BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRACT. Keywords: inventory, PSAK 14 Revised 2008, initial recognition of raw material inventories, net realizable value.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan yang mengelola faktor-faktor produksi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai jumlah aset tetap yang cukup signifikan dalam laporan keuangannya, yaitu

didefinisikan sebagai jumlah kas pembelian atau kas konversi, termasuk kas lain untuk

BAB I PENDAHULUAN. Adopsi IFRS diberbagai negara memiliki beberapa manfaat.

BAB II LANDASAN TEORI Definisi atau Pengertian Persediaan. persediaan dapat diartikan sebagai berikut :

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 PERSEDIAAN

LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP

Oleh :Rr Indah Mustikawati PSAK 14 PERSEDIAAN IAS 2 - INVENTORIES

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 14

BAB II LANDASAN TEORI

Akuntansi Biaya. Perhitungan Biaya untuk Produk Sampingan dan Produk Gabungan (Costing By-Products and Joint Products) Rista Bintara, SE., M.

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan operasi. Diperlukan sejumlah modal untuk melakukan kegiatan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Pengertian Akuntansi Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 1198 )

PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas

BAB I PENDAHULUAN. harus memperhitungkan dengan benar biaya-biaya yang dikeluarkan untuk. menghasilkan produk guna menentukan harga jual produk.

NAMA : MELISA MARIA NPM : JURUSAN : AKUNTANSI PEMBIMBING : NOVA ANGGRAINIE, SE., MMSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

BAB II BAHAN RUJUKAN

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

BAB IV. yang berhubungan dengan kontrak konstruksi pada PT. KLS dimana dibahas dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan. Untuk memenuhi hal itu, maka Ikatan Akuntan Indonesia dan Dewan

PSAK 10 : ASET TIDAK BERWUJUD IAS 38 : Intangible Assets

BAB II LANDASAN TEORITIS

AUDIT SIKLUS PENJUALAN P E N J U A L A N P I U T A N G PPN P E R S E D I A A N H P P R E T U R P E N J U A L A N

ABSTRACT. Keywords: Machine, PSAK No.16 Revision 2011, Recognition and Measurement. viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian 5

ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, PENGUNGKAPAN, DAN PENYAJIAN ASET BIOLOGIS BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

Pembebanan Biaya. Kelompok : Siti Khairiati Wahyu Dwi Cahayani Waode Henny Oktavia Witri Julitasari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

Sediaan. Akuntansi Pengantar. Tujuan Pembelajaran. Akuntansi Pengantar Berbasis IFRS Warsidi

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008

: HERU WIDYANTO NPM : PEMBIMBING : Dr. SIGIT SUKMONO, SE,. MMSI.,

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERISTIWA LUAR BIASA

PSAK 25 (Revisi 2009) Perubahan Estimasi. Taufik Hidayat,.SE,.Ak,.MM Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. adalah laba yang optimal, kelangsungan hidup yang terus-menerus dan

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 PENURUNAN NILAI AKTIVA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. atau baja yang saat ini melimpah di pasaran internasional dan untuk

Melisa Rahma Sari. Jl. Manyar No.3 D FLAT Komp. Krakatau Steel, Cilegon. ABSTRAK

BAB VII HARGA POKOK PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. simpulan bahwa kesalahan dalam mengklasifikasikan biaya dan perhitungan

BAB III PEMBAHASAN 1.1 Tinjauan Teori Pengertian Aset

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERISTIWA LUAR BIASA

BAB II LANDASAN TEORI. keakuratan data dan penelitian yang dilakukan saat ini. Dalam penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 13 AKUNTANSI UNTUK INVESTASI

KEWAJIBAN & MODAL. Dwi Martani. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 1

BAB I HARGA POKOK PRODUKSI

Akuntansi Biaya. Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing. Rista Bintara, SE., M.Ak.

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang sangat penting bagi perusahaan komersial. Dalam kerangka

I. PENDAHULUAN. perusahaan dengan para external stakeholder. Menurut PSAK 1 (2009) tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. mencapai laba, tujuan perusahaan mencakup: pertumbuhan yang terus-menerus,

BAB II LANDASAN TEORI. lagi bahwa akuntansi disebut sebagai bahasa dari keputusan-keputusan. Hal ini

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang khususnya bidang ekonomi, seperti krisis yang terjadi pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKUNTANSI UNTUK INVESTASI

LIMITED HEARING. PSAK 50 (Revisi( 2006): Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan. 14 November 2006 PUBLIC HEARING

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Penetapan harga pokok produk sangatlah penting bagi manajemen untuk

AKUNTANSI KOMERSIAL VS AKUNTANSI PAJAK

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERISTIWA LUAR BIASA

PENYESUAIAN PEDOMAN AKUNTANSI PERBANKAN INDONESIA (PAPI) 2008

Bab I: Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia sedang memacu pembangunan

BAB II LANDASAN TEORI

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

BAB II LANDASAN TEORI

Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan)

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA Catatan atas Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013

Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi laporan keuangan merupakan unsur penting bagi investor, kreditor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat sensitif bagi perkembangan financial perusahaan. Dalam akuntansi,

BAB I PENDAHULUAN. dapat untuk tetap bertahan dan berkembang di dalam kemajuan perekonomian yang

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan tentang pengakuan awal persediaan bahan baku dan penyajian persediaan barang jadi pada PT. Heksatex Indah, maka dapat disimpulkan hasil sebagai berikut: 1. Perusahaan belum sepenuhnya mengadopsi aturan IFRS yang terdapat dalam PSAK 14 Revisi 2008 untuk pengakuan awal persediaan bahan baku. Untuk pembelian lokal, perusahaan mencatat pembelian sebesar harga belinya saja sebab ongkos angkut sampai ke gudang perusahaan ditanggung sepenuhnya oleh pemasok, sehingga perusahaan tidak mencatat ongkos angkut pembelian. Sedangkan untuk pembelian benang impor, perusahaan belum menerapkan PSAK 14 Revisi 2008. Jurnal pembelian bahan baku perusahaan masih menggangap beban angkut pembelian impor, beban administrasi impor, serta biaya lain sampai barang tiba di lokasi sebagai pengeluaran yang dibebankan terpisah. Hal ini tidak sesuai dengan PSAK 14 Revisi 2008 paragraf 10 yang menyatakan bahwa biaya pembelian (cost of purchase) persediaan meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali yang dapat dikreditkan kembali oleh otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan hingga sampai di lokasi. Akibatnya, pengakuan awal persediaan bahan baku perusahaan lebih rendah Rp 5.326.186,00 daripada menurut PSAK 14 Revisi 2008. 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 92 2. Kesalahan dalam pengakuan awal bahan baku ini akan mempengaruhi perhitungan biaya produksi bulan September 2011 yang menjadi undervalued Rp 155.200,00. Selisih ini akan dibawa hingga perhitungan harga pokok penjualan dan laba bersih bulan September 2011 yang berbeda antara perhitungan perusahaan dengan menurut PSAK 14 Revisi 2008. Harga pokok penjualan menurut PSAK 14 lebih tinggi Rp 63.200,00, namun beban penjualan akan berkurang sebesar Rp 5.326.186,00 karena dibebankan langsung ke persediaan. Selain itu, persediaan bahan baku yang undervalued berdampak pada pengukuran nilai barang dalam proses dan barang jadi yang lebih rendah daripada yang seharusnya. Pada tahun 2011, terdapat selisih total nilai persediaan sebesar Rp 67.000,00. Selisih ini memang tidak terlalu material, namun jika di masa yang akan datang perusahaan banyak melakukan impor benang, maka selisih nilai ini mungkin dapat menjadi material. Hal ini berakibat pada kurang andalnya nilai persediaan barang yang disajikan dalam laporan posisi keuangan PT. Heksatex Indah. 3. Untuk penyajian persediaan barang jadi, perusahaan sudah menerapkan aturan PSAK 14 Revisi 2008 paragraf 8 untuk menyajikan persediaan pada nilai terendah antara cost dan net realizable value. Pada tahun 2011, cost semua persediaan lebih kecil daripada net realizable value, sehingga perusahaan menyajikan persediaan sebesar cost pada neraca 31 Desember 2011. Perbedaan nilai persediaan barang jadi untuk bulan September 2011 antara catatan perusahaan dan PSAK 14 sebesar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 93 Rp 67.000,00 terjadi hanya karena perbedaan pada pengakuan awal saja yang berdampak pada nilai persediaan barang jadi. 5.2. Keterbatasan Penulis menyadari ada banyak keterbatasan dalam penelitian ini. Keterbatasan ini antara lain sebagai berikut: 1. Penulis hanya menganalisis perlakuan akuntansi untuk pengakuan awal bahan baku saja sampai bahan tersebut dimasukkan ke dalam proses produksi. Penulis tidak menghitung alokasi biaya konversi seperti biaya tenaga kerja dan overhead secara khusus. Alokasi biaya konversi didasarkan pada beberapa asumsi berdasarkan data perusahaan. 2. Untuk analisis penyajian persediaan, penulis membatasi hanya untuk penyajian persediaan barang jadi saja sebab lebih mudah menjustifikasi nilai wajar untuk perhitungan net realizable value pada barang jadi dibandingkan barang dalam proses atau bahan baku. 3. Untuk beberapa perhitungan, seperti nilai persediaan barang dalam proses dan barang jadi setelah penerapan PSAK 14 Revisi 2008, penulis menggunakan beberapa estimasi, sebab terdapat kesulitan untuk menjustifikasi total biaya produksi, khususnya biaya bahan baku yang digunakan secara keseluruhan. Penulis hanya mengambil contoh perhitungan biaya bahan baku yang menggunakan benang spandex dan benang nylon yang berbeda karena perbedaan pada pengakuan awal benang spandex. Selain itu, karena ruang lingkup penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 94 dikhususkan untuk bulan September 2011 saja, maka nilai persediaan akhir per 31 Desember 2011 juga melibatkan beberapa asumsi. 4. Penulis melakukan pembahasan hanya sampai penyajian persediaan barang jadi dalam laporan keuangan saja dan tidak membahas mengenai pengungkapan yang diperlukan untuk persediaan dalam laporan keuangan perusahaan. 5.3. Saran Berikut ini beberapa saran yang diajukan penulis untuk mengatasi keterbatasan dalam penelitian ini: 1. Bagi perusahaan a. Untuk pengakuan awal (initial recognition) bahan baku (baik lokal maupun impor), perusahaan sebaiknya menerapkan aturan sesuai dengan PSAK 14 Revisi 2008, yaitu dengan memasukkan semua unsur harga pembelian (cost of purchase) dalam jurnal pembelian. Ongkos angkut dan beban administrasi impor dimasukkan langsung ke dalam nilai persediaan bahan baku. b. Jika pengakuan awal sudah sesuai, maka nilai persediaan bahan baku yang dimasukkan dalam proses produksi juga akan berubah. Perusahaan harus mengantisipasi hal ini. Selain itu, perusahaan harus mengurangkan beban penjualan untuk periode yang bersangkutan sehingga jumlah laba rugi yang dilaporkan pada periode tersebut juga akan berubah. c. Untuk penyajian barang jadi, perusahaan tetap mempertahankan penggunaan nilai terendah antara cost dan nilai realisasi bersih, karena metode ini

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 95 dianggap lebih baik sebab memperhitungkan nilai wajar dari persediaan yang akan dijual. Jika pada masa yang akan datang ternyata didapatkan kasus nilai realisasi bersih (NRV) lebih rendah dibandingkan cost, maka perusahaan perlu membuat jurnal penyesuaian untuk penurunan nilai persediaan. 2. Bagi pihak lain a. Bagi peneliti selanjutnya, penulis memberi saran untuk menambahkan perhitungan alokasi biaya konversi secara lebih spesifik dan menghindari asumsi yang tidak tepat yang mungkin digunakan oleh penulis. b. Peneliti selanjutnya dapat menambah lingkup analisis penyajian untuk bahan baku dan barang dalam proses, sehingga dapat melengkapi analisis penulis yang hanya mengambil penyajian untuk barang jadi saja. c. Penulis berharap penggunaan estimasi dalam menjustifikasi total biaya produksi dapat diperbaiki atau bahkan dihindari, sehingga perhitungan menjadi lebih akurat. d. Penulis berharap peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini dengan menambahkan kajian penelitian mengenai pengungkapan persediaan dalam laporan keuangan perusahaan.