BAB I PENDAHULUAN. 74 suku sedangkan Asia Tenggara memiliki 105 suku, 99 diantaranya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak sungai,

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perbandingan Peta Topografi

HUBUNGAN SALINITAS TERHADAP PERSEBARAN IKAN MEDAKA KEPALA TIMAH (Aplocheilus panchax) DI SUNGAI OPAK DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan. Ketersediaan pangan

BAB I PENDAHULUAN. daerah pegunungan, pantai, waduk, cagar alam, hutan maupun. dalam hayati maupun sosio kultural menjadikan daya tarik yang kuat bagi

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah merupakan salah satu masalah serius yang sering ditemui di lapangan.

dua benua dan dua samudera. Posisi unik tersebut menjadikan Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. baik bagi pesisir/daratan maupun lautan. Selain berfungsi secara ekologis,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai potensi besar dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan karena lingkungan air tawar memiliki beberapa kondisi, antara lain:

Biogeografi Daluga Untuk Prospek Ketahanan Pangan Nasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan erosi geologi atau geological erosion. Erosi jenis ini tidak berbahaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istimewa Yogyakarta. Alirannya melintasi Kabupaten Sleman dan Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural, agama maupun geografis yang

BAB I PENDAHULUAN. ini, ketidakseimbangan antara kondisi ketersediaan air di alam dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. sudah maju maupun di negara yang masih berkembang, di daerah dataran rendah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kelayakan

BAB I PENDAHULUAN. Karena berada di dekat pantai, mangrove sering juga disebut hutan pantai, hutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

19 Oktober Ema Umilia

BAB I PENDAHULUAN. alam yang bersifat timbal balik (Dwiputra, 2011). Timbal balik atau saling

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi sumber dan penunjang hidup bagi bangsa dan rakyat. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas 3.185,80 km 2 ini terdiri

BAB I PENDAHULUAN - 1 -

KEANEKARAGAMAN IKAN SUNGAI LAHEI BERDASARKAN ALAT TANGKAP IKAN OLEH MASYARAKAT DESA LAHEI KABUPATEN BARITO UTARA

Keanekaragaman, densitas dan distribusi bentos di perairan sungai Pepe Surakarta. Oleh. Arief Setyadi Raharjo M O BAB I PENDAHULUAN

Karakteristik Daerah Aliran Sungai Mamberamo Papua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

sebagai sumber pendapatan masyarakat. Indonesia mempunyai potensi sumber memberikan kontribusi yang besar bagi rakyatnya.

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian, dan saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

BAB I. Pendahuluan. yang semakin kritis. Perilaku manusia dan pembangunan yang tidak

2. KERABAT DUGONG. Gambar 2.1. Taksonomi dugong dan kerabatnya

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

BAB I PENDAHULUAN. seolah tidak pernah berhenti membangun. mengubah pula susunan alamiah yang mendominasi sebelumnya.

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN KOTA YOGYAKARTA DAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP YOGYAKARTA

Antropologi. Oleh: Holy Greata Singadimedja, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

TINJUAN PUSTAKA. Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. sepanjang km (Meika, 2010). Wilayah pantai dan pesisir memiliki arti

BAB III TINJAUAN KAWASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pesisir merupakan daratan pinggir laut yang berbatasan langsung dengan

I. PENDAHULUAN. Tabel Proyeksi Jumlah Penduduk dengan Kebutuhan Air

BAB I PENDAHULUAN. antara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Plankton merupakan organisme renik yang hidup melayang-layang di air dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhannya bertoleransi terhadap garam (Kusman a et al, 2003). Hutan

BAB 1 PENDAHULUAN. Peristiwa banjir lahar dingin biasanya mengancam daerah-daerah di. yang lalu Gunung Merapi di Jawa Tengah meletus,

PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL DINAS SUMBER DAYA AIR

TINJAUAN PUSTAKA. : Actinopterygii. : Cypriniformes. Spesies : Barbichthys laevis (Froese and Pauly, 2012)

TINJAUAN PUSTAKA. Defenisi lahan kritis atau tanah kritis, adalah : fungsi hidrologis, sosial ekonomi, produksi pertanian ataupun bagi

Kondisi Lingkungan (Faktor Fisika-Kimia) Sungai Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sumber : id.wikipedia.org Gambar 2.1 Gunung Merapi

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Karakteristik Hidrologi Di SUB DAS CIRASEA

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta dengan jarak 20,2 km dari ibukota provinsi daerah istimewa

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kerusakan hutan mangrove di Indonesia, kini semakin merata ke berbagai

KADAR SALINITAS DI BEBERAPA SUNGAI YANG BERMUARA DI TELUK CEMPI, KABUPATEN DOMPU-PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan suatu perairan dalam menerima suatu beban bahan tertentu

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. ekosistem asli (alami) maupun perpaduan hasil buatan manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai kepentingan dan memenuhi kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih

BAB I PENDAHULUAN. daratan. Salah satu kenampakan alam yang meliputi wilayah perairan ialah sungai.

I. PENDAHULUAN. Permukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan

I. KARAKTERISTIK WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan secara geografis Indonesia terletak di antara benua Asia dan Benua

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah pulau yang sangat banyak. Secara astronomis, Indonesia terletak

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya adalah sebanyak jiwa (Kotabaru Dalam Angka 2014).

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di dunia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati tersebut harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan

PENERAPAN IPTEKS ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DELI. Nurmala Berutu W.Lumbantoruan Anik Juli Dwi Astuti Rohani

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kimia airtanah dipengaruhi oleh faktor geologi dan faktor antropogen.

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 137 TAHUN 2016 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis letak Indonesia berada di daerah tropis atau berada di sekitar

KONDISI GEOGRAFIS CHINA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara di wilayah Asia Tenggara yang memiliki keanekaragaman hayati yang begitu besar jumlah dan macamnya. Demikian halnya dengan keanekaragaman ikan yang hidup di Indonesia sangat beraneka ragam. Ada perbedaan yang mencolok antara ikan-ikan air tawar di Asia Tenggara dan yang berasal dari kawasan tropika lainnya terletak pada jumlah suku yang dimiliki. Amerika Selatan hanya memiliki 60 suku, Afrika memiliki 74 suku sedangkan Asia Tenggara memiliki 105 suku, 99 diantaranya dilaporkan berasal dari Indonesia bagian Barat (Kottelat, et. al., 1993: xxii). Ikan Medaka merupakan kelompok ikan dari kelas Actinopterygii, ikan Medaka Kepala Timah (Aplocheilus panchax) masuk dalam kelas tersebut. Ikan ini merupakan ikan air tawar yang dapat ditemukan di sebagian kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Ikan ini memiliki ciri khusus pada bagian kepala atasnya memiliki titik berwarna abu-abu keperakan yang menyebabkan ikan ini sering disebut sebagai ikan kepala timah. Ikan Medaka Kepala Timah (Aplocheilus panchax) ini merupakan ikan bertulang sejati, merupakan ikan bentopelagis yaitu ikan yang hidup di permukaan air. Ikan yang merupakan golongan karnivora ini sering ditemukan hidup dalam kelompok-kelompok kecil. 1

2 Penelitian ini dilakukan karena belum banyak informasi yang dimiliki tentang ikan Medaka Kepala Timah (Aplocheilus panchax) dan keberadaannya di sungai Opak. Sungai Opak dipilih sebagai tempat penelitian karena sungai ini terbentang dari hulu di dataran tinggi sampai muara di daerah pantai. Berdasarkan observasi, ikan Medaka Kepala Timah (Aplocheilus panchax)ditemukan di sungai Opak, yang merupakan sungai yang berhulu di lereng Gunung Merapi dan bermuara di pantai selatan Yogyakarta. Sungai besar ini merupakan salah satu sungai yang alirannya melintasi Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Beberapa anak sungainya antara lain sungai Gajahwong, dan sungai Oyo. Hasil observasi tersebut tampaknya ikan Medaka Kepala Timah (Aplocheilus panchax) dapat hidup pada kondisi air dengan salinitas yang tinggi. Salinitas adalah kadar garam yang terkandung dalam air. Salinitas yang terkandung didalam air sungai dikategorikan sebagai air tawar. Kandungai garam pada air tawar sungai kurang dari 0,05% atau 0,5, jika melebihi 0,05% sampai 3% (0,5-30 ) dikategorikan air payau, jika tingkat salinitasnya lebih dari 3% (30 ) termasuk dalam perairan saline (Johnson, 2005: 16-17) Sehubungan dengan hal tersebut maka dilakukan penelitian tentang Hubungan Salinitas terhadap Persebaran Ikan Medaka Kepala Timah (Aplocheilus panchax) di Sungai Opak Daerah Istimewa Yogyakarta.

3 B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas maka dapat teridentifikasi permasalahan ikan Medaka Kepala Timah di sungai Opak diantaranya adalah : 1. Persebaran ikan Medaka Kepala Timah (Aplocheilus panchax) di Sungai Opak. 2. Faktor fisik-kimiawi yang berpengaruh terhadap persebaran ikan Medaka Kepala Timah (Aplocheilus panchax). C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut maka penelitian ini dibatasi untuk mengetahui hubungan salinitas dengan persebaran ikan Medaka Kepala Timah (Aplocheilus panchax) dan panjang tubuh ikan Medaka Kepala Timah (Aplocheilus panchax). D. Rumusan Masalah Dimana saja persebaran ikan Medaka Kepala Timah (Aplocheilus panchax) di Sungai Opak? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran ikan Medaka Kepala Timah (Aplocheilus panchax) di sepanjang sungai Opak.

4 F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat dari penelitian bagi mahasiswa adalah : a. Memperoleh pengetahuan mengenai jenis ikan Medaka Kepala Timah (Aplocheilus panchax) di sungai Opak. b. Memperoleh pengetahuan mengenai karakteristik lingkungan sungai Opak. c. Sebagai sumber informasi tentang keberadaan jenis ikan Medaka Kepala Timah (Aplocheilus panchax) di sungai Opak. d. Memperoleh pengetahuan tentang persebaran ikan Medaka Kepala Timah (Aplocheilus panchax) disungai Opak. 2. Manfaat penelitian bagi pemerintah/instansi adalah : Memberikan informasi penting tentang keberadaan ikan Medaka Kepala Timah (Aplocheilus panchax) di sungai Opak serta bagaimana kondisi fisik-kimiawi sungai Opak G. Batasan operasional Batasan operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Ikan yang diteliti dalam penelitian ini adalah ikan Medaka Kepala Timah (Aplocheilus panchax) yang hidup pada sungai Opak. 2. Sungai yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah sungai Opak yang mengalir di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, yang melewati Kabupaten Sleman dan Bantul.

5 3. Pengambilan sampel di sungai Opak meliputi daerah hulu dan hilir, pada bagian tepi sungai. Stasiun pengamatan ditentukan berdasarkan perbedaan tingkat salinitas yang berbeda.