1. Pengertian. 2. Peraturan Pembiayaan Konsumen. 3. Manfaat Pembiayaan Konsumen. PEMBIAYAAN KONSUMEN (Consumer Finance) 30-Oct-16

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN. menerus atau teratur (regelmatig) terang-terangan (openlijk), dan dengan tujuan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yang menganut Negara welfare state yaitu negara yang

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

seperti yang dimaksud dalam ketentuan Undang-Undang tentang definisi dari kredit ini sendiri

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 486/KMK.017/1996 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan rangkaian pembahasan sebelumnya mengenai perlindungan

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

II. Tinjauan Pustaka. Kata Bank dalam kehidupan sehari-hari bukanlah merupakan hal yang asing lagi. Beberapa

MAKALAH PEMBIAYAAN KONSUMEN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN /PMK.010/ TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN, PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN WANPRESTASI. 2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Lembaga Pembiayaan

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa, perseroan

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

BAB III SK PNS SEBAGAI JAMINAN DALAM PEMBIAYAAN DI BANK SYARIAH. Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 84/PMK. 012/2006 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN,

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pembiayaan (financing institution) merupakan badan usaha yang

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERBUATAN-PERBUATAN PENDIRI SEBELUM PERSEROAN MEMPEROLEH PENGESAHAN BADAN HUKUM Oleh: Adem Panggabean BAB I PENDAHULUAN

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Dana Berputar (PDB) pada Bank Syariah. Dalam menyalurkan dana pembiayaan, Bank Syariah Mandiri memiliki

No. URAIAN Dasar Hukum a. Bukti Pemenuhan persyaratan modal di setor (dalam Anggaran Dasar)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan di bidang teknologi telah memacu perusahaan untuk

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ekonomi tinggi, menengah dan rendah. hukum. Kehadiran berbagai lembaga pembiayaan membawa andil yang besar

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem aturan. Hukum bukanlah, seperti terkadang dikatakan, sebuah

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA KRISNA FINANCE SURAKARTA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 /POJK.05/2016 TENTANG USAHA PERGADAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERAN DAN FUNGSI COVERNOTE NOTARIS PADA PERALIHAN KREDIT (TAKE OVER) PADA BANK

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, WANPRESTASI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

- 2 - Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Nega

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kebutuhan masyarakat akan pembiayaan sekarang ini semakin tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan yang. menghasilkan berbagai macam produk kebutuhan hidup sehari-hari,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan, perkembangan, dan kemajuan internasional yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. macam, yaitu kebutuhan primer, sekunder dan tersier. 1 Meningkatnya kebutuhan

BAB II LANDASAN TEORI. Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. perumahan mengakibatkan persaingan, sehingga membangun rumah. memerlukan banyak dana. Padahal tidak semua orang mempunyai dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. adanya modal dalam mengembangkan unit usaha yang sedang dijalankan,

BAB II PENGELOLAAN BISNIS ASURANSI

PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (Studi Tentang Hubungan Hukum Dalam Perjanjian Di PT. Adira Dinamika. Multi Finance Tbk.

S I L A B U S A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : KONTRAK PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN STATUS MATA KULIAH : KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51 /SEOJK.05/2017 TENTANG PENDAFTARAN, PERIZINAN USAHA, DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PERGADAIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sosialisasi yang dilakukan

Kegiatan yang dilakukan Bank Umum

Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Pembiayaan Syariah OTORITAS JASA KEUANGAN

22/10/2016. Syarat-syarat dalam factoring. Hubungan hukum para pihak dalam factoring PENGERTIAN FACTORING HUKUM PERBANKAN DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN

- 1 - GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kebutuhan untuk mencapai kesejahteraan hidup. Kebutuhan itu

DENY TATAK SETIAJI C

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensial, yaitu bank. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang ekonomi terlihat dalam Undang-Undang Dasar

No.11/ 9 /DPbS Jakarta, 7 April 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

disatu pihak dan Penerima utang (Debitur) di lain pihak. Setelah perjanjian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

Administrasi Pajak Bisnis Lembaga Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Abbas Salim, Asuransi Dan Manajemen, Raja Grafindo, Jakarta, 2003, Hal. 01

II. TINJAUAN PUSTAKA. lebih mengikatkan dirinya pada satu orang lain atau lebih. Mengenai batasan

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

BAB III Hasil Penelitian dan Analisis

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Infrastruktur. Perusahaan. Pembiayaan.

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan ini, maka banyak lembaga pembiayaan (finance) dan bank (bank

PENERAPAN ALASAN PEMAAF DAN PEMBENAR TIDAK DAPAT DILAKSANAKANNYA SUATU PRESTASI OLEH DEBITOR DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DENGAN JAMINAN FIDUSIA (Studi kasus di PT. Mandiri Tunas Finance)

PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. kebahasaan tersebut memiliki kemiripan atau kesamaan unsur-unsur, yaitu : 2

BAB II LANDASAN TEORI. lembaga keuangan yang kegiatannya adalah dalam bidang jual beli uang.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1992 TENTANG BANK UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Syarat Pendirian Bank dengan Besarnya Modal Dasar dan Modal Disetor

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 2/PLPS/2005 TENTANG LIKUIDASI BANK DEWAN KOMISIONER LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN,

STUDI KOMPARATIF ANTARA PERJANJIAN LEASING (SEWA GUNA USAHA) DENGAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (CONSUMER FINANCE) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam perkembangan dunia perbankan hingga beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN JAMINAN FIDUSIA

Jenis-jenis Badan Usaha

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 /POJK.05/2016 TENTANG USAHA PERGADAIAN

BAB III FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA TAKE OVER PEMBIAYAAN DI PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MEDAN

PENGIKATAN PERJANJIAN DAN AGUNAN KREDIT

2017, No tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 T

Transkripsi:

PEMBIAYAAN KONSUMEN (Consumer Finance) Oleh : Nanda Praditya : 156010200111032/ 11 Dzulhida Saridewi : 156010200111034/ 12 Ilil Mufarrikha : 156010200111077/ 31 1. Pengertian Secara substansial pengertian pembiayaan konsumen pada dasarnya tidak berbeda dengan kredit konsumen, menurut A. Abdurrahman : kredit yang diberikan kepada konsumen guna pembelian barang konsumsi dan jasa seperti yang dibedakan dari pinjaman yang digunakan untuk tujuan produktif atau dagang. Kredit yang demikian itu dapat mengandung resiko yang lebih besar dari kredit dagang biasa, maka dari itu, biasanya kredit ini diberikan dengan tingkat bunga yang lebih tinggi. Menurut pasal 1 angka 7 Peraturan Presiden Nomor 9 tahun 2009 tentang lembaga pembiayaan, pembiayaan konsumen adalah Pembiayaan (Consumer Finance) adalah kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran 2. Peraturan Pembiayaan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 Pembiayaan sebagai salah satu bentuk bisnis pembiayaan bersumber dari berbagai ketentuan hukum, diantaranya : Asas kebebasan Berkontrak Ketentuan buku ke III KUHPerdata ttg pinjam pakai habis dan jual beli bersyarat Aturan lain diluar KUH Perdata : UU PT, UU Koperasi 3. Manfaat Pembiayaan Bagi Supplier : akan mengalami peningkatan penjualan dan meminimalisir gagal bayar. Bagi konsumen : adanya kesempatan untuk membeli atau memiliki barang meskipun dana yang tersedia saat ini belum cukup untuk menutup harga barang dan jasa Bagi Perusahaan Pembiayaan : menerima dari bunga dan biaya administrasi yang dibayarkan oleh konsumen

4. Syarat-Syarat Pembiayaan a) Syarat Formil : Identitas dokumen ( KTP, Paspor, SIM, NPWP, anggaran dasar, surat izin usaha, dan lain-lain) Bukti penghasilan atau keadaan keuangan konsumen (slip gaji, neraca dan laba rugi, dan lain-lain) Laporan survei oleh petugas pembiayaan konsumen pada tempat tinggal atau usaha dari konsumen Dokumen pendukung seperti persetujuan istri/suami, rekomendasi pihak yang dapat dipercayai dan lainlain b) Syarat Materiil : Perjanjian jual beli antara konsumen dengan pemasok Perjanjian pembiayaan antara konsumen dengan perusahaan pembiayaan konsumen Perjanjian pengikatan berbagai macam bentuk jaminan ( cessie piutang, fidusia, akta pembebanan hak tanggungan, dan lain-lain) 5. Jaminan dalam Pembiayaan 6. Hubungan Hukum Para Pihak Dalam Pembiayaan 1. Perusahaan konsumen (kreditur) 1. Jaminan Utama = Kepercayaan 2. Jaminan Pokok = fidusia 3. Jaminan Tambahan = pengakuan hutang, kuasa menjual barang,cessie dari asuransi, persetujuan suami/istri, persetujuan komisaris/rups Perjanjian Pembiayaan 3. (Debitur) PerjanjianKerja samadanharga barang 2. Supplier Perjanjian Jual- Beli dan Penyerahan Barang

7. Mekanisme Transaksi Pembiayaan Menurut Budi Rachmat, Sebagai berikut : 1.Tahap Permohonan 2.Tahap Pengecekan dan pemeriksaan Lapangan 3.Tahap Pembuatan Customer Profile 4.Tahap Pengajuan Proposal kepada Kredit Komite 5.Tahap Pengikatan 6.Tahap Pemesanan Barang Kebutuhan 7.Tahap Pembayaran Kepada Supplier 8.Tahap Penagihan/Monitoring Pembayaran 9.Tahap Pengambilan Surat Jaminan 8. Jenis-Jenis Pembiayaan Ada 3 jenis : 1. Perusahaan pembiayaan konsumen yang merupakan anak perusahaan dari pemasok. 2. Perusahaan pembiayaan konsumen yang merupakan satu group usaha dengan pemasok. 3. Perusahahaan pembiayaan konsumen yang tidak mempunyai kaitan kepemilikan dengan pemasok. 9. Potensi Resiko Dalam Pembiayaan Besar pembiayaan yang diberukan oleh Perusahaan pembiayaan konsumen kepada masing-masing konsumen relatif kecil, sehingga resiko yang ditanggung perusahaan pembiayaan konsumen relatif lebih kecil karena pembiayaannya tersebar pada banyak konsumen, namun pembiayaan konsumen ini tetap mengandung resiko karena: Perusahaan pembiayaan konsumen cenderung melakukan analisis terhadap kelayakan konsumen atau calon debitor dengan cara yang lebih sederhana Analisis dilakukan dalam waktu yang sangat singkat Sepanjang kemampuan dan kemauan calon debitor cukup bisa diandalkan, perusahaan pembiayaan konsumen biasanya tidak mensyaratkan penyerahan agunan tambahan.

10. Pokok-Pokok Yang Perlu Diatur Dalam kontrak Pembiayaan 1) Mengenai ketentuan pokok pembiayaan 2) Tentang pencairan pembiayaan 3) Tentang angsuran, bunga dan teknis pembayaran 4) Tentang pelunasan di awal 5) Tentang agunan 6) Tentang asuransi 7) Tentang cidera janji dan akibat hukumnya 8) Tentang kewajiban debitur 9) Tentang peralihan hak 10) Tentang berakhirnya perjanjian 11) Tentang ketentuan lain-lain 11. Peranan Notaris Dalam Kontrak Pembiayaan Notaris membuat akta perjanjian kerja sama antara perusahaan pembiayaan konsumen dengan Debitor atau akad perjanjian pembiayaan di buat di hadapan Notaris, baik dengan legalisasi maupun waarmeking. membuat akta pendukung lain seperti pengakuan hutang, akta fidusia dan kuasa menjual. Notaris memberikan penyuluhan hukum atas pembuatan perjanjian pembiayaan tersebut. Daftar Pustaka Sunaryo, Hukum Lembaga Pembiayaan, Sinar Grafika, 2008, Jakarta Munir Fuady, Hukum Tentang Pembiayaan dalam teori dan Praktek, Citra Aditya Bakti, 2002, Bandung Abdul Kadir Muhammad dan Rilda Murniati, Segi Hukum Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, Citra Aditya Bakti, 2004, Bandung Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Kedua, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001 CST. Kansil, Pokok-pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, Jakarta: Aksara Baru, 1979 PERTANYAAN DISKUSI : 1. Bagaimana tentang penyandang dana dari lembaga pembiayaan konsumen? (siti khoiriyah-10) Jawaban : melihat ketentuan PP Nomor 9 Tahun 2009, pada pasal 6 dijelaskan bahwa bentuk lembaga pembiayaan konsumen adalah berupa PT atau Koperasi, sehingga dapat kita simpulkan penyandang dana dalam pembiayaan konsumen merupakan modal PT untuk melakukan usaha (inbreng). 2. Bagaimanakah apabila terjadi kerusakan pada barang yang terjadi oleh pihak ketiga? (risa rachmawati-34) Jawaban : berdasarkan isi klausula dalam kontrak pembiayaan konsumen, dapat kita ketahui bahwa atas kerusakan barang yang di asuransikan yaitu dalam konteks kredit pembiayaan konsumen antara konsumen dan perusahaan pembiayaan konsumen, yaitu terkait kerusakan barang, hilang. Dalam hal terjadi kerusakan barang oleh pihak ketiga, konsumen selaku pemilik sepenuhnya bertanggung jawab atas barang tersebut, namun dimungkinkan pula konsumen melakukan

asuransi terhadap barang tersebut, sehingga bila terjadi kerusakan asuransi yang bertanggung jawab atas kerusakan tersebut. 3. Apakah yang terjadi apabila setelah ditandatanganinya kontrak jual beli dan kontrak pembiayaan, kemudian perusahaan pembiayaan konsumen wanprestasi? (Karina Sophia-08) Jawaban : dalam hal ini maka secara suplier dan konsumen dapat menuntut pemenuntut perusahan pembiayaan konsumen terkait wanprestasi yang dilakukannya, dalam hal ini suplier menuntut pemenuhan seharga barang yang dibeli konsumen. 4. Apakah perbedaan dari pembiayaan konsumen dan credit consumer? (I komang yogi-32) Jawaban : perbedaannya adalah kredit yang dilakukan pembiayaan konsumen tergolong sale credit yaitu pemberian kredit atas suatu barang dan konsumen/debitur menerima barangnya, sedangkan credit consumer tergolong loan credit yang mana kredit diberikan berupa pinaman uang untuk kebutuhan konsumen. Perbedaan lainnya adalah pembiayaan konsumen dilakukan oleh perusahaan pembiayaan, sedangkan credit consumer diberikan oleh bank. 5. Bagaimanakah persyaratan dan tata cara pendirian perusahaan pembiayaan konsumen dan apakah mungkin didirikan oleh pihak asing? (sulung-16) Jawaban : persyaratan dan tata cara pendirian perusahaan pembiayaan dapat didirikan dalam bentuk badan hukum perseroan terbatas atau koperasi, oleh karena itu tatacaranya mengacu pada peraturan menteri keuangan nomor 84/PMK.012/2006, adapun persyaratannya : -WNI atau Badan Hukum Indonesia -Badan Usaha Asing dan WNI atau Badan Hukum Indonesia Sedangkan untuk tatacara : -Membuat akta pendirian dan anggaran dasar yang telah disahkan instansi berwenang -data direksi dan dewan komisaris atau pengurus dan pengawas -data pemegang saham atau anggota -sistem dan prosedur kerja, struktur organisasi dan personalia -melampirkan fotocopy bukti pelunasan modal disetor -rencana kerja 2 tahun pertama -bukti kesiapan operasional -perjanjian usaha patungan antara pihak asing dan perusahaan indonesia - pedoman pelaksanaan penerapan prinsip mengenal nasabah 6. Dilapangan banyak yang menawakan pembiayaan konsumen yang hanya mensyaratkan KTP saja bagaimana perlindungan hukum bagi perusahaan pembiayaan konsumen? (Ranu Wijaya-03) Jawaban : perlindungan bagi perusahaan pembiayaan konsumen ada pada kontrak yang dibuat antara konsumen dengan perusahaan pembiayaan dimana dimasukkan dalam pasal tentang cidera janji atau wanprestasi, namun jika barangnya hilang atau rusak, barang tersebut telah tercover dengan asuransi, jika konsumen yang menghilang maka hal tersebut termasuk perbuatan pidana penggelapan. 7. Dalam pasal 1266 KUHPerdata tentang syarat batal, bagaimana syarat batal berlaku dalam pembiayaan konsumen? (Priesty-17) Jawaban : syarat batal tidak berlaku dalam pembiayaan konsumen, terkait dengan salah satu pihak dalam pembiayaan konsumen yang tidak tepat janji (wanprestasi), dalam hal tersebut dikarenakan antarpihak dalam pembiayaan konsumen memiliki hubungan tersendiri, yang tidak dapat dihubungkan dengan hubungan antar pihak lain walaupun dalam satu lingkar peristiwa hukum, misal antara konsumen dan perusahaan pembiayan konsumen, bila konsumen cidera janji maka tidak lantas mengakibatkan putusnya hubungan antara konsumen dan suplier tentang jual beli dan penyerahan barang.