJUAN DAN USAHA Pasal 6 FORKI bertujuan ; 6.1. Ikut membangun mausia Indonesia yang sehat rohani dan jasmani, untuk mensukseskan pembangunan nasional pada umumnya dan ketahanan nasional pada khususnya 6.2. Membangun karate-do sebagai seni beladiri dan olahraga prestasi untuk memupuk kepribadian yang luhur, jujur, santun, peracaya diri dan berprestasi bagi setiap warga negara Indonesia melalui organisasi perguruan karate-do anggota FORKI 6.1. Membina kebersamaan untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan antar organisasi perguruan karate-do anggota FORKI. Pasal 7 Untuk mencapai tujuan di atas, maka diadakan usaha ; A. Kedalam : 2

7.1. Bersama-sama dengan perguruan karate anggota FORKI mengembangkan olahraga karate-do secara ilmiah dan senantiasa mendorong terwujudnya nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sumpah karate-do 7.2. Untuk melahirkan atlit berprestasi dan diperhitungkan pada tingkat ASEAN, ASIA, maupun Internasional, FORKI berkewajiban menyiapkan sarana dan prasarana latihan dan pelatih untuk dapat dipakai secara bersama oleh berbagai organisasi anggota FORKI, baik di tingkat Pusat maupub Daerah 7.3. Menciptakan kader-kader pemimpin organisasi guna disiapkan untuk memimpin kelangsungan organisasi FORKI di masa datang. B. Keluar : 7.3. Mengadakan hubungan kerjasama dengan Instansi pemerintah dan swasta dalam tingkat nasional maupun Internasional yang berhubungan dengan pembinaa dan pengembangan olahraga karate-do 7.4. Mengadakan hubungan kerjasama dengan organisasi-organisasi federasi olahraga karate-do diluar negeri. 7.5. Mengadakan hubungan kerjasama khususnya dengan organisasi-organisasi beladiri lainnya atas dasar saling menghormati. BAB IV LAMBANG, BENDERA DAN LAGU Pasal 8 Lambang FORKI : 8.1. Lambang FORKI berbentuk segi lima dengan garis atas rata, dan bagian bawah membentuk suatu sudut. 8.2. Warna lambang FORKI, dasar kuning dengan kombinasi hitam diatas, dan tulisan FORKI berwarna putih, gambar hurif K berwarna hitam, dan warna merah pada tujuh buah lingkaran yang terletak dibawah gambar huruf K. 8.3. Pengertian mengenai bentuk dan warna gambar yang terdapat dalam lambing FORKI selanjutnya akan dijelaskan pada Anggaran Rumah Tangga. Pasal 9 Bendera FORKI ; 9.1. Bendera FORKI berwarna dasar putih, dan bergambar lambang FORKI di tengah. 9.2. Bentuk & ukuran bendera FORKI dijelaskan dalam ART. Pasal 10 Lagu Wajib FORKI : 10.1. Lagu wajib FORKI adalah MARS FORKI. 10.2. Penjelasan lagu Mars FORKI diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. BAB V 3

KEANGGOTAAN Pasal 11 11.1. Anggota FORKI adalah organisasi perguruan karate - do yang berkedudukan di Indonesia. 11.2. Organisasi-organisasi perguruan karate-do anggota FORKI syarat keanggotaannya serta hak dan kewajibannya dijelaskan dalam Anggaran Rumah Tangga. BAB VI ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN Pasal 12 12.1. Badan Organisasi FORKI terdiri dari : a. FORKI Pusat. b. FORKI Provinsi. c. FORKI Kabupaten /Kota 12.2. Untuk FORKI tingkat Pusat dilengkapi dengan Musyawarah Lembaga Perguruan (MLP). Pasal 13 Susunan badan kekuasaan organisasi FORKI adalah sebagai berikut : a. Kongres. b. Pengurus Besar disingkat PB.. c. Musyawarah Provinsi/MUSPROV d. Pengurus Provinsi disingkat PENGPROV. e. Musyawarah Kabupaten/Kota/MUSKAB/MUSKOT. f. Pengurus Kabupaten/Kota disingkat PENGKAB/PENGKOT. Pasal 14 Wilayah kerja organisasi FORKI sebagai berikut : 14.1. FORKI Pusat adalah seluruh wilayah hukum negara kesatuan Republik Indonesia. 14.2. FORKI Provinsi adalah seluruh wilayah hukum dari Provinsi/Daerah Istimewa bersangkutan. 14.3. FORKI Kab/Kota adalah seluruh wilayah hukum dari Kabupaten / Kota bersangkutan. Pasal 15 Kepengurusan FORKI tingkat Pusat (PB). 15.1. Pengurus Besar FORKI merupakan pimpinan eksekutif FORKI tingkat pusat yang dibentuk dan disusun oleh kongres atau formatur yang dibentuk oleh kongres dan bertanggung jawab pada kongres. 15.2. Masa bakti pengurus besar FORKI adalah 4 (empat) tahun yang masanya dihitung pada saat terpilih dalam kongres. 4

15.3. Ketua Umum PB. FORKI dipilih langsung dalam kongres dan sekaligus menjadi ketua tim formatur untuk menyusun komposisi Pengurus Besar. 15.4. Dalam menyusun kepengurusan PB. FORKI, Ketua Umum terpilih dibantu oleh 4 (empat) orang anggota formatur yang terdiri dari 2 (dua) orang wakil perguruan dan 2 (dua) orang perwakilan Pengda FORKI yang dipilih dari dan oleh peserta kongres. 15.5. Jabatan Ketua Umum PB. FORKI hanya dapat dijabat oleh orang yang sama paling banyak 2 (dua) periode berturut-turut atau tidak berturut-turut. 15.6. Pengurus Besar FORKI minimal terdiri dari : a. Seorang Ketua Umum b. Seorang Sekretaris Jenderal dan seorang wakil c. Seorang Bendahara Umum dan seorang wakil d. Dan beberapa orang ketua bidang yang membidangi : d.1. Organisasi dan Daerah. d.2. Pembinaan dan Prestasi d.3. Dana Prasarana dan sarana. d.4. Luar negeri. d.5. Penelitian dan Pengembangan. 15.7. Ketua Umum, Ketua Dewan Guru Perguruan dan Ketua Umum Pengprov FORKI jika terpilih menjadi Ketua Umum PB. FORKI harus meletakkan jabatannya di Perguruan dan atau daerah. Pasal 16 Pengurus FORKI Provinsi (PENGPROV) 16.1. Pengurus Provinsi FORKI dibentuk dan disusun oleh Musyawarah FORKI Provinsi (MUSPROV) atau formatur yang dibentuk oleh MUSPROV dan bertanggung jawab pada MUSPROV FORKI. 16.2. Masa bakti Pengurus Provinsi FORKI adalah 4 (empat) tahun yaitu masa dihitung sejak terpilih dalam MUSPROV dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) periode kepengurusan yang akan datang 16.3. Ketua Umum Pengurus Provinsi FORKI dipilih langsung dalam MUSPROV dan sekaligus menjadi ketua tim formatur untuk membentuk kepengurusan Pengprov FORKI. 16.4. Dalam penyusunan kepengurusan Pengprov FORKI Ketua Umum Pengprov FORKI terpilih dibantu oleh 4 (empat) orang anggota Formatur yang dipilih dari dan oleh peserta MUSPROV dan ditetapkan dalam MUSPROV. 16.5. Ketua Umum Perguruan dan Ketua FORKI Kab/Kota jika dipilih menjadi Ketua Pengprov FORKI maka yang bersangkutan hrs melepaskan jabatannya di Perguruan dan FORKI Kab/Kota. 16.6. Struktur Pengurus Provinsi FORKI disesuaikan dengan kebutuhan Provinsi yang bersangkutan atau dapat mengacu pada komposisi kepengurusan PB. FORKI. Pasal 17 Pengurus FORKI Kabupaten/Kota. 5

17.1. Pengurus FORKI Kab/Kota dibentuk oleh Musyawarah Musyawarah Kab/Kota atau Formatur yang dibentuk oleh Musyawarah FORKI Kab/Kota dan bertanggung jawab pada musyawarah FORKI Kab/Kota. 17.2. Masa bakti Pengurus Kab/kota FORKI adalah 4 (empat) tahun yang dihitung sejak terpilih dalam Musyawarah Kab/Kota. 17.3. Ketua Umum Pengurus FORKI Kab/Kota dipilih langsung dalam Musyawarah Kab/Kota, sekaligus menjadi ketua tim formatur dalam penyusunan komposisi kepengurusan FORKI Kab/Kota. 17.4. Ketua Umum Pengurus Kab/Kota FORKI dalam pembentukan kepengurusan FORKI Kab/Kota dibantu oleh 4 (empat) orang anggota formatur yang diangkat dari dan oleh peserta Musyawarah Kab/Kota dan ditetapkan dalam Musyawarah Kab/Kota. 17.5. Ketua Pengcab Perguruan jika terpilih menjadi Ketua Pengurus Kab/kota FORKI maka yang bersangkutan harus melepaskan jabatannya diperguruan. 17.6. Struktur Pengurus Kab/kota FORKI disesuaikan dengan kebutuhan FORKI Kab/Kota atau dapat mengacu pada susunan pengurus FORKI Provinsi. BAB VII MUSYAWARAH LEMBAGA PERGURUAN (MLP) Pasal 18 18.1. Struktur MLP hanya terdiri dari para Ketua Dewan Guru atau anggota Dewan Guru perguruan karate anggota FORKI yang ditunjuk dan diberi mandat oleh Perguruan yang bersangkutan. 18.2. MLP bertugas melaksanakan : a. Membentuk Dewan wasit b. Memberi pertimbangan tentang pemilihan Pelatih nasional c. Memberikan saran pada PB. FORKI dalam melakukan pemberian tindakan disiplin/sanksi yang bertalian dengan pelanggaran disiplin dan atau pelanggaran terhadap etika perkaratean, sumpah karate serta tindakan-tindakan lainnya yang merugikan dan mencemarkan nama baik FORKI atau perkaratean nasional terhadap ; Pengurus FORKI, Dewan Wasit, Wasit & Juri serta Pelatih dan Atlet. d. Memantau dan mengikuti perkembangan perkaratean khususnya dibidang mutu dan teknik baik didalam maupun diluar negeri dan selanjutnya hasilnya disumbangkan pada PB. FORKI untuk ditindak lanjuti. e. Memberikan saran pada PB. FORKI dalam melakukan pemberian tindakan disiplin/sanksi yang bertalian dengan pelanggaran disiplin dan atau pelanggaran terhadap etika perkaratean, sumpah karate serta tindakan-tindakan lainnya yang merugikan dan mencemarkan nama baik FORKI atau perkaratean nasional terhadap ; Pengurus FORKI, Dewan Wasit, Wasit & Juri serta Pelatih dan Atlet. f. Memberikan masukan hal tekhnis perkaratean kepada PB. FORKI melalui Ketua Umum. 18.3. Pengurus harian MLP dibentuk dalam sidang MLP bersamaan dengan pelaksanaan kongres FORKI. 18.4. Pengurus harian MLP diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. BAB VIII 6

DEWAN PEMBINA Pasal 19 19.1 Dewan pembina terdiri dari tokoh-tokoh pemimpin bangsa, ditetapkan oleh Ketua Umum PB. FORKI terpilih selaku tim formatur bersama-sama dengan formatur terpilih lainnya. 19.2. Dewan pembina bertugas memberikan nasehat dan petunjuk kepada PB.FORKI dalam rangka peningkatan kemajuan organisasi dan baik diminta ataupun tidak diminta oleh PB. FORKI. BAB IX AFILIASI Pasal 20 20.1. Setiap perguruan karate anggota FORKI boleh berafiliasi dengan perguruan/aliran karate yang berada di luar negeri, khususnya dalam bidang teknik perkaratean. 20.2. Setiap Perguruan karate anggota FORKI, Pengprov dan FORKI Kab/kota yang akan mengikuti pertandingan/pelatihan atau kegiatan perkaratean diluar negeri atau mendatangkan pelatih/instuktur karate ketanah air harus menginformasikan pada PB. FORKI. BAB X KONGRES, MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA Pasal 21 21.1 Didalam Organisasi FORKI dikenal : a. Musyawarah Nasional FORKI disebut Kongres dilaksanakan ditingkat Nasional. b. Musyawarah Provinsi disingkat MUSPROV dilaksanakan di daerah Provinsi. c. Musyawarah Kab/Kota disingkat MUSCAB dilaksanakan di daerah Kabupaten/Kota. 21.2. Dalam Organisasi FORKI dikenal adanya Rapat Kerja yaitu : a. Rapat Kerja Nasional disingkat RAKERNAS diselenggarakan ditingkat Nasional/Pusat. b. Rapat Kerja Provinsi disingkat RAKERPROV dilaksanakan di daerah Provinsi. c. Rapat Kerja Kab/kota dilaksanakan di daerah Kabupaten /Kota. Pasal 22 Kongres ; 22.1. Kongres merupakan pemegang kekuasaan tertinggi FORKI yang diselenggarakan sekali dalam 4 (empat) tahun. 22.2. Kongres dipimpin oleh Pimpinan sidang yang dipilih dari dan oleh peserta Kongres. 22.3. Kongres bertugas untuk : 7

a. Menetapkan dan merubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga FORKI. b. Menetapkan garis-garis besar Program Kerja PB. FORKI. c. Memilih dan memberhentikan Ketua Umum PB. FORKI. d. Meminta dan membahas laporan pertanggung jawaban dan keuangan PB. FORKI. e. Membahas dan memutuskan hal-hal yang dianggap perlu sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan pembinaan olahraga karate. 22.4. Tata cara pelaksanaan kongres diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. Pasal 23 Musyawarah Provinsi (MUSPROV) 23.1. Musyawarah Provinsi merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam FORKI Provinsi, yang diselenggarakan 4 (empat) tahun sekali. 23.2. MUSPROV dipimpin oleh pimpinan sidang yang dipilih dari dan oleh peserta MUSPROV. Pasal 24 Musyawarah Kabupaten/Kota 24.1. Musyawarah FORKI Kab/Kota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi FORKI tingkat cabang yang diselenggarakan 4 (empat) tahun sekali. 24.1. Musyawarah KAB/KOTA dipimpin oleh pimpinan sidang yang dipilih dari dan oleh peserta Musyawarah kab/kota 24.2. Musyawarah Kab/Kota bertugas untuk ; a. Menetapkan garis-garis besar program kerja FORKI Kab/Kota b. Mengangkat dan memberhentikan Ketua Umum/Pengurus FORK Kab/Kota. c. Meminta dan membahas laporan pertanggung jawaban dan laporan keuangan Pengurus FORKI Kab/Kota d. Membahas dan memutuskan hal-hal yang dianggap perlu sesuai dengan kebutuhan perkembangan olahraga karate didaerah (Kab/Kota). 24.3. Tata cara pelaksanaan Musyawarah kab/kota diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. Pasal 25 Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) 25.1. RAKERNAS diadakan minimal 1 (satu) kali dalam 4 (empat) tahun. 25.2. RAKERNAS bertugas : a. Mengevaluasi kinerja PB. FORKI. b. Menentukan pokok-pokok program kerja tahunan PB. FORKI. c. Membahas dan memutuskan hal-hal yang dianggap perlu sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan pembinaan olahraga karate tingkat Nasional. 25.3. Tata cara pelaksanaan RAKERNAS diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. Rapat Kerja Provinsi (RAKERPROV) Pasal 26 8

26.1. RAKERPROV FORKI diadakan minimal 1 (satu) kali dalam 4 (empat) tahun. 26.2. RAKERPROV bertugas : a. Mengevaluasi kinerja Pengprov FORKI. b. Menentukan pokok-pokok program kerja tahunan Pengprov FORKI. c. Dalam keadaan khusus RAKERPROV dapat memilih /menetapkan Ketua Umum Pengprov pengganti antar waktu. d. Membahas dan memutuskan hal - hal yang dianggap perlu sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan pembinaan olahraga karate tingkat Provinsi. 26.3. Tata cara pelaksanaan RAKERPROV diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. Pasal 27 Rapat Kerja FORKI Kab/Kota. 27.1. RAKER Kab/Kota diadakan minimal 1 (satu) kali dalam 4 tahun. 27.2. RAKER Kab/Kota bertugas : a. Mengevaluasi kinerja Ketua Umum FORKI Kab/Kota. b. Membahas dan memutuskan hal-hal yang dianggap perlu sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan FORKI Kab/Kota. 27.3. Tata cara pelaksanaan RAKER FORKI Kab/Kota diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. BAB XI PERWASITAN DAN DEWAN WASIT Pasal 28 28.1. Dewan Wasit adalah lembaga yang mengatur/mengelola perwasitan nasional. 28.2. Dewan Wasit dibentuk oleh MLP dan disahkan oleh Ketua Umum PB. FORKI. 28.3. Dewan Wasit hanya berkedudukan dipusat dan sewaktu-waktu dapat ditugaskan ke daerah terutama bagi daerah yang belum memiliki wasit nasional jika ada permintaan. 28.4. Setiap pertandingan karate dilingkungan FORKI dipimpin oleh wasit dan juri yang mendapat pengakuan dari Pengurus Besar FORKI melalui Dewan Wasit. 28.5. Perwasitan FORKI Provinsi dan Kab/Kota pengaturannya dilakukan oleh seksi perwasitan Pengprov/Peng Kab/Kota dan bertanggung jawab pada Ketua Umum Pengprov/Kab/Kota. 28.6. Masa bakti Dewan Wasit sama dengan Pengurus Besar FORKI yaitu 4 (empat) tahun. 28.7. Tata cara pengangkatan dan tugas-tugas dewan wasit diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. BAB XII PERTANDINGAN DAN SANKSI Pasal 29 9

29.1. Pertandingan-pertandingan karate dalam wadah FORKI baik tingkat pusat maupun tingkat Provinsi, Kab/Kota dan pertandingan lainnya yang direkomendasikan oleh Pengurus FORKI teknis dan pelaksanaannya mengikuti peraturan/sistem dari World Karate Federation/WKF. 29.2. Pemberian sanksi/tindakan disiplin terhadap Dewan Wasit, serta wasit dan juri yang telah melakukan pelanggaran peraturan pertandingan/perwasitan, sumpah karate, serta kode etik perwasitan baik dalam menjalankan tugas maupun tidak, akan dilakukan oleh PB. FORKI setelah mendapat masukan dari MLP dan atas dasar laporan dari Dewan Wasit. 29.3. Pemberian sanksi/tindakan disiplin terhadap atlet yang melakukan pelanggaran baik dalam pertandingan maupun yang bertalian dgn tanggung jawab organisasi dlm lingkungan FORKI, serta sumpah karate dilakukan oleh PB. FORKI dengan mempertimbangkan saran dari MLP dan Komisi Disiplin. BAB XIII KEUANGAN Pasal 30 30.1. Sumber dana/keuangan FORKI diperoleh dari : a. Uang iuran anggota b. Bantuan KONI Pusat/Provinsi c. Bantuan Pemerintah d. Donatur/sumbangan sukarela yang tidak mengikat 30.2. Keuangan FORKI wajib diaudit/diperiksa oleh Badan Pengawas Keuangan internal atau auditor yg ditunjuk oleh Pengurus FORKI. 30.3. Laporan pertanggung jawaban keuangan FORKI harus mendapatkan pengesahan dari Badan Pengawas Keuangan FORKI atau akuntan publik. 30.4. Tata cara penggunaan keuangan FORKI diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. BAB XIV BADAN ARBITRASE Pasal 31 31.1. Badan Arbitrase FORKI sebagai lembaga untuk menyelesaikan sengketa-sengketa yang timbul karena pelanggaran Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga FORKI serta peraturan lain yang ditetapkan oleh Pengurus FORKI dan anggotanya. 31.2. Badan Arbitrasi FORKI bersifat Independen, dan dibentuk oleh Ketua Umum PB. FORKI. 31.3. Tata cara dan aturan persidangan dibuat dan disusun oleh Badan Arbitrasi. BAB XIV PENENTUAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA 10

Pasal 32 31.1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga FORKI ditetapkan oleh kongres dan perubahannyapun hanya boleh dilakukan oleh Kongres. 31.2. Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga harus dilakukan didalam kongres dan disetujui oleh ½ + 1 (setengah ditambah satu) dari jumlah peserta kongres. BAB XV ANGGARAN RUMAH TANGGA Pasal 32 Segala sesuatu yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini selanjutnya akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga yang pelaksanaannya tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar. BAB XVI PEMBUBARAN Pasal 33 33.1. Organisasi FORKI hanya dapat dibubarkan oleh kongres setelah mendapat persetujuan dari perguruan karate anggota FORKI. 33.2. Pembubaran organisasi FORKI dilakukan dalam kongres dan dihadiri oleh sekurangkurangnya ¾ (tiga per empat) dari jumlah perguruan karate anggota FORKI dan disetujui oleh 80 % (delapan puluh persen) peserta kongres. BAB XVII PENGESAHAN Pasal 34 Anggaran Dasar ini dapat diberlakukan setelah mendapat persdetujuan dan pengesahan dari Kongres FORKI dan dilaksanakan berdasarkan SK KU PB. FORKI. Hasil Kongres FORKI XIII/2010 ~ Jakarta, 17 Januari 2010 11