Perbedaan Warna Kontainer Berkaitan dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Sekolah Dasar

dokumen-dokumen yang mirip
KEPADATAN JENTIK Aedes aegypti sp. DAN INTERVENSI PENGENDALIAN RISIKO PENULARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA PADANG TAHUN 2015

FOKUS UTAMA SURVEI JENTIK TERSANGKA VEKTOR CHIKUNGUNYA DI DESA BATUMARTA UNIT 2 KECAMATAN LUBUK RAJA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN 2009

SURVEY KEPADATAN LARVA AEDES AEGYPTI DI KECAMATAN MAMUJU KABUPATEN MAMUJU

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

Analisis Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Puskesmas Rawasari Kota Jambi Bulan Agustus 2011

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus

Sitti Badrah, Nurul Hidayah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman 1) ABSTRACT

BAB I LATAR BELAKANG

Kepadatan dan Penyebaran Aedes aegypti Setelah Penyuluhan DBD di Kelurahan Paseban, Jakarta Pusat

ARTIKEL PENG AMATAN LARVA AEDES DI DESA SUKARAYA KABUPATEN OKU DAN DI DUSUN MARTAPURA KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN 2004

HUBUNGAN KEPADATAN JENTIK Aedes sp DAN PRAKTIK PSN DENGAN KEJADIAN DBD DI SEKOLAH TINGKAT DASAR DI KOTA SEMARANG

KARAKTERISTIK TEMPAT PERINDUKAN DAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti

Keberadaan Kontainer sebagai Faktor Risiko Penularan Demam Berdarah Dengue di Kota Palu, Sulawesi Tengah

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kejadian luar biasa dengan kematian yang besar. Di Indonesia nyamuk penular

Hubungan Kepadatan Larva Aedes spp. dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Lubuk Kecamatan Koto Tangah Kota Padang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

Efryanus Riyan* La Dupai** Asrun Salam***

STUDI ANGKA BEBAS JENTIK (ABJ) DAN INDEKS OVITRAP DI PERUM PONDOK BARU PERMAI DESA BULAKREJO KABUPATEN SUKOHARJO. Tri Puji Kurniawan

KEPADATAN JENTIK VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Aedes sp. DI DAERAH ENDEMIS, SPORADIS DAN POTENSIAL KOTA SEMARANG, PROVINSI JAWA TENGAH

SURVEI ENTOMOLOGI AEDES SPP PRA DEWASA DI DUSUN SATU KELURAHAN MINOMARTANI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN PROVINSI YOGYAKARTA

SebaranJentik Nyamuk Aedes aegypti (Diptera: Culicidae) di Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor

HUBUNGAN PELAKSANAAN PSN 3M DENGAN DENSITAS LARVA Aedes aegypti DI WILAYAH ENDEMIS DBD MAKASSAR

Survei Larva Nyamuk Aedes Vektor Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Kuranji Kecamatan Kuranji Kotamadya Padang Provinsi Sumatera Barat

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai

Penyakit DBD merupakan masalah serius di Provinsi Jawa Tengah, daerah yang sudah pernah terjangkit penyakit DBD yaitu 35 Kabupaten/Kota.

KEPADATAN VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE DI PERUMNAS SITEBA PADANG TAHUN 2008

SURVEI ENTOMOLOGI DAN PENENTUAN MAYA INDEX DI DAERAH ENDEMIS DBD DI DUSUN KRAPYAK KULON, DESA PANGGUNGHARJO, KECAMATAN SEWON, KABUPATEN BANTUL, DIY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KONTAINER LARVA Aedes sp. DI DESA SAUNG NAGA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN TAHUN 2012

HUBUNGAN PRAKTIK PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN KBERADAAN JENTIK

BAB III METODE PENELITIAN. jumlah tempat perindukan nyamuk yang mempengaruhi populasi larva Aedes

Mangkurat. korespondensi: Keywords: Density level, Aedes aegypti, water reservoirs, elementary school

ANALISIS KEBERADAAN KONTAINER DAN KEPADATAN JENTIK Aedes aegypti DI KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

Al-Sihah : Public Health Science Journal. Sulaemana Engkeng 1, Roy Max Dotulong Mewengkang 2

SUMMARY HASNI YUNUS

SURVEI ENTOMOLOGI, MAYA INDEX DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK TERHADAP KEPADATAN LARVA

BAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

SURVEI JENTIK NYAMUK Aedes spp DI DESA TEEP KECAMATAN AMURANG BARAT KABUPATEN MINAHASA SELATAN

JURNAL. Suzan Meydel Alupaty dr. H. Hasanuddin Ishak, M.Sc,Ph.D Agus Bintara Birawida, S.Kel. M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Nyamuk merupakan salah satu golongan serangga yang. dapat menimbulkan masalah pada manusia karena berperan

Peran Faktor Lingkungan Terhadap Penyakit dan Penularan Demam Berdarah Dengue

STATUS ENTOMOLOGI VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN PERKAMIL KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO TAHUN 2011

STUDI KEBERADAAN JENTIK DAN PERILAKU PENDERITA CHIKUNGUNYA DI DESA TALUMELITO KECAMATAN TELAGA BIRU

HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang telah membawa virus Dengue dari penderita lainnya. Nyamuk ini biasanya aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DBD. Asep Irfan (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

92 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN. Latar Belakang

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT ENDEMISITAS DEMAM BERDARAH DI KELURAHAN ADATONGENG KECAMATAN TURIKALE KABUPATEN MAROS

Kajian Tempat Perindukan Nyamuk Aedes di Kawasan Kampus Darussalam Banda Aceh. (Study of Aedes breeding Place in Darussalam area Banda Aceh)

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi

Keywords : Mosquito breeding eradication measures, presence of Aedes sp. larvae.

HUBUNGAN KEBERADAAN JENTIK

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

Hubungan Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Vektor Chikungunya di Kampung Taratak Paneh Kota Padang

Perbedaan praktik PSN 3M Plus di kelurahan percontohan dan non percontohan program pemantauan jentik rutin kota Semarang

DESKRIPSI TEMPAT PENAMPUNGAN AIR POSITIF LARVA Aedes aegypti DI KELURAHAN CAKUNG TIMUR

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KONTAINER DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes agypti DI WILAYAH ENDEMIS DAN NON ENDEMIS DEMAM BERDARAH DENGUE

STUDI EKOLOGI TEMPAT BERKEMBANGBIAK NYAMUK Aedes sp DI KOTA METRO SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI MATERI POKOK INSEKTA

BAB I PENDAHULUAN. dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk demam berdarah (Aedes

Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 9 No. 1, 2015 : 9-14

BAB I PENDAHULUAN. lancarnya transportasi (darat, laut dan udara), perilaku masyarakat yang kurang sadar

HUBUNGAN PERILAKU 3M PLUS DENGAN DENSITAS LARVA Aedes aegypti DI KELURAHAN BIROBULI SELATAN KOTA PALU SULAWESI TENGAH

Kajian resiko penularan demam berdarah dengue pada sekolah dasar di Kecamatan Oebobo dan Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang, tahun 2012

Deskripsi Tempat Penampungan Air Positif Larva Aedes aegypti di Kelurahan Cakung Timur

KEPADATAN POPULASI NYAMUK Aedes sp DI DAERAH ENDEMIS, SPORADIS DAN NON ENDEMIS DI KECAMATAN PATI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Penelitian Pengamatan Tempat Perindukan Aedes

TEMPAT PERKEMBANGBIAKAN AEDES SPP. SEBAGAI PENULAR VIRUS DENGUE PADA BERBAGAI TEMPAT DI KOTA SUKABUMI

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak lama tetapi kemudian merebak kembali (re-emerging disease). Menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dengue s Vector Distribution (Aedes aegypti) at Bandung Islamic University Campus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di awal atau penghujung musim hujan suhu atau kelembaban udara umumnya

PERILAKU 3M, ABATISASI DAN KEBERADAAN JENTIK AEDES HUBUNGANNYA DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus. Virus dengue

BAB 1 PENDAHULUAN. dan di 436 kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota sebesar 88%. Angka kesakitan

PERBANDINGAN KEBERADAAN LARVA AEDES SP. PADA JENIS CONTAINER ANTARA RW 03 DAN RW 07 DI KELURAHAN CEMPAKA PUTIH BARAT, JAKARTA PUSAT

HASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi Nyamuk

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan. salah satu masalah kesehatan lingkungan yang cenderung

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SURVEI JENTIK SEBAGAI DETEKSI DINI PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) BERBASIS MASYARAKAT DAN BERKELANJUTAN

Hubungan Tempat Penampungan Air dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Perumahan Dinas Type E Desa Motu Kecamatan Baras Kabupaten Mamuju Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

BAB I. dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut

PERBANDINGAN KEBERADAAN LARVA Aedes sp. PADA CONTAINER LUAR RUMAH di RW 03 DAN RW 07 KELURAHAN CEMPAKA PUTIH BARAT, JAKARTA PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae

HUBUNGAN SANITASI PERUMAHAN DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes sp. DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUTARAYA KAYU AGUNG

BAB I PENDAHULUAN. musim hujan dan musim kemarau. Salah satu jenis penyakit yang sering

Sebaran Jentik Nyamuk Aedes spp. di Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya

BAB IV METODE PENELITIAN. obyektif. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional yakni

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

JST Kesehatan, Januari 2016, Vol.6 No.1 : ISSN

Transkripsi:

Naskah Asli Perbedaan Warna Kontainer Berkaitan dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Sekolah Dasar Anif Budiyanto Loka Litbang P2B2 Baturaja Email: anifbdt@yahoo.co.id Abstract. Containers inside and outside the school building are breeding places for Dengue vector. Presence or absence of Ae aegypti mosquito larvae in a container could be affected by the type, location, color, material, condition and volume of container lid. The purpose of this study was to determine the condition of container that affect the presence of Ae aegypti mosquito larvae. A cross sectional survey was conducted to collect mosquito larvae in primary schools in the district of Ogan Komering Ulu, South Sumatera Province with a single larvae method. Mosquito larvae were found in 54% of surveyed-schools (54%), and mostly were Aedes aegypti larvae (91%). There was a significant correlation between dark and light color differences of the water container in the presence of mosquito larvae (P value = 0.017, CI 95% = 1.2 to 2.9). On the other hand, there was no significant correlation between different types of containers, location of containers, material of containers, the container lid and the volume of water in a container in the presence of larvae. There was a significant correlation between the difference in container s color (light and dark) in the presence of Ae aegypti mosquito larvae. It is recommended to have regular cleaning of the containers in order to prevent dirt or mosses covered the containers which will impress of being dark color. Key words: dengue, Aedes aegypti, larvae, containers, school. Abstrak Kontainer bagian dalam dan luar sekolah menjadi tempat perindukan vektor Dengue. Ada tidaknya larva Aedes aegypti didalam kontainer dapat dipengaruhi oleh tipe, lokasi, warna, material kondisi dan volume dari kontainer. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan kondisi kontainer yang dapat mempengaruhi adanya larva Aedes aegypti. Penelitian ini adalah survey Cross seksional yang dilakukan dengan mengumpulkan larva nyamuk di sekolah dasar di Kabupaten Ogan Komering Ulu di Sumatera Selatan dengan metode larva tunggal. Larva nyamuk ditemukan pada 54% sekolah yang di survey, dan terutama adalah larva Aedes aegypti (91%). Tedapat korelasi signifikan adanya larva nyamuk diantara kontainer yang berwarna gelap dan terang (P value = 0,017, CI 95% = 1,2-2,9). pada sisi lain ditemukan korelasi yang tidak signifikan antara tipe, lokasi, material, ukuran dan volume air dalam kontainer terhadap keberadaan larva.terdapat korelasi yang signifikan antara kontainer yang berwarna gelap dan terang dan keberadaan larva nyamuk Aedes aegypti. Direkomendasikan untuk selalu membersihkan kontainer supaya kontainer tidak memberikan warna gelap Kata kunci: dengue Aedes aegyti, larva, container, sekolah Pendahuluan Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat, karena selain sering menimbulkan wabah juga dapat menyebabkan kematian. 1 Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) merupakan salah satu kabupaten endemis DBD di Provinsi Sumatera Selatan. Kasus DBD di Kabupaten OKU menyebar di beberapa kecamatan, terutama di kecamatan dalam pusat Kota Baturaja seperti Kecamatan Baturaja Timur. Data kasus DBD di Kabupaten OKU pada tahun 2007 berjumlah 16 orang dan pada tahun 2008 berjumlah 13 orang penderita. Dari jumlah kasus yang ada, sebagian besar Diterima: 23 Mei 2012 Direvisi: 15 Juni 2012 Disetujui: 29 Agustus 2012 63

menyerang anak usia < 16 tahun yang merupakan anak usia sekolah. 2 Tempat perkembangbiakan yang utama bagi nyamuk Aedes aegypti adalah kontainer di dalam atau di sekitar rumah atau tempat-tempat umum, seperti sekolah. Tempat perkembangbiakkan nyamuk ini berupa genangan air yang tertampung di suatu tempat atau kontainer. 1,3-5 Ada tidaknya jentik nyamuk Aedes aegypti dalam suatu kontainer dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: jenis kontainer, letak kontainer, warna kontainer, kondisi tutup kontainer, adanya ikan pemakan jentik, volume kontainer, kegiatan pengurasan kontainer dan kegiatan abatisasi. 6 Di sekolah juga terdapat kontainer, baik kontainer buatan manusia yang digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti bak mandi, ember, vas bunga, ataupun kontainer alami seperti pelepah pisang, potongan bambu. Selain itu ada pula kontainer bekas limbah kegiatan manusia seperti; botol bekas, kaleng bekas dll. Kontainer dapat dibedakan menjadi TPA (tempat penampungan air) seperti ember, drum, bak mandi dll. dan Non TPA seperti kaleng bekas, botol bekas dan lainlain. 1,5,6 Semua kontainer tersebut merupakan tempat perkembangbiakkan nyamuk Aedes aegypti. Semakin banyak kontainer yang ada di sekolah-sekolah akan menambah jumlah populasi nyamuk Aedes aegypti apabila tidak dilakukan kegiatan pembersihan dan pengurasan. Adanya nyamuk Aedes aegypti di wilayah sekolah dikhawatirkan akan menjadi vektor penular penyakit DBD kepada siswa lainnya. Aktivitas sekolah dasar dari jam 07.00 WIB sampai dengan jam 17.00 WIB, akan melewati jam saat nyamuk Aedes aegypti aktif menggigit, yakni jam 08.00-13.00 dan sore hari jam 15.00-17.00 WIB. 3,7 Sampai saat ini belum diketahui bagaimana kondisi kontainer yang mengandung jentik nyamuk Aedes aegypti di lingkungan sekolah wilayah Kecamatan Baturaja Timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui warna dan beberapa hal yang berkaitan dengan kontainer yang mempengaruhi keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di sekolah dasar (SD). Metode Jenis penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Desain penelitian ini digunakan untuk mengetahui perbedaan kondisi kontainer dan hubungannya dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti pada sekolah di wilayah Kecamatan Baturaja Timur. Penelitian ini dilakukan di sekolah dasar yang ada di Kecamatan Baturaja Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu selama bulan Mei, Juni, dan Juli 2008. Observasi dilakukan pada semua kontainer yang ditemukan di seluruh sekolah dasar di Kecamatan Baturaja Timur dengan menggunakan formulir survei jentik. Pengumpulan data dibagi menjadi dua bagian, pertama pengumpulan data tentang kondisi kontainer di sekolah dasar yaitu; jenis kontainer, letak kontainer, warna kontainer, bahan kontainer, kondisi tutup kontainer dan volume kontainer. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan jenis spesies jentik nyamuk yang ditemukan di setiap kontainer. Survei jentik dilakukan dengan menggunakan metode single larva. Hasil Survei dilaksanakan pada 37 sekolah dasar yang ada di Kecamatan Baturaja Timur yang terdiri dari 23 SD Negeri dan 14 SD Swasta. Dari hasil survey ditemukan 182 kontainer. 64 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia. Vol.1.2.2012: 65-71

Perbedaan Warna Kontainer.. (Budiyanto, A.) Tabel 1. Keberadaan Jentik dan Jenis / Spesies Jentik yang Ditemukan di Sekolah Dasar di Kecamatan Baturaja Timur OKU pada Tahun 2008. Variabel Frekuensi n (%) Keberadaan jentik Sekolah (+) jentik Sekolah (-) jentik 20 (54,0) 17 (46,0) Keberadaan jentik Kontainer (+) jentik Kontainer (-) jentik 54 (30,0) 128 (70,0) Spesies jentik nyamuk dalam kontainer Aedes aegypti Aedes albopictus Culex spp Karakteristik jentik berdasarkan vektor DBD Vektor Non vektor Keterangan: (+): ditemukan jentik (positif) (-) : tidak ditemukan jentik (negatif) 45 (83,3) 4 (7,4) 5 (9,3) 49 (91,0) 5 (9,0) Dari Tabel 1 terlihat bahwa sebagian besar (54%) sekolah dasar yang ada di Kecamatan. Baturaja Timur positif ditemukan jentik nyamuk, sebagian besar adalah Aedes aegypti. Dari 182 kontainer yang ditemukan mengandung air, 54 kontainer (30 %) terdapat jentik dan 128 kontainer (70 %) tidak terdapat jentik. Tabel 2 memperlihatkan bahwa sebagian besar kontainer (92%) terletak di dalam gedung, dan sebagian besar kontainer yang ditemukan merupakan tempat penampungan air (TPA). Sebagian besar kontainer yang ditemukan berwarna gelap dan sebagian besar kontainer tidak tertutup. 65

Tabel 2. Karakteristik Kontainer di Sekolah Dasar di Kecamatan Baturaja Timur OKU pada Tahun 2008. Variabel Frekuensi n (%) Jenis kontainer Bak mandi Bak WC Drum Ember Pot bunga Tempayan Lainnya (dispenser dan kulkas). Klasifikasi kontainer Jenis TPA Jenis Non TPA Letak kontainer Di dalam gedung Di luar gedung Warna kontainer Warna gelap Warna terang Kondisi tutup kontainer Terbuka Tertutup Permukaan dinding kontainer Kasar Licin Volume air dalam kontainer Volume 50 ltr Volume > 50 ltr 24 (13,2) 88 (48,4) 7 (3,8) 28 (15,4) 21 (11,5) 1 (0,5) 13 (7,1) 148 (81,3) 34 (18,7) 168 (92,3) 14 (7,7) 139 (76,4) 43 (23,6) 160 (87,9) 22 (12,1) 103 (57,0) 79 (43,0) 146 (80,2) 36 (19,8) 66 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia. Vol.1.2.2012: 65-71

Perbedaan Warna Kontainer.. (Budiyanto, A.) Tabel 3. Hubungan Kondisi Kontainer dengan Keberadaan Jentik di Sekolah Dasar di Kecamatan Baturaja Timur OKU pada Tahun 2008 Kondisi kontainer Jenis Kontainer: - Tempat penampungan air - Bukan tempat penampungan air Keberadaan jentik Ada jentik n (%) 48 (32,4) 6 (17,6) Tidak ada jentik n (%) 100 (67,6) 28 (82,4) P value 0,135 CI 95% 0,88-2,95 Letak kontainer: - Dalam gedung - Luar gedung 52 (31,0) 2 (14,3) 116 (69,0) 12 (85,7) 0,237 0,72-4,91 Perbedaan warna - Warna gelap - Warna terang 48 (34,5) 6 (14,0) 91 (65,5) 37 (86,0) 0,017 1,23-2,93 Tutup kontainer - Kontainer tidak tertutup - Kontainer tertutup 49 (30,6) 5 (22,7) 111 (69,4) 17 (77,3) 0,609 0,34-1,87 Permukaan dinding kontainer - Licin - Kasar 23 (37,0) 31 (26,0) 39 (63,0) 89 (74,0) 0,187 0,28-1,35 Volume air dalam kontainer - < 50 liter - 50 liter 47 (32,2) 7 (19,4 ) 99 (67,8) 29 (80,6) 0,195 0,78-2,49 Tabel 3 memperlihatkan bahwa pada 48 buah (34,5%) kontainer dengan warna gelap ditemukan jentik dan pada 6 buah (14,0%) kontainer dengan warna terang ditemukan jentik. Hasil uji statistik menunjukkan adanya perbedaan proporsi yang bermakna (p value 0,017) antara warna kontainer yang berbeda (warna gelap dan warna terang) dengan keberadaan jentik. Sedangkan variabel jenis kontainer, letak kontainer, kondisi tutup kontainer, kondisi permukaan dinding kontainer dan volume kontainer, dihubungkan dengan keberada- an jentik ternyata didapat nilai p > 0,05, yang berarti tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara perbedaan jenis kontainer TPA dan non TPA), letak kontainer (di dalam gedung dan di luar gedung), kondisi tutup kontainer (kontainer tertutup dan kontainer terbuka), kondisi permukaan dinding kontainer (licin dan kasar), dan volume kontainer (kurang dari 50 liter dan lebih dari 50 liter) dengan keberadaan jentik. Pembahasan Indeks larva Dari 37 sekolah dasar yang diperiksa, 20 sekolah (54%) ditemukan positif jentik, yang berarti lebih dari 67

setengah sekolah dasar dalam wilayah Kecamatan Baturaja Timur terdapat kontainer dengan positif jentik. Dari 182 kontainer yang diperiksa, sebanyak 54 kontainer (31%) positif jentik. Apabila dikaitkan dengan gambaran kepadatan jentik atau DF (density figure), maka dapat dikatakan bahwa kepadatan jentik di sekolah dalam wilayah Kecamatan Baturaja Timur adalah tinggi. Dengan tingginya indeks larva di sekolah dasar dalam wilayah Kecamatan Baturaja Timur dan dari hasil wawancara, jam belajar mengajar melewati saat-saat dimana nyamuk Aedes aktif menggigit, ditambah pakaian yang dikenakan siswa tidak melindungi dari gigitan nyamuk, maka sekolah dasar merupakan salah satu tempat yang potensial bagi penularan penyakit DBD. 7 Untuk itu diperlukan berbagai upaya agar tidak terjadi penularan DBD diantara siswa sekolah dasar. Jenis Spesies. Dari 54 jentik nyamuk yang ditemukan, terbanyak ditemukan adalah jentik nyamuk Aedes yaitu 49 ekor (91%). Sedangkan jentik nyamuk lainnya adalah Culex yaitu sebanyak 5 ekor (9 %). Pada penelitian ini nyamuk Aedes aegypti lebih banyak ditemukan dibandingkan dengan nyamuk Aedes albopictus, hal ini dimungkinkan karena seluruh sekolah dasar dalam wilayah Kecamatan Baturaja Timur secara umum merupakan wilayah perkotaan, dan dalam wilayah perkotaan nyamuk Aedes aegypti lebih dominan dibanding nyamuk Aedes albopictus. 8 Pada penelitian ini seluruh kontainer yang ditemukan berupa genangan air buatan, sedangkan genangan air alami seperti pelepah pisang dan potongan bambu tidak ditemukan. Hasil penelitian ini juga sesuai penelitian lain yang menyatakan bahwa nyamuk Aedes albopictus lebih menyukai genangan air alami untuk tempat berkembangbiaknya. 9 Sedangkan ditemukannya jentik nyamuk Culex pada beberapa kontainer dikarenakan air dalam kontainer tersebut merupakan air sumur yang dialirkan dengan pompa ke tempat penampungan air/kontainer. Hubungan jenis kontainer dengan keberadaan Jentik diperoleh p value = 0,135 artinya, tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara perbedaan jenis kontainer dalam hal ini TPA dan Non TPA dengan keberadaan jentik. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian lain yang menyatakan bahwa tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dipengaruhi oleh jenis kontainer. 10 Dalam penelitian ini kontainer Non TPA yang berisi air hanya 34 buah (18,7%), diantaranya berupa vas bunga, tempat penampungan air pada dispenser dan tempat penampungan aliran air di belakang kulkas. Kontainer Non TPA yang perlu diwaspadai adalah tempat penampungan air pada dispenser. Dari beberapa dispenser yang diperiksa pada penelitian ini sebagian besar mengandung jentik nyamuk. Kontainer Non TPA lainnya seperti kaleng bekas, botol bekas, ban bekas pada penelitian ini tidak ditemukan. Hal ini dikarenakan setiap sekolah melakukan kerja bakti secara rutin tiap hari Jumat oleh seluruh siswa dan piket harian oleh beberapa siswa. Hubungan letak kontainer dengan keberadaan jentik. diperoleh p value = 0,237 artinya tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara perbedaan letak kontainer (di dalam 68 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia. Vol.1.2.2012: 65-71

Perbedaan Warna Kontainer.. (Budiyanto, A.) dan di luar gedung) dengan keberadaan jentik. Pada penelitian ini seluruh jentik nyamuk Aedes aegypti ditemukan di dalam gedung. Sedangkan nyamuk Aedes albopictus 25% ditemukan di dalam gedung dan 75% ditemukan di luar gedung. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian lain yang menyatakan bahwa nyamuk Aedes aegyti lebih banyak ditemukan di dalam gedung, dan nyamuk Aedes albopictus lebih senang beristirahat di luar gedung. 9,10,11,12. Hal ini sesuai dengan perilaku hidup nyamuk Aedes aegypti yang lebih suka beristirahat di tempat yang gelap, lembab dan tersembunyi di dalam rumah/bangunan, dan juga perilaku makan nyamuk Aedes aegypti sangat antropofilik. Sedangkan nyamuk Aedes albopictus pada dasarnya adalah spesies hutan yang beradaptasi dengan lingkungan manusia dan merupakan penghisap darah yang acak dan lebih zoofagik. 13,14 Hubungan warna kontainer dengan keberadaan jentik. diperoleh p value=0,02, artinya ada perbedaan proporsi yang bermakna antara perbedaan warna gelap dan warna terang dengan keberadaan jentik. Hal ini sesuai dengan penelitian lain yang menyatakan bahwa nyamuk Aedes lebih senang berkembang biak pada TPA yang berwarna gelap. 11 Warna gelap dapat memberikan rasa aman dan tenang bagi nyamuk Aedes pada saat bertelur, sehingga telur yang diletakkan dalam TPA lebih banyak. 3 Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian lain yang menyatakan bahwa warna terang dapat mengurangi kepadatan nyamuk Aedes aegypti. 9 Beberapa kontainer yang ditemukan berwarna terang seperti biru muda, namun karena jarang dibersihkan sehingga warnanya berubah menjadi agak gelap. Hubungan penutup kontainer dengan keberadaan Jentik diperoleh p value = 0,609 artinya tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara ada tidaknya penutup kontainer dengan keberadaan jentik. Dari 182 kontainer berisi air yang ditemukan hanya 22 buah (12%) dalam kondisi tertutup. Dalam penelitian ini ditemukan kontainer dalam kondisi tertutup namun masih ditemukan jentik. Hal ini dimungkinkan karena desain penelitian ini adalah cross-sectional sehingga penilaian dilakukan pada saat dilakukan survei. Mungkin saja ketika peneliti sedang melakukan survei, kontainer yang diperiksa dalam keadaan tertutup, namun beberapa waktu sebelumnya tidak tertutup. Apabila kontainer yang berisi air ditutup dengan rapat sehingga nyamuk tidak dapat masuk untuk bertelur maka populasi nyamuk akan sedikit. 15 Hubungan kondisi permukaan dinding kontainer dengan keberadaan jentik. Dalam penelitian ini tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara kondisi permukaan dinding kontainer (kasar dan licin) dengan keberadaan jentik. Namun hasil penelitian lainnya mengatakan bahwa yang mempengaruhi nyamuk Aedes aegypti betina dalam pemilihan tempat bertelur adalah bahan kontainer. 7 Permuka-an kontainer yang kasar akan memudahkan nyamuk betina hinggap ketika akan meletakkan telurnya. 9 Hubungan Volume air dalam kontainer dengan keberadaan jentik. diperoleh p value=0,609, artinya tidak 69

ada perbedaan proporsi yang bermakna antara kontainer yang volume airnya sedikit (kurang dari 50 liter) dan kontainer yang volume airnya banyak ( 50 liter) dengan keberadaan jentik. Dari 182 kontainer yang ditemukan, sebanyak 146 kontainer (80,2%) berisi air < 50 liter. Hasil peneli-tian lain menyatakan bahwa nyamuk Aedes aegypti dapat bertelur dan berkembang biak pada genangan air yang tertampung pada suatu tempat/bejana walaupun volume airnya sangat sedikit. 5 Kesimpulan Tidak ada hubungan antara jenis kontainer, letak kontainer, kondisi tutup kontainer, permukaan dinding kontainer dan volume kontainer dengan keberadaan jentik, namun ada hubungan antara perbedaan warna kontainer dengan keberadaan jentik. Warna kontainer yang lebih gelap lebih disukai oleh nyamuk sebagai tempat bertelur dan berkembang biak menjadi jentik. Agar tidak timbul kotoran/lumut yang menyebabkan tempat penampungan air terkesan menjadi gelap, perlu diupayakan pembersihan tempat penampungan air secara rutin. Saran Disarankan tempat penampungan air terbuat dari bahan yang terang dan diupayakan pembersihan air secara rutin agar tidak ditumbuhi lumut/kotoran yang dapat merubah warna dinding kontainer menjadi gelap; sehingga dapat mencegah keberadaan jentik Aedes aegypti. Ucapan Terima Kasih Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini, terutama kepada pihak Kepala Sekolah SD Kecamatan Baturaja Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Pimpinan Loka Litbang Baturaja dan rekan rekan yang turut serta menyumbangkan pemikiran dan tenaganya. Daftar Rujukan 1. Departemen Kesehatan RI. Panduan program peningkatan PSM dalam PSN Demam Berdarah Dengue di Kabupaten/ Kota. Jakarta, Ditjen PPM & PL;2003. 2. Laporan program Pemberantasan Penya-kit Bersumber Binatang Dinas Kesehatan Kab. OKU; 2008. 3. Sugianto S. Demam Berdarah Dengue, tinjauan dan temuan baru di era 2003. Surabaya Airlangga University Press;2004 4. Abednego H. Perkembangan 5 tahun Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Acta Medika Indonesia.1997, vol 29. 5. Departemen Kesehatan RI. Pedoman survey entomologi Demam Berdarah Dengue. Jakarta. Ditjen PPM & PL; 2003. 6. Departemen Kesehatan RI. Pemberantasan vektor dan cara-cara evaluasinya. Jakarta. Ditjen PPM&PLP; 1987. 7. Priyo. Keadaan iklim dan sumber air alam kaitannya dengan kepadatan jentik Ae aegypti dan insiden DBD di Jakarta Selatan (tesis). Universitas Indonesia; 1998. 8. Hasyimi. Kesenangan bertelur Aedes sp. Cermin Dunia Kedokteran. 1994, No. 92. 9. Soedarto. Entomologi Kedokteran. Jakarta. EGC; 1992 10. Wulandari T. Vektor Demam Berdarah dan Penanggulangannya. Mutiara Medika. 2001;vol 1 no 1. 11. Sungkar S. Pengaruh jenis TPA terhadap kepadatan dan perkembangan larva Ae aegypti. Majalah Kedokteran.1994;vol 44. 12. Departemen Kesehatan RI. Pencegahan dan penanggulangan Penyakit Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue. Ditjen PPM & PL; 2003. 13. Hasyimi, Soekirno. Pengamatan tempat perindukan Ae aegypti pada tempat pe- 70 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia. Vol.1.2.2012: 65-71

Perbedaan Warna Kontainer.. (Budiyanto, A.) nampungan air rumah tangga pada ma-syarakat pengguna air olahan. Jurnal Ekologi Kesehatan. 2004; vol 4 no 3. 14. Hasyimi. Ae aegypti sebagai vektor DBD berdasarkan pengamatan di alam. Media Litbangkes. 1993;vol 3 no 2. 15. Hendarwanto. Dengue. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 1987 71