UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. siswa. Maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran sejarah melalui penerapan model Cooperative Learning

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan kepribadian. Menurut Surakhmad (1987:16) belajar

Oleh: Ernawati SMA Negeri 1 Gondang, Tulungagung

BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. siswa apabila siswa telah terlihat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Dalam

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Program Pendidikan Akuntansi

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS VI SD NEGERI 2 DANGURAN KLATEN SELATAN TAHUN 2013/2014

Peningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII B di MTs Muhammadiyah 1 Ponorogo

BAB II KAJIAN TEORI. mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. 1 Aktivitas belajar dapat

Oleh: SULFADLI.T Mahasiswa Jurusan PPKn Universitas Negeri Makassar MUSTARI Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

II. TINJAUAN PUSTAKA

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT. model pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan minat belajar IPS

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MENGGUNAKKAN METODE MIND MAPPING

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Tinjauan pustaka pada penelitian ini akan dibahas beberapa hal diantaranya:

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat. 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

ABSTRAK. Kata Kunci: Keaktifan Belajar, Model Pembelajaran talking stick.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle (LC) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada

Diajukan oleh: DESI KUSUMA NURDINI A

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMUAIAN PANJANG MELALUI SFAE SISWA KELAS X TPTU SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Fatimah Abubakar*

MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA KELAS 1X DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGRAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DENGAN PERMAINAN TEMBAR PADA SISWA KELAS 4 A SDN SEMBORO 01 JEMBER

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

Oleh: Sugeng SD Negeri I Malasan, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek

PENGGUNAAN STRATEGI INDEX CARD MATCH

C027. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB II Kajian Pustaka

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SDN I JATIPURWO TAHUN 2011/ 2012 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN NUMBERED HEADS TOGETHER SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 1 POLANHARJO KLATEN

PENERAPAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DI KELAS V SD

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

PENERAPAN METODE SNOWBALL THROWING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SDN BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB II KAJIAN TEORI. sama lain. Dalam uraian ini dapat berkenalan dengan beberapa perumusan

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

RISIA IKA NURYAWATI A54A100141

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CORPORAT IDENTITY

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

Eutik Mulyati dan Guntarsih ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF (INNOVATIVE LEARNING) TIPE PICTURE AND PICTURE

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

Oleh: Umi Salamah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Oleh: Ika Ratih Sulistiani. Abstrak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 JIWAN KARANGNONGKO KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013

Muhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak

PENERAPAN TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS

PENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU

Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Inpres 5 Birobuli

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL ST DAN TS DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengambil kesimpulan sebagai berikut:

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

Oleh: Gunawan SD N 1 Wonoanti, Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SUMBERJO KECAMATAN KLATEN SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Tri Karningsih* Abstrak: Rendahnya aktivitas pada siswa saat pembelajaran berlangsung dipengaruhi pada saat penyampaian materi yang monoton hal ini dapat berpengaruh pada aktivitas siswa yang tidak optimal, maka dari itu perlu dilakukan inovasi pembelajaran. Pada penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Reserch), setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi aktivitas dan refleksi. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi metode. Sedangkan analisis data menggunakan analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukan penerapan model Snowball Throwing yang dipadukan dengan Mind Map, dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS. Sebelum tindakan hasil observasi aktivitas mencapai 55% dan hasil angket aktivitas mencapai 57,25%. Pada siklus I menunjukan hasil observasi aktivitas setelah tindakan mencapai 61,75% dan hasil lembar angket aktivitas setelah tindakan mencapai 68,60%. Pada siklus II menunjukan hasil observasi aktivitas siswa setelah tindakan mencapai 77,50% dan hasil lembar angket aktivitas setelah tindakan mencapai 81,60%. Kata kunci: Aktivitas, Model Snowball Throwing PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha bersama untuk memajukan kehidupan bangsa dan bernegara. Pendidikan seorang akan dituntut untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan serta keahliannya agar dapat bersaing didalam dunia nyata dilingkup masyarakat. Pendidikan juga dapat menuntun seseorang untuk membentuk moral yang lebih baik. Sehingga mutu dan kualitas dalam pendidikan terus diupayakan guna meningkatkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas untuk masa depan (Bambang Warsito, 2008: 85). Pendidikan saat ini harus berpusat pada siswa dimana siswa hanya diberi dengan materi, tetapi siswa wajib diberi kesempatan bersikap kreatif, aktivitasnya meningkat serta dapat mengembangkan diri sesuai dengan potensi intelektual yang dimilikinya, sehingga nantinya menjadi lulusan yang berkualitas. Maka dari itu sebagai peran seorang pendidik harus bisa memilih inovasi-inovasi metode dan model pembelajaran untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS. Pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 2 Sumberejo Klaten Selatan masih berlangsung satu arah pada saat proses pembelajaran berlangsung, * Tenaga Pengajar di SD Negeri 2 Sumberejo, Klaten Selatan, Klaten Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret 2016 89

peran guru masih mempunyai peran penting sebagai satu-satunya sumber pembelajaran untuk siswa. Model yang digunakan oleh guru masih berpusat pada materi pembelajaran IPS saja. Minimnya keterlibatan siswa pada saat pembelajaran, menjadikan pembelajaran IPS terasa monoton dan membosankan. Model yang digunakan masih menempatkan peran guru sebagai pusat dalam pembelajaran IPS. Penyampaian pada materi terus menerus masih dengan metode ceramah dan mengakibatkan siswa tidak terlibat secara aktif pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Sehingga siswa pada saat pembelajaran berlangsung kurang mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan ide atau gagasan dalam proses pembelajaran. Maka aktivitas pada siswa kurang meningkat karena oleh itu guru diperlukan menerapkan model yang menarik saat pembelajaran IPS berlangsung. A. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalahnya sebagai berikut: 1. Pembelajaran IPS yang dominan ceramah. 2. Kurangnya kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan aktivitas dalam pembelajaran IPS. 3. Diperlukan penerapan model pembelajaran IPS yang menarik, mampu meningkatkan aktivitas siswa. 4. Model Snowball throwing belum pernah diterapkan dalam pembelajaran IPS di SD Negeri 2 Sumberejo Kecamatan Klaten Selatan B. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, tidak semua permasalahan dapat diteliti, penelitian ini dibatasi hanya pada masalah penerapan model Snowball throwing untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana dengan penerapan model Snowball throwing dalam pembelajaran IPS dapat meningkatan aktivitas siswa kelas IV SD Negeri 2 Sumberejo Kecamatan Klaten Selatan. KAJIAN TEORI A. Aktivitas Belajar Aktivitas adalah dorongan untuk bergerak, untuk mengatur berbagai hal dan untuk berbuat tanpa kekangan. Saat berlangsungnya proses pembelajaran sangat diperlukan adanya aktivitas tanpa adanya aktivitas tidak akan berlangsung dengan baik. Pada dasarnya prinsip belajar yaitu berubah untuk mengubah tingkah laku menjadi melakukan aktivitas (Sardiman, 2009: 96). Dierich (dalam Hamalik 2001: 172) mengklasifikasikan aktivitas belajar menjadi 8 kelompok ialah : 1) Kegiatan-kegiatan visual yaitu membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demontrasi, pameran dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. 2) Kegiatan-kegiatan lisan yaitu mengemukakan suatu fakta atau prinsip,menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi. 3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan yaitu mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi 90 Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret 2016

kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan audio. 4) Kegiatan-kegitan menulis Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket. 5) Kegitan-kegiatan menggambar Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola. 6) Kegiatan-kegiatan metrik Melakukan percobaan, memilih alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun. 7) Kegiatan-kegiatan mental Merenung, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktor-faktor, melihat, hubunganhubungan, dan mebuat keputusan. 8) Kegiatan-kegiatan emosional Minat, membedakan, berani, tenang, dll. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat semua jenis kegiatan dan overlap satu sama lain. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar IPS segala kegiatan yang dilakukan oleh siswa baik mental, emosional, dan fisik yang dilakukan pada saat proses pembelajaran IPS. Aktivitas dalam pembelajaran IPS dibagi menjadi beberapa kegiatan yaitu 1. Membaca 2. Kegiatan betanya 3. Diskusi 4. Mendengarkan 5. Mengerjakan tugas 6. Memecahkan masalah 7. Menjawab soal 8. Menjawab pertanyaan dari guru B. Konsep Belajar Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman, selain itu belajar dapat diartikam suatu proses, sesuatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami hasil. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan (Oemar Hamalik 2001: 27). Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor intern, faktor yang terdapat dalam diri anak bersifat biologis dan faktor ekstern yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat (Sardiman, 1992:38). 1. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis ini menyangkut kondisi jasmani/kondisi fisik siswa selama belajar. 2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang meliputi keluarga, keadaan Sekolah, lingkungan Masyarakat. C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) IPS merupakan mata pelajaran yang sudah diterapkan dari jenjang SD/MI, sampai tingkat sekolah menengah baik SMP yang sudah dikembangkan secara terintegrasi dengan Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret 2016 91

mengambil konsep-konsep esensial dari Ilmuilmu Sosial dan Humaniora. IPS ini mengkaji tentang berbagai masalah-masalah dan fenomena sosial yang ada di masyarakat. Ilmu Pengetahuan Sosial juga sebagai suatu program pendidikan merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan alam fisik, maupun dalam lingkungan sosialnya dan yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti : geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, politik, dan psikologi. (Alma 2003 : 148) 2. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2001:57). Tujuan pembelajaran IPS untuk membantu para siswa selaku warga negara agar mampu menjadi warga negara baik, dan mampu untuk mengambil keputusan secara rasional dengan dasar informasi yang mencukupi, berkaitan dengan permasalahan sosial yang hasilnya tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi, keluarga, tetapi juga berguna bagi masyarakat dan bangsanya sebagai bentuk perwujudan cinta tanah air. D. Model Pembelajaran Model adalah pola umum perilaku pembelajar an untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pelajaran dikelas (Rusman, 2010:133). Fungsi model pembelajaran yaitu untuk mengarahkan para pendidik untuk mendesain pembelajaran yang digunakan sebagai acuan pada saat pelaksanaan pembelajaran yang bertujuan untuk tercapainya pembelajaran yang efektif, efisien, berdaya tarik yang tinggi terhadap minat siswa. E. Model Pembelajaran Snowball throwing Snowball Throwing adalah model pembelajaran yang dapat digunakan untuk memberikan konsep pemahaman materi yang dianggap siswa sulit dalam mempelajari. Snowball throwing juga untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa dalam menguasai materi yang telah diberikan oleh guru. Pada model ini dibentuk menjadi beberapa kelompok. Dipilih ketua kelompok yang akan mewakili untuk menerima tugas diskusi dari guru. Masing- masing siswa membuat pertanyaan dan dibentuk bola kemudian dilempar kepada temannya. Menurut Suprijono (2013: 128), langkah-langkah model Pembelajaran Snowball Throwing yaitu : 1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan 2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi 3. Masing- masing ketua kelompok kembali kekelompoknya masing- masing, kemudian menjadikan materi yang disampaikan oleh guru kepada siswanya. 4. Kemudian para siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan pertanyaan apa 92 Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret 2016

saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. 5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain kurang lebih selama 15 menit. 6. Setelah siswa dapat satu bola atau satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola secara bergantian. 7. Evaluasi 8. Penutup F. Kajian Penelitian yang Relevan 1. Penelitian Dewi K. Bothmir (2011) dengan judul Penerapan model pembelajaran snowball throwing untuk meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SDN Madyopuro 2 Kecamatan Kedungkandang Kota Malang. 2. Penelitian Sri Lestari (2013) yang berjudul Upaya meningkatkan pemahaman konsep IPS melalui penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing pada siswa kelas V SD N Kalirejo Kokap Kulonprog. G. Kerangka Penelitian Penerapan model pembelajaran Snowball Throwing mampu meningkatkan aktivitas belajar pada mata pelajaran IPS kelas IV Di SD Negeri 2 Sumberejo Kecamatan Klaten Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014". METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian CAR (Classroom Action Reserch) atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Sumberejo Kecamatan Klaten Selatan. Penelitian melalui penerapan model Snowball Throwing baru pertama kali diterapkan dalam pembelajaran IPS di SD Negeri 2 Sumberejo Kecamatan Klaten Selatan, dilaksanakan di kelas IV dengan jumlah 15 siswa, 6 siswa laki- laki dan 9 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui penerapan model Snowball Throwing pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Sumberejo Kecamatan Klaten Selatan. Penelitian tindakan kelas ini berlangsung dalam 2 siklus. Penelitian ini merupakan jenis penelitian CAR (Classroom Action Reserch) atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah percermatan terhadap kegiatan belajar mengajar, berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama(suharsimi Arikunto,dkk 2006:3). Pada penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan(planning),pelaksanaan tindakan(acting), observasi(observe),dan refleksi(reflecting). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi dan angket. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Triangulasi data yang digunakan dalam penelitian menggunakan triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang berbeda dalam metode kualitatif (Paton dalam J Lexy Moleong, 2007: 330). Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret 2016 93

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis analisis kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis kualitatif digunakan untuk menyimpulkan hasil dari wawancara dan observasi. Teknis analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah seluruh skor total nilai observasi aktivitas siswa dan skor angket aktivitas siswa. Teknik analisis data kuantitatif berupa skor observasi dan angket untuk menentukan aktivitas siswa. HASIL PENELITIAN a. Penerapan Model Snowball Throwing untuk meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 2 Sumberejo Kecamatan Klaten Selatan Sebelum melaksanakan siklus I dan II peneliti melakukan observasi dikelas, Pada observasi hasil yang dicapai pada lembar observasi aktivitas menunjukan 55% dan pada lembar angket aktivitas yang dibagikan ke siswa menunjukan 59,75%. Siklus I, peneliti mener apkan model Snowball Throwing secara murni atau utuh tanpa dipadukan dengan media. Guru membuka pelajaran dengan salam, dilanjutkan presensi, dan apresiasi untuk mengkonsentrasikan siswa pada materi yang akan diberikan, selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Setelah itu peneliti menjelaskan tentang pengertian model Snowball Throwing dan langkah-langkahnya, kemudian peneliti membagi kelas menjadi 3 kelompok, materi pada siklus I yaitu menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat( kabupaten/ kota, provinsi). Pembelajaran IPS melalui model Snowball Throwing pada siklus I ini belum berjalan lancar, dikarenakan beberapa siswa masih belum serius saat berlangsungnya pembelajaran IPS. Dikarenakan siswa baru pertama kali dan masih bingung dengan penerapan model pembelajaran seperti ini. Oleh karena itu guru memberikan pengarahan dan bimbingan pada siswa yang belum paham dengan model Snowball Throwing, guru juga memberi motivasi kepada siswa untuk mengikuti pelajaran IPS lebih aktif. Walaupun pada siklus I belum berjalan lancar, dapat diketahui bahwa hasil observasi aktivitas siswa setelah melakukan tindakan mencapai 61,75% dan hasil angket aktivitas siswa setelah melakukan tindakan mencapai 68,60%. Dengan demikian, pada siklus I ini belum mencapai indikator keberhasilan sebesar e 70%. Pada siklus II ketika pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model Snowball Throwing dipadukan dengan media mind map sebagai sumber materi untuk siswa. Materi pada siklus ke II ini adalah menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat( kabupaten/ kota, provinsi). Pada siklus II ini aktivitas siswa dapat diketahui mengalami peningkatan dari sebelumnya, bahwa hasil observasi aktivitas siswa setelah tindakan mencapai 77,50% dan hasil angket aktivitas siswa setelah tindakan mencapai 81,60%. Dengan demikian, pada siklus II ini sudah mencapai indikator keberhasilan sebesar e 70%. Tabel 1. Presentase Rata-rata Observasi Aktivitas siswa kelas IV SD Negeri 2 Sumberejo Kecamatan Klaten Selatan SIKLUS JUMLAH SISWA AKTIVITAS KATEGORI Sebelum tindakan 15 55% Kurang Siklus I 15 61,75% Baik Siklus II 15 77,50% Baik 94 Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret 2016

Dari tabel diatas, bila disajikan dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut. Dari tabel diatas, bila disajikan dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut. Gambar 1. Grafik Observasi Aktivitas Sedangkan angket aktivitas siswa terhadap materi pada siklus I, dan siklus II adalah. Tabel 2. Skor angket aktivitas siswa SIKLUS JUMLAH SISWA AKTIVITAS KATEGORI Sebelum tindakan 15 57,25% Kurang Siklus I 15 68,60% Baik Siklus II 15 81,60% Baik Sekali Gambar 2. Grafik Angket Aktivitas PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menggunakan model Snowbaal Throwing dalam pembelajaran IPS sebagai model pembelajaran baru yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa. Maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran IPS melalui penerapan model Snowball Throwing mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Sumberejo Kecamatan Klaten Selatan. Penerapan model tersebut lebih meningkat aktivitas siswanya jika model tersebut dipadukan dengan media Mind Map. Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret 2016 95

DAFTAR PUSTAKA Ana Suhaenah Supar no. 2000. Membangun Kompetensi Belajar: Depdiknas Bambang Warsita. 2008. Teknologi Pembelajaran andasan dan aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta Etin Solihatin & Raharjo. 2007. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara Hamalik, Oemar. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Mulyadi SK. 2011. Paedagogik Khusus Model Pembelajaran Inovatif. Departemen Pendidikan Nasional: UMS Munandar, Utami. 1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Grasindo Rusman. 2010. Model-Model Pembelajran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sardiman A.M.(2001) Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Slameto.2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang menpengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara Suharsimi Arikunto. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. 2004. Dasar Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Wijaya Kusuma. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Indeks Nana S.S. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya 96 Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret 2016